Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUGAS AKHIR

KELOMPOK 1
MATA KULIAH KEMUHAMMADIYAHAN
“ BERBAGI SEDEKAH DAN SILATURRAHIM DI YAYASAN
PONDOK PESANTREN SALSABILA SAMARINDA “

Disusun Oleh :
Candra Patniawati 2011102411154
Tri Wulandari 2011102411189
Raihannisa Agustina 2011102411188
Salsabila Husna 2011102411125
Manthiq Tansih Lil Hawaditsy 2011102411187
Priyana Nur Jannah 2011102411133
Nur Rahima 2011102411122
Putri Nur Ariyani 2011102411141

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMATAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat- Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa juga saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam laporan ini.
Saya sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Samarinda, 07 Juli 2022

Kelompok 1

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Landasan Religius .............................................................................................1
B. Latar Belakang ...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................3
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................4
A. Landasan Teoritik Tentang Pondok Pesantren ..................................................4
B. Landasan Teoritik Pemberdayaan Mengacu Pada Spirit Al-Maun ...................8
BAB III IMPLEMETASI .........................................................................................11
A. Pemberdayaan Berbasis Spirit Al-Maun ..........................................................11
B. Kegiatan berkunjung ke Yayasan Pondok Pesanten Salsabila Samarinda ......12
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................15
A. Kesimpulan ......................................................................................................15
B. Saran ................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................16

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Landasan Religius
Sedekah merupakan salah satu pintu kebaikan yang dianjurkan dan
diperintahkan oleh syariat. Menurut pemahaman yang lazim, sedekah adalah
merupakan pemberian seseorang dengan spontan dan sukarela, tanpa dibatasi oleh
waktu dan jumlah tertentu. Secara bahasa Sedekah berarti benar atau
membenarkan.
Nabi mengatakan bahwa setiap seorang muslim wajib bersedekah. Lalu
ada sahabat bertanya, bagaimana kalau dia tidak sanggup?” Nabi bersabdah “dia
harus bekerja untuk dapat memberikan manfaat pada dirinya. “bagaimana kalau
dia tidak sanggup? Rasulullah menjawab, “memberikan pertolongan kepada
orang yang membutuhkan pertolongan. Bagaimana kalau dia tidak sanggup juga?
“mengajak kepada kebaikan,” jawab Rasulullah. Tapi bagaimana kalau dia tidak
sanggupa juga ? menahan diri dari perbuatan kejahatan, itu pun merupakan
sedekah.” (H.R.Muslim).
Bagi mereka yang senantiasa selalu mensedekahkan harta secara
sembunyi atau terang-terangan, maka dia akan mendapatkan pahala yang besar.
Dia tidak pernah merasa khawatir akan kekurangan dan bersedih hati. (QS. Al-
baqarah :274)
Silaturrahim merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia, mudah, dan
membawa berkah. Kaum muslimin sudah semestinya tidak melalaikan dalam
melaksanakan ibadah ini. Sebab, silaturrahim adalah ibadah yang paling indah
dan berhubungan dengan sesama manusia, sehingga dalam melaksanakannya
hanya butuh meluangkan sedikit waktu yang dimiliki. Sebagai ibadah yang
termasuk akhlak mulia, silaturrahim terdapat beberapa manfaat, di antaranya
adalah diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.
Sebagai muslim, kita diminta untuk meneladani sifat Allah tersebut untuk
menjadi hamba yang pengasih, menjadi manusia rabbani. Terutama kepada
manusia yang mempunyai hubungan kekerabatan (rahim).

1
ِ‫َ ة‬‫َّة ڪو َۡلَڪ َۡ ةِ َۡأ ڪ ةِ ةِ ڪو َۡل ڪملڪ ـٰ ٕ ٮِ ڪ‬
‫ِ ڪولڪ ـٰ ةكَل َۡل ةب لِ ڪَ ََ ڪَا ڪََڪ ةِ ل‬ ‫ِ ڪو َۡل ڪم َۡ ةِ ة‬ َ َ ‫لل ََ ڪ‬
‫َ ۡل ةب لِ َڪن ت ڪكۡللۡاا كو كُۡ ڪَككَۡ ِةبڪ ڪَ ۡل ڪم َۡ ةِ ة‬
‫سٕ ٮِ ةلََڪ ڪو ةِى‬ ‫س ةبَ ةَ ڪوۡل ل‬ ‫س ـٰ ةكََڪ ڪو ََِۡڪ ۡل ل‬ ‫َلڪ ـى كُ ةبب ةۦِ َڪ ةوى َۡلُك َِِڪ ـى ڪو َۡلَڪَ ڪ ـٰ ڪم ـى ڪو َۡل ڪم ڪ‬ ‫ِ ڪوۡلَل ةب ةَب ـَٰڪ ڪو ڪَاتڪى َۡل ڪما ڪَ ڪ‬
‫ڪو َۡل ةكَ ڪ ـٰ ة‬
َ‫آ‬‫َٕ ڪوۡلض للِ ة‬ ‫َ ـٰبة ةِيَڪ ِةى َۡلبڪ َۡ ڪ‬
‫َ ة‬ ‫َ ـٰ ڪَُكو ااا ڪوۡل ل‬ ‫َ ـَۡڪ ڪو َۡل كمِۡكۡنڪ ِةَڪ ََ ةُ ةََۡ ِةَڪا ڪ‬ ‫ۡلَ ڪ‬‫َلڪ ـَۡڪ ڪو ڪَاتڪى ل‬ ‫ِ ڪوَڪِڪا ڪِ ۡل ل‬ ‫ۡلِِڪا ة‬ ‫ةب‬
‫َ ڪُِكۡ ااا ڪوَ ك اولڪ ـٰ ٕ ٮَِڪ كَ كۡ َۡل كمَلُكۡنڪ‬ ‫ۗ َ ك اولڪ ـٰ ٕ ٮَِڪ ۡلل ةِيَڪ ڪ‬‫ڪو ةََُڪ َۡلبڪ َۡ ة س‬
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
[yang memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan
[memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. (Qs al-Baqarah/2: 177)

B. Latar Belakang

Mencermati perkembangan fenomena kehidupan dan sosial


kemasyarakatan di Kalimatan Timur, khususna di kota Samarinda, semakin
membuktikan bahwa penelenggaraan “Pendidikan da Dakwah” tidak bisa hanya
menjadi tanggungjawabnya pemerintah saja, akan tetapi juga menjadi
tanggungjawabnya dan tugas masyarakat pada umumnya.

Kondisi semacam ini, memungkinkan semua elemen masyarakat ikut


terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan sektor pendidikan dan sosial
secara resmi didirikan pada tanggal 4 April 2012.

Lembaga ini didirikan berdasarkan prinsip “Ikhlas Beramal Bersama


Membangundan Memberdayakan Ummat”, bersepakat dan berkomitmen
mengabdi untuk kejayaan bangsa dan negara melalui jalur pendidikan dan sosial
masyarakat. Lembaga ini memiliki tiga sifat, yakni Independen, pendidikan serta
keagamaan dan kemasyarakatan. Lembaga ini berdasarkan pancasila.
Mengembangkan nilai-nilai prndidiksn, sosial, dan agama. Simbol yang muncul
dari lambang yayasan ini mempunyai arti sebagai berikut : bingkai putih dan
bintang lima memiliki arti bahwa Yayasan Salsabila selalu mengutamakan
kesucian, keihklasan dan kebersihan dalam berjuang, dan merupakan organisasi

2
yang solid, dan kuat dalam menjalankan roda organisasi. Simbol bintang lima
memiliki erti bahwa Yayasan Salsabila menteladani Rasulullah, dan para sahabat
beliau, dalam berjuang mensyiarkan agama islam.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Sedekah dan Silaturrahim

2. Mengidentifikasi latar belakang Yayasan Pondok Pesantren Salsabila

3. Mengidentifikasi sistem pengurusan Yayasan Pondok Pesantren Salsabila

4. Dpat menjabarkan hasil kegiatan yang dilakukan

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari tugas akhir ini bagi para pembaca yaitu
diharapkan untuk bisa ikut serta atau berinisiatif untuk berbagi sedekah dan
silahturrahim kepada saudara – saudari Muslim diluar sana dan mengikuti kajian
islam. selain mendapatkan pahala yang sangat besar dari Allah SWT ini juga bisa
menjadi pererat persaudaraan kepada sesama.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teoritik Tentang Pondok Pesantren


1. Definisi Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana
para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru
yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat
menginap santri. Kata pesantren terdiri dari kata "santri" yang ditambahkan
imbuhan "pe" dan akhiran "an". Kata "santri" menurut A.H Johns berasal dari
Bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan istilah santri digunakan
untuk menyebut siswa di pesantren. Pondok Pesantren adalah lembaga
pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan
Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan
mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama
berkembang sebelum kedatangan Islam. Pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan yang telah lama berkembang di negeri ini diakui memiliki andil
yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
2. Sejarah Pondok Pesantren
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di
suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya.
Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, kemudian timbul
inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah Kyai. Kyai
saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh
para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati
sebuah gubug atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah
kyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang
didirikan.
Para santri selanjutnya mempopulerkan keberadaan pondok pesantren
tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada
pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo. Pesantren juga dapat
dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya
dengan cara nonklasikal, di mana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam

4
kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab
oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok
(asrama) dalam pesantren tersebut.
3. Unsur-Unsur Pondok Pesantran
a. Kyai
Kyai memiliki peran paling penting dalam suatu pesantren sebagai
pemimpin pesantren. Nilai kepesantrenan banyak tergantung pada
kepribadian Kyai sebagai suri teladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan
mutlak dalam tata nilai pesantren. Seorang Kyai harus mampu menerima
perubahan dan meningkatkan kualitas pesantrennya agar dapat
mempertahankan keberadaan pesantrennya. Dalam hal ini M. Habib Chirzin
mengatakan bahwa peran kyai sangat besar sekali dalam bidang penanganan
iman, bimbingan amaliyah, penyebaran dan pewarisan ilmu, pembinaan
akhlak, pendidikan beramal, dan memimpin serta menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh santri dan masyarakat. Dan dalam hal pemikiran, kyai
lebih banyak berupa terbentuknya pola berpikir, sikap, jiwa, serta orientasi
tertentu untuk memimpin sesuai dengan latar belakang kepribadian kyai.
b. Santri
Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami
agama di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama
pesantren yang telah disediakan yang disebut dengan santri mukim, namun
ada pula santri yang tidak tinggal di tempat yang telah disediakan tersebut
yang biasa disebut dengan "santri kalong". Para santri tersebut tetap
mengikuti proses pembelajaran secara rutin setiap hari. Biasanya santri
kalong berasal dari penduduk setempat atau tempat tinggalnya tidak jauh dari
pesantren. Selain dua jenis santri tersebut, ada pula jenis santri Dhofier yaitu
santri kelana, dimana santri ini tinggal di pesantren relatif lebih sebentar
dibanding santri mukim biasa. Santri kelana ini biasanya suka berpindah-
pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya.
c. Bangunan Pondok
Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan
Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah
bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih dikenal dengan Kyai. Istilah
pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman

5
yang melembaga di Indonesia. Pondok atau asrama merupakan tempat yang
sudah disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya pondok ini banyak
menunjang segala kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok dengan
sarana pondok yang lain biasanya berdekatan sehingga memudahkan untuk
komunikasi antara Kyai dan santri, dan antara satu santri dengan santri yang
lain.
d. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan
pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik
para santri, terutama dalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat
Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Proses pembelajaran di dalam masjid diawali dari Madinah, yang
kemudian lembaga-lembaga pesantren di Jawa memelihara tradisi tersebut
hingga sekarang masih ditemui beberapa ulama dengan penuh pengabdian
mengajar kepada para santri di masjid-masjid serta memberi wejangan dan
anjuran kepada murid-muridnya.
e. Pengajaran Kitab-Kitab Kuning
Pengajaran kitab-kitab Islam klasik oleh pengasuh pondok (Kyai) atau
ustad biasanya dengan menggunakan sistem sorogan, wetonan, dan
bandongan. Adapun kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di pesantren
menurut Zamakhsyari Dhofir dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu:
(1) Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi),
(2) Fiqih (hukum),
(3) Ushul Fiqh (yurispundensi),
(4) Hadits,
(5) Tafsir,
(6) Tauhid (theologi),
(7) Tasawuf dan Etika,
(8) Cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghahâ€
Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan para Kyai di
pesantren. Keberadaannya tidaklah dapat dipisahkan dengan Kyai di
pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai ajaran
Islam, sedangkan Kyai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu.Para santri
mempelajari kitab klasik dengan cara dibacakan oleh Kyai kalimat-kalimat

6
dari Kitab dan kemudian mejelaskan makna dan arti dari kalimat-kalimat
tersebut.
4. Peran Pesantren
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang
merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia
dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan
keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan
Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini,
pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap
perjalanan sejarah bangsa.
Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya
dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani
dengan biaya yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan
beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh
lebih murah. Organisasi Massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki
pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU). Ormas Islam lainnya yang juga
memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.
5. Jenis Pesantren
Lebih lengkapnya, menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, terdapat empat
jenis pesantren/pendidikan Islam, Antara lain :
a) Pendidikan yang berfokus pada tafaqquh fi al-din seperti pada pesantren
konvensional (pesantren salafiyyah) yang menanamkan hampir seluruh
kurikulum pada pendidikan agama.
b) Pendidikan madrasah yang menerapkan kurikulum Diknas dan Depag.
Setelah dilakukan kesesuaian dengan UUSPN 1989, madrasah dikenal
degan 'sekolah umum berciri agama'
c) Sekolah Islam yang menerapkan kurikulum Diknas yang disebut
'pendidikan umum plus agama'.
d) Pendidikan berbasis keterampilan yang mengikuti model pembelajaran
di 'STM' atau MAK/SMK.

7
B. Landasan Teoritik Pemberdayaan Mengacu Pada Spirit Al-Maun
a. Materi tentang pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari empowerment, sedang
memberdayakan adalah terjemahan dari empower. Menurut Oxford English
Dictionary, kata empower memiliki dua arti, yaitu:
1) to give power atau autority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan
kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain,
2) to give ability to atau enable atau usaha untuk memberikan kemampuan
atau keberdayaan (Mohammad Nadzir, 2015: 37-56).
Menurut Munawar Noor (2011) Pemberdayaan masyarakat menyangkut tiga
aspek penting, yaitu:
1) enabling, menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat
dapat berkembang.
2) empowering, memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui
langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan
pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat
semakin berdaya.
3) protecting yaitu melindungi dan membela kepentingan masyarakat
lemah. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang
lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses
sumberdaya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam
pembangunan.
Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk
memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga
dan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya (Kesi Widjajanti, 2011: 15-
27). Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti
tenaga/kekuatan, proses, cara, perbuatan memberdayakan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 242). Sedangkan menurut Muahammad Fuad al-Baqi’ (1992:
587- 558) dalam Al Qur’an kata daya di sebut sebagai “al-Quwwah”, dalam
berbagai variannya, disebut 33 kali. Dalam bahasa Arab disebut “al-Quwwah”,
dalam bahasa Inggris disebut “empower” yang menurut Cornell University
Empowerment Group dalam sleeby yang dikutip oleh Hatta Abdul Malik (2012:
193) mengatakan bahwa pemberdayaan adalah Suatu proses yang disengaja dan
berlangsung secara terus menerus yang dipusatkan di dalam kehidupan

8
komunitas lokal, meliputi: saling menghormati, sikap refleksi kritis, adanya
kepedulian dan partisipasi kelompok, yang melaluinya masyarakat yang merasa
kurang memiliki secara bersama sumber-sumber yang berharga menjadi
memperoleh akses yang lebih besar untuk mendapatkan dan mengontrol
sumber-sumber tersebut.
Dengan demikian, pemberdayaan merupakan upaya yang membangun
daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
Berarti mendorong mereka menjadi lebih terlibat dalam keputusan dan aktivasi
yang memenuhi pekerjaan mereka.
b. Materi tentang spirit Al-Maun
Konsep Spirit Al-Maun yaitu diambil dari surat al-Maun memiliki arti
yang sangat penting sebab menjadi landasan dasar dan spirit bagi lahirnya
gerakan dakwah Muhammadiyah dengan berbagai amal sosialnya berupa rumah
sakit, panti asuhan, panti jompo, rumah sakit, lembaga pendidikan dan lainnya.
Berdasarkan sejarah awal Muhammadiyah tercacat kisah mengenai pengajian
surah al-Maun dan tafsir pengalamannya. Spirit Surah Al Amun,
Muhammadiyah menganjurkan agar umat islam memperhatikan orang-orang
yang terbelakang, tertindas, dan masih dibawah garus kemiskinan. Karena, bisa
saja orang yang disebut sebagai penduata agama adalah justru orang yang
hanya melakukan shalat tapi abai terhadap anak yatim. Dalam surah Al Maun
mengatakan, tahukah kamu yang mendustakan agama, yang enggan
memberikan perhatian kepada anak-anak yatim yang tidak berdaya dan abai
pada kebutuhan orang miskin.
c. Zakat, Infaq, Shodaqoh
Pengetian zakat dilihat dari aspek bahasa maka akan memiliki beberapa
arti yang diantarnya adalah al barakatu, athohaotu dan as sholahu. Berdasarkan
bebepa istilah tersebut maka ketika diterjemahkan dalam bahasa indonesia
artinya adalah keberkahan, kesucian keberesan. Status zakat dalam ibadah umat
islam adalah merupakan rukun islam, artinya wajib dilakukan oleh semua umat
Islam. Karena begitu pentingnya zakat ini samapi Alalh dalam Alquran
menyebutkannya diulang-ulang sebanyak 32 kali dalam 19 surah dan 32 ayat,
ratarata digandengkan dengan kata alshalâh yang dalam Alquran kata ‚shalâh‛
juga diulang-ulang lebih banyak lagi, hingga 67 kali (Suma, 2013: 254). Hal ini

9
dilakukan dengan tujuan bahwa zakat mampu menjadi alat dalam
membersihkan dosa dan menguatkan iman bagi orang yang mengeluarkan zakat
dari sebagian hartanya yang sudah mencapai nishab yaitu satu tahun kepada
orang yang seharusnya menerima zakat.
Infaq merupakan kata yang sangat familier dilingkungan masyarakat,
khususnya Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Sebagai pengantra, maka
pembahasan ini akan membahas masalah infak yang pengertiannya bisa dilihat
dari arti kata dan arti Istilah. Menurut arti kata infaq secara bahasa berasal dari
kata anfaqa yang menunjukkan arti tentang mengeluarkan sesuatu untuk
kepentingan tertentu.
Shadaqah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar. Secara
etimologis sadaqah berasal dari bahasa Arab yang diambil (musytaq) dari akar
kata (benar). Dalam kajian agamaagama, konsep sedekah merupakan bagian
inti yang tidak bisa dilepaskan, khususnya berkaitan dengan transformasi agama
sebagai perubahan sosial yang dijelaskan berdasarkan undang – undang No 23
Tahun 2011 tentang Zakat (jaelani, 2018: 18). Karena ada kaitannya dengan
sosial maka sebenarnya shodaqoh bisa dijadikan sebagai dalil penguat atas
kebenaran dan kebaikan mengeluarkan shodaqoh sebagai bentuk wujud
keimaman seseorang.

10
BAB III

IMPLEMENTASI

A. Pemberdayaan Berbasis Spirit Al-Maun


1. Tema Kegiatan : Berbagi Sedakah dan Silaturrahim di Yayasan Pondok
Pesantren Salsabila Samarinda
2. Waktu Kegiatan : Kamis, 7 Juli 2022
3. Tempat Kegiatan : Pondok Pesantren Salsabila Jl. Suryanata Blok AH Kota
Samarinda Kalimantan Timur
4. Desain Kegiatan : Pemberian sembako untuk keperluan dapur
5. Hasil/Implemntasi Kegiatan : Kegiatan ini merupakan kegiatan sederhana
dimana kelompok berkumpul di Pondok Pesantren Salsabila Samarinda
dalam rangka berbagi sedekah dan silaturrahmi ke pengurus dan jajaran staf
pondok pesantren salsbila samarinda
6. Uraian Pengalaman yang Didapat : Semua hal di dunia ini hanya titipan
sehingga kita sebagai umatNya hanya bisa menjaga dan mengamalkan
segalanya yang kita miliki. Dengan tetap menerapkan kekerabatan dengan
bersilaturrahmi dan bersedekahlah ke pada yang membutuhkan agar selalu
terjali ikatan persaudaraan antara umat muslim.
7. Pendanaan : Pendanaan dengan Iuran sebanyak 10 orang dengan nominal Rp
50.000/orang
8. Dokumentasi :

11
B. Kegiatan berkunjung ke Yayasan Pondok Pesanten Salsabila Samarinda
1. Tempat kegiatan : Pondok Pesantren Salsabila Jl. Suryanata Blok AH Kota
Samarinda Kalimantan Timur
2. Data Kepengurusan dan Kegiatan Pondok Pesantren : Stuktur Kepengurusan
Pondok Pesantren Salsaliba Samarinda
- Pembina Santri Putra : Dr. H. Mukhammad Ilyasin, M.Pd
Dr. Much Eka Mahmud, M.Ag
Mahmuji, M.Pd
- Pembina Santri Putri : Prof. Dr. Hj. Siti Muri’ah
Hj. Titi Kadi, M.Pd.I
Sri Susmiati, M.Pd.I
- Direktur Pondok : Muhammad Ichsan, S.Pd
- Sekertaris : Siti Hafsah, S.H
- Bendahara : Atika Muliyandari, M.Pd
- Pengurus Harian
a. Bagian Keamanan
- Edo Husaini
- Ela Pratiwi, S.Pd
b. Bagian Keibadahan
- Djauhar Rangga Wijaya
- Fitayati Sofiati, S.H
c. Bagian Kebersihan
- Andre Purnomo
- Dyah Ayu Kusumaningrum
d. Bagian Pendidikan
- Nurul Huda, S.Pd
- Norhayati, S.Pd
e. Bagian Administrasi
- Suwaharki Bayu Surgawi Ananda
- Atika Muliandari, M.Pd
- Siti Fatimah
d. Bagian Konsumsi
- Istiqamah
- Khairul Huda

12
- Fitria Farhana
e. Bagian Humas
- Cahyo Alamsyah
- Yusron
f. Bagian Kesehatan
- Raudah
- Jamilah Ibrahim
- Afi Lailatur Maghfiroh
g. Bagian Sarana Prasarana
- H. Kasturi, A.Ma
- Madhi
- Kegiatan Pondok Pesantren
1. Jam 03.45-04.30 Bangun pagi, Persiapan Sholat Shubuh
2. 04.30-04.45 Sholat Shubuh Bejamaah
3. 04.45-05.30 Membaca Yasin da Wirdul Latif
4. 05.30-06.15 Mengaji Al-Quran
5. 06.15-06.45 Sarapan Pagi
6. 06.45-07.00 Persiapan Sholat Dhuha
7. 07.00-07.30 Sholat Dhuha
8. 07.30-08.30 Tahfidz
9. 0830-12.00 Belajar Formal
10. 12.00-12.30 Makan Siang
11. 12.30-15.00 1 Siang Sholat Jamaah Dzuhur, Rotibul Hadad dan
Istirahat
12. 15.00-15.20 Persiapan Sholat Ashar
13. 15.30-16.00 Sholat Ashar Berjamaah, Waqiah
14. 16.00-17.00 Diniyah
15. 17.00-17.30 Piket Harian
16. 17.30- 18.00 Persiapan Sholat Magrib, membaca Wirdu Latif
17. 18.00-18.30 Sholat Magrib Berjamaah
18. 18.30-19.20 Diniyah
19. 19.20-19.40 Sholat Isya Berjamaah
20. 19.40-20.00 Makan Malam
21. 20.00-21.15 Diniyah

13
22. 21.15-22.00 Belajar Mandiri
23. 22.00-03.45 Istirahat Malam
3. Aktivitas Serta Dokumentasi : Pemberian Sembako Berisi Kebutuhan Bahan
Dapur

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan ini merupakan kegiatan sederhana dimana kelompok berkumpul
di Pondok Pesanten Salsabila Smarinda dalam rangka berbagi atau sedekah dan
silaturrahim, wawancara mengenai pengurusan, dan edukasi pesan dan kesan dari
pengurus ponpes betapa penting nya silahturrahmi. Pondok Pesantren Salsabila
yang berlokasi di Jl. Suryanata Blok AH Kota Samarinda Kalimantan Timur
adalah salah satu bentuk pengalaman dari kelompok kami dalam membentuk dan
mengikat tali persaudaraan antara umat muslim.
B. Saran
Sebagai muslim, kita diminta untuk meneladani sifat Allah tersebut untuk
menjadi hamba yang pengasih, menjadi manusia rabbani. Terutama kepada
manusia yang mempunyai hubungan kekerabatan (rahim).
Bagi mereka yang senantiasa selalu mensedekahkan harta secara
sembunyi atau terang-terangan, maka dia akan mendapatkan pahala yang besar.
Dia tidak pernah merasa khawatir akan kekurangan dan bersedih hati. (QS. Al-
baqarah :274)

15
DAFTAR PUSTAKA

https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/pesantren/#:~:text=Definisi-
,Definisi,asrama%20untuk%20tempat%20menginap%20santri. Diakses pada tanggal
7 Juli 2022
https://muhammadiyah.or.id/silaturrahmi-rizki-panjang-umur/ Diakses pada tanggal 7
Juli 2022
https://suaramuhammadiyah.id/2020/11/16/agar-sedekah-lebih-bernilai/ Diakses pada
tanggal 7 Juli 2022

16

Anda mungkin juga menyukai