Afida Riani - 10031182126010 - Uji DAYA HANTAR LISTRIK
Afida Riani - 10031182126010 - Uji DAYA HANTAR LISTRIK
OLEH
Dr. Suheryanto,M.Si
1
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Air adalah sumber daya alam yang melimpah dan dapat ditemukan disetiap
tempat di permukaan. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan
sehari-hari, penyediaan air tanah selalu dikaitkan dengan kondisi air tanah yang
sehat, murah dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Kebutuhan manusia
akan air bertambah terus, menjadi sangat nyata bila dikaitkan dengan pertambahan
penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi dan lain sebagainya
(Gijoh, 2017).
Air merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan di berbagai bidang.
Sumber air permukaan sampai saat ini masih menjadi andalan dalam penyediaan
air irigasi terutama pada musim kemarau. Namun sayangnya, dengan semakin
meningkatnya pembangunan di segala bidang menyebabkan kuantitas dan kualitas
air tidak lagi sesuai dengan peruntukannya. Pembangunan yang semakin meningkat
diikuti dengan peningkatan pencemaran lingkungan, yang salah satunya berasal
dari limbah industri. Kualitas air dan kesesuaiannya ditentukan oleh rasanya, bau,
warna, konsentrasi organik anorganik. Sejumlah prosedur dan alat ilmiah telah
digunakan dan dikembangkan untuk menilai kontaminan air. Prosedurnya termasuk
analisis parameter seperti pH, kekeruhan, konduktivitas, dan TDS (total padatan
terlarut).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap orang di negara maju
membutuhkan 60–120 liter air perhari. Pada negara berkembang seperti Indonesia,
tingkat kebutuhan air sekitar 30 – 60 liter air perorang perhari (Fatma, 2018). Air
bersih yang ideal tidak harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau,
serta tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang membahayakan
kesehatan manusia. Untuk menjamin bahwa suatu sistem penyediaan air minum
aman, higienis dan baik serta dapat diminum tanpa kemungkinan dapat menginfeksi
para pemakai air, maka harus memenuhi persyaratan kualitas air. Kualitas air yang
dibutuhkan akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain. Kualitas minimum
untuk keperluan air minum misalnya, akan berbeda dengan kualitas minimum untuk
air keperluan irigasi (Azwar, 2020). Kualitas tiap sumber air dapat diukur
1
berdasarkan konsentrasi komponen yang terkandung di dalamnya dan kemudian
dibandingkan dengan nilai standar baku mutu. Standar baku mutu umumnya berupa
angka atau pernyataan yang harus dipenuhi agar air tidak menyebabkan gangguan
kesehatan, gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Souisa & Janwarin,
2018). Mutu air ditetapkan menjadi empat yaitu : 1) kelas 1, air yang dapat
digunakan sebagai sumber air minum; 2) kelas II, air yang dapat digunakan sebagai
sarana dan prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan
sebagainya; 3) kelas III, air yang diperuntukkan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan dan mengairi tanaman; 4) kelas IV, air yang dapat digunakan
untuk mengairi tanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut (Bahri et al., 2020).
Kualitas air minum dapat diketahui dengan menggunakan parameter yang dapat
mengukur kandungan dalam air tersebut. Beberapa parameter yang biasa digunakan
adalah derajat keasaman (pH), total partikel terlarut (TDS), kadar garam dan daya
hantar listrik (DHL). pH air dapat menggambarkan derajat korositivitas, yaitu
semakin rendah nilai pH air maka sifat korosi air semakin tinggi. Standar baku mutu
pH air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yaitu sebesar 6,5 – 9
Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan
minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan
pembawa bahan buangan industri. Pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan
manusia perlu terlebih dahulu ditentukan kualitas airnya terutama untuk diminum.
Air minum harus aman, oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi
konsentrasi kotoran yang diperbolehkan dalam penyediaan air. Setiap air harus
sesuai dengan standar tertentu yang ditentukan oleh pihak masyarakat berwenang
setempat. Pengambilan air tanah yang berlebihan akan menimbulkan ruang kosong
dibawah tanah. Kekosongan akibat pengambilan air tanah yang berlebihan dapat
mengakibatkan perubahan kesetimbangan hidrolik antara air, yang mengkibatkan
masuknya air laut ke arah darat atau yang dikenal dengan intrusi air laut.Tingkat
pencemaran air tanah karena intrusi air laut dapat diukur dengan melihat uji salinitas
pada sampel-sampel air tanah. Alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur
nilai daya hantar listrik dalam suatu larutan disebut dengan konduktivitimeter.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air
Air adalah sumber daya alam yang melimpah dan dapat ditemukan disetiap
tempat di permukaan. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan
sehari-hari, penyediaan air tanah selalu dikaitkan dengan kondisi air tanah yang
sehat, murah dan tersedia dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Kebutuhan manusia
akan air bertambah terus, menjadi sangat nyata bila dikaitkan dengan pertambahan
penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi dan lain sebagainya
(Gijoh, 2017).
Kualitas air minum dapat diketahui dengan menggunakan parameter yang dapat
mengukur kandungan dalam air tersebut. Beberapa parameter yang biasa digunakan
adalah derajat keasaman (pH), total partikel terlarut (TDS), kadar garam dan daya
hantar listrik (DHL). pH air dapat menggambarkan derajat korositivitas, yaitu
semakin rendah nilai pH air maka sifat korosi air semakin tinggi. Standar baku mutu
pH air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yaitu sebesar 6,5 – 9
3
DHL adalah millimhos per centimeter (mmhos/cm), millisiemens per centimeter
(mS/cm) atau microsiemens per centimeter (Susila dan Poerwanto, 2013).
2.3 Salinitas Air
Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Salinitas
menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat dikonversi
menjadi oksida, semua bromida dan ionida digantikan oleh klorida, dan semua
bahan organik telah dioksidasi. Klasifikasi airtanah berdasarkan salinitas yang
berhubungan dengan intrusi air laut
2.4 pH pada Air
4
temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini
disebut penghantar kedua. Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam,
dapat pula berwujud ion positif dan ion negatif seperti dalam larutan elektrolit dan
lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut elektrolit atau
metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionik atau
elektrolit. Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-
proses kimia. Pada pembuatan aquades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang
berupa garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya
hantar larutan. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan
pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hantar berbanding lurus dengan
jumlah ion yang ada dalam larutan (Agustyar,2016).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Multiparameter
6
3.2.2 Cara Kerja
7
3.2.3 Cara Mengganti Baterai
8
DAFTAR PUSTAKA