Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KELOMPOK

MODUL II
BENJOLAN

KELOMPOK 05
1. ANDI RABITHA ISLAMIDINA TENRIYOLA 105421104618
2. WIDYA GIYANTINI SUPARNO 105421104621
3. NURFADILLAH. HR 105421104721
4. ANDI MUTIA M. PASSALOWONGI 105421104821
5. FATHUR RACHMAN UDHIN 105421104921
6. REZKY ANGRAENI PUTRI 105421105018
7. INDRIANI 105421105021
8. WA ODE JIBRAH SAFIRA 105421105121
9. LA ODE MUH. ISYA CANSERO EINAR SAIDI 105421105221
10. SASA ANATASIA 105421105321
11. LUTFIAH BASRI 105421105418
12. SYAHIDAH NUR SABRINA 105421105421
13. JIHAN NUR RAHMAH SUHARTO 105421105521
BLOK BMD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2021-2022
Kata Pengantar
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga laporan hasil TUTORIAL MODUL II dari kelompok
05 PBL Blok BMD dapat terselesaikan dengan baik. Salam serta shalawat tak lupa kita kirimkan
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in, tabiut
tabi’in dan orang yang senantiasa istiqmah di jalan-Nya.
Ucapan terimakasih yang sangat besar kepada setiap pihak yang telah membantu
terbuatnya laporan ini dan yang telah membantu selama masa pelatihan TUTORIAL khususnya
Dr. Irwan Ashari, M.Med.Ed dan Dr. Dzata Bahjah yang telah banyak membantu selama proses
PBL berlangsung. Dan kami juga mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika
dalam proses PBL telah berbuat salah baik disengaja maupun tidak disengaja.
Semoga Laporan hasil TUTORIAL ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang telah
membaca laporan ini dan khususnya bagi tim penyusun sendiri. Diharapkan mahasiswa dapat
melihat dan memahami aspek-aspek dalam kasus yang diberikan tentang aspek benjolan.

Makassar, 01 April 2022


Skenario 1
Anak umur 10 tahun dengan benjolan di leher sebelah kanan, nyeri, tidak demam, berat
badan menurun, riwayat kontak dengan perokok berat. Pada pemeriksaan fisis ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening, warna kulit sama dengan sekitar, benjolaan ukuran 2x2 cm,
nyeri tekan, konsistensi kenyal, batas tegas, dan mobile
Kata kunci :
 Anak umur 10 tahun
 Benjolan di leher kanan, nyeri, berat badan menurun
 Riwayat kontak dengan perokok berat
 Pemeriksaan fisis : Pembesaran kelenjar getah bening, warna kulit sama dengan sekitar,
benjolan ukuran 2x2 cm, nyeri tekan, batas tegas, mobile.
Kata sulit :
 Kelenjar getah bening : sistem kekebalan tubuh melawan infeksi virus dan bakteri
 Mobile : dapat digerakkan
 Batas tegas : berkapsul

Pertanyaan :
1. Apa definisi benjolan?
2. Jelaskan lokasi organ yang terlibat pada scenario!
3. Bagaimana ciri-ciri benjolan pada scenario?
4. jelaskan klasifikasi penyebab dari keluhan benjolan pasien!
5. Jelaskan aspek etiologi dari keluhan pada scenario!
6. Bagaimana patomekanisme dari keluhan pasien pada scenario?
7. Apa saja kaitan dari benjolan dengan penurunan berat badan pasien?
8. Al islam dan kemuhammadiyahan terkait scenario
Pembahasan
1. Definisi benjolan
Neoplasia secara harfiah berarti “New growth” atau pertumbuhan baru. Sel neoplastik
dikatakan berubah karena mereka terus bereplikasi, tampaknya tidak menyadari pengaruh
regulasi yang mengontrol sel normal.
Dalam penggunaan medis umum, neoplasma sering disebut sebagai tumor, dan studi tentang
tumor disebut onkologi (dari oncos, "tumor," dan logos, "studi"). Di antara tumor, pembagian
neoplasma ke dalam kategori jinak dan ganas didasarkan pada penilaian potensi perilaku
klinis tumor.

2. Lokasi anatomi
 Kelenjar getah bening meliputi :

Gugusan superficialis berjalan mengikuti vena superficialis dan gugusan profunda berjalan
mengikuti arteria atau seringkali mengikuti vena profunda. Gugusan superficialis membentuk
suatu lingkaran pada perbatasan leher dan kepala yang dinamakan lingkaran pericervicalis
atau cervical Collar, meliputi l.n.occipitalis, l.n.mastoideus (l.n.retro auricularis),
l.n.preauricularis (l.n.parotideus superficialis), l.n.parotideus profundus, l.n.submandibularis
dan l.n.submentalis.

• L.n.occipitalis
terletak pada serabut-serabut cranialis m.trapezius, ditembusi oleh v.occipitalis, kira-kira 2,5 cm
di sebelah infero-lateralis inion. Menerima aliran lymphe dari bagian belakang kepala dan
mengirimkannya kepada lymphonodi cervicales profundi dengan melewati bagian profunda
m.sternocleidomastoideus.
• L.n.pre-auricularis
terletak pada glandula parotis sepanjang vena temporalis superficialis dan vena facialis
transversa. Menerima pembuluh afferen dan kepala (scalp), auricula, palpebra dan pipi. Dan
mengirim pembuluh afferen menuju ke l.n.cervicalis superficialis.
• L.n.submentalis
berada di antara kedua venter anterior m.digasticus, pada permukaan inferior dari
m.mylohyoideus, membawa lymphe dari lidah bagian tengah (juga apex lingua) dan dari labium
inferius.
• L.n.submandibularis
biasanya dikelompokkan pada gugusan superficialis, meskipun membawa drainage dari lidah
dan glandula submandibulare. Lymphonodus ini terletak pada vena facialis di sebelah caudal dari
mandibula, dimana vena ini menerima v.retromandibularis. pembuluh efferen membawa aliran
lymphe menuju ke l.n.cervicalis profundus pars cranialis.
Masih ada lymphonodus lainnya, yaitu
• l.n.facialis
yang merupakan perluasan ke cranialis dari l.n.submandibularis dengan mengikuti vena facialis,
berada pada facies.
• L.n.cervicalis anterior
berada sepanjang v.jugularis anterior, menerima lymphe dari bagian tengah (linea mediana) leher
dan mengalirkan lymphenya menuju ke l.n.cervicalis profundus; gugusan ini dapat dianggap
menerima afferen dari l.n.submentalis.
•L.n.cervicalis superficialis
berada sepanjang v.jugularis externa. Menerima aliran lymphe dari kulit pada angulus
mandibulae, regio parotis bagian caudal dan telinga, dan membawa aliran lymphenya menuju ke
l.n.cervicalis profundus. Semua lymphonodi akan memberi aliran lymphenya kepada
l.n.cervicalis profundus. Diantara gugusan superficial dan gugusan profunda terdapat gugusan
intermedis, yang terdiri atas
•L.n.infrahyoideus
yang berada pada membrana thyreo-hyoidea, menerima afferen yang berjalan bersama-sama
dengan a.laryngea superior dan berasal dari larynx di bagian cranialis plica vocalis.
•L.n.prelaryngealis
yang berada pada ligamentum cricothyreoideum, menerima lymphe dari larynx di bagian
cranialis plica vocalis, berada pada vasa thyreoidea superior.

• L.n.paratrachealis
yang berada pada celah di antara trachea dan oesophagus, menerima lymphe dari glandula
thyreoidea dan struktur di sekitarnya, pembuluh efferennya mengikuti vasa thyreoidea inferior
menuju ke l.n.cervicalis profundus (dan l.n.mediastinalis superior).
• L.n.cervicalis profundus
terletak di sebelah profunda m.sternocleidomastoideus sepanjang carotid sheath. Terdiri atas
banyak lymphonodus, berada pada vena jugularis interna, mulai dari basis cranii sampai di
sebelah cranialis clavicula dan dibagi oleh venter inferior m.omohyoideus menjadi gugusan
superior dan gugusan infeior.
Gugsan superior atau l.n.cervicalis profundus pars superiro tereltak di sebelah cranialis cartilago
thyreoidea, menerima afferen dari cavum cranii, regio pterygoidea, l.n.parotideus dan
l.n.submandibularis, radix linguae, pars cranio-lateralis glandula thyreoidea, larynx dan pharynx
bagian caudal. Mengirimkan efferennya menuju ke l.n.cervicalis profundus pars inferior.
Terdapat perluasan dari l.n.cervicalis profundus pars superior yang menuju ke arah medial dan
membentuk l.n.retropaharyngealis (berada di dalam spatium retropharyngeum), menerima
lymphe dari nasopharynx, tuba auditoria dan dari vertebra cervicalis, mengirimkan lymphenya
menuju kepada l.n.cervicalis profundus pars superior dengan mengikuti vena pharyngealis.
L.n.cervicalis profundus pars superior dan juga dari l.n.cervicalis superficialis, pars caudalis
glandula thyreoidea, larynx bagian cudal, trachea pars cervicalis dan oesophagus. Pembuluh-
pembuluh efferen membentuk sebuah pembuluh besar (jugular trunk) dan bermuara ke dalam
ductus thoracicus (dibagian kiri) serta ductus lymphaticus dexter (bagian kanan). Pada tempat
persilangan antara m.digastricus dan vena jugularis interna trdapat l.n.juguladigastricus.
Gugusan lymphonodus yang terletak di sebelah cranialis venter inferior m.omhyoideus pada saat
otot ini menyilang v.jugularis interna membentuk l.n.jugulo-omohyoideus.
• Limfatikus
Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan
merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening
yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB
akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran
pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel
pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat
menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut
sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari
penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel
plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk
mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau
timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease) Dengan mengetahui lokasi
pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi
atau penyebab pembesaran KGB

3. Ciri-ciri benjolan
Tumor (Neoplasma) dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
a) Ganas
 Karsinoma
 Sarcoma
 Limfoma
b) Jinak
 Lipoma
 Fiboma
 Neurinoma

4. Klasifikasi penyebab benjolan


 Berdasarkan lokalisata
Pembesaran pada satu daerah saja, sering disebabkan karena infeksi KGB itu sendiri
 Berdasarkan generalisata
Pembesaran KGB pada daerah berjauhan, biasa disebabkan infeksi sistemik
 Berdasarkan waktu terjadi, dibedakan menjadi :
a. Akut < 2 minggu
b. Sub akut 2-6 minggu
c. Kronik > 6 minggu

5. Etiologi
Limfadenopati pada umumnya paling sering disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan
keganasan. Penyebab limfadenopati dapat diingat dengan singkatan MIAMI (Malignancy,
Infections, Autoimmu ne disease, Miscellaneous and un usual condition, and Iatrogenic
causes).

 Mallignancies(keganasan)
kaposi sarcoma, Leukemia, Limfoma, metastase dari tumor primer, neoplasma kulit
 Infeksi
a. Virus
b. Bakteri
- Granulomatous : berrylliosis, coccidioidomycosis, crytococcosis,
histoplasmosis, silicosis
- Penyebab lain : infeksi jamur, cacing, Lyme disease, rickettsial, protozoa
 Autoimmune disorders (penyakit autoimun)
- Dermatomyositis, Rheumatoid arthritis, Sjogren syndrome, Still disease,
Systemic lupus erythematosus
 Miscellaneous/unusual conditions (kondisi lain atau tidak biasa)
- Angiofollicular lymph node hyperplasia (Castleman disease)
- Histiocytosis
- Kawasaki disease
- Kikuchi lymphadenitis
- Kimura disease
- Sarcoidosis
 Iatrogenic causes
- obat-obatan, serum sickness

6. Mekanisme terjadi timbulnya benjolan dileher


Ada banyak factor yang dapat menyebabkan timbulnya benjolan pada leher, seperti trauma,
infeksi, hormone, neoplasma dan kelainan herediter. Factor-faktor ini bekerja dengan caranya
masing-masing dalam menimbulkan benjolan. Hal yang perlu ditekankan adalah tidak
selamanya benjolan yang ada pada leher timbul karena kelainan yang ada pada leher. Tidak
jarang kelainan itu justru berasal dari kelainan sistemik seperti limpoma atau TBC.
Hampir semua struktur yang ada pada leher dapt mengalami benjolan entah itu kelenjar
tiroid, paratiroid dan getah bening, maupun benjolan yang berasal dari struktur jaringan lain
seperti lemak, otot dan tulang.
• Infeksi dapat menimbulkan benjolan pada leher melalui beberapa cara yang diantaranya
berupa benjolan yang berasal dari invasi bakteri langsung pada jaringan yang terserang
secara langsung maupun benjolan yang timbul sebagai efek dari kerja imunitas tubuh yang
bermanifestasi pada pembengkakan kelenjar getah bening.
Sedangkan mekanisme timbulnya benjolan akibat neoplasma entah itu dari otot, sel limfoid,
tulang maupun kelenjar secara umum hampir sama. Awalnya terjadi dysplasia dan
metaplasia pada sel matur akibat berbagai factor sehingga differensiasi sel tidak lagi
sempurna. Dysplasia ini menimbulkan sejumlah kelainan fisiologs molekuler seperti
peningkatan laju pembelahan sel dan inaktifasi mekanisme bunuh diri sel terprogram. Hal
ini berakibat pada proliferasi sel tak terkendali yang bermanifestasi pada timbulnya benjolan
pada jaringan. Neoplasma dapat terjadi pada semua sel yang ada dileher entah itu kelenjar
tiroid, adenoma tiroid, lemak-lipoma, kartilago-kondroma, jaringan-limfe limpoma, maupun
akibat dari metastase kanker dari organ diluar leher.

Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan benjolan pada leher


7. Kaitan benjolan dengan scenario

Limfadenitis memiliki gejala awal pembengkakan nodus di leher, pangkal paha. Terjadinya
secara umum dan terlokalisir, dan disebabkan oleh penumpukan cairan jaringan serta
peningkatan jumlah sel darah putih yang dihasilkan dari respons tubuh terhadap infeksi.
Kemudian timbul kemerahan kulit di area kelopak mata, leher, dan ketiak. Adapun gejala
lebih lanjut adalah demam disertai menggigil, sakit kepala, kehilangan nafsu makan,
berkeringat, denyut nadi cepat, dan lemah.
Dan untuk bakteri penyebab paling umumny adalah Bakteri streptococcal dan staphylococcal
adalah penyebab limfadenitis paling umum, walaupun virus, protozoa, rickettsiae, fungi, dan
Tuberculosis bacillus juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.

8. Al islam kemuhammadiyahan
َ ‫) الَّ ِذينَ ِإ َذا َأ‬155( َ‫الص ابِ ِرين‬
‫ص ابَ ْت ُه ْم‬ َّ ‫ش ِر‬ ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
ِّ َ‫ت َوب‬ ِ ُ‫ال َواأل ْنف‬ ِ ‫ف َوا ْل ُج‬
ٍ ‫وع َونَ ْق‬
ِ ‫ص ِمنَ األ ْم َو‬ ِ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِش َْي ٍء ِمنَ ا ْل َخ ْو‬
)157( َ‫صلَ َواتٌ ِمنْ َربِّ ِه ْم َو َر ْح َمةٌ َوُأولَِئ َك ُه ُم ا ْل ُم ْهتَدُون‬ َ ‫) ُأولَِئ َك َعلَ ْي ِه ْم‬156( َ‫صيبَةٌ قَالُوا ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّا ِإلَ ْي ِه َرا ِجعُون‬
ِ ‫ُم‬
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna
lillahi wainna ilaihi raji'un." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.Allah Swt.
memberitahukan bahwa Dia pasti menimpakan cobaan kepada hamba-hamba-Nya, yakni
melatih dan menguji mereka.[QS. AL – Baqarah : 155-157]

Setiap penyakit ada obatnya, sesuai dengan hadits berikut,


‫يب د ََوا ُء الدَّا ِء بَ َرَأ بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ عز وجل‬
َ ‫ص‬ِ ‫لِ ُك ِّل دَا ٍء د ََوا ٌء فإذا ُأ‬
Artinya: “Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu sesuai dengan penyakitnya, akan sembuh
dengan izin Allah Azza wajalla,” [HR.Muslim¬,no:2204]
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR
Bukhari).

REFERENSI
1. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins Basic Pathology. 10th Ed. Canada: Elsevier.
2013. 190 p.
2. Wan Desen. Buku Ajar Onkologi. Jakarta: UI Press ; 2018
Aru Sudoyo dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi IV. Jakarta: IPD Press ;
2016
3. Zingman B, Watson LR, Fraser M. Lymphadenitis. New York: University of Rochester
Medical Center Rochester, 2020
4. Al-Azab, Mahmoud. 2017. Anatomy of the Immune & Lymphatic System. Researchgate.
2020 September 15
5. King, David et al. 2016. Lymphade- nopathy in children: refer or reassure?. Archives of
Disease in Childhood - Education and Practice. 0:1-10
6. Aru Sudoyo dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi IV. Jakarta: IPD Press ;
2016
7. Gautam, et al. (2018). Cervical Tuberculous Lymphadenitis: Clinical Profile and
Diagnostic Modalities. International Journal of Mycobacteriology, 7(3), pp. 212–216.
Cleveland Clinic (2019). Disease & Conditions. Swollen Lymph Nodes: Prevention.
National Institute of Health (2019). U.S. National Library of Medicine. Medline.
Lymphadenitis

Anda mungkin juga menyukai