Anda di halaman 1dari 10

Cara Menghitung Frekuensi dengan Osiloskop

Setelah kemaren kita kupas mengenai perhitungan amplitudo dari osiloskop sekarang kita lanjutkan dengan
pembahasan tentang menggunakan osiloskop untuk mengukur frekuensi, materi ini sangat berguna bagi siswa SMK
yang akan melakukan ujian teori dan ujian prakti kejuruan teknik audio video atau serumpunnya. Dokumen soal teori
kejuruan teknik audio video tahun 2010 Teori Kode A dan Teori Kode B  atau kamu dapat lihat potingan
sebelumnya disini  

Untuk mengukur sebuah frekuensi dari sebuah tampilan osiloskop yang perlu diperhatikan adalah hanya 2 bagian :
1.        banyaknya divisi atau kotak untuk menghasilkan satu gelombang penuh
2.       Tombol time /div
Dapat dilihat dari gambar berikut :

Dari gambar dapat kita ambil data sebagai berikut :


Div atau banyak kotak untuk satu gelombang penuh adalah 4 div
Tombol time/div adalah  .1 second (titik satu) artinya 0,1 second
Maka besarnya frekuensi dapat kita hitung :

F = 1/T   dimana T dihitung dengan  4 div x 0,1s = 0,4 s


Maka  F = 1/0,4 = 2,5 Hertz 
Nih kita lanjutin materi tentang osiloskop…. Sekarang kita akan menghitung amplitude dari bentuk gelombang
sebuah osiloskope…untuk pencerahan soal tentang osiloskop ini selalu keluar setiap ujian teori kompetensi kejuruan
SMK teknik Audio video sejak diberlakukannya ujian teori kompetensi kejuruan tingkat SMK. Untuk menghitung
amplitude sebuah gelombang kita tinggal mengkalikan 3 buah besaran… wah besar  !? apanya yach… jangan piktor

ulu… 3 besaran itu adalah:1.        Jumlah div atau kotak dari puncak maximum kepuncak minimum gelombang (tinggi
gelombang)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari bagian osiloskop berikut...

Nah langsung aja kita lihat contoh dari gambar berikut ini : arahkan kursor ke picture untuk Zoom
Dari gambar dapat data :
1.       Tinggi gelombang = 3 div
2.       Volt/div = .2 volt (titik dua) itu artinya 0,2 volt
3.       Probe = x 1
 Maka besar amplitude gelombang adalah :
A = 3 x 0,2 x 1 = 0,6 Volt

Menghitung desiBel (dB) pada Penguat Audio / Amplifier

Kegiatan Belajar 3 : Menghitung desiBel (dB) pada Penguat


Audio / Amplifier

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat:
Menuliskan rumus untuk menghitung penguatan daya sebuah  Amplifier  secara logaritmis.
Menuliskan rumus untuk menghitung penguatan tegangan sebuah Amplifier secara logaritmis.
Menghitung besarnya penguatan daya sebuah Amplifier dalam satuan desibel jika daya input dan daya
output diketahui.
Menghitung besarnya penguatan tegangan sebuah Amplifier dalam satuan desibel jika tegangan input
dan tegangan output diketahui.

Uraian materi
deciBel (dB)

Misalkan sebuah penguat Audio  mengeluarkan daya bunyi 100 mW, kemudian daya itu kita naikkan
menjadi 1 Watt. Berarti ada penambahan daya 900 mW. Kenaikan daya itu 10 kali. Telinga kita bisa
merasakan kenaikan kuat bunyi itu.

Misalkan lagi bahwa penguat Audio  mengeluarkan daya bunyi 1 Watt. Kemudian daya itu kita naikkan
menjadi 10 Watt. Berarti ada penambahan daya 9 Watt. Kenaikan daya itu 10 kali. Telinga kita juga bisa
merasakan kenaikan kuat bunyi itu.
Ternyata bahwa telinga orang mengindera kenaikkan  yang sama dari dua peristiwa diatas, sebab
yang diindera bukanlah penambahan daya, melainkan yang  diindera adalah perbandingan antara daya-
daya bunyi. Dalam kedua peristiwa tersebut perbandingan kuat bunyi adalah sama yaitu 10. Tetapi
telinga kita merasakan seakan-akan kuat bunyi dinaikkan bukan 10 kali, melainkan log10 10 = 1 kali.
Berdasarkan pengalaman dari 
peristiwa diatas, maka jikalau dalam teknik komunikasi (juga dalam teknik Audio ), kita hendak
menyatakan perbandingan daya, perbandingan tegangan dan perbandingan arus sebaiknya secara
logaritma.Satuan yang dipakai untuk menyatakan perbandingan secara logaritma adalah Bel.

Contoh: Daya D2 = 100 W dan daya D1 = 0,1 W berapa Bel-kah D2 lebih besar dari D1?

Penyelesaian: log10 D2/D1 =  log10 100/0,1 =  log10 1000 = 3 Bel


Untuk keperluan praktek satuan Bel ternyata terlampau besar, maka dipakailah satuan yang 1/10 nya,
yaitu decibel. 1 Bel = 10 decibel, disingkat = 10 dB.
    

Jika daya input pada suatu rangkaian ataupun pada suatu sistem adalah Di dan daya outputnya adalah
Do, maka  bandingan daya itu ada:

dB = 10 log10 Do/Di

Contoh: Daya input Di = 1 mW daya output Do = 40 W. Hitunglah berapa dB perbandingan daya


tersebut.
Penyelesaian:
Bandingan daya = 10 log10 Do/Di  (dB)
= 10 log10 40/0,001
= 10 log10 40000
= 46 dB
Jika daya input Di sama dengan daya output Do, maka dalam hal ini tidak terjadi penguatan. Jadi
penguatan dayanya Do/Di = 1 atau kalau dijadikan dB = 10 log10 Di/Do  = 10 log10 1 = 0 dB.
0 dB adalah sesuai dengan bandingan daya 1:1, Jika terjadi pelemahan, dalam hal ini Do<Di, maka akan
memperoleh bandingan yang berbalikan dari bandingan untuk penguatan.

Contoh:
Daya input Di = 2 W daya output Do = 1 W. Hitunglah berapa dB perbandingan daya tersebut.
Penyelesaian:
Bandingan daya = 10 log10 Di/Do  (dB)
= 10 log10 2/1
= 10 log10 2
= 3 dB
Tetapi karena disini terjadi suatu pelemahan, maka dipakailah tanda– (negatif). Jadi penguatannya ada–
3 dB.
Dalam teknik elektronika banyak dilakukan pengukuran tegangan input maupun tegangan output,
bandingan daya dalam harga-harga tegangan adalah:

             Di = Vi2/Ri              Do = Vo2/Ro


Vo2/Ro
dB = 10 log10 Di/Do  = 10 log10 ------------- Vi2/Ri

dB = 10 log10 (Vo2/Ro x Ri/Vi2)


Karena Ro = Ri, maka persamaan menjadi dB =  10 log10 (Vo2/ Vi2)
dB =  10 log10 (Vo/ Vi)2
dB = 20 log10 Vo/ Vi

           dB = 20 log10 (Vo/ Vi)


Contoh:
Tegangan sinyal input Vi = 5 mV, tegangan sinyal output Vo = 5 V. Hitunglah penguatan tegangannya
dalam satuan dB.
Penyelesaian:
Penguatan tegangan (Av)  = 20 log10 (Vo/ Vi)
= 20 log10 (5/ 0,005 )
= 20 log10 1000
= 20 x 3 = 60 dB
Rangkuman
Rumus untuk menghitung penguatan daya sebuah  Amplifier secara  logaritmis adalah dB = 10 log10
Do/Di.
Rumus untuk menghitung penguatan tegangan sebuah  Amplifier  secara  logaritmis adalah dB = 20
log10 Vo/Vi.
   

Tugas
Ukurlah besarnya penguatan tegangan sinyal Audio  dalam satuan dB sebuah pre-amp penguat Audio
yang diberi sinyal input 100 mVpp frekuensi 1000 Hz dari AFG.

Tes Formatif
Tuliskan rumus penguatan daya sinyal Audio  sebuah Amplifier dalam satuan dB
Tuliskan rumus penguatan tegangan sinyal Audio  sebuah Amplifier dalam satuan dB
Sebuah pre-Amplifier audio diberi sinyal input dari AFG 100 mVpp dengan frekuensi 1000 Hz. Pada
outputnya terukur tegangan sinyal sebesar 4 Vpp. Hitunglah penguatan tegangannya dalam satuan dB.
Sebuah Power Amplifier Audio  menghasilkan daya output pada loud speaker 100 W. Penguatan
dayanya 10 dB. Hitunglah besarnya daya inputnya.

Kunci Jawaban
..
..
..

Lembar Kerja
Judul: Mengukur Penguatan Tegangan
Alat dan Bahan:
Catu daya DC 0 – 12 volt = 1 buah
Audio  Frekuensi Generator (AFG) = 1 buah
Osiloskop (CRO) = 1 buah
Multimeter = 1 buah
Kabel jumper = secukupnya
Rangkaian pre-amp = 1 buah

Keselamatan Kerja:
Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar
Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter), mulailah dari
batas ukur yang besar
Hati-hati dalam menggunakan catu daya DC, tepatkan tegangannya sesuai dengan tegangan kerja
rangkaian pre-amp
Jangan meletakkan alat-alat ukur Multimeter (Ohm meter), Osiloskop, AFG dan catu daya ditepi meja
agar tidak jatuh.

Langkah kerja:
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Nyalakan catu daya DC, tepatkan tegangannya sesuai dengan tegangan rangkaian pre-amp (misalnya 12
volt). Hubungkan kutub positip (+) dan kutub negatip (-) catu daya pada kutub positip (+) dan kutub
negatip (-) rangkaian pre-amp.
Nyalakan osiloskop, kalibrasilah untuk vertikal dan horisontalnya.  Hubungkan probe osiloskop pada
output rangkaian pre-amp.
Nyalakan AFG, tepatkan frekuensinya pada 1000 Hz gelombang sinus dengan tegangan output 100
mVpp. Hubungkan output AFG pada input rangkaian pre-amp seperti gambar blok dibawah ini:

 
Amati bentuk gelombang yang ada pada osiloskop, aturlah tombol-tombol yang ada di osiloskop untuk
menampilkan bentuk gelombang yang diam.
Aturlah potensio volume pre-amp agar didapat bentuk gelombang output pre-amp yang maksimum
tanpa cacat.
Catatlah: Vomaks = ..... Vpp
Ukurlah tegangan sinyal input pre-amp dengan menggunakan osiloskop. Catatlah: Vi = .... mVpp.
Dari hasil pengukuran pada langkah 6 dan 7, hitunglah penguatan tegangan rangkaian pre-amp dalam
satuan dB.
Buat kesimpulan dari hasil praktik Saudara.
Kembalikan semua alat dan bahan.

mudah2an materi  :Menghitung desiBel (dB) pada Penguat Audio /


Amplifier bermanfaat bagi para guru dan siswa
Misalkan dIketahui :
Besar Arus Listrik = 20 Ampere.
Besar Tegangan = 220 Volt.
Jadi daya = 220 Volt x 20 Amp = 4400 VA.
Bila diketahui Cos Q (Cosinus Phi) nya, misalkan 0.8, maka daya menjadi = 4400 VA x 0,8 = 3520 watt

P=V.I
P = Daya listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan listrik dengan satuan Volt (V)
I = Arus listrik dengan satuan Ampere (A)

Misal jika kita mempunyai adaptor dengan voltase 12V dan ampere 2A maka daya listrik / watt
adalah : 12 x 2 = 24
Jadi daya listrik adaptor tersebut maksimal 24W, semoga informasi diatas dapat membantu
menghitung watt atau daya listrik

Rumus untuk mencari DAYA (Watt


Posted on 11:09 AM komentar (4)

alau P = V x I. hasilnya = VA.


P = 220 V x 10 Amp = 2200 VA.
Seharusnya, untuk 1 Phase :
P = V x I x Cos Q (phi)
Contoh :
1. P = 220 V x 10 Amp x 0,8 = 1760 watt.
2. P = 220 V x 10 Amp x 1 = 2200 watt.
Jadi kalau dirumah, beban pemakaian mempunyai Cos Q (Power factor) 0.8, maka dengan berlangganan
2200 VA (Limiter 10 Amp), kita hanya bisa memakai 1760 watt saja.
Untuk 3 Phase :
P = V x I x V3 (akar tiga) x Cos Q.
Contoh :
1. P = 380 V x 10 Amp x 1,73 x 0,8 = 5259.2 watt.
2. P = 380 V x 10 Amp x 1,73 x 1 = 6574 watt.
NB :
1.Dalam perhitungan 3 phase harus selalu desertakan V3 (akar tiga).
2.Cos Q adalah Power Factor.
Apa itu power ampli OTL & BCL ? Apa sja klebihan n kkurangannya?
Thanks?

 4 tahun lalu
 Lapor Penyalahgunaan

Delorean

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya


1. OTL (Output Transformer Less = keluaran tanpa trafo), menggunakan elco sebagai ganti trafo, nilai
2200uf untuk ampli watt besar. Tegangan umum tunggal plus dan ground.
2. BCL = ampli OCL digabung, dibuat jembatan/bridge.
3. OCL (Output Capacitor Less = keluaran tanpa kapasitor), langsung dari transistor/IC ke speaker.
Tegangan umum simetris +,0,- volt.
Dulu ampli yang marak adalah jenis ampli OT (ada trafo keluaran untuk menyesuaikan impedansi ampli
dengan speaker), karena banyak kelemahan digantikan OTL. OTL ada kelemahan juga, yaitu nada rendah
(bass) sedikit tersaring, sehingga tidak keluar plong, muncullah OCL yang jauh lebih prima dibanding
saudara2 sebelumnya.

materi referensi:

Tambahan:
1. OTL
(-) bass kurang natural, kurang mantap.
(+) jika ada kegagalan di penguat akhir (rusak/jebol) tidak merambat merusak speaker, karena sudah
disaring elco.
2. OCL
(-) jika ada kegagalan, satu transistor penguat rusak, dapat merusak transistor dekatnya, dan yang parah
bisa merusak speaker.
(+) nada rendah begitu natural, mantap.

 4 tahun lalu
 Lapor Penyalahgunaan

Penilaian Penanya:

Komentar Penanya:

Makasih boss dah bersedia menjelaskan dgn bahasa yg mudah dimengerti :-D
makasih juga buat semua yg dah pd jawab :-D

Anda mungkin juga menyukai