Instrumen
Pengelolaan Arsip Dinamis
a. perencanaan;
b. keuangan;
c. kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
d. penelitian dan pengembangan; dan
e. fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
KLASIFIKASI ARSIP PEMDA
a. Klasifikasi arsip dengan menggunakan kode numerik (decimal filing
system: 000-900) pada level fungsi/primer (urusan). Sedangkan
pada Subprimer atau sub fungsi menggunakan angka mulai dari 1
(Sequential numeric filing) , setelah kode fungsi misal : 000.1
(000= UMUM, 1= KETATAUSAHAAN DAN KERUMAHTANGGAAN)
b. Penyusunan klasifikasi level sekunder/kegiatan dan
tertier/transaksi menggunakan pendekatan kearsipan (Perka ANRI
No. 19 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip)
dimulai angka 1 ( Patricia menyebut: straight numeric, William
Saffady menyebut : Sequential Numeric Filing), Judith Read
Records Management, Ohio 2007 menyebut : the consecutive
numbering method
c. Klasifikasi arsip digunakan sebagai dasar penomoran surat,
pemberkasan arsip, penyusunan Jadwal Retensi Arsip, dan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis. Utk mewujudkan :
Authenticity, integrity, reliability, useability
d. Penyelarasan instrumen kearsipan menjadi ukuran optimalisasi
aplikasi SRIKANDI
KESEPAKATAN KODE KLASIFIKASI ARSIP PEMERINTAH
DAERAH 13 JULI 2022
50 600 PEKERJAAN UMUM DAN KETENAGAAN 2 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PEMUKIMAN
PERHATIKAN: KODE,
JENJANG KLASIFIKASI:
FUNGSI, AKTIFITAS, TRANSAKSI (PRIMER-SEKUNDER-
TERSIER)
FUNGSI/PRIMER
Sub fungsi/sub primer
Aktifitas/SKUNDER
Transaksi/TERSIER
Praktek No 1…
4. Pengkodean (coding)
Penentuan kode dengan menggunakan kode klasifikasi arsip dilakukan
cara sebagai berikut:
a. Menentukan kode dari indeks berkas atau masalah
pokok yang ditentukan dengan kode klasifikasi arsip;
b. Memeriksa kembali ketepatan kode klasifikasi arsip
yang dipilih sesuai dengan kode klasifikasi arsip.
Cara Penulisan Kode Klasifikasi
a. Fungsi/sub fungsi atau primer /sub primer ditulis pada bagian depan
dengan 3 (tiga) atau 4(empat) digit angka yang diambil dari
nama fungsi/sub fungsi atau nama primer/ sub primer;
b. Kegiatan/sekunder ditulis dengan kode angka 1(satu) atau 2 (dua) digit
angka diletakkan setelah kode Fungsi/sub fungsi atau primer/ sub primer;
c. Transaksi/tersier apabila diperlukan ditulis dengan 1 (satu) atau 2(dua)
digit kode angka dan diletakkan di belakang kode angka
kegiatan/sekunder;
23
5.Pengelompokan (Sorting)
Mengatur arsip dengan cara
mengelompokkan arsip sesuai dengan
kelompok kegiatan/transaksi sesuai
klasifikasi arsip.
6.Pelabelan (Labeling)
Memberikan label dengan menuliskan kode
klasifikasi dan indeks sebagai judul berkas
pada laci, guide, folder maupun ordner.
Pembuatan Daftar Berkas dan Isi Berkas
24
Penyimpanan/Penempatan
Dokumen(Filing)
Menyimpan arsip yang telah diberi
nomor file ke dalam folder/ordner
dan meletakkannya pada filing
cabinet sesuai dengan urutan
berkas.
25
GUIDE 1
GUIDE 2
000.3 GUIDE 3
000.2
PERJADIN KD
000.1.2.1 FOLDER
O00.1.2
000.1
000
UMUM
GUIDE 2
000.2
Rapat Pimpinan
000.1.5 000.1.5
000.1.4 FOLDER
000.1
000
UMUM
GUIDE 2
000.4
Pengadaan langsung
000.3.2 Th 2020
000.3.1 FOLDER
000.3
000
UMUM
Klasifikasi Pemda:
000.3 PENGADAAN
PRAKTEK NO 4…..
000.5.2.11 FOLDER
O00.5.2
000.5
000
UMUM
KLASIFIKASI PEMDA:
000.5 KEARSIPAN
PRAKTEK NO 5….
400.6
400 KESEJAHTERAAN
RAKYAT
KLASIFIKASI PEMDA:
400.6 KEBUDAYAAN
PRAKTEK NO 6
500.1.6
Swasembada
FOLDER
500.1.6 Pangan
500.1
500
PEREKONOMIAN
Nomor Uraian
Nomor Kode
Item Informasi Tgl Jumlah Ket
Berkas klasifikasi
Arsip Arsip