Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LINGUISTIK

Dosen Pengampu :
Icha Khairiah, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Filia Anjanlina (2011250021)
2. Ledya Nur Veronica (2011250005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO (UINFAS)

BENGKULU 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Semua pujian adalah kepada Allah SWT yang telah memberi kita
kebahagiaan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa
bantuan-Nya saya tidak akan pernah memiliki pilihan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Shalawat dan kabar baik dapat diberikan kepada nabi kita yang disayangi
Muhammad SAW yang akan kita menengahi di luar yang besar. Sang Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas kekayaan berkat-Nya yang
sehat, baik sebagai kesejahteraan dan alasan yang sebenarnya, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata Kuliah:
Kecerdasan Jamak dengan judul “Linguistik"
Penulis memahami bahwa makalah ini cukup cacat dan masih ada banyak
kesalahan dan noda di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengantisipasi analisis
dan ide-ide dari para pembaca untuk makalah ini, dengan tujuan agar tulisan ini
nantinya dapat berubah menjadi makalah yang jauh dan jauh. Kemudian, pada saat
itu, dengan asumsi ada banyak slip-up dalam makalah ini, Penulis meminta maaf
dengan berlimpah.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pertemuan, terutama


kepada para Dosen yang telah menyutradarai rekaman sebagai hard copy makalah
ini. Selanjutnya, idealnya makalah ini bisa berharga. Terima kasih banyak kepada
Anda.

Bengkulu, 5 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGATAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rummusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


1. Pengertian Linguistik ........................................................................... 2
2. Cabang Ilmu Linguistik ........................................................................ 3
3. Aliran Ilmu Linguistik .......................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13


A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTKA ........................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Linguistik sampai saat ini masih dianggap sulit oleh sebagian
besar manusia. Padahal Ilmu Linguistik bersifat umum yang hanya
mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada
umumnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Ilmu Linguistik umum
merupakan media komunikasi penting yang bersifat komunikatif.

Banyak yang beranggapan bahwa Ilmu Linguistik itu sulit dan perlu
segera ditepis. Masalahnya sekarang, sampai saat ini panduan Ilmu
Linguistik umum yang benar-benar dan detai masih sangat sulit untuk
ditemukan. Padahal buku jenis Ilmu Linguistik akan sangat membantu para
penulis pemula untuk mulai mengasah kemampuan.1

Problematika diatas perlu segera dipecahkan, salah satu langka yang


dapat ditempuh adalah menyajikan makalah tentang ke Ilmuan Linguistik
Umum.. Secara umum makalah ini dapat dikategorikan kedalam bagian
besar yakni begian awal berupa pembahasan objek keilmuan Linguistik
dalam bahasa dan bagian akhir yang membahasa tatanan dan sejarah
Linguistik. serta menyajikan tatanan sejarah keilmuan Linguistik sampai
saat ini belum banyak ditemukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Linguistik?
2. Apa Saja Cabang Ilmu Linguistik?
3. Bagaimana Aliran Ilmu Linguistik?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian dari Ilmu Linguistik, Jenis atau Cabang Ilmu Linguistik, dan
terakhir yaitu Aliran Ilmu Linguistik.

1
Todo F. B. Sibuea, ‘Students’ Perceptions on the Use of Google Classroom To Support
Blended Learning for the Pengantar Linguistik Umum Course’, Lingua : Jurnal
Ilmiah, 14.2 (2018), 49–63 <https://doi.org/10.35962/lingua.v14i2.45>.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Linguistik
Linguistik adalah ilmu bahasa secara umum atau tidak terikat pada
satu bahasa saja. Oleh karena itu, terkadang ilmu ini disebut juga dengan
linguistik umum (general linguistics). berdasarkan keluasan objek
kajiannya, linguistik dapat dibedakan menjadi linguistik umum dan
linguistik khusus. Dapat ditebak bahwa linguistik khusus berarti
memfokuskan kajiannya pada salah satu bahasa saja.2

Linguistik yang mempelajari ilmu kebahasaan secara umum tanpa


fokus salah satu bahasa saja (languages).

1. Etimologi

Jika ditelusuri secara etimologi, apa itu linguistik sesungguhnya


berasal dari kata lingua yang bermakna “bahasa” dalam bahasa Latin.
Selain dari bahasa Latin, beberapa bahasa lain juga merujuk pada makna
yang sama. Misalnya, dalam bahasa Prancis adalah langue atau langage,
bahasa Italia lingua, bahasa Spanyol lengua, dan bahasa Inggris
language.

Sementara itu dalam Bahasa Inggris Istilah linguistic dalam


bahasa Inggris berkaitan dengan kata language, seperti dalam bahasa
Perancis istilah linguistique berkaitan dengan langage. Dapat ditebak
bahwa arti dari language maupun langage adalah “bahasa”. Dalam
bahasa Indonesia “linguistik” adalah nama bidang ilmu, dan kata
sifatnya adalah “linguistis” atau “linguistik”. Dapat disimpulkan bahwa
secara etimologi linguistik berarti bahasa atau bidang ilmu yang
mempelajari bahasa.

2. Pendapat Ahli

Tentunya telah banyak ahli bahasa yang telah mendefinisikan


pengertian linguistik. Linguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu
bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa. Definisi linguistik sebagai
kata sifat adalah studi bahasa, sedangkan sebagai kata benda berarti ilmu
dari metode dalam mempelajari dan meneliti bahasa.

2
M Syahrun Effendi, ‘Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa’, Jurnal Perspektif Pendidikan, 5.1
(2012), 10 <https://www.ojs.stkippgri-
lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP/article/view/353>.

2
Linguistik adalah ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bahasa atau ilmu
bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa linguistik adalah ilmu yang
mempelajari atau meneliti seluk-beluk bahasa secara ilmiah.

B. Cabang Ilmu Linguistik

Saat membicarakan cabang ilmu linguistik, kebanyakan orang akan


menyebutkan pembagian kajian linguistik berdasarkan objek yang
dikajinya. Tentunya, objek kajian dari linguistik adalah bahasa. Misalnya,
dalam konteks ujaran atau pengucapan, bahasa dapat diamati dari bunyi
yang dihasilkan. Sementara itu, dalam konteks makna kata, bahasa dapat
dipelajari dari pembentukan makna dari kata yang digunakan tersebut.

Verhaar mengategorikan pembahasan bahasa berdasarkan objek


yang dikajinya tersebut menjadi: fonetik & fonologi (bunyi bahasa),
morfologi (pembentukan kata), sintaksis (aturan pembentukan kalimat), dan
semantik (makna kata) sebagai cabang linguistik. Kelima hal tersebut
sebagai tataran linguistik.3 Apa pun sebutannya, berikut adalah pemaparan
dari berbagai cabang kajian linguistik tersebut.

1. Fonetik

Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses


ujaran. Fonetik akan berhubungan dengan anatomi tubuh yang
menghasilkan bunyi, khususnya organ-organ tubuh yang terlibat dalam
proses penghasilan ujaran. Fonetik akan berupaya untuk menerangkan
bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Studi fonetik umumnya terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu sebagai berikut.

a. Fonetik akustik

Merupakan studi fonetik yang berupaya menjelaskan bunyi-


bunyi ujaran sebagai suatu proses fisik. Biasanya kajian ini
membutuhkan alat spektograf yang dapat memperlihatkan
gelombang bunyi udara. Alat tersebut mampu menggambarkan
intensitas dan volume ujaran sehingga para linguis dapat
menggambarkan bunyi-bunyi tersebut secara konkret melalui wujud
fisiknya.

b. Fonetik auditoris

3
Liliana Muliastuti, ‘Bahasa Dan Linguistik’, Linguistik Umum, 2014, 1–42
<http://repository.ut.ac.id/4729/3/PBIN4101-M1.pdf>.

3
Merupakan studi fonetik yang mempelajari proses
penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga. Cabang ini boleh
dibilang lebih dekat dengan kajian kedokteran dibandingkan dengan
linguistik.

c. Fonetik artikulatoris

Adalah studi fonetik yang mempelajari bagaimana bunyi-


bunyi bahasa dihasilkan oleh alat atau organ tubuh manusia. Fonetik
artikulasi lebih banyak memberikan sumbangan bagi linguistik
dibandingkan dengan fonetik aktistik dan atiditoris. Karena, cabang
ini menganalisis bunyi-bunyi bahasa secara mendetail berdasarkan
konteks bahasanya, bukan organ tubuh penghasil bahasa yang lebih
condong ke dunia medis. Contohnya, bagaimana bunyi [p] dan [b]
dihasilkan oleh alat ucap manusia.

2. Fonologi

Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari fungsi


bunyi untuk membedakan atau mengidentifikasi kata. Objek penelitian
fonologi adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi
membedakan makna kata.

Jika pada fonetik, bunyi-bunyi dianalisis berdasarkan cara


membunyikannya. Oleh karena itu, dalam fonologi, bunyi-bunyi
tersebut dianalisis pada suatu konteks pengucapan katanya. Misalnya
pada kata bunyi dengan sunyi apakah bunyi [b] dan [s] pada kata-kata
tersebut membedakan makna? Jika ya, maka bunyi itu disebut fonem.

Dalam studi bahasa individu, fonologi di sebut sebagai fonologi,


misalnya fonologi Bahasa Indonesia. Namun dalam studi linguistik
umum, fonologi disebut sebagai fonemik yang merupakan salah satu
cabang fonologi yang terdiri dari fonetik dan fonemik.

3. Morfologi

Morfologi adalah cabang linguistik yang menganalisis struktur,


bentuk dan pembentukan, serta klasifikasi kata-kata. Objek
penelitiannya adalah morfem, yakni satuan gramatikal terkecil yang
mempunyai makna. Contoh morfem adalah imbuhan, misalnya (me-an,
me-kan, dsb) atau partikel (-kah, -lah).

Bagaimana akibatnya jika suatu kata dasar ditambahkan


imbuhan (afiks)? Apakah kata-kata itu akan mengalami perubahan

4
makna dan kategori kata, dan sebagainya? Hal seperti itulah yang akan
dikaji dalam morfologi.

4. Sintaksis

Jika morfologi membicarakan struktur internal kata, maka


sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain
atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran atau mudahnya: dalam
suatu kalimat. Hal-hal yang biasa dikaji dalam sintaksis meliputi:

a. struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran


sintaksis;
b. satuan sintaksis berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana;
c. hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti modus, aspek, dsb.
5. Semantik

Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna


bahasa. Sebetulnya, makna adalah hal yang paling sulit untuk dikaji.
Bahkan, para linguis strukturalis biasanya menanggalkan kajian ini
karena dianggap tidak dapat diteliti secara empiris. Makna itu terlalu
relatif dan sangat tergantung dari penutur dan konteks sekitarnya.4

Studi semantik mulai dikembangkan oleh Chomsky pada tahun


1957 yang menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu
komponen dari tata bahasa. Hal-hal yang dibicarakan dalam semantik
meliputi hakikat makna, jenis makna, relasi makna, perubahan makna,
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan makna bahasa.

Selain lima cabang utama di atas, linguistik juga dapat dibedakan


menjadi beberapa kategori lain berdasarkan aspek lainnya pula. Berikut
adalah pemaparannya.

1. Berdasarkan Segi Sifat Telaah

Berdasarkan bagian-bagian bahasa yang dikaji (segi sifat telaah),


linguistik dapat dibedakan menjadi: linguistik mikro dan linguistik
makro. Linguistik mikro hanya mengkaji struktur internal suatu bahasa
tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya.

Sementara itu, Linguistik makro mengkaji suatu bahasa dalam


hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa. Studi linguistik ini
akhirnya melahirkan lagi cabang-cabang linguistik seperti:

4
Liesna Andriany, ‘Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Pailkem Pada
Matakuliah Linguistik Umum’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., 20, 2021, 2013–15.

5
a. Sosiolinguistik, merupakan ilmu yang mempelajari aspek sosial
dengan kegiatan berbahasa.
b. Antropologi Linguistik, atau Etnolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara bahasa, penggunaan bahasa, dan
kebudayaan pada umumnya.
c. Neurolinguistik, adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
sistem saraf dan bahasa.
d. Psikolinguistik, merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
psikologi dan bahasa.
e. Stilistika, ilmu yang mempelajari gaya (style) bahasa.
2. Cabang Linguistik Berdasarkan Tujuan

Dalam pembidangannya, linguistik dibagi atas empat bidang,


yakni sebagai berikut :

a. Linguistik umum

Linguistik umum (general linguistics) merumuskan bahwa


semua bahasa manusia bersifat alamiah. Sehingga, hasil kajian
linguistik umum memberikan gambaran seluk beluk bahasa
sehingga dapat menghasilkan teori kebahasaan. Linguistik umum
memberikan ciri umum bahasa yang diuraikan secara sederhana,
umum, tepat, dan objektif. Selain itu, kajian ini juga memberikan
informasi umum mengenai teori, prosedur kerja, dan paham-paham
yang berkembang dalam linguistik.5

b. Linguistik terapan

Linguistik terapan (applied linguistics) adalah ilmu yang


berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistik untuk
keperluan praktis atau hal nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai linguistik terapan, bahasa berfungsi sebagai alat, yaitu alat
dalam pengajaran bahasa sehingga peserta didik mampu
menggunakan bahasa yang dipelajari. Istilah applied linguistics
dipopulerkan di Amerika Serikat pada tahun 1940. Ketika itu, ilmu
ini bertujuan untuk membantu kemajuan pengajaran bahasa.

c. Linguistik teoretis

Linguistik teoretis adalah ilmu yang berusaha mengamati


bahasa dari segi struktur bahasa itu sendiri. Ilmu ini berusaha
memahami bahasa melalui kegiatan-kegiatan berbahasa. Bahasa
dalam linguistik teoretis ini tidak dipandang sebagai alat, tetapi di

5
Andri Kurniawan, Linguistik Umum (Global Eksekutif Teknologi., 2023).

6
pandang sebagai bahasa. Linguistik teoretis adalah upaya untuk
memahami bahasa, tidak untuk ditumpangtindihkan dengan teori
linguistik yang digunakan sebagai landasan analisis ketika
mengadakan penelitian linguistik.

d. Sejarah linguistik

Sejarah bahasa tidak dapat disebutkan sebagai salah satu


subdisiplin linguistik karena ia berada di dalam linguistik khusus itu
sendiri. Sebaliknya, sejarah linguistik dapat membawa kita pada
pengetahuan perkembangan linguistik dari masa ke masa, sehingga
dapat diketahui apa saja yang sudah dilakukan dalam penelitian
linguistik. Hasil penelitian dari masa ke masa tersebut dapat
dibandingkan satu dengan yang lainnya agar diketahui
perkembangan-perkembangan bahasa yang terjadi.

3. Linguistik Berdasarkan Aspek Pendekatan Objek

Berdasarkan aspek pendekatan objeknya, linguistik dibagi


menjadi sebagai berikut ini.

a. Linguistik deskriptif

Linguistik deskriptif adalah ilmu yang mengkaji bahasa yang


digunakan penutur ketika penutur sedang mengadakan penelitian
dan analisis data. Dapat dikatakan bahwa linguistik deskriptif adalah
ilmu yang melihat bahasa apa adanya.

b. Linguistik sinkronis

Adalah linguistik yang mengkaji bahasa pada kurun waktu


tertentu (dalam satu waktu).

c. Linguistik diakronis

Merupakan linguistik yang mempelajari perkembangan


bahasa dari masa ke masa. Contohnya, perkembangan bahasa Bali
dari masa lalu hingga masa kini.

d. Linguistik historis komparatif

Adalah linguistik yang mempelajari perbandingan antara


bahasa-bahasa yang sekerabat.

e. Linguistik konstrastif

7
Merupakan linguistik yang mempelajari perbandingan
antara bahasa-bahasa yang tidak sekerabat. Penelitian linguistik
konstrastif membatasi kajiannya pada bandingan-bandingan bahasa
pada periode tertentu. Linguistik konstrastif dipelopori oleh Robert
Lado.

C. Aliran Linguistik

Sejarah linguistik telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik


yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran dan penelitian bahasa secara
umum. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-
beda mengenai bahasa sehingga melahirkan berbagai teori dan metode tata
bahasa yang berbeda pula.

Berikut adalah beberapa aliran yang berpengaruh besar terhadap


perkembangan ilmu linguistik.

1. Linguistik tradisional

Aliran pertama dalam linguistik yang muncul berdasarkan


pendekatan Aristoteles dan Plato dengan melihat bahasa dari pandangan
filsafat. Analisis aliran tradisional menghasilkan simpulan bahwa
bahasa didasarkan pada makna sehingga batas antara satuan gramatikal
menjadi kabur.

Dengan demikian, muncul beberapa definisi mengenai kelas


kata. Cotohnya, kata benda adalah nama orang, benda, dan yang
dibendakan. Sementara itu, kata kerja adalah kata yang menunjukkan
kegiatan. Padahal, sebetulnya tidak selalu begitu.

Menurut para ahli sejarah, sekumpulan penjelasan dan aturan


tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran tradisional merupakan warisan
dari studi perspektif dari abad ke 18. Studi perspektif sendiri adalah
studi yang pada prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa
yang baik dan benar.

Ciri-ciri aliran tradisional menurut Alwasilah adalah:

a. Tidak adanya pengenalan perbedaan antara bahasa ujaran dan


bahasa tulisan;
b. Pemerian bahasa (Inggris) dengan memakai patokan-patokan bahasa
lain, tepatnya bahasa Latin;
c. Penghakiman penggunaan bahasa dengan vonis tradisional: benar
atau salah;

8
d. Pelibatan logika dalam memberikan keputusan persoalan
kebahasaan;
e. Mempertahankan penemuan-penemuan terdahulu;
f. Pemberian bahasa dilakukan berdasarkan bentuk bahasa tulisan
baku;
g. Banyak menurunkan definisi yang tidak jelas.
2. Linguistik Struktural

Munculnya aliran struktural adalah bentuk ketidakpuasan para


linguis terhadap aliran tradisional yang belum memecahkan masalah
tata bahasa secara tuntas. Sejak tahun 1930-an sampai akhir tahun 1950-
an linguistik struktural menjadi aliran yang paling berpengaruh. Tokoh
linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting dalam
pengembangannya adalah Bloomfield.

Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia melandasi


teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Dalam teori
Behaviorisme, ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal
yang ada di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori
ini sebagai mechanism, yang merupakan kebalikan dari mentalism.

Bloomfield berusaha menjadikan linguistik sebagai suatu ilmu


yang bersifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena
yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang
istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis lebih fokus terhadap fonologi,
morfologi, sedikit sintaksis, dan sama sekali tidak menyentuh semantik.

Dalam menganalisis kalimat, kaum strukturalis melakukan


Analisis Unsur Bawahan Langsung, yaitu metode analisis kalimat atau
kata-kata dengan membaginya kepada unsur-unsurnya. Misalnya,
kalimat “Kakak memasak kue” dapat dianalisis dengan menghasilkan
unsur bawahan “kakak” dan “memasak kue”. Kemudian, “memasak
kue” dapat pula diuraikan menjadi unsur bawahan “memasak” dan
“kue”.

3. Aliran Tagmemik

Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang


terkenal adalah Language in Relation to a United Theory of The
Structure of Human Behaviour (1954). Dalam aliran ini, satuan dasar

9
dari sintaksis disebut sebagai tagmem (Yunani: susunan). Tagmem ialah
korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-
bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot
tersebut.6

Contoh Baju itu bagus. Bentuk baju itu mengisi fungsi subjek,
dan tagmem subjeknya dinyatakan dengan baju. Menurut Pike satuan
dasar sintaksis tidak dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja seperti
subjek + predikat + objek; dan tidak pula dapat dinyatakan dengan
deretan bentukbentuk saja, seperti frase benda + frase kerja + frase
benda, tetapi harus dinyatakan bersamaan dengan rumus seperti ini.

S: FN + P: FV + O: FN

Rumus tersebut dibaca: fungsi subjek diisi oleh frase nominal,


fungsi predikat diisi oleh frase verbal, selanjutnya diikuti pula oleh
fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.

Dua unsur tagmem tersebut (fungsi dan kategori kata) pada


perkembangan selanjutnya ditambahkan unsur peran (pengisi makna)
dan kohesi (keterikatan antara satuan-satuan lingual). Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa menurut aliran ini satuan dasar sintaksis berupa
tagmem dapat digambarkan sebagai sel empat sisi.

Fungsi Kategori

Peran Kohesi

Berdasarkan teori ini, kalimat Paman membaca koran tadi pagi


dapat dianalisis dengan hasil seperti di bawah ini.

6
Ribut Wahyu Eriyanti, Linguistik Umum (Uwais Inspirasi Indonesia, 2020).

10
Keterikatan antara satuan-satuan lingual (kohesi) pada analisis di
atas dikosongkan karena bahasa Indonesia bukanlah termasuk jenis bahasa
berkasus. Contoh bahasa berkasus adalah bahasa Jerman.

4. Aliran Stratifikasi

Teori ini menganggap bahwa bahasa merupakan sistem yang


berhubungan. Dikatakan bahwa suatu ujaran sudah memiliki strata yang
tersusun, yaitu makna (konsep) dibentuk oleh leksem, morfem, dan,
fonem.

a. Linguistik Konteks

Teori ini dipelopori oleh seorang antropolog berkebangsaan


Inggris, Bronislaw Malinowski. Aliran linguistik konteks
menyatakan bahwa untuk memahami ujaran, konteks situasi
haruslah diperhatikan. Karena konteks situasi tersebut dapat
memecahkan aspek bermakna bahasa sehingga aspek linguistik dan
nonlinguistik dapat berkorelasi.

Pada dasarnya, teori konteks memberikan simpulan bahwa


(a) makna tidak terdapat pada unsur-unsur lepas yang berupa kata,
tetapi berada pada ujaran secara menyeluruh dan (b) makna tidak
dapat ditafsirkan secara dualis (kata dan acuan), atau trialis (kata,
acuan, tafsiran), tetapi makna terpada dalam tuturan yang
dipengaruhi oleh situasi.

b. Linguistik Transformasi

Aliran ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang selanjutnya


dikenal dengan sebutan tata bahasa transformasi. Chomsky
mengemukakan teori ini dalam bukunya yang berjudul “Syntactic
Structure” (1957) dan “Aspects of the Theory of Syntax” (1965).

Chomsky beranggapan bahwa bahasa tercermin di dalam


kalimat dengan membawa sejumlah elemen dasar dan struktur.
Struktur itu dibedakan menjadi dua, yaitu struktur dalam (deep
structure) dan struktur luar (surface structure). Struktur luar
berwujud apa yang didengar/ dilihat, sedangkan struktur dalam
berwujud abstraksi dari yang didengar/dilihat.

Chomsky menambahkan bahwa dalam menghasilkan


kalimat, manusia memiliki kompetensi (competence) tentang
bahasanya dan menampilkan (performance) dalam wujud bahasa.
Itulah yang dikaji dalam teori transformasi generatif. Dalam hal ini,

11
sintaksis berada pada strata yang lebih tinggi sehingga kajiannya
lebih diperdalam.

5. Teori semantik generatif

Teori ini diperkenalkan oleh murid Noam Chomsky, yakni


Postal, Mc Cawley dan Lakoff pada tahun 1968. Menurut mereka,
semantik memiliki eksistensi yang lain dari sintaksis sehingga tidak
dapat disamakan dengan struktur dalam pandangan Chomsky. Mereka
berpendapat bahwa sintaksis dan semantik bersifat homogen, sehingga
hanya membutuhkan satu kaidah, yakni kaidah transformasi.

6. Teori kasus

Aliran ini merupakan teori yang masih berhubungan dengan


teori transformasi generatif dan semantik generatif. Teori kasus
membicarakan hubungan antara verba sebagai predikat dan nomina
sebagai argumen yang mendampingi verba dalam kalimat yang
selanjutnya diberi label kasus. Misalnya bentuk [— X, Y, Z]: tanda (—
) melambangkan verba sebagai predikat dan tanda [X, Y, Z]
melambangkan argumen yang berada pada verba.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitia bahasa
sudah di mulai sejaksejak abad ke 6 SM, bahkan perpustakaan besar yang
menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan sudah dibangub sejak
awal abad ke 3 SM di kota Alexandrea. Kamus bahasa Inggris, Dectionary
of the English Language, yang terdiri atas dua volume, pertama kali
diterbitkan pada tahun 1755; dan pda tahun 1884 telah diterbitkan Ocford
English Dectionary yang terdiri atas 12 volume. Antara 1820 – 1870 para
ahi linguistik berhasl membangun hubungan sistematis di antara bahasa-
bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologis. Salah satu
buku awal yang menjelaskan mengenai ilmu bahasa adalah An Introduction
as Lingualistic Science yang di tulis Bloomfield pada tahun 1914. Jurnal
ilmiah internasuonal ilmu bahasa, yang berjudul Unternational Jurnal of
American Linguistics, pertama kali diterbitkan pada tahun 1917.

B. Saran
Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, kami
mohon kepada para pembaca untuk memberikan saran yang membangun.
Karena kami sadar betul bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat
banyak kekuarangan dan kesalahannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andriany, Liesna, ‘Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Pailkem Pada


Matakuliah Linguistik Umum’, Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952., 20, 2021, 2013–15

Effendi, M Syahrun, ‘Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa’, Jurnal Perspektif


Pendidikan, 5.1 (2012), 10 <https://www.ojs.stkippgri-
lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP/article/view/353>

Eriyanti, Ribut Wahyu, Linguistik Umum (Uwais Inspirasi Indonesia, 2020)

Kurniawan, Andri, Linguistik Umum (Global Eksekutif Teknologi., 2023)

Muliastuti, Liliana, ‘Bahasa Dan Linguistik’, Linguistik Umum, 2014, 1–42


<http://repository.ut.ac.id/4729/3/PBIN4101-M1.pdf>

Sibuea, Todo F. B., ‘Students’ Perceptions on the Use of Google Classroom To


Support Blended Learning for the Pengantar Linguistik Umum Course’,
Lingua : Jurnal Ilmiah, 14.2 (2018), 49–63
<https://doi.org/10.35962/lingua.v14i2.45>

14

Anda mungkin juga menyukai