Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan kita semua kesehatan serta rahmat-Nya yang membuat kita bisa berkumpul pada
kesempatan kali ini. Sehingga dengan adanya karunia yang telah diberikan maka kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa adanya hambatan sedikit pun. Kami juga
bersyukur dapat menyelesaikan makalah ini dalam tempo waktu yang tepat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah kami yaitu “Profesi
Konselor”. Dalam makalah yang sudah kami buat ini membahas tentang “Kode Etik Profesi”.
Kami berharap dengan makalah yang telah kami buat ini dapat memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi generasi muda terkhususnya, sehingga dengan makalah ini di ciptakan maka
para pembaca pun akan semangat dalam menambah wawasan serta menggali potensi dirinya.
Semoga makalah ini bisa menjadi suatu bahan ajar yang menarik buat pembaca.
Dan kami pun meminta maaf apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan
sehingga menimbulkan rasa ketidakpuasan terhadap pembaca dan kami mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati kami,
kami siap menerima masukan berupa saran maupun kritik dari kalian semua yang bersifat
membangun dan mendorong bagi para pembaca maupun penulis. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
Penulis
13 Maret 2023
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
C. TUJUAN..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan Pofesi BK.................................5
...........................................................................................................................................
B. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling...........................................................6
C. Kasus-Kasus Pelanggaran Etika Profesi BK dan Sanksinya.............................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap oknum yang melakukan pelanggaran etik akan diberikan sanksi pelanggaran kode
etik profesi. Setiap sanksinya tentu berbeda, bergantung peraturan kedisiplinan yang
diterapkan oleh lembaga atau institusi terkait.Misalnya saja sanksi untuk pelanggaran kode
etik pengacara berbeda dengan sanksi terhadap pelanggaran kode etik polisi. Disebut
pelanggaran kode etik karena pelanggaran yang dibuat tidak mencerminkan atau membuat
buruk citra suatu profesi tersebut.Kode etik ini bisa juga disebut sebagai sarana kontrol bagi
masyarakat pada profesi tertentu. Kode etik ini dibuat untuk mempertegas pada suatu profesi
tentang apa yang pantas dilakukan, serta apa yang tidak pantas dilakukan.Tujuan utamanya
adalah agar profesi tidak dimanfaatkan oleh oknum – oknum untuk melakukan perbuatan
yang merugikan atau menguntungkan dirinya sendiri. Kode etik ini biasanya dibuat secara
tertulis, dan dibuat juga sanksi pelanggarannya.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan ke khususannya, serta bepartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan” (PB ABKIN, 2005: 3-4
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi
hal berikut:
6
d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan
e. Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, ruang praktek)
g. Fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan
bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)
h. Staf pengajar dan tata usaha Hak dan kewajiban siswa
i. Organisasi siswa
j. Orang tua siswa
k. Organisasi sekolah secara menyeluruh.
2. Pelayanan Informasi
Layanan informasi dalam bimbingan dan konseling bertujuan untuk membekali
individu dari berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang bimbingan dan konseling yang
berguna untuk mengenali diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai
peserta didik, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan
informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan, prestasi belajar,
mengembangkan
cita-cita, menyelenggarakan kehidupan seharihari termasuk perilaku sosial dan
mengambil keputusan. Menurut Prayitno (1995:15) ada empat bidang layanan informasi
dalam bimbingan dan konseling yaitu:
1.Bidang Layanan Bimbingan Pribadi
Bidang ini dapat diperinci menjadi beberapa pokok antara laian:
1.1 Pemantapan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
1.2 Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangan melalui kegiatan-kegiatan yang
kreatif, baik dalam kehidupan seharihari di masyarakat maupun peranannya di masa
depan.
1.3 Pemahaman bakat dan minat pribadi serta menyalurkan dan pengembangannya
melalui kegiatan yang kreatif dan produktif.
1.4 Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya.
1.5 Pemahaman dan pengalaman hidup sehat.
7
2.Bidang Layanan Bimbingan Sosial
2.1 Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis
2.2 Pengembangan kemampuan perilaku sosial baik di rumah, di sekolah maupun di
masyarakat.
2.3 Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya baik di dalam
maupun di luar sekolah serta masyarakat pada umumnya.
2.4 Pemahaman pengalaman disiplin dan peraturan sekolah.
3.Bidang Layanan Bimbingan Belajar
3.1 Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam mencapai informasi dari
berbagai sumber dalam bersikap terhadap guru dan staf yang terkait, mengerjakan tugas
dan mengembangkan ketrampilan serta dalam menjalani program penilaian perbaikan
dan pengayaan.
3.2 Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih baik secara mendiri maupun kelompok.
3.3 Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, budaya dan
lingkungan sekolah serta masyarakat sekitar untuk pengembangan pengetahuan,
ketrampilan dan pengembangan pribadi.
4.Bidang Layanan Bimbingan Karir
4.1 Pengembangan konsep diri berkaitan dengan bakat dan kecenderungan pilihan
jawaban serta arah pengembangan karir.
4.2 Pengenalan bimbingan kerja atau karir khususnya berkenaan dengan pilihan
pekerjaan.
4.3 Orientasi dan informasi jabatan dan atau usaha memperoleh penghasilan.
4.4 Pengenalan lapangan pekerjaan yang dimaksud lulusan SD, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA dan PT.
4.5 Orientasi dan informasi pendidikan menengah umum maupun kejuruan sesuai
dengan cita-cita melanjutkan ke pendidikan dan pengembangan karir.
Langkah-Iangkah Penyajian Informasi:
a. Langkah Persiapan
1. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya.
a. Untuk siapa informasi disiapkan?
b. Apakah akan tetap dibutuhkan siswa?
8
c. Apakah berharga bagi siswa?
d. Apakab cukup akurat dan baru (tidak usang atau mubazir)?
e. Apakah ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah diketahui siswa?
2. Mengidentifikasikan sasaran (siswa) yang akan menerima informasi.
a. Berapa jumlahnya?
b. Bagaimana karakteristiknya?
3. Mengetahui sumber-sumber informasi.
a. Dan satu atau banyak sumber
b. Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan
4. Menetapkan teknik penyampaian informasi.
a. Cocokkah dengan tujuan, isi dan sumber?
b. Dapatkah menarik perhatian siswa?
c. Bagaimana konsekuensi waktu, biaya, dan pengorganisasiannya?
5. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
a. Kapan, berapa kali, di mana?
b. Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan?
6. Menetapkan ukuran keberhasilan
a. Apa kriterianya bahwa pemberian informasi berhasil dengan baik?
b. Bagaimana mengukur keberhasilan itu?
Langkah persiapan di atas dapat diringkaskan dengan pertanyaan-pertanyaan:
siapa, apa, dan mana, bagaimana, bilamana, dan di mana.
b. Langkah Pelaksanaan
Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah
persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Meskipun isi dan tujuan penyajian
informasi sama, bila diberikan dengan teknik yang berbeda maka pelaksanaannya pun
akan berbeda pula. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyajian
informasi, ialah:
9
3. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
4. Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan sendiri informasi (karya wisata dan
pemberian tugas) persiapan sebaik mungkin sehingga setiap siswa mengetahui
apa yang harus di perhatikan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus
dilakukan.
5. Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak terjadi
kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar untuk mengubahnya.
6. Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas, agar isi
informasi yang diberikan guru, wali kelas, dan guru pembimbing (konselor), tidak
saling bertentangan atau ada keselarasan antara sumber informasi.
c. Langkah Evaluasi
Guru pembimbing (konselor) hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian
informasi. Langkah evaluasi ini acapkali dilupakan sehingga tidak diketahui sampai
seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi. Manfaat dan langkah informasi ini, di
antaranya adalah:
a. Jika para siswa telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya
yang baru.
10
b. Jika para siswa telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi tentang: cara
belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan jurusan /program.
3. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran
Pelayanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) memproleh penempatan dan penyaluran
yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan korikuler atau ekstra kurikuler
sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya. Berbagai hal, seperti
kemampuan, bakat, dan minat, tidak tersalurkan secara tepat. Kondisi seperti itu
mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara ,optimal. Pelayanan
penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat,
yaitu berkenaan dengan penurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan
ekstrakurikuler, program latihan, dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kondisi
fisik dan psikisnya.
11
untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan
dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan pembelajaran ialah fungsi
pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran,
yaitu meliputi hal berikut:
a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap,
dan kebiasaan belajar.
b. Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c. Pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan
menulis.
d. Pengajaran perbaikan.
e. Program pengayaan.
5. Pelayanan Konseling Perorangan (Individual)
Pelayanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan pelayanan langsung tatap muka
(secara perorangan) dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Pelayanan konseling perorangan
memungkinkan siswa (konseli) mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan
guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah fungsi
pengentasan.
1.) Memaparkan bahwa sekolah dan guru tidak lagi percaya dan dipercaya sebagai pendidik dan
pengajar. Tugas mereka telah digantikan dengan bimbingan belajar atau bimbel. Menurutnya,
fenomena bimbel di sekolah menunjukkan kenyataan, kepentingan siswa telah diperalat demi
kepentingan lain terutama demi kepentingan bisnis. Etika profesi pun digadaikan demi uang.
Tugasmendidik dan mengajar merupakan hak dan kewajiban yang menjadi monopoli seorang
guru. Ketika tugas tersebut diserahkan oleh pihak lain yang tidak mempunyai kewenangan
12
profesi, maka etika profesi mulai tidak berada pada jalurnya. Dalam hal ini tugas mendidik dan
mengajar guru dilakukan secara tidak profesional.
2.) Wacana yang belakangan mengemuka, persoalan pelanggaran etika keilmuan/profesi sering
pengutipan, atau penyaduran, manipulasi data, menjiplak, mengutip dari karya keilmuan/profesi
orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Pelanggaran etika keilmuan/profesi hanya dipersepsi
keilmuan/profesi mencakup enam wilayah, dan dari berbagai sumber yang sempat diakses,
3.) Seorang konselor yang dengan sengaja mempublikasikan data pribadi klien kepada semua
orang.
4.) Ketika melakukan proses konseli, konselor yang mengambil keuntungan dari masalah yang
dihadapi klien
1. Terhadap Konseli
kepentingan
b. Konseli
e. Kesalahan dalam melakukan pratik profesional (prosedur, teknik, evaluasi, dan tindak
lanjut).
a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
13
b. Mencemarkan nama baik profesi (menggunakan organisasi profesi untuk kepentingan
14
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional (UUSPN)
tempo sekarang. Dengan disahkannya UU NO 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
memberikan makna tersendiri bagi pengembangan profesi bimbingan dan konseling, dan
melahirkan berbagai Peraturan Pemerintah sebagai peletakan dasar pelaksanaan Undang-undang
tersebut. PP no 27, 28, 29, dan 30 tahun 1990 mengatur tata laksana pendidikan pra-sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi serta mengakui sepenuhnya
tenaga guru dan tenaga lain yang berperan dalam dunia pendidikan, selain guru. Suatu kegiatan
bimbingan dan konseling disebut pelayanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak
langsung dengan sasaran pelayanan (klien /konseli), dan secara langsung berkenaan dengan
permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran pelayanan itu. Konselor
wajib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling. Apabila terjadi pelanggaran
terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan Konseling maka kepadanya diberikan sangsi
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang kontruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sujadi Eko. 02 Desember 2018. Kode Etik Profesi Konseling Serta Permasalahan
Dalam Penerapannya. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci
Justika. 2021. (Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Beserta Aturan Hukumnya)
Issha Harruma. (2022, October 4). Sanksi bagi Hakim yang Melanggar Kode Etik.
16