Abstrak
Materi berpikir dan teknologi adalah topik yang penting di era digital saat ini. Berpikir
merupakan kemampuan dasar manusia dalam memecahkan masalah, sementara teknologi
merupakan alat yang membantu manusia dalam melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks dan
efisien. Dalam paper ini, akan dibahas tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi cara
bepikir manusia dan juga bagaimana berpikir dapat mempengaruhi pengembangan teknologi.
Paper ini akan membahas pengaruh teknologi terhadap kemampuan berpikir manusia.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memberikan dampak besar pada cara
manusia berpikir dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini telah memunculkan banyak pertanyaan
tentang bagaimana teknologi mempengaruhi kemampuan manusia untuk berpikir dan mengambil
keputusan. Carl Mitchan, seorang filosof dan ahli teknologi informasi, telah banyak menulis
tentang hubungan antara berpikir dan teknologi.
Dalam paper ini, kami akan membahas pandangan Carl Mitchan tentang bagaimana
teknologi mempengaruhi kemampuan manusia untuk berpikir dan mengambil keputusan. Kami
akan memjelaskan pendekatan Mitchan dalam mengkaji hubungan antara teknologi dan berpikir.
Berpikir dan Teknologi
Berpikir merupakan aktivitas mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada
suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Selain itu berpikir merupakan kemapuan dasar
yang dipunya manusia dalam memecahkan masalah.
Martin Heidegger, seorang filsuf Jerman, mengartikan teknologi sebagai "way of
revealing." Menurut Heidegger, teknologi bukan hanya seperti alat atau instrumen di tangan
manusia tetapi juga memiliki dampak yang sangat besar pada cara manusia berpikir dan melihat
dunia. Teknologi telah mendominasi cara modern kita hidup dan berinteraksi dengan alam dan
manusia lainnya. Heidegger mengkritik pandangan yang menganggap teknologi sebagai sesuatu
yang bersifat netral dan objektif, karena menurutnya, teknologi lebih kepada sebuah proses dan
pandangan hidup yang mengubah hubungan manusia dengan dunia sekitarnya. Oleh karena itu,
menurut Heidegger, penting bagi manusia untuk mempertimbangkan dampak teknologi terhadap
kehidupan mereka dan mencari keseimbangan yang tepat antara teknologi dan kehidupan
manusia yang seimbang
2
mempermudah komunikasi, namun juga dapat menyebabkan ketidaksepahaman dan konflik yang
tidak perlu.
Oleh karena itu, Carl Mitcham berpendapat bahwa penting untuk mempertimbangkan
dampak teknologi pada kemampuan manusia untuk berpikir dan mengambil keputusan, serta
mengembangkan kemampuan sudah keahlian yang diperlukan untuk mengelola teknologi
dengan bijak dan bertanggung jawab.
4
menjelaskan dingin, panas, magnet, dan fenomena alam lainnya berdasarkan prinsip-prinsip
mekanik.1 1
Isaac Newton, dalam "Praefatio" pada edisi pertama ‘’Philosphie naturalis principia
mathmatica” (1687), mencatat bahwa mekanika secara keliru telah dibatasi pada seni manual,
padahal ia menggunakan mekanika untuk menyelidiki "kekuatan-kekuatan alam" dan untuk
"menyimpulkan gerakan-gerakan planet-planet, komet-komet, bulan, dan laut. " Memang, dia
berharap dia dapat memperoleh fenomena alam lainnya dengan jenis penalaran yang sama dari
prinsip-prinsip mekanis2
Namun, abad ke-18 dan ke-19 menjadi saksi meningkatnya pergulatan mengenai konotasi
dari akar metafora ini - para "ahli mekanika" menggunakannya dengan persetujuan dan
memperluas aplikasinya dari alam ke masyarakat, sementara kaum romantisme menolak
kesesuaiannya dalam konteks yang beragam. Pada tahun 1832, misalnya, seorang guru
matematika Amerika (yang kemudian menjadi pengacara) bernama Timothy Walker (1802-1856)
menanggapi kritik mekanika Thomas Carlyle dalam Signs of the Times (1829). Walker tidak
sepenuhnya menghargai kontras Carlyle antara mekanika dan dinamika sebagai kutub tindakan
dan perasaan manusia, dan juga tidak dapat mengantisipasi seruan Carlyle selanjutnya untuk
mengintegrasikan dinamika dengan mekanika oleh "Kapten Industri" (dulu dan sekarang, 1843)
sebagai gantinya, "Pertahanan Filsafat Mekanik" Walker membuat argumen karakteristik bahwa
filsafat mekanik adalah sarana yang benar untuk membebaskan pikiran manusia dalam pemikiran
dan praktik, dan bahwa melalui korelasinya, teknologi, itu membuat secara demokratis tersedia
jenis kebebasan yang hanya dinikmati oleh beberapa orang dalam masyarakat yang didasarkan
pada perbudakan
Dua tahun kemudian, pada tahun 1835, insinyur kimia Skotlandia Andrew Ure (1778-
1857) menciptakan frasa "Filosofi manufakturing" untuk menunjukkan "eksposisi prinsip-prinsip
umum yang harus dilakukan oleh industri produktif dengan mesin-mesin yang dapat bekerja
sendiri", yang ia bandingkan dengan "filosofi seni rupa". Eksposisi Ure mencakup sejumlah isu
konseptual yang ia lanjutkan ke filosofi teknologi: perbedaan antara kerajinan dan produksi
pabrik, proses mekanis dan kimiawi, klasifikasi mesin, kemungkinan aturan untuk penemuan,
dan implikasi sosio-ekonomi dari "mesin otomatis".
Manusia dan Mesin
Interaksi antara manusia dan mesin tidak hanya mengubah organisasi masyarakat, tetapi
juga mengubah konsep-konsep yang digunakan manusia unruk berpikir, terutama konsep-konsep
yang digunakan manusa untuk berpikir dan konsep-konsep yang digunakan untuk merefleksikan
1
eksponen awal yang paling kuat adalah ahli kimia Inggris, Robert Boyle, yang dikenal oleh orang-orang
pada zaman itu sebagai "pemulih filsafat mekanik", yaitu atomisme mekanistik dari Democritus-
Mechanical Qualities (1675) mampu menjelaskan dingin, panas, magnet, dan fenomena alam lainnya
berdasarkan prinsip-prinsip mekanik
2 bahwa prinsip-prinsip mekanis dalam seni praktis itu sendiri membutuhkan analisis filosofis akan
diperdebatkan seabad kemudian oleh Gaspard-Francois-Clair-Marie Riche de Prony dalam karyanya
Mecanique Philosophie, 1799
5
sifat dasar manusia itu sendiri. Jacques Ellul (1912-1994) menggambarkan dampak mesin jauh
melampaui adaptasi manusia terhadap manusia. Ketika dinyatakan bahwa Teknik mengarah ke
mekanisasi, hal ini tidak mengacu pada fakta sederhana tentang adaptasi manusia terhadap
mesin. Tentu saja, proses adaptasi seperti itu ada, tetapi disebabkan oleh Tindakan mesin. Jika
kita menganggap mesin itu adalah sebuah “pengetahuan” yang lebih tinggi pada semua domain
yang sampai sekarang asing bagi mesin.
Metafora mekanis yang popular pada abad ke 18, yaitu “Man is machine”, dihasilkan dari
penemuaan kesamaan operasi kedua entitas tersebut. Hal ini membuat manusia menganggap diri
mereka sebagai mesin. Selama manusia tidak benar-benar diri mereka adalah mesin, melainkan
hanya mesin dalam beberapa aspek saja yang berbeda dengan mesin dalam aspek lainnya,
manusia mengendalikan Teknik yang menghasilkan proses mekanisasi pemikiran. Namun,
Ketika metafora tersebut diperlakukan secara harfiah, dan identifikasi mesin dan manusia
menjadi tidak perlu dipertanyakan lagi. Hal ini meruntuhkan sebuah analogi dan melarutkan
perbedaan di antara manusia dan mesin, maka proses mekanisasi metafora menjadi otonom.
Seperti yang dikatakan Ellul, Technique Reigens, Cutting man off from nature and his cultural
tradition, thereby robbing man of his own humanity.
Pada abad-20 metafora ‘’man is machine’’ tergantikan dengan metafora ‘’computional’’
yaitu pikiran dan otak manusia sebagai computer. Diskusi ini akan menelusuri perkembangan
metafora komputasi melalui proses mekanisasi pemikiran tidak serta merta mengarah pada
otonomi Teknik. Kesadaran akan metafora yang oleh karena itu status hipotesis dari metafora
komputasi akan mencegah teknik lepas kendali manusia yang disengaja dan dengan
mengendalikan manusia dapat mempertahankan hubungannya dengan alam dan budaya.
Prakti Etis Dan Estetika Senjata Nuklir Meunurut Carl Mitcham
Carl Mitcham adalah seorang ahli filsafat teknologi yang memiliki pandangan yang jelas
tentang penggunaan senjata nuklir. Ia menganggap penggunaan senjata nuklir berbahaya dan
mempertanyakan apakah penggunaannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara etis
dan estetika.
Menurutnya, penggunaan senjata nuklir tidak hanya berdampak buruk secara fisik dan
lingkungan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran atas masalah etika tentang kehidupan
manusia dan kerusakan yang terjadi pada alam semesta secara keseluruhan.
Pertama-tama, Mitcham menekankan bahwa penggunaan senjata nuklir bertentangan
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar. Mengambil nyawa orang lain dalam jumlah
besar atau menghancurkan kota-kota dan infrastruktur bukanlah tindakan yang dapat dibenarkan
secara moral.
Kedua, Mitcham mempertanyakan apakah senjata nuklir dapat dipertanggungjawabkan
ekonomis. Biaya untuk membangun dan mempertahankan senjata nuklir sangat tinggi, dan
negara-negara yang memiliki senjata nuklir harus mempertimbangkan dampak ekonomi jangka
panjang dari penggunaan dan kemungkinan konflik.
Terakhir, Mitcham memberikan pandangan estetika tentang senjata nuklir, yaitu bahwa
senjata ini sangat kejam dan mengerikan. Ia menyarankan agar kita memikirkan dunia yang lebih
damai tanpa senjata nuklir, sehingga dunia dapat lebih indah dan makmur.
6
Dengan demikian, Mitcham menyimpulkan bahwa penggunaan senjata nuklir merupakan sebuah
tindakan yang sangat merugikan secara etis dan estetika, dan seharusnya dihindari oleh setiap
negara dan kelompok manusia.
Kesimpulan Pribadi
Setelah melihat gagasan tentang berpikir dan teknologi oleh Carl Mitchan dapat
disimpulkan bahwa teknologi dapat memiliki dampak yang signifikan pada kemampuan manusia
untuk berpikir dan mengambil keputusan. Dimana kita hrus memahami bagaimana teknologi
memengaruhi proses berpikir dan memastikan bahwa kita menggunakan teknologi dengan bijak.
Teknologi dapat memperluas kemampuan berpikir kita, namun juga dapat membatasi
kemampuan itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan bagaimana
teknologi digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mencari bagaimana untuk menggunakan
teknologi secara optimal.
Dalam pandangan Carl Mitchan menunjukkan bahwa teknologi dan berpikir memiliki
hubungan yang kompleks dan saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, kita harus memahami
hubungan ini dengan baik dan menggunakan teknologi dengan bijak untuk mendukung
kemampuan manusia untuk berpikir dan mengambil keputusan secara optimal.
Daftar Pustaka
MacCormac ER. Men and machines. The computational metaphor. Technol Soc. 1984;6(3):207-
216. doi:10.1016/0160-791X(84)90033-2
Wahyu Winarni R. Hubungan Ilmu Pengetahuan Dengan Teknologi Relationship of Science With
Technology. Seminastika. Published online 2021:1-6. doi:10.47002/seminastika.v3i1.263
Maha AS. Hubungan Berpikir Kritis Dengan Perkembangan Teknologi Modern. Published online
2019. https://osf.io/preprints/inarxiv/gx4ze/
De Vries MJ. The nature of technological knowledge: Extending empirically informed studies
into what engineers know. Techne Res Philos Technol. 2003;6(3):117-130.
Thinking and Technology Carl Mitcham.
T PF. Bagian Pertama Pengantar Filsafat Teknologi. Published online 2006:1-60.
Mitcham C. Reflections on Technology for Educational Practitioners. Reflections Technol Educ
7
Pract. Published online 2019. doi:10.1163/9789004405516
Jeklin A. Pembelajaran Matematis Siswa. 2017;(July):1-23.