Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN HARGA DIRI RENDAH

1. Kasus (Masalah Utama)


Definisi:
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 2009).
Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, Merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri, Perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan Akibat evaluasi
yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2010).
Menurut (Depkes RI, 2000 dalam Nurarif & Hardhi, 2015, p. 55) Harga diri
rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri Sendiri termasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak Berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa.
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor Predisposisi
Menurut (Fitria 2009, p. 6) Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah
kronik adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
Sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
Mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. (Fitria,2009).
c. Perilaku
Karakteristik perilaku yang ditunjukkan kepada klien harga diri menurut stuart
dan sundeen (1998:230) meliputi mengkritik diri sendiri/oreng lain, penurunan
produktifitas,destruktif yang di arahkan kepada orang lain atau diri sendiri,
gangguan dalam berhubungan,rasa diri penting yang berlebihan,perasaan
tidak mampu,rasa bersalah, mudah tersinggung atau mudah marah yang
berlebih, perasaan negative terhadap dirinya sendiri ketegangan peran yang
dirasakan,pandangan hidup yang pesimis, keluhan fisik, pandangan hidup
yang bertentangan, penolakan terhadap kemampuan personal, destruktif
terhadap diri sendiri, penggurungan diri, menarik diri secara
sosial,penyalahgunaan zat, menarik diri dari realita, dan khawatir.
d. Mekanisme koping
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka
penjang serta penggunaan mekanisme bertahan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yangmeyakinkan. Pertahanan jangka
pendek yaitu:
 Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari identitas
 Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara
 Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
 Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuatmasalah
identitas yang kurang berarti dalam kehidupan individu.
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:
 Penutupan identitas
 Identitas negatif
3. a. Pohon masalah
isolasi sosial: menarik diri

care problem
Gangguan konsep diri: harga diri rendah

gangguan citra tubuh

b. Masalah keperawatan dan yang perlu dikaji


Yosep (2014) menjelaskan terdapat beberapa masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien dengan harga diri rendah diantaranya adalah:
1. Harga diri rendah kronik
2. Koping Individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. Defisit Perawatan Diri
Data yang perlu dikaji:
Pengkajian dilakukan dengan wawancara langsung terhadap klien
yang didukung pula oleh data tadatentang Riwayat Kesehatan jiwa klien yang
terdapat dalam buku status klien selama dirawat di rumah sakit jiwa.
Hal hal yang dikaji pada klien dengan gangguan jiwa menurut hamid
(1999:29), meliputi gambarang perilaku harga diri rendah antara lain
menghindari kontak mata, postur tubuh membungkuk, Gerakan lambat atau
berhenti henti, tidak dapat menerima pujian atas dirinya, mengkritik diri
sendiri, rasa bersalah yang berlebihan, perasaan tidak mampu, merasa tidak
berguna, cenderung tidak percaya diri, kurang inisiatif dalam percakapan,
menarik diri secara sosial, mengespresikan ketakutan, dan kecemasan
secara berlebihan, tidak mampu memecahkan masalahyang dihadapi namun
enggang meminta pertolongan.
4. Diagnosa keperawatan
1) Harga diri rendah: gangguan konsep diri
2) Koping Individu tidak efektif
3) Isolasi sosial :menarik diri
4) Defisit Perawatan Diri
5. Rencana tindak keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada pasien menurut Kemenkes RI (2012),
yaitu:

a) Strategi pelaksanaan pertama pasien: pengkajian dan latihan kegiatan

 Identifikasi pandangan/penilaian pasien tentang diri sendiri dan


pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang telah
dan belum tercapai, upaya yang dilakukan untuk mencapai harapan yang
belum terpenuhi.
 Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan).
 Membantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan mana kegiatan yang dapat dilaksanakan).
 Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
 Membantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini untuk dilatih.
 Melatih kegiatan yang dipilih oleh pasien (alat dan cara melakukannya).
 Memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan untuk dilatih
dua kali per hari
b) Strategi pelaksanaan kedua pasien: latihan kegiatan kedua
 Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah.
 Memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama yang telah
dilatih dan berikan pujian.
 Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama.
 Membantu pasien memilih kegiatan kedua yang telah dilatih.
 Melatih kegiatan kedua (alat dan cara).
 Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan,
masingmasing dua kali per hari.
c) Strategi pelaksanaan ketiga pasien: latihan kegiatan ketiga
 Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
 Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama dan kedua yang
telah dilatih dan berikan pujian
 Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua
 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
 Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara)
 Memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masingmasing
dua kali per hari.
d) Strategi pelaksanaan keempat pasien: latihan kegiatan keempat
 Mengevaluasi data harga diri rendah
 Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua, dan ketiga
yang telah dilatih dan berikan pujian
 Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga
 Membantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
 Melatih kegiatan keempat (alat dan cara)
 Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan: empat kegiatan
masingmasing dua kali per hari.

DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai