Disusun oleh :
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur budidaya kutu air ( Daphnia sp)
dengan pemberian pupuk atau perlakuan yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
II. METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum budidaya Daphnia sp. ini dilakukan pada hari Kamis 3 Mei 2018.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium IKN PSDKU Sukabumi pada pukul 13.00 s/d
selesai.
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan,galon 19 liter, pipet
volummetrik,mikroskop, cawan petri, mortar,alu dan aerasi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah inokulan Daphnia sp.
sebanyak 130 ekor untuk setiap perlakuan, serta pupuk berupa Chlorella sp. , air kolam,
dan ragi
2.3 Prosedur Kerja
Interpretasi : Berdasarkan hasil praktikum budidaya Daphnia sp. selama 7 hari dengan
diamati kepadatan setiap harinya didapatkan hasil yaitu pada pemeliharaan hari pertama
jumlah inokulan terbanyak di dapatkan pada perlakuan dengan pemberian ragi pada
kelompok 3 yaitu sebanyak 27 ekor/liter sedangkan terendah pada perlakuan Chlorella
yaitu sebanyak 18 ekor/liter. Selanjutnya pada hari kedua jumlah inokulan terbanyak pada
perlakuan dengan air kolam yaitu sebanyak 34 ekor/ liter pada kelompok 5 sedangkan
terendah yaitu pada perlakuan ragi yaitu sebanyak 15 ekor/liter. Pada hari ketiga jumlah
inokulan tertinggi pada perlakuan Chlorella yaitu 55 ekor/liter dan terendah pada ragi yaitu
15 ekor/liter. Hari keempat di dapatkan hasil tertinggi pada perlakuan air kolam dengan
jumlah 126 ekor/liter dan terendah pada perlakuan ragi dengan jumlah 10 ekor/liter.
Kemudian pada hari kelima dengan jumlah terbanyak pada perlakuan air kolam yaitu
sebanyak 234 ekor/liter sedangkan terendah pada ragi yaitu sebanyak 7 ekor/liter. Pada hari
keenam didapatkan hasil yaitu hasil tertinggi pada perlakuan air kolam yaitu sebanyak 660
ekor/ liter sedangkan yang terendah adalah ragi sebanyak 5ekor/liter. Pada hari ketujuh
jumlah terbanyak adalah pada perlakuan air kolam yaitu sebanyak 2654 ekor/liter dan
terendah pada ragi yaitu sebanyak 2 ekor/ liter. Rata-rata Daphnia sp. banyak tumbuh di air
kolam dan terendah pada ragi.
III.2 PEMBAHASAN
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pengamatan selama pemeliharaan jumlah
kepadatan Daphnia sp ini terjadi secara fluktuatif atau keadaan yang tidak tetap dan selalu
berubah- ubah. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada saat itu Daphnia sudah mencapai
fase death phase sehingga kepadatannya menurun.Mekanisme reproduksi Daphnia adalah
dengan cara parthenogenesis. Satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel
pada tubuh induk. Daphnia yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit (molting)
beberapa kali sebelum tumbuh jadi dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Siklus hidup
Daphnia sp. yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah
telur menetas di dalam ruang pengeraman. Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak
pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara parthenogenesis. Daphnia sp. mulai
menghasilkan anak pertama kali pada umur 4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya
12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor, individu yang
baru menetas sudah sama secara anatomi dengan individu dewasa. Proses reproduksi ini
akan berlanjut jika kondisi lingkungannya mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak
ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual.Daphnia jantan
lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada individu jantan terdapat organ
tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan membuka
carapacae betina, kemudian spermateka masuk dan membuahi sel telur. Telur yang telah
dibuahi kemudian akan dilindungi lapisan yang bernama ephipium untuk mencegah dari
ancaman lingkungan sampai kondisi ideal untuk menetas.Beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan Daphnia diantaranya: Suhu,Daphnia hidup pada selang suhu
18-24 C. Daphnia membutuhkan pH yang sedikit alkali yaitu pH 6,7 - 9,2. Seperti makluk
hidup akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan
bagi Daphnia selain itu mineral dalam air karena Daphnia merupakan filter feeder yang
berarti mendapat pakan melalui cara menyaring organisme yang lebih kecil atau bersel
tunggal seperti algae dan jenis protozoa lainnya. Selain itu membutuhkan vitamin dan
mineral dari air. Mineral yang harus ada dalam air adalah kalsium. Unsur ini sangat
dibutuhkan untuk pembentukan cangkangnya. Oleh karena itu, dalam wadah pembiakan
akan lebih baik jika ditambahkan potongan batu kapur, batu apung dan sejenisnya. Selain
meningkatkan pH, bahan tersebut dapat mensuplai kalsium untuk Daphnia.Kadar DO
Daphnia membutuhkan suplay oksigen untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Jika
oksigen dalam perairan kurang mencukupi Daphnia akan membentuk hemoglobin. Pada
kondisi tersebut Daphnia akan berwarna merah. Kurangnya suplay oksigen dapat
menyebabkan kematian pada Daphnia.Menurut Kadarwan (1974) dalam Chumaidi (1982).
Air kolam terbukti lebih baik sebagai tempat hidup bagi Daphnia karena air kolam banyak
mengandung bahan organik. Hal tersebut memungkinkan Daphnia untuk mendapatkan
nutrisi yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berkembang biak.Survival
rate Dari hasil sampling yang dilakukan selama masa pemeliharaan didapatkan hasil rata-
rata tingkat kelangsungan hidup Daphnia sp. Berdasarkan hasil sampling yang dilakukan,
kelangsungan hidup Daphnia sp tertinggi terdapat pada perlakuan media air kolam,
kemudian diikuti dengan perlakuan chlorella dan terendah pada perlakuan ragi. Namun jika
dibadingkan dengan jumlah tebar diawal pemeliharaan, sangatlah sedikit. Dengan kata lain,
mortalitas Daphnia sp sangat tinnggi.Rendahnya kelangsungan hidup Daphnia sp. diduga
karena sedikitnya fitoplanton yang hidup pada media pemeliharaan. Hal ini disebabkan
karena sedikit adanya cahaya matahari yang menyinari media pemeliharaan. Menurut
Mokoginta, (2003) penumbuhan phytoplankton dalam media kultur diperlukan untuk
budidaya Daphnia sp. karena Daphnia sp. akan menggunakan phytoplankton tersebut
sebagai makanannya agar dapat tumbuh dan berkembang biak. Kemudian kualitas air pada
praktikum ini tidak dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi pH, suhu dan DO.
Pengukuran kualitas air dimaksudkan untuk mengetahui kualitas air pada media, karena
salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pemeliharaan Daphnia sp adalah kualitas
air.Dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan daphnia sp sesuai yang dikemukanan oleh
Darmanto, dkk (2000), daphnia sp dapat hidup optimal pada pH 6,5 – 8,5.Daphnia sp.
hidup pada kisaran suhu 22 – 310C. Kisaran suhu tersebut merupakan kisaran suhu optimal
bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia sp. (Radini, 2006 dalam Mubarak, 2009),
dan penetasan dahpnia sp. yang baik adalah pada suhu 210C. (Gusrina, 2006 dalam Ferry,
2009).Daphnia sp. membutuhkan suplay oksigen untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakannya. Jika oksigen dalam perairan kurang mencukupi Daphnia sp. akan
membentuk hemoglobin. Pada kondisi tersebut Daphnia sp. akan berwarna merah.
Kurangnya suplay oksigen dapat menyebabkan kematian pada Daphnia sp. (Anonim,
2012).Oksigen terlarut sesuai dengan Radini (2006) di dalam Mubarak (2009) bahwa,
konsentrasi oksigen terlarut yang optimal untuk kultur Daphnia. Daphnia merupakan hewan
yang sensitif terhadap kontaminasi bahan kimia sehingga wadah yang di gunakan harus
disterilisasikan. Faktor lingkungan seperti sinar matahari sangat menunjang keberhasilan
budidaya karena ekologi cahaya berfungsi sebagai proses fotosintesa yang dapat
merangsang fitoplankton tumbuh dan berkembang cepat.Pemupukan bertujuan untuk
meningkatkan zat hara dalam perairan, sehingga menumbuhkan fitoplankton dan organisme
lain. Sehingga dalam budidaya Daphnia kiranya perlu melakukan pemupukan susulan.
Didalam pemupukan hal yang perlu diperhatikan adalah dosis pupuk yang dibutuhkan
karna bila terjadi kelebihan pupuk mengakibatkan bloming fitoplankton.
IV.1 SIMPULAN
Adapun simpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Kelangsungan hidup Daphnia sp tertinggi terdapat pada perlakuan air kolam.
Rendahnya kelangsungan hidup Daphnia sp di akibatkan sedikitnya fitoplankton yang
hidup sebagai makanan bagi Daphnia sp.Parameter kualitas air pada media Daphnia sp
masih memenuhi standar optimal untuk kelangsungan hidup bagi Daphnia sp.
IV.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, Pedoman Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang, (Jakarta, badan
penelitian dan pengembangan pertanian, 1990).
Chumaidi dan Djajadireja, 1982. Kultur Massal Daphnia sp.di Dalam Kolam Dengan
Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Bull. Pen.PD.1.3(2) : 17 – 20.
Khairuman. 2008. Kultur Budidaya Daphnia sp. Sebagai Pakan Alami Ikan Air Tawar.
Kanisius. Yogyakarta.
Kusumaryanto, H. 2001. Pengaruh Jumlah Inokulasi Awal Terhadap Pertumbuhan
Populasi, Bimassa dan Pembentukkan Epipium Daphnia sp. Skripsi. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Mokoginta, I. 2003. Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Modul Daphnia sp.Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Bidang Budidaya Ikan Program
Keahlian Budidaya Ikan Air Tawar.
Pangkey, H., 2009. Daphnia dan Penggunaanya. Jurnal Perikanan dan Kelautan.V (3): 33-
36.
Soetopo, D. dan IGAA. Indrayani. 2007. Status Teknologi dan Prospek Beauveria bassiana
untuk Pengendalian Serangga Hama Tanaman Perkebunan yang Ramah Lingkungan.
Jurnal Perspektif, vol. 6 No. 1,Juni 2007 : 29 – 46.
Dokumentasi Kegiatan