Disusun Oleh
Kelompok 3
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “kecemasan dalam berbicra”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah keterampilan berbicara selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kecemasaan dalam berbicara bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu widya gusvita , selaku Kuliah
keterampilan berbicara . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….. i
kata pengantar………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
BAB I………………………………………………………………………………... 1
Pendahuluan………………………………………………………………..………... 1
1.1 Latar belakang…………………………………………………………..……….. 1
1.2 Rumus masalah ………………………………………………………..………… 1
1.3 Maksud dan tujuan………………………………………………………….…… 1
BAB II…………………………………………………………………………….…. 2
2.1 pengertian kecemasan berbicara ………..……………………………………... 2
2.2 jenis jenis ganguan kecemasan …………………………………………….....3
2.3 Ciri - ciri ganguan kecemasan………..…..………………………………….4
2.4 Sebab Sebab Kecemasan Berbicara……………………………………….5
2.5 Macam-macam gangguan kecemasan . ………..……………….…………….6
2.6 aspek aspek kecemasan berbicara ……………………. ……………………7
2.7 Faktor faktor kecemasan berbicara …………………….………………... 8
2.8 Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan……………………………….. 9
BAB III……………………………………………………………………………..… 10
3.1 Kesimpulan………………..…………………………………………………….... 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap orang bisa berbicara, tetapi tidak setiap orang dapat berbicara baik dan
komunikatif di depan umum. Berbicara adalah cara seseorang berkomunikasi
dengan orang lain untuk menyampaikan sesuatu yang diinginkan. Komunikasi
adalah cara manusia berinteraksi dengan manusia lain. Berkomunikasi dengan
orang lain merupakan situasi yang hampir terjadi di seluruh proses kehidupan.
Komunikasi menentukan kualitas kehidupan manusia, dan memiliki kemampuan
berkomunikasi yang efektif sangatlah diperlukan, untuk menyam– paikan ide,
gagasan dan pengetahuan kepada masyarakat. Kenyataan yang terjadi selama ini
berbeda, kemampuan berkomunikasi kurang dimiliki oleh banyak mahasiswa,
mereka masih takut bila mendapatkan kesempatan berkomunikasi tampil di depan
umum. Salah satu skill yang harus dikuasai mahasiswa adalah kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain. Rakhmat (2008) mengungkapkan bahwa tidak
ada individu yang mampu hidup normal tanpa adanya proses komunikasi atau
berbicara dengan orang lain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keemasan berbicara
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu
tertentu dalam kehidupannya. Menurut Ramaiah (2003) kecemasan merupakan
reaksi normal terhadap situasi yang sangat me– nekan kehidupan seseorang dan
hal tersebut tidak berlangsung lama. Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai
keadaan tidak nyaman atau ketegangan yang sebabnya tidak diketahui. Alwisol
(2009) mengemu– kakan bahwa kecemasan akan berubah menjadi ancaman dan
mencip– takan ketegangan dan rasa tidak menyenangkan. Dan menurut Ima– wati
(2011) bahwa kecemasan adalah kondisi perasaan tertekan dan cemas pada saat
berbicara di muka umum atau di depan banyak orang.
2
2.2 jenis jenis ganguan kecemasan
3. Agorafobia (Agoraphobia)
Rasa takut dan kecemasan berlebih pada situasi yang membuat Anda
sulit melarikan diri atau tidak bisa meminta pertolongan disebut
agorafobia. Agoraphobia sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan
yang timbul saat berada di tempat yang ramai dan terbuka, seperti lift,
mal, bioskop, dan transportasi umum. Kondisi ini membuat pengidapnya
merasa tidak aman sehingga butuh kerabat atau teman untuk
mendampingi. Pada kasus parah, ia mungkin tidak mau meninggalkan
rumah.
4. Fobia spesifik (fobia)
Salah satu gejala gangguan kecemasan yang paling khas ditandai dengan
timbulnya rasa cemas berlebih. Dimana kecemasan yang dirasakan ini
berlangsung setiap hari, setidaknya selama 6 bulan hingga membuat penderitanya
sangat sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas hariannya.
2. Agitasi
Misalnya seperti berjalan bolak-balik dalam satu ruangan tanpa alasan, mengetuk
jari-jari kaki, memeras-meras tangan hingga yang dapat membahayakan seperti
menggigit dan merobek kulit bibir.
Kerap bangun di tengah malam dan kesulitan tidur menjadi dua hal yang sering
dilaporkan sebagai gejala gangguan kecemasan pada banyak penderitanya.
Kondisi ini berlangsung secara kronis dan hanya akan membaik bila saja
penderitanya melakukan pengobatan.
Penyebab kecemasan berlebih hingga kini memang belum diketahui dengan pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab cemas berlebihan.
Faktor keturunan
Rasa kecemasan berlebih dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Psikolog dari
University of Cleveland menyebutkan bahwa 30-40% gangguan kecemasan sosial
terkait dengan faktor genetik.
Penelitian menunjukkan bahwa gejala kecemasan berlebih bisa dimulai sejak usia
8 tahun. Jika ditarik garis ke belakang, biasanya terkait dengan pelecehan,
kekerasan, atau perundungan (bullying) yang dialami seseorang.
Stres
Stres dan faktor lingkungan yang tidak mendukung juga bisa memicu perasaan
kecemasan berlebih. Contohnya, ketika seorang anak kerap mengalami tekanan
saat sekolah atau bahkan di lingkungan keluarga. Selain itu, mengalami beban
berat yang berkepanjangan, misalnya akibat tekanan batin, masalah keluarga, atau
kesulitan keuangan, juga dapat menjadi penyebab kecemasan berlebih.
5
2.5 Macam-macam gangguan kecemasan
singkat atau teror yang berkelanjutan merupakan salah satu ciri dari panic
disorder. Pengidapnya akan mengalami rasa gemetar, kebingungan, pusing, mual,
bahkan kesulitan bernapas. Panic disorder atau sering merasa panik ini dapat
dengan cepat meningkat setelah 10 menit terjadi, bahkan dapat berlangsung
selama berjam-jam. Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya muncul saat
terjadi gangguan panik: Berkeringat Palpitasi (berdebar-debar) Merasa seperti
tersedak atau sesak di dada Gemetar Nyeri dada Merasa seperti mengalami
serangan jantung Ketakutan Merasa seperti tidak berdaya.
3. fobia.
Fobia adalah salah satu gangguan kecemasan yang umum kita dengar. Ini
merupakan rasa ketakutan yang tidak rasional dan respons untuk menghindari
suatu objek atau keadaan. Fobia tentunya berbeda dari bentuk gangguan lainnya,
karena berhubungan dengan penyebab yang lebih spesifik. Ketakutan pengidap
fobia biasanya dianggap tidak penting bagi orang lain. Misalnya, ketakutan pada
seekor kucing atau sebuah balon. Ketika melihat atau berada di dekat objek
tersebut, Anda bisa mengalami serangan panik atau rasa takut yang hebat.
Gangguan kecemasan sosial atau disebut juga fobia sosial merupakan salah satu
gangguan pada seseorang yang merasa takut dianggap negatif oleh lingkungan
sekitarnya. Gejala gangguan kecemasan ini bisa berupa demam panggung,
ketakutan akan keakraban dengan orang lain, atau takut mendapatkan hinaan.
Berikut adalah gejala gangguan kecemasan sosial yang perlu kita ketahui Takut
atau enggan untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang tidak
dikenal Merasa malu dan takut untuk bepergian ke luar rumah atau berada di
tempat umum.
6
2.6 aspek aspek kecemasan berbicara
Menurut david sue, ddk (2019 : 117 ) membagi kecemasan membagi kecemasan
dalam bentuk reaksi kecemasan, yang dibagi menjadi empat aspek yang merujuk
pada gejala gejala yang mungkin dihadapi oleh pelajar saat mereka cemasan
menghadapi ujian , yaitu :
a) Reaksi konektif , bentuk sangat bervariasi mulai dari rasa khawatir yang
ringan sampai dengan rasa panik reaksi ini muncul berupa kesukaran dalam
konsentrasi, sukar membuat keputusan dan sulit tidur
b) Reaksi motorik, berupa rasa gelisa, melangkah tidak menentukan atau modar
mandir ,menekan nekan ruas ruas jari .
c) Reaksi somantik, meliputi reaksi fisik dan biologis seperti nafas tersendat
sendat , mulut kering , tanfan dann kaki dingin, sakit perut sering buang air
kecil, pusing, jantung berdebar, tenakan darah meningkat.
7
2.7 Faktor faktor kecemasan berbicara
Faktor Penyebab Kecemasan Brbicara Horwitz (1986: 127) menyebutkan bahwa
ada empat faktor penyebab kecemasan berbicara dalam bahasa asing, yaitu
sebagai berikut.
1. Ketakutan berkomunikasi
Ketakutan dalam berkomunikasi seperti perasaan malu, segan, dan takut, adalah
suatu keadaan dimana kita lebih banyak merasa dugaan negatif yang mengisi
pikiran kita ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Perasaan ini muncul karena cemas dan takut terhadap evaluasi dari orang lain,
menghindari evaluasi, dan pemikiran bahwa orang lain akan berpendapat negatif
pada setiap hal yang dilakukan oleh diri sendiri.
Kecemaan dalam kegiatan kelas meliputi pendapat pembelajar akan kegiatan kelas
secara umum
8
2.8 Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan ada bermacam-macam, mulai dari gangguan kecemasan
menyeluruh, serangan panik, hingga fobia. Meski masing-masing gangguan
kecemasan memiliki karakteristik yang berbeda, secara umum kondisi ini dapat
ditangani dengan psikoterapi dan obat-obatan. obat dapat bereaksi, ada beberapa
cara sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri dan telah terbukti dapat
mengurangi gejala gangguan kecemasan yang muncul, yaitu:
1. Menarik napas dalam
Saat menarik napas dalam-dalam, tubuh menjadi lebih rileks dan aktivitas saraf
penyebab kecemasan di otak dapat berkurang. Ada pula teknik pernapasan yang
bisa Anda lakukan sebagai cara mengatasi gangguan kecemasan. Caranya, tarik
napas selama 4 detik, kemudian tahan selama 7 detik, lalu lepaskan kembali
perlahan-lahan dalam 8 detik. Lakukan beberapa kali hingga pikiran lebih tenang.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulannya
3.2 Saran
Untuk para dosen iharapkan bisa membantu mahasiswa meningkatkan konsep diri
dan kecerdasan emosionalnya dengan memberi pemahaman pentingnya konsep
diri dan kecerdasan emosional dalam mengurangi kecemasan berbicara di depan
umum. pada umumnya diharapkan untuk meningkatkan konsep diri dan
kecerdasan emosionalnya dalam menunjang keberhasilan komunikasi dan
mengatasi kecemasan berbicara di depan umum.
10
DAFTAR PUSTAKA
Allyn and Bacon Inc, Boston. Carlos, M; Zamralita dan Nisfiannoor, M. 2006,
Hubungan antara Self Efficacy dan Prestasi Kerja Karyawan Marketing.
11