Anda di halaman 1dari 21

Pendahuluan

Analisis Riil
TIM 1
Dendi Aditama (200631011)
Dewi Hamillah (200631004)
Ilhan Prayoga (200631027)
Siti Fatkhana (200631026)
Siti Nur Rohmah (200631009)
PADA

PERTEMUAN
INI, KITA

AKAN

BELAJAR

TENTANG HIMPUNAN DAN FUNGSI


INDUKSI MATEMATIKA
HIMPUNAN HINGGA DAN TAK

TERBATAS
01
HIMPUNAN
DPPAN FUNGSI
(Himpunan)

Himpunan adalah koleksi objek yang memiliki karakteristik tertentu yang jelas.


Keanggotaan suatu objek dilambangkan dengan tanda ” ” yang pertama kali

diperkenalkan oleh Peano (1889), sementara lambang untuk bukan anggota adalah ”

”.


Misalkan A = {a, b} maka a ∈
A, dan c / A.

Representasi dari himpunan dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara enumerasi/pendaftaran.

Pada cara ini, semua elemen dituliskan dan diletakkan diantara kurung kurawal.

Contoh 1.13. Himpunan bilangan prima yang kecil dari 10 ditulis {2, 3, 5, 7}.

2. Notasi pembuat himpunan.

Pada cara ini, diantara kurung kurawal diletakkan


variabel, kemudian dengan

dibatasi tanda ”|” dituliskan sifat yang mengatur


variabel tersebut.

Contoh 1.14. Himpunan bilangan prima yang kurang


dari 10 ditulis {x|x prima,

x< 10}.

Banyaknya elemen berbeda dari suatu himpunan


disebut kardinalitas himpunan, biasanya
dilambangkan dengan n(..) atau |..|.

Perbandingan dua himpunan dapat kita selidiki


dengan konsep himpunan bagian

dan kesamaan himpunan.

"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real-


number. Diakses pada 10 Okt 2021
(Himpunan Bagian)

Misalkan A dan B himpunan. Jika untuk setiap x ∈A, berlaku x ∈B (dengan kata lain, x ∈ ⇒x∈
A
B), maka kita katakan A adalah himpunan bagian dari B yang dilambangkan dengan A ⊆
B.

(Aksioma Kesamaan)

Misalkan A, B adalah himpunan. Maka,

A=B ⇔ ⊆
A ⊆
B dan B A

Kita juga perlu mengenal sebuah konsep himpunan yang khusus berikut.

Aksioma 1.2. (Himpunan Kosong)

Terdapat sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota yang dilambangkan dengan

atau {}.

Himpunan kosong ini memiliki status yang khusus seperti dijelaskan dalam teorema berikut

Teorema 1.3. Misalkan A suatu himpunan. Maka berlaku ∅⊆ A.

Bukti. Kita akan buktikan dengan menggunakan kontradiksi. Andaikan ∅ ( A.

∈∅
Ini berarti terdapat x ∈
dimana x / A. Kontradiksi dengan ∅ tidak memiliki

anggota. Jadi pengandaian salah, haruslah ∅⊆ A

"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real-


number. Diakses pada 10 Okt 2021
OPERASI PADA
HIMPUNAN
Ada tiga operasi yang bisa dilakukan pada himpunan,
yaitu: gabungan, irisan, dan
selisih. Berikut definisi dari masing-masing operasi

(Operasi Himpunan)
Misalkan A dan B himpunan. Maka:
1. Gabungan dari A dan B yang dilambangkan dengan A
∪ B didefinisikan sebagai

himpunan {x|x ∈
A atau x B}.
Secara matematis, hal ini dapat kita nyatakan sebagai
"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real-
number. Diakses pada 10 Okt 2021
x∈ ∪ ⇔ ∈
A B x ∈
A atau x B
2. Irisan dari A dan B yang dilambangkan dengan A ∩ B
didefinisikan sebagai himpunan {x|x∈ ∈
A dan x B}.

Secara matematis, hal ini dapat kita nyatakan sebagai

x∈ A∩B ⇔ ∈ x ∈
A dan x B

3. Selisih dari A dan B yang dilambangkan dengan A\B


didefinisikan sebagai himpunan {x|x∈ ∈
A dan x / B}.

Secara matematis, hal ini dapat kita nyatakan sebagai

x∈ ⇔ ∈
A\B x ∈
A dan x / B

"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real-


number. Diakses pada 10 Okt 2021
FUNGSI b a ru yang
bisa m e m b u a t h im p un a n
u a h im pu n a n , kita jug a
Dari d o ta k ed u a h im p unan.
ru ru t d a ri anggo ta -an g g
berisi p a sa ng a nt te
Misalkan A, B himpunan
uatu re las i⊆f A × B dim an a
Fungs i f d

ari A k e B a
A berpasangan
d a la h
d
s
en ga n te p a t sa tu∈y B.
setiap x → B da p at d in yatakan
a te ori him p u n an , fun g si f : A
Dalam bahas
sebagai

f = {(x, y) A∈ × B |x A∈
, y B} ∈ yatakan dengan y
lam fungsi dapat juga din
Pasangan (x , y) di d a
= f(x).
Selanjutnya, kita punya

Df = {x ∈ A|((x, y) ∈ f untuk suatu y ∈ B}


h asal dari fungsi f dan
"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real- yang disebut daera
number. Diakses pada 10 Okt 2021
FUNGSI
Rf = {y ∈ B|((x, y) ∈ f untuk suatu x ∈ A}
f.
yang disebut range(daerah hasil) dari fungsi
mi kian, jika f : A → B suatu fungsi, maka Df = A dan Rf
Dengan de
⊆ B.
Jadi, f : A → B adalah fungsi jika memenuhi:
1. Df = A
2. jika (a, b) dan (a, b0 ) ∈
f, maka b = b0

suatu fungsi.
Contoh 1 · f : R → R dimana f(x) = x2 adalah
Bukti.
1. Karena f terdefinisi untuk semua x ∈ R, maka Df = R.
2. Misalka n (x, y) dan (x, ∈y0) f. Ini be rarti y = x2 dan y0 = x2
sehingga y = y0 .
Jadi, f adalah fungsi.
nto h 2 · f : R → R dim an a f(x) = ln x bu ka n suatu fungsi.
Co
kti. Ka re na f hany a terde finisi un tuk x > 0, maka Df
Bu
6 = R.
fungsi.
Jadi, f : R → R dimana f(x) = ln x bukan suatu
"Real Numbers." Britannica, https://www.britannica.com/science/real-
Te tap i, f : R+ → R dim an a f(x ) = ln x adalah suatu fungsi
number. Diakses pada 10 Okt 2021
Induksi matematika merupakan
salah satu kegiatan penalaran
deduktif yang berkaitan dengan
pembuktian matematika. Induksi
02 matematika adalah salah satu

induksi metode atau cara pembuktian


yang absah dalam matematika
matematika untuk membuktikan suatu
pernyataan matematika apakah
benar atau tidak
Prinsip induksi matematika
menggunakan bilangan asli karena
bilangan asli memiliki sifat terurut
dengan baik ( well-ordering property).
prinsip induksi Setiap subhimpunan tak kosong dari N
matematika mempunyai elemen terkecil.
Misalkan S ⊆ ∅
N, S ≠ , maka ∃ ∈ m S
sedemikian sehingga m ≤ x, ∀ ∈ x S
Misalk a n u n t u k s e t i a p n ∈ N , P ( n
n
)
g a
a
n
d a
n
l a
.
h

b e r k a i t a n d e
y a t a a n y a n g u t :
pern e r n y a t a a n b e r i k
Penggunaan prinsip Jika di p e n u h i k e d u a p

induksi matematika s e b u t l a n g k a h a w a l )
e n a r , ( i n i d i
secara praktis dapat -P (n ₒ ) b
k + 1 ) b e n a r , ( i n i
n a r , m a k a P (
-Jik a P ( k ) b e )
di lakukan dengan d i s e b u t l a n g k a h i n d u k t i f
cara berikut:
e n a r u n t u

k s e t i a p n ≥ n ₒ ∈ N .
Maka P ( n ) b

aa n pr in si p in du ks i m at em at ik a ku at
Penggun
pr ak ti s da pa t di la ku ka n de ng an ca ra
secara
prinsip induksi berikut :
Misal ka n un tu k se ti ap n ∈ N , P (n ) ad al ah
kuat pern ya ta an ya ng be rk ai ta n de ng an n . Jik a di
penuhi kedua pernyataan berikut:

Misalkan S subhimpunan
i di se bu t la ng ka h aw al )
∈ -P (n ₒ) be na r, (in
dari N sehingga 1 S dan
ₒ 1) ,… ,P (k ) be na r, m ak a P (k +1 )
-Jika P (nₒ), P (n +

jika a { 1, 2, …., k} S, maka
be na r, (in i di se bu t la ng ka h in du kt if )

k+1∈ S. maka S = N Maka P(n) benar untuk setiap n ≥ nₒ ∈ N.


Contoh
Langkah induksi:
Buktikan dengan induksi bahwa untuk
Sekarang, misalkan P(k) benar, yaitu
semua n ∈ N. ⋯
1+2+3+4+ +k=(k(k+1))/2

1+2+3+4+ +n=n(n+1)/n Maka untuk n=k+1, di peroleh :

Bukti. Disini P(n)=1+2+3+4+ +n=(n(n+1))/2 ⋯
1+2+3+4+ +k+(k+1)=k(k+1)/2+(k+1)
Langkah awal : =(k(k+1)+2(k+1))/2
Untuk n=1, =((k+2)(k+1))/2
1=(1(1+1))/2 =((k+1)((k+1)+1))/2
Sehingga dapat disimpulkan P(1) benar. Yang menunjukkan P(k+1) benar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan

P(n) benar untuk semua n ∈ N.

Dengan kata lain, untuk semua n ∈ N

berlaku

1 + 2 + 3 + 4 + + n = (n(n + 1))/2
CONTOH
Pada kasus pernyataan ”Semua bilangan asli adalah bilangan ganjil”.

Dengan prinsip induksi kuat, kita tunjukkan bahwa 1 adalah bilangan

ganjil. Kemudian, jika {1,2,...,k} bilangan ganjil, tentu saja k + 1 juga

bilangan ganjil. Akibatnya, kita bisa menunjukkan bahwa semua bilangan

asli adalah ganjil yang merupakan suatu pernyataan yang keliru.


Tetapi, kalau kita menggunakan prinsip induksi yang umum, kita tidak

akan bisa menunjukkan hal itu. Meskipun kita bisa menunjukkan 1

bilangan ganjil, tetapi kita tidak bisa menunjukkan bahwa jika k bilangan

ganjil, maka k + 1 bilangan ganjil.


Jadi, sekali lagi, gunakanlah prinsip induksi yang umum, kecuali pada

situasi yang memang membutuhkan prinsip induksi yang kuat.


03 HIMPUNAN HINGGA DAN TAK TERBATAS

Ketika kita menghitung semua elemen dalam suatu himpunan A satu


persatu, kita Mengatakan “ satu, dua, tiga, dan seterusnya sampai
kita berhenti apabila semua elemen di A selesai dihitung. Maka dari
perspektif matematik, sebenarnya kita telah mendefinisikan fungsi
bijektif dari suatu himpunan bagian dari bilangan asli N ke suatu
himpunan A tersebut. Dalam hal ini, kita sebut himpunan A sebagai
himpunan hingga. Jika proses perhitungan elemen pada himpunan A
tidak berakhir, maka terdapat fungsi bijektif dari himpunan bilangan
asli N ke himpunan A. Dalam hal ini, himpunan A kita sebut himpunan
tak hingga.
BERIKUT
DIBERIKAN
DEFINISI
FORMALNYA.
a.) Himpunan kosong Ø dikatakan mempunyai 0 elemen

b.) Jika n N, dan Nn ={1,2,3,....n} maka himpunan A
dikatakan mempunyai n elemen jika terdapat pemetaan
bjektif (Bijeksi)
f:N A
c.) Himpunan A dikatakan berhingga (finite) jika A = Ø atau
.
A punya n elemen. Selain itu, himpunan A dikatakan
takhingga (infinite)

.
Teorema

(a) Jika himpunan A mempunyai n elemen, B mempunyai m


elemen dan A ⋂ B = Ø maka A ⋃B mempunyai n + m
elemen.
(b) himpunan A mempunyai n elemen dan B mempunyai 1
elemen maka A\B punya n-1 elemen.
(c) Jika himpunan A takhingga dan himpunan B berhingga
maka himpunan A \B takhingga.
Teorema

Misalkan A dan B suatu himpunan dan B A .
Jika himpunan A berhingga maka himpunan B
berhingga
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai