Kes
Mata Kuliah: Keperawatan Jiwa
LAPORAN PENDAHULUANH
OLEH :
KELOMPOK B
Adaptif Maladaptif
D. Pohon Masalah
Kep.
1 P 1) Identifikasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi
A kemampuan kegaiatan kegiatan kegiatan kegiatan
S melakukan pertama pertama dan pertama,k latihan
I kegiatan dan yang telah kedua yang edua, dan dan
E aspek positif dan berikan dilatih dan ketiga berikan
N pasien (buat pujian berikan yang telah pujian
daftar 2) Bantu pasien pujian dilatih dan 2) Latih
kegiatan) memilih 2) Bantu pasien berikan kegiatan
Harga 2) Bantu pasien kegiatan memilih pujian latihan da
diri menilai kedua yang kegiatan 2) Bantu berikan
Kasus:
Hingga pada suatu hari Ny.I bertemu dengan seorang laki-laki yang
menarik hati hingga Ny.I ingin menjadi istri dari laki-laki tersebut. Namun
orangtuanya tidak setuju karena calon suaminya bukan dari orang yang
kaya raya. Karena Ny.I begitu mencintai laki-laki tersebut dan akhirnya
mereka pun menikah. Namun, setelah mereka menikah banyak
permasalahan yang muncul, terutama masalah keluarga, sehingga suami,
saudara suaminya dan tetangganya banyak yang mengejek Ny.I.
sehingga Ny. I tidak PD sebagai seoarang ibu karena tidak mampu
menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Karena banyaknya
cemoohan dari lingkungannya akhirnya Ny. I mengalami gangguan HDR.
Dirumah sakit...
“Ny.I hanya diam, tiba-tiba datang seorang perawat menghampiri
Ny.I untuk mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki Ny.I, membantu Ny.I menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan, membantu Ny.I memilih dan menetapkan kemampuan
yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke I (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan tidak PD sebagai seoarang Ibu karena
tidak mampu menjalankan peran sebagai Ibu rumah tangga.
b. Data Objektif
1) Klien tampak tenang dan kooperatif
2) Klien tampak kurang percaya diri
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan :
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Pasien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
d. Pasien dapat melakukan kegiatan yang dipilih sesuai dengan
kemampuan
4. Tindakan Keperawatan
SP I P
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien
d. Melatih pasien dengan kegiatan yang dipilih sesuai
kemampuan, misal merapikan tempat tidur
e. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Bu, perkenalkan nama saya Lailul
Muna, Ibu bisa memanggil saya mbak Muna. Saya mahasiswa
STIKES Muhammadiyah Kendal yang bertugas pada pagi hari
ini. Saya disini akan membantu menyelesaikan masalah yang
Ibu hadapi. Kalau boleh tau nama Ibu siapa ya?”
“Senang dipanggil siapa, Bu?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Tampaknya Ibu segar?”
c. Kontrak
1) Topik
“Ibu, bagaimana kalau kita mengobrol tentang kamampuan
dan kegiatan yang pernah Ibu lakukan? Setelah itu kita
akan nilai kegiatan mana yang masih dapat Ibu lakukan di
rumah sakit.”
2) Waktu
“Bagaimana bu apakah Ibu mau? waktunya mau 10 menit
atau 15 menit?”
3) Tempat
“Karena Ibu bersedia, dimana kita mau berbincang-
bincang? bagaimana kalau kita bicarakan masalah ini di
taman?”
2. Kerja
“Sekarang coba Ibu cerita apa kegiatan Ibu sehari hari dirumah
mulai dari bangun tidur?”
“Oh bagus ya bu, selain mandi dan makan kemudian apalagi, Bu?”
“Wah bagus sekali ya bu ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Ibu
miliki. Nah, Ibu dari ke 5 kegiatan ini yaitu sikat gigi, keramas,
membersihkan tempat tidur, mandi, dan makan apa yang masih
bisa Ibu kerjakan di rumah sakit?”
“Bagus sekali, Ibu ada 2 kegiatan yang masih bisa Ibu kerjakan
dirumah sakit ini yaitu membersihkan tempat tidur dan makan,
bagaimana kalau kita merapihkan tempat tidur, bagaimana bu apa
Ibu mau?”
“Ya sudah, kita menuju tempat tidur Ibu ya?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita mengobrol dan
latihan merapihkan tempat tidurnya?”
2) Evaluasi Objektif
“Ternyata Ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan dirumah sakit ini, salah satunya merapihkan
tempat tidur yang sudah Ibu praktekan dengan baik sekali.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah
pulang nanti. Sekarang mari kita masukan ke jadwal harian. Ibu
mau berapa sekali sehari merapihkan tempat tidur? Bagus 2x,
yaitu pagi jam berapa? lalu sehabis istirahat jam 4 sore ya bu.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Besok pagi kita latihan lagi ya bu kegiatan yang mampu
dilakukan dirumah sakit selain merapihkan tempat tidur,
yaitu mencuci piring. Bersedia, Bu?”
2) Waktu
“Jam berapa kita akan latihan mencuci piring besok?
Bagaimana kalau jam 8 pagi?”
3) Tempat
“Dimana kita bakan latihan cuci piring? Bagaimana kalau di
dapur saja?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke II (dua)
1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan
lingkungannya.
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan :
Pasien dapat melakukan kegiatan kedua yang dipilih sesuai
kemampuan, yaitu cuci piring
4. Tindakan Keperawatan
SP II P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih kegiatan kedua yang dipilih sesuai kemampuan, yaitu
cuci piring
c. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal harian
2. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum bu. Apakah Ibu masih ingat dengan saya?”
“Hebat. Ibu masih ingat nama saya.”
“Sesuai janji kemarin, saya datang lagi untuk melatih
kemampuan Ibu mencuci piring.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Bagaimana dengan
perasaan negatif yang Ibu rasakan? Bagus sekali bu. Berarti
perasaan tidak berguna yang Ibu rasakan sudah berkurang.”
”Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya?
Boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali.
Hebat bu.”
“Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata Ibu telah
melakukan kegiatan merapikan tempat tidur sesuai jadwal, lalu
apa manfaat yang Ibu rasakan dengan melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur secara terjadwal?”
c. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan
yang kedua. Hari ini kita mau latihan cuci piring kan, Bu?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 30 menit?”
3) Tempat
“Dimana tempat mencuci piringnya bu?”
2. Kerja
“Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan
untuk mencuci piring. Menurut Ibu apa saja yang kita perlu kita
siapkan untuk mencuci piring?”
“Ya bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan
alatnya yaitu sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring.
Selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang telah
kita sabuni.”
“Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci
yang biasa Ibu lakukan?”
“Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama
kita bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan kita kumpulkan
disatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring
dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian
dibilas hingga bersih sampai piringnya tidak terasa licin lagi.
Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada
piring dan gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalah gelasnya,
setelah itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu?”
“Bagus sekali, Ibu telah mencuci piring dengan cara yang baik.
nanti Ibu kalau dirumah juga begitu ya, Bu”
“Menurut Ibu bagaimana perbedaan setelah piring dicuci
dibandingkan tadi sebelum piring belum dicuci?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan mencuci
piring?”
2) Evaluasi Obyektif
“Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring
yang baik bu? Bagus bu”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ya bu, mau
berapa kali Ibu mencuci piring?”
“Bagus 3 kali, setelah selesai sarapan, makan siang dan malam
ya bu. Jika Ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat beri
tanda M, tapi kalau Ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan
perawat ibu beri tanda B, lalu kalau Ibu tidak melakukannya ibu
beri tanda T.”
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih
kemampuan Ibu yang ketiga, yaitu menyapu lantai”
2) Waktu
“Ibu mau jam berapa?”
“Baik jam 10 pagi ya, Bu.”
3) Tempat
“Tempatnya dimana, Bu?”
“Bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi
disini jam 10 ya bu. Wassalamualaikum wr.wb. Ibu.”
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, I., & Sutini, T. (2018). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.
Azizah, L. M., Zainuri, I. & Akbar, A. 2018. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa-Teori dan Aplikasi Praktik. Yogyakarta: Indomedia
Pustaka
Damaiyanti, M., Iskandar. 2018. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.
Keliat, B. A., Windrawati, H. D., Pawirowiyono, A., Subu, M. A. 2018.
Diagnosis Keperawatan : definisi dan Klasifikasi 2015-2018, Ed-10.
Jakarta: EGC.
Yusuf, A. H., Fitryasari, R., Nihayati, H. E. 2018. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM
c. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau
bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan berakhir
dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
d. Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak,
pembesaran vertikel di otak, atau perubahan pada sel
kortikal dan limbic.
e. Faktor genetic
2. Faktor presipitalis
Menurut Direja (2019) faktor presipitasi dari gangguan isi pikir:
waham, yaitu :
a. Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan
orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia.
Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga
dapat menjadi penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan
untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan
koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
3. Perilaku
a. Perubahan mood
b. Halusinasi
4. Mekanisme koping
a. Klien : identifikasi koping kekuatan dan kemampuan yang
masih dimiliki klien.
b. Sumber daya dan duungan sosial : pengetahuan keluarga,
finansial keluarga, waktu dan tenaga keluarga yang tersedia,
kemampuan keluarga memberikan asuhan.
C. Rentang Respon
Adatif Maladatif
1. Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
2. Persepsi akurat: proses diterimanya rangsang melalui panca
indra yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu
sadar tentang sesuatu yang ada di dalam maupun di luar
dirinya.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman: yaitu manifestasi
perasaan yang konsisten atau afek keluar disertai banyak
komponen fisiologik dan biasanya berlangsung tidak lama.
4. Perilaku sesuai hubungan sosial: perilaku individu berupa
tindakan nyata dalam penyelesaian masalah masih dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan budaya umum yang
berlaku.
5. Hubungan sosial harmonis: yaitu hubungan yang dinamis
menyangkut hubungan antar individu dan individu, individu dan
kelompok dalam bentuk kerjasama.
6. Proses pikir kadang terganggu (ilusi): yaitu menifestasi dari
persepsi impuls eksternal melalui alat panca indra yang
memproduksi gambaran sensorik pada area tertentu di otak
kemudian diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah
dialami sebelumnya.
7. Emosi berlebihan atau kurang: yaitu menifestasi perasaan atau
afek keluar berlebihan atau kurang.
8. Perilaku tidak sesuai atau biasa: yaitu perilaku individu berupa
tindakan nyata dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima
oleh norma – norma sosial atau budaya umum yang berlaku.
9. Perilaku aneh atau tidak biasa: perilaku individu berupa
tindakan nyata dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima
oleh norma-norma sosial atau budaya umum yang berlaku.
10. Menarik diri: yaitu percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
11. Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial
dalam berinteraksi (Azizah Lilik, Dkk. 2018).
D. Pohon Masalah
kerusakan komunikasi verbal ( Efek )
Waham ( Coproblem )
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
tentang agama.kllien mengatakan sering menjalankan solat sunnah
berulang kali secara berlebih klien mengatakan mnejlankan ibadah
solat karena ingin masuk surga. Klien tampak menyendiri, klien
tampak sedang mengambil wudhu untuk solat dilakukan secara
berulang kali, kllien tampak sedang menjalankan ibadah solat
setiap 5 menit secara berulang kali dan tampak selalu bersholawat.
Dan klien mengakui bahwa dirinya adalah nabi.
Data objektif : pembicaran klien berulang ulang, isi pembicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan dan klien tampak bingung dan
ketakutan
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan proses berpikir : waham kebesaran
3. Tujuan khusus
a) Klien mampu membina hubungan saling percaya
b) SP 1
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala waham
2. Bantu orientasi realita : panggil nama, orientasi waktu,
orang dan tempat/ lingkungan
3. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhan realistis
5. Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan
kebutuhan
4. Tindakan keperawatan
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
2. SP 1
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala waham
b) Bantu orientasi realita : panggil nama, orientasi
waktu, orang dan tempat/ lingkungan
c) Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
d) Bantu pasien memenuhi kebutuhan realistis
e) Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan
kebutuhan
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
tentang agama.kllien mengatakan sering menjalankan solat sunnah
berulang kali secara berlebih klien mengatakan mnejlankan ibadah
solat karena ingin masuk surga. Klien tampak menyendiri, klien
tampak sedang mengambil wudhu untuk solat dilakukan secara
berulang kali, kllien tampak sedang menjalankan ibadah solat
setiap 5 menit secara berulang kali dan tampak selalu bersholawat.
Dan klien mengakui bahwa dirinya adalah nabi.
Data objektif : pembicaran klien berulang ulang, isi pembicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan dan klien tampak bingung dan
ketakutan
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan proses berpikir : waham kebesaran
3. Tujuan khusus
a) Mempertahankan hubungan saling percaya
b) SP II
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
pasien dan berikan pujian
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki
3. Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian
4. Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan
dan kegiatan yang telah dilatih
4. Tindakan keperawatan
a) Mempertahankan hubungan saling percaya
b) SP II
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan
berikan pujian.
2) Diskusikan kemampuanyang dimiliki
3) Latih kemampuanyang dipilih, berikan pujian
4) Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan
kegiatan yang telah dilatih
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Pra interaksi
a) Perawat mengkaji perasaan dan persiapan diri sebelum
melakukan kegiatan dalam SP2 dengan waham.
b) Perawat menganalisis kekuatan dan keterbatasan
profesionalisme diri sendiri
c) Perawat mempersiapkan alat yaitu alat tulis dan jam tangan
d) Perawat mempersiapkan tempat pertemuan
e) Perawat mencuci tangan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
“selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya ibu? Iya benar
sekali saya perawat Herli, masih dengan ibu A?” (perawat
menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dan menatap
wajah pasien dengan senyuman. Posisi badan di depan
pasien dengan kaki menyerong ke samping bersilang
dengan pasien dengan jarak aman dari pasien)
b) Evaluasi / validasi
“bagaiamana keadaan ibu hari ini?”
“apakah ibu masih ingat dengan apa yang kita jadwalkan
kemarin ? sudah dilakukan ibu? Bagus sekali ibu”.
c) Kontrak
Topik : “ sesuai janji kita kemarin ibu, bahwa hari ini kita
akan menggali kemapuan yang ibu miliki”.
Tempat : “ sesuai dengan rencana kita juga kemarin
tempatnya disini saja ya ibu”
Waktu : “ untuk waktunya sebentar saja ibu sekita 15 menit
saja. Sekarang jam 09:00 di jam tangan saya, nanti kita
berbincang-bincang sampai jam 09:15. Bagaimana apakah
ibu bersedia?”
3. Fase kerja
“Kalau saya boleh tau kemampuan apa saja yang sekarang ibu
miliki, ibu senangi dan yang masih dapat dilakukan dirumah
sakit?”
“Jadi ibu suka menanam dan merawat bunga ya? Itu bagus
sekali ibu, dan menurut saya itu dapat dilakukan dirumah sakit
ini diwaktu kosong ibu”.
“Sebenaarnya apakah ibu sudah tau bagaimana caranya
menanam dan merawat bunga dengan benar? Bisa di
contohkan ibu?”
“Bagus sekali ibu, itu sudah benar apa yang tadi ibu lakukan.
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan ke dalam jadwal
harian ibu? Ibu maunya jam berapa? Jadi pagi hari setelah ibu
membersihkan kamar tidur dan makan pagi ya ibu.”
4. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“ Bagaimana ibu perasaannya setelah berbincang-bincang
dan latihan tadi?”
b) Evaluasi objektif
“ Apa saja tadi yang telah kita latih hari ini ibu?” “ Iya benar
sekali. Bagus sekali ibu.”
c) Rencana tindak lanjut
“ Jadi sekarang ibu sudah dapat menjalankan latihan yang
tadi sesuai jadwal ya bu, setuju bu?”
d) Kontrak yang akan datang
Topik : “Besok kita bertemu lagi ya bu untuk membicarakan
tentang manfaat obat yang nantinya akan ibu konsumsi”.
Tempat : “Untuk tempatnya apakah disini saja ibu?”
Waktu : “ Besok kita bertemu jam 09:00 lagi ya bu”.
“Baiklah kita cukupkan saja ya ibu untuk hari ini, ibu tadi
sudah sangat bagus sekali sudah mau menceritakan
perasaan dan latihan kegiatan ibu hari ini, saya permisi dulu
ibu, assalamualaikum. Selamat pagi.”
5. Dokumentasi
Perawat mendokumentasikan kegiatan, nama, tanda tangan,
tanggal, jam dan hasil.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif : Klien mengatakan hal yang tidak nyata yaitu
klien merasa
dirinya adalah nabi, klien mengatakan seseorang
membuatnya takut.
Data objektif : Pembicaraan klien berulang-ulang, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan klien
tampak bingung dan ketakutan.
2. Diagnosa Keperawatan : Waham
3. Tujuan Khusus
a) Mempertahankan hubungan saling percaya
b) SP III
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang dilakukan pasien, dan
berikan pujian.
2) Jelaskan tentang obat yang dimimum (jelaskan
6 benar obat, ,jenis, guna, dosis, frekuensi,
kontinutitas minum obat)dan tanyakan manfaat
yang dirasakan pasien.
3) Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan
dan kegiatan yang telah dilatih serta obat.
4. Tindakan Keperawatan
a) Mempertahankan hubungan saling percaya
b) SP III
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang dilakukan pasien, dan
berikan pujian.
2) Jelaskan tentang obat yang dimimum (jelaskan
6 benar obat, ,jenis, guna, dosis, frekuensi,
kontinutitas minum obat)dan tanyakan manfaat
yang dirasakan pasien.
3) Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan
dan kegiatan yang telah dilatih serta obat.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Pra Interaksi
a) Perawat mengkaji perasaan dan persiapan diri sebelum
melakukan kegiatan dalam SP3 dengan waham.
b) Perawat menganalisis kekuatan dan keterbatasan
profesionalisme diri sendiri.
c) Perawat mempersiapkan alat yaitu alat tulis dan jam
tangan.
d) Perawat mempersiapkan tempat pertemuan.
e) Perawat mencuci tangan.
2. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya ibu? Iya
benar sekali saya perawat Herli, masih dengan ibu A?”
(perawat menjulurkan tangan untuk berjabat tanga dan
menatap wajah pasien dengan senyuman. Posisi badan
di depan pasien dengan kaki menyerong ke samping
saling bersilang dengan pasien dengan jarak aman dari
pasien.
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana keadaan ibu hari ini?”
“Apakah ibu masih ingat dengan apa yang kita pelajari
kemarin? Sudah dilakukan ibu? Bafus sekali ibu.”
“Apakah kebutuhan ibu sudah terpenuhi hari ini?
Bagaimana untuk membersihkan halamannya dan
menanam merawat bunga, apakah sudah dilakukan?
Wah, bagus sekali ibu, pertahankan ya ibu.”
c) Kontrak
Topik :”sesuai janji kita kemarin ibu, bahwa hari ini
saya membawa obat yang biasa ibu minum untuk ibu,
dan kita akan berlatih bagaimana cara meminum obat
dengan benar”.
Tempat :”Sesuai permintaan ibu juga
kemarintempatnya disini saja ya ibu”.
Waktu :”Untuk waktunya sebentar saja ibu sekitar 15
menit saja. Sekarang jam 09:00 di jam tangan saya, nanti
kita berbincang-bincang sampai jam 09:15. Bagaimana
apakah ibu bersedia?”
3. Fase Kerja
“Apakah ibu sebelumnya sudah tau ini obat apa? Belum tau ya
ibu, jadi ini adalah obat yang nantinya harus ibu minum, ini jenis
obat tablet ibu, dimana dengan obat ini nantinya dapat
mempercepat proses penyembuhan ibu. Jadi ibu minum obat ii
sesudah makan ya bu sebanyak 1 tablet dalam setiap
bungkusnya dan diminum 3 kali sehari. Ibu bisa minum obat jam
06:00 pagi, jam 14:00 siang dan 22:00 malam ya bu. Bisa juga
dilihat dibagian tabelnya ya bu, disini sudah ada tertera untuk
aturan pakainya dan obat ini harus diminum secara teratur ya
ibu. Ibu meminum obatnya juga tidak boleh putus-putus ya
karena itu akan semakin memperpanjang proses penyembuhan.
Saat ibu ingin meminum obat ibu, ibu periksa dulu apakah nama
yang tertera pada tabel obat adalah nama ibu dan memeriksa
kembali jumlah dan macam obat ya bu. Apabila ada yang ibu
bingung atau ragu-ragu, sebaiknya ibu tanyakan kembali
kepada perawat yang jaga ya bu. Bagaimana apakah sudah
bisa dipahami? Apakah ibu sudah merasakan manfaat dari
minum obat selama ibu dirawat? Iya ibu ,,benar sekali.
Sekarang bagaimana kalau kita masukan jadwal minum obat ini
kedalam jadwal harian ibu? Ingat ya ibu harus diminum 3 kali
sehari sesudah makan”.
4. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“bagaimana ibu perasaannya setelah latihan untuk
meminum obat tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“Apa saja tadi yang telah kita latih hari ini ibu? Iya benar
sekali. Bagus sekali ibu”.
c. Rencana Tindakan Lanjut
“Jadi sekarang ibu sudah tau apa manfaat obat ini dan
bagaimana cara meminummnya secara benar, jadi ibu dapat
rutin meminum obatnya mulai hari ini, setuju bu?”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “Besok kita bertemu lagi ya bu untuk membicarakan
dan melatih tentang pemenuhan kebutuhan ibu yang lain
dan juga kemampuan ibu selain menyapu halaman dan
menanam bunga ya ibu”.
Tempat :”Untuk tempatnya apakah disini saja ibu?”
Waktu :”Besok kita bertemu jam 09:00 ya ibu”.
“Baiklah kita cukupkan saja ya ibu untuk hari ini, ibu tadi
sudah sangat bagus sekali dalam latihannya. Saya permisi
dulu. Assalamualaikum ibu selamat pagi”.
Perawat mencuci tangan.
5. Dokumentasi
Perawat mendokumentasikan kegiatan, nama, tanda tangan,
tanggal, jam dan hasil.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif : Klien mengatakan hal yang tidak nyata yaitu
klien merasa
dirinya adalah nabi, klien mengatakan seseorang
membuatnya takut.
Data objektif : Pembicaraan klien berulang-ulang, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan klien
tampak bingung dan ketakutan.
2. Diagnosa Keperawatan : Waham
3. Tujuan Khusus
a) Mempertahankan hubungan saling percaya
b) SP IV
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan
yang telah dilatih dan minum pbay, beri pujian.
2) Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya.
3) Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih
yang akan dilatih, kemudian latih.
4) Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang telah dilatih, dan minum obat.
4. Tindakan keperawatan
a) Mempertahankan hubungan saling percaya
b) SP IV
1) Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang
telah dilatih dan minum pbay, beri pujian.
2) Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya.
3) Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang
akan dilatih, kemudian latih.
4) Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan
yang telah dilatih, dan minum obat.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Pra interaksi
a) Perawat mengkaji perasaan dan persiapan diri sebelum
melakukan kegiatan dalam SP4 dengan waham.
b) Perawat menganalisis kekuatan dan keterbatasan
profesionalisme diri sendiri
c) Perawat mempersiapkan alat taitu alat tulis dan jam tangan
d) Perawat mempersiapkan tempat pertemuan
e) Perawat mencuci tangan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya ibu? Iya benar
sekali saya perawat Herli, masih dengan ibu A?” (perawat
menjulurkan tangan untuk berjabat tanga dan menatap
wajah pasien dengan senyuman. Posisi badan di depan
pasien dengan kaki menyerong ke samping saling bersilang
dengan pasien dengan jarak aman dari pasien.
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana keadaan ibu hari ini?”
“apakah kebutuhan ibu sudah terpenuhi? Bagaimana untuk
merawat bunganya bu, apakah sudah dilakukan? Obatnya
apakah sudah iminum sesuai aturan bu? Wah,,bagus sekali
ibu, pertahankan ya ibu.
c) Kontrak
Topik :”sesuai janji kita kemarin ibu, bahwa hari ini
melatih tentang pemenuhan kebutuhan ibu yang lain dan
juga kemampuan ibu selain merawat bunga ya ibu”.
Tempat :”sesuai permintaan ibu juga kemarin
tempatnya disini saja ya ibu”
Waktu :”umtuk waktunya sebentar saja ibu
sekita 15 menit saja. Sekarang jam 09:00 di jam tangan
saya, nanti kita berbincang-bincang sampai jam 09:15.
Bagaimana apakah ibu bersedia?”
3. Fase kerja
“ibu kalau saya boleh tau, ada tidak kebutuhan ibu yang saat ini
belum terpenuhi? Apa itu ibu? Oh,,jadi ibu ingin mempunyai
teman baru ya untuk diajak ngobrol? Bagaimana kalau
sekarang ibu berlatih untuk berbincang-bincang kepada teman
sekamar ibu. Bisa dengan menanyakan kabarnya hari ini,
kegiatan apa saja yang diikuti di rumah sakit? Bagaimana ibu,
apakah bisa ibu praktekkan sekarang. Iya ibu seperti itu, bagus
sekali ibu.”
“untuk latihan yang kedua ibukita akan berlatihuntuk melakukan
kemampuan apa yang ibu miliki. Apakah ada ibu? Menyapu
lantai ya ibu? Apakah sebelumnya ibu masih ingat bagaimana
caranya? Apakah bisa di praktekkan ibu? Wah, bagus sekali ibu,
ternyata ibu sangat bagus dalam menyapu lantainya.
Bagaimana kalau 2 latihan yang tadi kita tambahkan kedalam
jadwal harian ibu? Ibu maunya jam berapa?”
4. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“bagaimana ibu perasaannya setelah berbincang-bincang
dan berlatih tadi?”
b) Evaluasi objektif
“apa saja tadi yang telah kita latih hari ini ibu?” “iya, benar
sekali. Bagus sekali ibu mengingatnya”
c) Rencana tindak lanjut
“jadi sekarang ibu sudah dapat melakukan 2 hal tersebut
sesuai dengan jadwal yang telah di buat, setuju bu?”
d) Kontrak yang akan datang
Topik :”besok kita bertemu lagi ya bu untuk
mengobrol sekaligus mengevaluasi 4 pertemuan kita yang
lalu”.
Tempat :”untuk tempatnya apakah disini saja bu?”
Waktu :”besok kita bertemu jam 09:00 ya ibu”.
“ baiklah kita cukupkan saja ya ibu untuk hari ini, ibu tadi
sudah sangat bagus sekali sudah berbincang-bincang dan
berlatih 2 kegiatan sekaligus. Saya permisi dulu ibu.
Assalamualaikum. selamat pagi”.
Perawat mencuci tangan.
5. Dokumentasi
6. Perawat mendokumentasikan kegiatan, nama, tanda tangan,
tanggal, jam dan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
C. Rentang Respon
Respon adaptif Respon
maladaptif
1. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri
secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan
pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang mempertahankan
diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas
terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
2. Beresiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami
perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap
situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti
seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya
dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah
melakukan pekerjaan secara optimal.
3. Destruktif diri tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat
(maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk
mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan
terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan
menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak
optimal.
4. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan
diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
5. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang.
Perilaku bunuh diri menurut Yosep (2018) dibagi menjadi tiga
kategori yang sebagai berikut.
a. Upaya bunuh diri (scucide attempt)
sengajamelakukan kegiatan menuju bunuh diri dan
bila kegiatan itu sampai tuntas akan menyebabkan
kematian. Kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan
terlewatkan atau diabaikan. Orang yang hanya berniat
melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar ingin
mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak
diketahui tepat pada waktunya.
b. Isyarat bunuh diri (suicide gesture)
bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi
perilaku orang lain.
c. Ancaman bunuh diri (suicide threat)
suatu peringatan baik secara langsung verbal atau
nonverbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh
diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal
bahwa dia tidak akan ada di sekitar kita lagi atau juga
mengungkapkan secara nonverbal berupa pemberian
hadiah, wasiat, dan sebagainya. Kurangnya respon positif
dari orang sekitar dapat dipersepsikan sebagai dukungan
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
D. Pohon Masalah
Problem Halusinasi
E. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Risiko bunuh diri
a. Data subjektif
1) Mengungkapkan keingin bunuh diri
2) Mengungkapkan keinginan untuk mati
3) Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4) Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya
dari keluarga
5) Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis
obat yangmematikan
6) Mengungkapkan adanyanya konflik interpersonal
7) Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku
kekerasan saat kecil
b. Data objektif:
1) Impulsif
2) Mennjukkan perilaku yang mencurigakan(biasaya
menjadi sangat patuh)
3) Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan
penyalahgunaanalkohol)
4) Ada
5) riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit
terminal)
6) Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau
kegagalandalam karier
F. Diagnosa Keperawatan
Risiko Bunuh Diri
G. Rencana Asuhan Keperawatan
STRATEGI PELAKSANAAN I
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
Klien mengatakan lebih baik mati saja
Klien
mengata
kan
sudah
bosan
hidup
DO :
Ekspresi murung
Tak bergairah
Ada bekas percobaan bunuh diri
1. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri
2. Tujuan Khusus
Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri
3. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat
membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda yang dapat mengamankan
pasien
3. Melakukan kontrak treatment
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5. Melatih cara mengendalikan bunuh diri
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan dan kabar bapak hari ini?,
bagaimana tidur bapak semalam?”
c. Kontrak
d. Tujan
“Tujuan pembicaraan kita adalah agar bapak tahu
benda-benda apa saja yang dapat membahayakan diri
bapak, serta bapak dapat mengetahui cara
mengendalikan dorongan bunuh diri”.
2. Fase kerja
“Bapak, apakah bapak tahu benda-benda yang dapat
membahayakan diri bapak?, coba sebutkan apa saja
benda-benda tersebut!. Bagus sekali sekali bapak,
bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan
diri bapak. Apakah salah satu benda tersebut ada
dikamar bapak?, kalau ada benda tersebut jangan
bapak dekati atau pegang ya pak. Apa bapak sering
mendengar bisikan yang mendorong bapak untuk
melakukan bunuh diri?, apa yang bapak lakukan ketika
suara-suara itu datang? “Bapak, bagaimana kalau saya
ajarkan cara-cara lain untuk mengusir suara-suara itu,
apakah bapak mau?, “pak, kalau suara-suara itu ada,
bapak tutup kedua telinga rapat-rapat, seperti ini pak,
dan katakana dengan keras, JAUHI SAYA, PERGI
KAMU !!! KAMU PALSU. “Coba bapak lakukan seperti
yang saya ajarkan tadi, iya pak seperti itu, bagus…
3. Fase terminasi
b. Evaluasi Objektif
“Coba bapak ulangi lagi apa yang saya ajarkan tadi”, iya
begitu pak…
STRATEGI PELAKSANAAN II
23 April 2012
A. Proses Keperawatan
Kondisi
klien
DS :
Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
Klien mengatakan lebih baik mati saja
Klien
mengata
kan
sudah
bosan
hidup
DO :
Ekspresi murung
Tak bergairah
Ada bekas percobaan bunuh diri
Diagnosa
keperawatan
Resiko bunuh
diri
1. Tujuan Khusus
Klien dapat berfikir positif terhadap dirinya sendiri
2. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi aspek positif pasien
2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
sendiri
3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sendiri sebagai
individu yang berharga
1.Orientasi
D .Tujuan
2. Fase kerja
“Apa yang bapak tidak sukai dari anggota tubuh
bapak?, bisa bapak jelaskan alasan bapak tidak
suka dengan bagian anggota tubuh tersebut?, jadi
kalau bapak merasa anggota tubuh tersebut tidak
bapak sukai, coabalah dari sekarang bapak mulai
mencoba menyukainya, contoh : bapak bisa menulis
dengan tekhnik yang berbeda, lihat pak seperti
saya!”, coba bapak lakukan seperti saya tadi, ya
begitu pak….bagus…!!!
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
STRATEGIPELAKSANAAN III
23 April 2012
A. Proses Keperawatan
Kondisi
klien
DS :
Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
Klien mengatakan lebih baik mati saja
Klien
mengata
kan
sudah
bosan
hidup
DO :
Ekspresi murung
Tak bergairah
Ada bekas percobaan bunuh diri
Diagnosa
keperawatan
Resiko bunuh
diri
1. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi pola koping pasien
2. Tindakan Keperawatan
1.Orientasi
• a. Salam terapetik
• “Selamat pagi bapak,masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi Validasi
2. Fase Kerja
“Bapak, ketika bapak sedang mangalami masalah, apa
yang bapak lakukan?, apalagi pak?, bagus sekali bapak
ini. Jadi kalau bapak sedang mengalami masalah
seperti itu, bapak bisa melakukan hal-hal yang
membuat bapak sibuk, tapi sibuk dengan hal-hal yang
positif, seperti apa yang bapak katakana tadi,
misalnya : main bola, menyapu
halaman dan shalat”.
“Coba bapak sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya ! iya
pintar…..
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita
bicarakan tadi?, saya senang jika bapak melakukan
kegiatan-kegiatan yang tadi kita bicarakan”.
b. Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan kembali apa yang sudah kita
bicarakan tadi! Pintar sekali bapak ini….”.
23 April 2012
A.Proses Keperawatan
Kondisi
klien
DS :
Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
Klien mengatakan lebih baik mati saja
Klien
mengata
kan
sudah
bosan
hidup
DO :
Ekspresi murung
Tak bergairah
Ada bekas percobaan bunuh diri
Diagnosa
keperawatan
Resiko bunuh
diri
1. Tujuan Khusus
Klien tidak dapat mencapai masa dpan yang realistis
2. Tindakan Keperawatan
b. Evaluasi Validasi
c. Kontrak
d. Tujuan
A.Fase Kerja
“Bapak, apa keinginan bapak dari dulu sampai
sekarang?, apalagi pak?, apakah masih ada?. Sampai
saat ini sudah ada keinginan bapak yang sudah
tercapai?, wah
hebat…..yang belum tercapainya pak?.
“Harapan bapak sangat bagus sekali, bapak bisa
berusaha semampu bapak dengan cara yang sabar,
lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Kegagalan bukan akhir
dari sebuah harapan pak, namun cobaan yang nantinya
akan membawa bapak ke arah yang bapak harapkan
selama ini. Jadi, selalu berusaha menjadi yang terbaik
ya pak, kejar cita-cita bapak sampai dapat dan ingat,
kejar harapan itu sesuai kemampuan bapak”.
3.Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
b. Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan kembali apa yang seharusnya
kita lakukan ketika kita menginginkan sesuatu! Pintar
sekali bapak ini….”.
c. Rencana tindak lanjut