Naskah Skripsi
Naskah Skripsi
Oleh:
DESKA YAUMIL ROMADHON
NIM: 201810060311169
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
DESKA YAUMIL ROMADHON
NIM: 201810060311169
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
iv
HASIL CEK PLAGIASI
v
RINGKASAN
Penelitian pada skripsi ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan pada
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi matematis siswa SMP dalam
menyelesaikan soal cerita ditinjau dari kreativitas siswa. Subjek dari penelitian ini
melibatkan 8 siswa kelas VII MTs. Baitul Muttaqin Tumbrasanom yang terdiri dari 2
siswa kreatif, 2 siswa cukup kreatif, 2 siswa kurang kreatif, dan 2 siswa tidak kreatif.
Data penelitian diperoleh dari tes tulis serta wawancara terkait kreativitas dan
representasi matematis siswa. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah siswa SMP
dengan kategori kreatif dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan representasi
simbolik, visual, dan verbal. Ketiga representasi tersebut sama-sama nampak dalam
penyelesaian soal cerita. Siswa SMP dengan kategori cukup kreatif dalam
menyelesaikan soal cerita cenderung menggunakan representasi simbolik dan visual.
Siswa SMP dengan kategori kurang kreatif dalam menyelesaikan soal cerita cenderung
menggunakan representasi simbolik dan visual. Siswa SMP dengan kategori tidak
kreatif dalam menyelesaikan soal cerita cenderung menggunakan representasi simbolik.
Kata Kunci : Representasi Matematis, Soal Cerita, Kreativitas
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
untuk syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul
“Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau dari
Kreativitas Siswa”. Tak terlupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini dapat selesai berkat bimbingan,
bantuan, dan motivasi dari banyak pihak. Maka dari itu dengan ketulusan hati penulis
menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Akhsanul In’am, Ph.D dan Ibu Octavina Rizky Utami Putri, M.Pd
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberi arahan kepada penulis hingga pada tahap ini.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik materiil maupun moriil
yang tak terhingga serta doa yang tidak pernah terputus
4. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan hingga saat ini
5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................................iv
HASIL CEK PLAGIASI.......................................................................................................................v
RINGKASAN.......................................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................x
A. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
B. KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................................3
1. Representasi Matematis.............................................................................................................3
2. Soal Cerita.................................................................................................................................6
3. Kreativitas.................................................................................................................................7
C. METODE PENELITIAN............................................................................................................11
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................................................................11
2. Subjek Penelitian.....................................................................................................................11
3. Lokasi Penelitian.....................................................................................................................11
4. Tahapan Penelitian...................................................................................................................12
5. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................12
6. Instrumen Penelitian................................................................................................................13
7. Teknik Analisis Data...............................................................................................................14
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................................................37
Lampiran.............................................................................................................................................41
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Bentuk Operasional Representasi Matematis
Tabel 2. Indikator Kreativitas dalam Penelitian
Tabel 3. Tingkat Kreativitas menurut Siswono
Tabel 4. Bentuk Operasional Representasi Matematis pada penelitian
Tabel 5. Data Tingkat Kreativitas Siswa
ix
DAFTAR GAMBAR
x
A. PENDAHULUAN
Pada pembelajaran matematika terdapat berbagai macam kemampuan yang wajib
dikuasai oleh siswa (Rizki & Haerudin, 2021). NCTM (National Council of Teachers
Mathematics) telah merumuskan standar proses yang harus diselenggarakan dalam
pendidikan matematika sekolah dan harus dikuasai oleh siswa yaitu: 1). Problem solving
atau (penyelesaian masalah); 2). reasoning and proof atau (pemikiran dan pembuktian);
3). Communication atau (komunikasi); 4). Connection atau (koneksi), dan 5).
Representation atau (representasi) (NCTM, 2000). Karena representasi menjadi salah
satu dari standar proses matematika dalam sekolah yang telah dirumuskan oleh NTCM
maka representasi matematis siswa perlu diperhatikan. Representasi dalam proses
pembelajaran matematika memiliki peran penting karena representasi dapat membantu
siswa untuk mengkomunikasikan konsep matematika dengan menggambar,
memeragakan objek, atau menyampaikan laporan baik secara tertulis ataupun penjelasan
secara lisan (Syahdi, 2019). Selanjutnya, representasi bagi siswa juga memiliki peran
penting untuk menentukan bagaimana siswa harus menyikapi permasalahan matematika
yang ada (Umaroh & Pujiastuti, 2020).
Representasi merupakan bentuk atau model penganti dari sebuah masalah yang
bertujuan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut (Panduwinata et al., 2019;
Sabirin, 2014). Kemampuan representasi merupakan suatu kemampuan dalam
mengungkapan ide atau gagasan matematika baik berbentuk masalah, pernyataan,
definisi, atau yang lainnya dengan berbagai cara (Syafri, 2017). Merepresentasikan
merupakan kegiatan memodelkan atau mengganti bentuk suatu situasi kedalam bentuk
lain. Kegiatan representasi berguna untuk memudahkan seseorang untuk menemukan
solusi dari suatu permasalahan.
Representasi merupakan salah satu proses yang dibutuhkan dalam mencari solusi
penyelesaian soal cerita (Jayanti, 2020). Soal cerita merupakan soal yang berbentuk
narasi atau cerita yang menampilkan permasalahan terkait kehidupan sehari-hari
(Yuwono et al., 2018; Rahmawati & Permata, 2018). Siswa membutuhkan pemahaman,
penalaran, dan juga kreativitas dalam proses penyelesaian soal cerita (Rahmawati; 2021).
Adapun tujuan memberikan soal cerita kepada siswa adalah untuk memperkenalkan
siswa pada manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari dan melatih keterampilan
mereka untuk memecahkan permasalahan matematika (Nurjanatin et al., 2017).
Memberikan soal cerita
1
kepada siswa sangat diperlukan karena dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah
yang diberikan (Saputri, 2019).
Representasi matematis siswa memiliki hubungan positif dengan kreativitas
siswa, karena salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan representasi siswa
adalah kreativitasnya (Permata et al., 2017). Kreativitas dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menghasilkan gagasan atau ide yang baru maupun kombinasi dari
informasi yang sudah diperolehnya (Gieras, 2019; Asmawati, 2017). Suatu ungkapan
yang unik dari individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya dapat disebut sebagai
kreativitas (Purwaningrum, 2016; Murdana, 2019). Sehingga, kreativitas dapat diartikan
sebagai suatu ungkapan ide yang unik dari pikiran seseorang. Kreativitas tersebut berasal
dari ide yang asli ataupun ide yang muncul dari kombinasi ide yang sudah ada
sebelumnya.
Kreativitas dalam matematika dapat berupa penyusunan masalah matematika
sederhana, penemuan solusi dari masalah matematika, pembuktian teorema, atau
penurunan suatu rumus matematika (Siswono, 2018; Purwaningrum, 2016). Kreativitas
siswa akan terlihat apabila siswa tersebut dapat melihat berbagai kemungkinan dan
dugaan serta menemukan cara atau strategi dalam memecahkan atau menyelesaikan
suatu masalah (Richardo et al., 2014; Hartiningrum et al., 2020; Subur, 2016). Seseorang
yang memiliki kreativitas, ia dapat berpikir dengan lancar dan fleksibel, kemudian dapat
melihat masalah dari berbagai sudut sehingga mampu menghasilkan banyak ide (Jagom,
2015). Permendikbud no. 22 tahun 2016 menyatakan bahwa kreativitas menjadi salah
satu komponen yang harus diselenggarakan selama pembelajaran berlangsung.
Pentingnya, kreativitas harus dimiliki oleh setiap individu karena potensi kreatif akan
selalu dibutuhkan oleh keadaan dunia yang terus berubah.
Penelitian terdahulu tentang representasi dilakukan oleh Bagus (2018) hasil
penelitiannya menunjukkan siswa yang berada diatas KKM memiliki kemampuan
representasi visual yang baik dan kemampuan representasi persamaan matematis serta
verbal yang cukup baik. Sedangkan siswa yang berada dibawah KKM memiliki
kemampuan representasi visual cukup baik serta representasi persamaan matematis dan
representasi verbal kurang baik. Ramanisa dkk (2020) juga melakukan penelitian terkait
representasi dengan hasil penelitian menunjukkan indikator representasi visual tercapai
hingga 63.2%, indikator representasi ekspresi atau persamaan matematis tercapai 43,5%,
dan indikator representasi kata-kata tercapai 41.2%. Penelitian terdahulu tentang
kreativitas siswa dilakukan oleh Wulandari & Afifah (2019) dan Subur (2016)
2
menyimpulkan bahwa kemampuan matematika siswa berpengaruh terhadap tingkat
kreativitas siswa. Semakin tinggi kemampuan matematika maka semakin tinggi pula
tingkat kreativitas siswanya. Penelitian lain tentang kreativitas juga dilakukan oleh
Krisnawati (2012) dengan hasil penelitian siswa yang memiliki kemampuan matematika
rendah, mereka tidak memenuhi semua indikator kreativitas, siswa berkemampuan
sedang hanya memenuhi indikator kefasihan, dan siswa berkemampuan tinggi memenuhi
indikator kefasihan dan fleksibilitas. Dari beberapa penelitian terkait representasi telah
dideskipsikan ketercapaian dari indikator representasi matematis siswa, untuk indikator
kreativitas juga telah dideskripsikan ketercapain indikator kreativitas dari subjek
penelitian yang digunakan. Sedangkan pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan
representasi matematis yang digunakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
berdasarkan pada masing-masing kategori kreativitas.
Representasi matematis siswa memiliki peran penting bagi siswa dalam
menyelesaikan suatu soal matematika. Salah satu bentuk soal matematika adalah soal
cerita, dan dalam menyelesaikan soal cerita membutuhkan kemampuan representasi.
Kemudian, kemampuan representasi matematis memiliki hubungan dengan kreativitas,
dan kreativitas merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap representasi
matematis siswa. Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana representasi matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau
dari kreativitas siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
representasi matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari
kreativitas siswa.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Representasi Matematis
3
dalam bentuk simbol (Hwang et al., 2007). Representasi siswa merupakan terjemahan
dari gagasan atau ide-ide matematika yang digunakan untuk mendapatkan solusi atau
jawaban dari permasalahan yang sedang dihadapi (Koyimah, 2020). Sehingga
representasi dapat dikatakan sebagai kegiatan memodelkan atau mengganti bentuk suatu
situasi kedalam bentuk lain tanpa mengubah makna dari situasi awal.
4
mengungkapkannya menggunakan kata-kata atau lisan, melalui tulisan yang berupa
simbol, grafik, table, gambar, ataupun alat peraga. Sehingga antara representasi eksternal
dan internal terdapat hubungan timbal balik. Sedangkan menurut Rangkuti (2013)
representasi internal dapat diartikan sebagai proses berpikir mengenai ide-ide matematik
yang memungkinkan seseorang berpikir atas dasar ide tersebut. Kemudian, representasi
eksternal merupakan hasil dari gambaran yang telah diproses dalam representasi internal
oleh siswa, guru, ataupun ahli matematik.
Proses dari representasi internal tidak dapat diamati secara langsung, hal tersebut
disebabkan karena representasi internal merupakan aktivitas mental yang berada dalam
pikiran seseorang (Rangkuti, 2013). Dengan kata lain, bahwa seseorang yang berada
pada proses representasi internal ketika belajar matematika maka ia akan berpikir terkait
ide, gagasan, ataupun konsep matematika yang sedang dipelajarinya. Adapun tujuannya
yaitu untuk memaknai serta memahami masalah dengan jelas, menyambungkan dan
mengaitkan masalah tersebut dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, serta
menyusun cara penyelesaian dari masalah tersebut. Selanjutnya Ahmad Nizar Rangkuti
menjelaskan pula bahwa pada representasi eksternal menghasilkan wujud yang dapat
diungkapkan tulisan ataupun secara lisan seperti dalam bentuk kata atau kalimat, simbol,
ekspresi, notasi matematik, grafik, table, gambar, diagram, atau melalui objek fisik yang
berupa alat peraga.
Tabel 1. Bentuk Operasional Representasi Matematis Menurut Dahlan dan Juandi (2011)
Representasi Bentuk Operasional
5
menggunakan kalimat atau kata-kata
2. Soal Cerita
Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang berupa cerita atau narasi terkait
dengan kehidupan sehari-hari (Rahmania & Rahmawati, 2016; Nurjanatin et al., 2017).
Soal cerita adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian
kata yang berkaitan dengan situasi kehidupan dan berisi masalah yang harus
diselesaikan (S. Wulandari et al., 2018; Ardianzah & Wijayanti, 2020). Soal cerita
matematika adalah soal matematika yang ditulis dalam bentuk cerita dan dalam
penyelesaiannya perlu penerjemahan ke dalam kalimat matematika atau persamaan
matematika (Dwidarti et al., 2019).
Soal cerita adalah salah satu soal yang dianggap memiliki tingkat kesukaran
yang lebih tinggi dibanding dengan soal matematika yang menampilkan persamaan
atau ekspresi matematika secara langsung (Dwidarti et al., 2019). Menurut Rahmawati
(2021) dalam penyelesaian soal cerita membutuhkan pemahaman, penalaran, dan juga
kreativitas pada proses penyelesaiannya. Oleh karena hal-hal tersebut, dalam
mengerjakan soal matematika berupa cerita, siswa membutuhkan waktu yang lebih lama
karena proses yang dilalui dalam mengerjakan lebih banyak dari soal yang langsung
dalam bentuk persamaan atau ekspresi matematis. Keberadaan soal cerita dalam
pembelajaran sangat penting untuk diterapkan karena dapat melatih siswa dalam
menyelesaikan masalah (Saputri, 2019). Selain itu, pentingnya soal cerita diberikan
kepada siswa, karena soal cerita menyuguhkan permasalahan dengan kehidupan sehari-
hari yang dapat dipelajari oleh siswa sehingga siswa tidak hanya belajar dalam aspek
pelajaran matematikanya saja (Gunawan, 2018).
Penyelesaian soal cerita berbeda dengan penyelesaian soal aritmatika, hal tersebut
dikarenakan dalam soal cerita informasi disajikan dalam bentuk narasi, sehingga siswa
diharuskan untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi dari narasi terlebih
dahulu kemudian merepresentasikan dan setelah itu dapat menemukan solusi dari soal
cerita tersebut (Jayanti, 2020). Dalam memecahkan soal cerita, siswa harus
mengabstraksi, yaitu mengubah masalah cerita menjadi kalimat matematis dengan
menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanya, kemudian membuat model
matematikanya. Setelah itu baru dilakukan perhitungan, setelah perhitungan selesai
6
diakhiri dengan penginterpretasian jawaban tersebut dalam bentuk cerita yang sesuai
dengan soal (Rahmawati, 2021).
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian soal cerita adalah proses
penyelesaiannya dan tahap berpikir siswa dalam menyelesaian soal bukan hasil akhir dari
jawaban siswa (Yuniati & Suparjono, 2019). Ketika menyelesaikan soal cerita langkah
yang diperlukan siswa lebih dari satu karena dalam menyelesaikannya siswa
membutuhkan pemahaman dalam membaca soal, melakukan perhitungan dan kemudian
keterampilan menarik kesimpulan (Gunawan, 2018). Sehingga, soal cerita dapat
diartikan sebagai soal yang berbentuk narasi yang dikaitkan dengan cerita atau
kehidupan sehari-hari. Soal cerita matematika berbeda dengan soal bukan cerita, pada
soal cerita data yang diketahui dalam soal diinterpretasikan dalam narasi sehingga dalam
penyelesaiannya membutuhkan pemahaman cerita yang ada pada soal, sedangkan pada
soal non cerita siswa dapat langsung mengetahui data yang tertulis dan permasalahan
yang dicari penyelesaiannya.
Menurut Khasanah & Sutama (2015) dalam mengerjakan soal cerita terdapat
beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
3. Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan hal atau solusi baru yang
berbeda dan bermanfaat dengan mengolah bahan, informasi, data atau elemen yang
sudah ada (Jagom, 2015; Febryana, 2018). Kreativitas adalah kemampuaan mencipta dan
berkreasi yang timbul dari diri sesorang (Hartiningrum et al., 2020). Kreativitas
merupakan hasil dari berpikir kreatif, karena berpikir kreatif dapat dikatakan proses yang
digunakan ketika kita memunculkan ide-ide baru (Richardo et al., 2014). Kreativitas
merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan, mengkombinasikan pikiran dan
imajinasi sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan asli berupa ide-ide,
7
kegiatan atau tampilan unik sehingga memiliki daya tarik banyak orang atau sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan baru dalam upaya untuk memecahkan masalah
(Botty, 2018). Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh komposisi,
hasil atau ide yang baru, dan tidak ada yang membuat sebelumnya (Suhaya, 2016).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan atau menghasilkan ide yang baru atau kombinasi dari yang sudah ada
dengan menampilkan keunikan tertentu.
Menurut Munandar (2014) kreativitas terkait dengan empat aspek yaitu pribadi,
pendorong, produk dan proses. Dilihat dari aspek pribadi, kreativitas menimbulkan
keunikan yang berasal dari interaksi antara pribadi manusia dengan lingkungannya. Jika
dilihat dari aspek pendorong dalam mewujudkan kreativitas memerlukan dorongan
eksternal dari lingkungan. Dilihat dari aspek produk kreativitas beracuan pada apa yang
dihasilkan seseorang berupa suatu hal yang baru, asli, dan bermakna. Kemudian, dilihat
dari aspek proses kreativitas merupakan proses seseorang untuk mengamati adanya
masalah, membuat dugaannya, kemudian menguji dugaan tersebut dan dilanjut dengan
menyampaikan hasil akhirnya.
Salah satu cara untuk melihat kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika
adalah dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika (Wulandari &
8
Afifah, 2019). Kemampuan melihat dan memilih cara dalam menyelesaikan masalah
matematika disebut sebagai kreativitas (Sriraman, 2004; Hartiningrum et al., 2020).
Seseorang yang memiliki kreativitas mampu berpikir dengan mudah dan luwes serta
mampu melihat masalah dari bermacam sudut pandang yang berbeda sehingga dapat
menemukan banyak gagasan (Jagom, 2015). Oleh karena itu, kreativitas dalam
matematika lebih menekankan pada proses berfikir siswa dalam menyelesaikan
permasalahan matematika yang dihadapi.
Indikator kreativitas
1) Kefasihan (fluency)
Kefasihan adalah kemampuan menyelesaikan masalah dengan beberapa (beragam)
alternatif jawaban serta dapat menyelesaikan dengan lancar (Silver, 1997).
Kefasihan (fluency) dapat dilihat dari beragamnya jawaban benar yang dapat dibuat
siswa atas masalah matematika yang diberikan (Jagom, 2015; Krisnawati, 2012).
2) Fleksibilitas (fleksibility)
Fleksibilitas adalah kemampuan menyelesaikan masalah kemudian dilanjut
dengan cara yang berbeda (Silver, 1997). Aspek fleksibilitas mengacu pada cara-
cara berbeda yang diberikan oleh siswa dalam memecahkan masalah (Jagom, 2015;
Krisnawati, 2012).
3) Kebaruan (novelty)
Kebaruan adalah kemampuan menyelesaikan masalah dengan beberapa jawaban
kemudian dapat membuat jawaban yang berbeda (Silver, 1997). Aspek kebaruan
mengacu pada jawaban yang diberikan berbeda dengan siswa lainnya atau bisa
9
juga mengacu pada cara baru yang ditampilkan oleh siswa (Jagom, 2015;
Krisnawati, 2012).
Kefasihan (fluency) Menyelesaikan soal dengan lancar, tepat dan menampilkan lebih
dari satu jawaban atau hasil akhir.
Fleksibelitas (flexibility) Menyelesaikan soal dengan lebih dari satu cara atau dengan
berbagai cara dengan tepat
Kebaruan (novelty) Mampu menyelesaikan soal dengan satu atau lebih penyelesaian
kemudian mampu membuat penyelesaian lain dengan tepat dan
berbeda dengan penyelesaian siswa lainnya
10
Tingkat 2 Siswa dalam menyelesaikan masalah mampu menunjukkan
(Cukup Kreatif) kebaruan atau fleksibilitas.
Tingkat 1 Siswa dalam menyelesaikan masalah hanya mampu
(Kurang Kreatif) menunjukkan kefasihan.
11
C. METODE PENELITIAN
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP/MTs yang dipilih
berdasarkan kategori kreativitas siswa. Pemilihan subjek tersebut dilakukan dengan cara
memberikan soal cerita berbentuk uraian yang digunakan untuk melihat kreativitas
siswa, kemudian dari hasil tes tersebut siswa dikelompokkan berdasarkan kategori
kreativitas. Pada awalnya peneliti memberikan soal cerita kepada siswa kelas VII-A dari
kelas tersebut peneliti tidak memperoleh siswa dengan kategori sangat kreatif.
Kemudian, peneliti memberikan soal kepada siswa kelas VII-B, namun masih tidak
diperoleh siswa dengan kategori sangat kreatif. Sehingga, pada penelitian ini diperoleh 8
subjek yang terdiri dari 2 siswa kreatif, 2 siswa cukup kreatif, 2 siswa kurang kreatif dan
2 siswa tidak kreatif. Pemilihan dua siswa dari masing-masing kategori kreativitas
tersebut dilakukan dengan meminta pertimbangan guru matematika serta siswa yang
dipilih merupakan siswa yang memiliki komunikasi lisan yang baik.
3. Lokasi Penelitian
12
4. Tahapan Penelitian
1) Pra-Lapangan
2) Lapangan
Pada tahap ini peneliti memahami serta memasuki lapangan dan mengumpulkan
data. Peneliti memahami serta memasuki lapangan yang dimaksud disini adalah
peneliti mampu menyesuaikan diri di lokasi penelitian dan berinteraksi dengan
baik dilingkungan lokasi penelitian. Pada tahap pengumpulan data kehadiran
peneliti sebagai kunci utama penelitian. Peneliti berperan aktif dalam pengumpulan
data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Pada proses pengumpulan data peneliti akan memberikan soal tes uraian berupa
soal cerita yang dibuat berdasarkan indikator kreativitas kepada siswa kelas VII.
Kemudian, hasil dari pekerjaan siswa tersebut dianalisis dan dikategorikan
berdasarkan kreativitasnya. Dari masing-masing kategori kreativitas akan dipilih
dua siswa untuk dilakukan wawancara mengenai kreativitas lebih lanjut.
Kemudian, peneliti melakukan wawancara untuk menggali informasi terkait
representasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
3) Pengolahan Data
Pada tahap pengolahan data juga dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: pertama,
analisis data yang telah diperoleh pada tahap pengumpulan data; kedua, penarikan
kesimpulan; dan yang terakhir pelaporan hasil dari penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan
non tes. Teknik tes yang digunakan berupa soal yang diberikan kepada subjek penelitian.
Kemudian teknik non tes yang digunakan berupa wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan subjek penelitian. Lebih jelasnya sebagai berikut :
13
1) Tes
Peneliti memberikan soal tes kepada subjek penelitian dengan tujuan untuk
mengumpulkan data yang berupa hasil tes yang telah dikerjakan oleh siswa. Bentuk
tes yang digunakan adalah tes uraian (essay) karena bentuk tersebut dapat
memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi fokus dari penelitian. Dari tes
berbentuk uraian tersebut peneliti dapat mengidentifikasi jawaban siswa terkait
kreativitas dan mengkategorikannya sesuai dengan kreativitas siswa. Setelah itu,
peneliti juga dapat melihat representasi siswa dari hasil jawaban siswa berdasar
masing-masing kategori kreativitas.
2) Wawancara
6. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar soal tes yang berupa soal
uraian dan lembar pedoman wawancara. Berikut penjelasan instrument yang digunakan
pada penelitian ini:
1) Soal Tes
Instrument soal tes uraian berupa soal cerita matematika yang dibuat dengan
memerhatikan indikator kreativitas (kefasihan, fleksibelitas dan kebaruan). Selain
itu, soal tes yang dibuat juga memungkinkan siswa untuk menyelesaikannya dengan
menggunakan representasi matematis, karena soal tersebut bertujuan pula untuk
mengetahui representasi matematis siswa. Materi yang digunakan tes adalah materi
bangun datar segi empat dan segi tiga. Sebelum diberikan ke siswa soal tes tersebut
di uji validitasnya oleh dosen ahli dan guru matematika.
2) Pedoman Wawancara
14
digunakan dalam wawancara ini memuat indikator kreativitas siswa dengan tujuan
untuk mengetahui kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Selain
pertanyaan untuk mengetahui kreativitas, pertanyaan yang diajukan juga terdapat
pertanyaan terbuka untuk mengetahui jenis-jenis representasi matematis yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada tiga yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Lebih jelasnya sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Setelah itu, dilakukan pengkategorian kreativitas siswa yang terdiri dari 5 kategori
yaitu : 1). Tidak kreatif, jika semua indikator kreativitas tidak terpenuhi; 2) kurang
kreatif, jika hanya memenuhi indikator kefasihan; 3). cukup kreatif, jika memenuhi
indikator kebaruan atau fleksibilitas; 4). kreatif, jika memenuhi indikator kefasihan
15
dan kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas; dan 5). sangat kreatif jika memenuhi
indikator kefasihan, fleksibilitas, serta kebaruan atau fleksibilitas dan kebaruan,
adopsi: (Siswono, 2018). Dari masing-masing kategori kreativitas tersebut, dipilih
dua siswa untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian, dilakukan pengkodean pada data
atau jawaban siswa yang dipilih tersebut dan data yang tidak dipilih akan direduksi.
2) Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah reduksi data adalah penyajian data. Pada penelitian ini
penyajian data yang digunakan berupa kata-kata atau deskripsi. Data yang telah
dipilih pada tiap kategori kreativitas tersebut selanjutnya akan dianalisis representasi
yang digunakan dalam menyelesaikan soal cerita. Analisis dilakukan pada hasil
jawaban siswa terkait soal cerita yang telah diberikan dan hasil dari wawancara
mengenai representasi. Hasil jawaban dari masing-masing subjek tersebut
dicocokkan dengan bentuk operasional dari representasi matematis yang digunakan
pada penelitian ini. Kemudian, untuk bentuk operasional representasi matematis
yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
16
Jadi dalam penyajian data pada penelitian ini, akan dideskripsikan representasi
matematis dari masing-masing subjek yang telah dipilih berdasarkan kategori
kreativitasnya.
3) Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan penyajian data tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah
menarik kesimpulan dari data yang telah disajikan dan dipaparkan. Kesimpulan dari
penelitian ini berupa representasi matematis yang digunakan siswa SMP dalam
menyelesaikan soal cerita berdasarkan kategori kreativitas.
17
Dari Tabel.5 peneliti akan memilih 8 siswa yang akan menjadi subjek penelitian. 8
subjek tersebut terdiri dari 2 siswa dengan kategori kreatif, 2 siswa kategori cukup
kreatif, 2 siswa kategori kurang kreatif, dan 2 siswa kategori tidak kreatif. Kemudian
pada hari selanjutnya, setelah dipilih 8 subjek penelitian tersebut peneliti melakukan
wawancara kepada subjek. Wawancara ini dilakukan guna mengklarifikasi jawaban soal
tes dengan hasil wawancara.
Setelah dipilih, dianalisis, dan dikategorikan terkait dengan kreativitas siswa dari
kedelapan subjek diatas selanjutnya akan diberi kode yang bertujuan untuk memudahkan
peneliti dalam meganalisis terkait representasi matematisnya. Adapun kode siswa terpilih
sesuai dengan hasil tes kreaitivitas beserta rekomendasi dari guru yaitu siswa kreatif
pertama (K1) dan siswa kreatif kedua (K2), siswa cukup kreatif pertama (CK1), siswa
cukup kreatif kedua (CK2), siswa kurang kreatif pertama (KK1), siswa kurang kreatif
kedua (KK2), siswa tidak kreatif pertama (TK1), siswa tidak kreatif kedua (TK2).
18
Gambar 1. Cuplikan ke-1 lembar jawaban K1
Pada cuplikan hasil jawaban diatas K1 representasi yang digunakan K1 dalam
menyelesaikan soal cerita adalah representasi verbal, visual, dan simbolik.
Representasi verbal digunakan K1 dalam menuliskan interprestasi dari soal
menggunakan kalimat “Diketahui: luas kain berbentuk persegi 36 m2 ” “ kain akan
dibagi menjadi 4 ” dan menuliskan solusi atau kesimpulan jawaban dari soal
menggunakan kalimat “jadi, jika kain yang dibagi berbentuk persegi maka
kelilingnya 12 meter” “jadi, jika kain yang dibagi ke kelompok bentuknya persegi
panjang kelilingnya adalah 15m”. Representasi visual digunakan K1 dengan
membuat gambar pola geometri persegi yang dibagi menjadi 4 persegi dengan luas
yang sama yaitu 9 m2dan yang satunya dibagi menjadi 4 persegi panjang dengan
masing panjang 6 m dan lebar 1,5 m. Kemudian, representasi simbolik yang
digunakan K1 berupa penggunaan persamaan luas persegi “ L=s × s”, persamaan
keliling persegi “k =4 × s”, dan persamaan keliling persegi panjang “k =2 ×( p+l)”.
Persamaan-persamaan tersebut digunakan K1 untuk memperoleh hasil akhir atau
jawaban dari soal yang diberikan. Kemudian, representasi simbolik yang dilibatkan
K1 berupa simbol, angka, operator aritmatik pembagian (:), operator aritmatik
perkalian (×) , operator relasi sama dengan (¿) dan operator aritmatik penjumlahan (
+¿ . Berikut ini disajikan pula gambar cuplikan hasil jawaban K1 dalam
menyelesaikan soal cerita yang lainnya.
19
Gambar 2. Cuplikan ke-2 lembar jawaban K1
Pada cuplikan gambar diatas subjek K1 dalam menyelesaikan soal cerita
menggunakan representasi verbal, visual, dan simbolik. Representasi verbal
digunankan K1 dalam menuliskan interpretasi dari soal menggunakan kalimat
“ukuran halaman rumah 12m x 8m” “kolam berbentuk persegi sisi 5m” dan
menggunakan representasi verbal untuk menuliskan solusi atau kesimpulan jawaban
dari soal menggunakan kalimat dengan tepat “Jadi, luas halaman bu Umi di luar
kolam adalah 71 m2 ”. K1 menggunakan representasi visual, yaitu dengan membuat
gambar pola geometri dari informasi pada soal. Gambar pertama berupa bangun
persegi panjang dengan ukuran panjang 12 mdan lebar 8 m, kemudian di dalam
persegi panjang tersebut ada sebuah persegi dibagian pojok kiri atas dengan ukuran
sisi 5 m. Untuk gambar bangun geometri yang kedua hampir sama dengan gambar
bangun yang pertama namun disini K1 membuat garis putus-putus didalam persegi.
Garis putus-putus tersebut digunakan K1 untuk memudahkannya dalam menghitung
luas dari halaman diluar kolam. Kemudian, representasi simbolik digunakan K1
dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan luas persegi dan luas
persegi panjang. Representasi simbolik yang dimunculkan K1 pada nomor tersebut
berupa simbol, angka, operator aritmatik perkalian (×), operator aritmatik
penjumlahan (+¿ ), operator aritmatik pengurangan (−¿ ), dan operator relasi sama
dengan (¿).
Selain hasil jawaban tes, representasi matematis K1 dalam menyelesaikan soal
cerita juga didukung dengan hasil wawancara bahwa K1 dalam menyelesaikan soal
cerita suka menggambar dan juga menggunakan simbol matematika. Menurut K1
dengan menggambar ia merasa cerita yang ada pada soal nampak lebih jelas. Selain
20
itu, K1 juga mengaku bahwa ia sering pula menggunakan representasi verbal dengan
menyusun kata-kata untuk menuliskan kembali hal yang ada disoal serta menuliskan
kesimpulan dengan kalimat karena soalnya berupa cerita.
21
pertama yaitu bangun persegi dengan luas 36 m2, gambar bangun kedua yaitu persegi
ukuran luas 36 m2yang dibagi menjadi 4 bagian berbentuk persegi panjang, dan
gambar yang ketiga yaitu persegi besar yang dibagi menjadi 4 persegi lebih kecil
dengan ukuran masing-masing sisi 3 m. Kemudian, representasi simbolik digunakan
K2 dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan luas persegi “
L=s × s” , luas persegi panjang “ L= p ×l ”, keliling persegi panjang “k =2 ×( p+l)”,
keliling persegi “k =4 × s”. Selain itu, representasi simbolik yang dilibatkan K2
yaitu simbol, angka, operator aritmatik pembagian (:), operator aritmatik perkalian (
×), operator aritmatik penjumlahan (+¿ ), dan operator relasi sama dengan (¿).
Berikut ini disajikan pula gambar cuplikan hasil jawaban K2 dalam menyelesaikan
soal cerita yang lainnya.
22
simbolik yang dilibatkan K2 yaitu simbol, angka, operator aritmatik perkalian ( ×),
operator aritmatik penjumlahan (+¿ ), operator aritmatik pengurangan (−¿), dan
operator relasi sama dengan (¿). Kemudian, representasi verbal digunakan K2 dalam
membuat solusi atau jawaban dari soal menggunakan kalimat yaitu “Jadi, luas
halaman bu Ami diluar kolam renang adalah 71 m2 ”.
Selain hasil jawaban tes, representasi matematis K2 dalam menyelesaikan soal
cerita juga didukung dengan hasil wawancara bahwa K2 dalam menyelesaikan soal
cerita paling suka dengan menggambar karena menurutnya dengan menggambar
akan terlihat lebih jelas maksud dari soal sehingga memudahkannya untuk
menyelesaikan soal. Kemudian, K2 mengaku sering menggunakan simbol
matematika dalam menyelesaikan soal cerita, ketika diminta untuk menjelaskan
maksud dari simbol yang ia gunakan K2 juga dapat menjelaskan dengan baik dan
lancar. Selain itu, K2 juga mengaku bahwa ia sering pula menggunakan representasi
verbal dengan menulis kembali informasi dari soal dan menulis kesimpulan dari
jawaban soal cerita yang diberikan menggunakan kata-kata.
23
Gambar 5. Cuplikan ke-1 lembar jawaban CK1
Pada cuplikan ke-1 lembar jawaban diatas terlihat bahwa CK1 dalam menyelesaikan
soal cerita menggunakan representasi visual dan simbolik. Representasi visual
digunakan CK1 untuk membuat pola geometri dari informasi yang ada pada soal.
CK1 membuat gambar bangun persegi panjang dengan keterangan L1=1225 c m2 ,
1
persegi panjang dengan keterangan L2= L1dan segitiga dengan keterangan L3=6 L2
7
. Pada bagun ke-1 gambar CK1 kurang sesuai dengan soal, pada soal telah
disebutkan bahwa hiasan pertama berbentuk persegi, namun gambar yang dibuat
CK1 tampak seperti persegi panjang. Ketiga bangun tersebut dibuat secara
berhimpitan. Representasi simbolik digunakan CK1 dalam menyelesaikan soal. Pada
penyelesaian tersebut CK1 menggunakan representasi simbolik untuk
menyelesaikan soal. Selain itu, representasi simbolik yang dilibatkan berupa simbol,
angka, operator aritmatik pembagian (:), operator aritmatik perkalian (×), operator
aritmatik penjumlahan (+¿ ), dan operator relasi sama dengan (¿). Berikut ini
disajikan pula gambar cuplikan hasil jawaban CK1 dalam menyelesaikan soal cerita
yang lainnya.
24
Gambar 6. Cuplikan ke-2 lembar jawaban CK1
Pada cuplikan ke-2 lembar jawaban diatas terlihat bahwa CK1 dalam menyelesaikan
soal cerita menggunakan representasi representasi simbolik, visual, dan verbal.
Representasi simbolik digunakan CK1 dalam menyelesaikan soal dengan menulis
kembali informasi di soal menggunakan persamaan matematika “ p=12 m” “l=8 m ”
“ s=5 m”. Selain itu, representasi simbolik juga digunakan CK1 untuk
menyelesaikan soal menggunakan persamaan luas persegi panjang dan persegi.
Representasi simbolik yang dilibatkan CK1 dalam menyelesaikan nomor tersebut
berupa simbol, angka, operator aritmatik perkalian (×), operator aritmatik
penjumlahan (+¿ ), operator aritmatik pengurangan (−¿ ), dan operator relasi sama
dengan (¿). Representasi visual digunakan CK1 dalam dalam menggambarkan pola
geometri dari informasi yang ada di soal yaitu pada gambar pertama CK1
menggambar persegi panjang besar dengan ukuran 12 m dan 8 m, kemudian persegi
panjang tersebut dibagi menjadi 3 bagian 1 persegi dengan ukuran sisi 5 m dan 2
persegi panjang. Gambar kedua CK1 menggambar persegi panjang pula dengan
ukuran 12 m dan 8 m dan didalam persegi panjang tersebut terdapat gambar persegi
dibagian pojok kiri bawah dengan ukuran sisinya 5m. Kemudian, representasi verbal
digunakan CK1 ketika akan menggunakan formula luas persegi serta persegi
panjang dengan menuliskan kalimat “luas persegi panjang” “luas persegi” dan
25
representasi verbal juga digunakan CK1 dalam menulis solusi atau kesimpulan
jawaban menggunakan kalimat “Jadi, luasnya adalah 71m”.
Selain hasil jawaban tes, representasi matematis CK1 dalam menyelesaikan soal
cerita juga dapat dilihat dari hasil wawancara bahwa CK1 dalam menyelesaikan soal
cerita mengaku suka menggambar dan juga menggunakan simbol matematika. CK1
juga lancar dalam menjelaskan simbol yang digunakannya dalam menyelesaikan
soal cerita. Kemudian, untuk representasi verbalnya CK1 mengaku bahwa ketika
menyelesaikan soal cerita ia jarang menyusun kata-kata.
26
Gambar 7. Cuplikan ke-1 lembar jawaban CK2
Berikut ini disajikan pula gambar cuplikan hasil jawaban CK2 dalam menyelesaikan
soal cerita yang lainnya.
27
dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan luas persegi dan persegi
panjang. Representasi simbolik yang dimunculkan CK2 pada nomor tersebut berupa
angka, simbol, operator aritmatik perkalian (×), operator aritmatik penjumlahan (+¿
), operator aritmatik pengurangan (−¿), dan operator relasi sama dengan (¿).
Kemudian representasi verbal hanya digunakan CK2 dengan menulis “luas persegi
panjang ( L1)” dan “luas persegi ( L2)”.
Selain hasil jawaban tes, representasi matematis CK2 dalam menyelesaikan soal
cerita juga dapat dilihat dari hasil wawancara bahwa dalam menyelesaikan soal
cerita CK2 mengaku suka menggambar berdasarkan keterangan atau informasi yang
ada pada soal dan semua nomor ia kerjakan dengan menggambar, menurutnya
dengan digambar akan lebih mudah dalam menyelesaikan soal. Selain itu, CK2 juga
mengaku selalu menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal dan CK2 lancar
dalam menjelaskan simbol-simbol yang digunakannya ketika menyelesaikan soal
cerita. Kemudian, CK2 mengaku bahwa ia terkadang juga menuliskan kalimat dalam
membuat kesimpulan jawaban yang telah diperolehnya.
28
dengan membuat gambar pola geometri. Pertama KK1 membuat bangun persegi
dengan luas 36 m2 dan dibagi menjadi 4 bagian berbentuk persegi. Kedua, bangun
yang dibuat KK1 yaitu persegi yang dibagi menjadi 4 persegi panjang yang
panjangnya 6m dan lebarnya 1,5. Kemudian, Representasi simbolik KK1 digunakan
KK1 dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan persamaan luas persegi “
L p=s × s ” , keliling persegi “k p=4 × s” dan keliling persegi panjang “k p=2 ×( p+l)
”. Kemudian representasi simbolik yang digunakan KK1 melibatkan ekspresi
matematis simbol, angka, operator aritmatik pembagian (:), operator aritmatik
perkalian (×), operator aritmatik penjumlahan (+¿ ), dan operator relasi sama dengan
(¿). Berikut ini disajikan pula gambar cuplikan hasil jawaban KK1 dalam
menyelesaikan soal cerita yang lainnya.
30
disajikan pula gambar cuplikan hasil jawaban KK2 dalam menyelesaikan soal cerita
yang lainnya
31
merasa dengan menuliskan kata-kata akan memperlambat dan memakan waktu
dalam menyelesaikan soal cerita.
32
Gambar 14. Cuplikan ke-2 lembar jawaban TK1
Pada cuplikan lembar jawaban diatas TK1 dalam menyelesaikan soal cerita
menggunakan representasi simbolik dan verbal. Representasi simbolik TK1
menggunakan ekspresi matematika dalam menyelesaikan soal serta menggunakan
persamaan luas persegi dan persegi panjang. Kemudian representasi simbolik yang
dilibatkan TK1 yaitu simbol, angka, operator aritmatik pengurangan ( −¿ ), operator
aritmatik perkalian (×), dan operator relasi sama dengan (¿). Representasi verbal
yang digunakan TK1 berupa kata yang digunakan dalam menulis interpretasi dari
soal “panjang”, “lebar”, dan “sisi”. Selain itu juga digunakan untuk menuliskan
persamaan dapat terlihat pada penyelesaian diatas “L. persegi panjang” “L.persegi”.
Selain hasil jawaban tes representasi matematis TK1 dalam menyelesaikan soal
cerita, representasi matematis TK1 juga dapat dilihat dari hasil wawancara bahwa
TK1 mengaku dalam menyelesaikan soal cerita lebih suka langsung menggunakan
rumus karena lebih mudah dan cepat. TK1 juga lancar dalam menjelaskan maksud
dari simbol-simbol yang digunakannya dalam menyelesaikan soal cerita. Kemudian,
TK1 mengaku jarang menggunakan kata-kata atau kalimat dalam menyelesaikan
soal cerita, ketika diminta untuk membuat solusi dengan menggunakan kalimat TK1
juga tidak bisa dan TK1 juga mengaku bahwa ia tidak suka menggambar karena
ribet.
33
operator aritmatik, serta operator relasi; (2) representasi verbal yang digunakan TK2
dalam menyelesaikan soal cerita hanya berupa kata dan tidak menggunakan kalimat.
Berikut cuplikan lembar jawaban TK2.
34
dilibatkan TK2 yaitu simbol, angka, operator aritmatik pengurangan ( −¿ ), operator
aritmatik perkalian (×), dan operator relasi sama dengan (¿). Representasi visual
TK2 terlihat dalam menuliskan formula yang hanya berupa kata “L. persegi
panjang” dan “L. persegi”.
Selain hasil jawaban tes representasi matematis TK2 dalam menyelesaikan soal
cerita, representasi matematis TK2 juga dapat dilihat dari hasil wawancara bahwa
TK2 mengaku bahwa dalam menyelesaikan soal cerita lebih suka langsung
menggunakan rumus karena simpel. TK2 juga lancar dalam menjelaskan maksud
dari simbol-simbol yang digunakannya dalam menyelesaikan soal cerita. Kemudian,
TK2 juga mengaku bahwa ia jarang menggambar dan menggunakan kata-kata atau
kalimat dalam menyelesaikan soal cerita. TK2 merasa agak kesulitan dalam
menggambar.
2. Pembahasan
Dari hasil analisis tes dan wawancara pada subbab sebelumnya, peneliti memperoleh
jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun pada penelitian ini yaitu bagaimana
representasi matematis siswa SMP dalam meyelesaikan soal cerita ditinjau dari
kreativitas siswa. Hasil analisis pada kategori siswa kreatif menunjukkan bahwa siswa
kreatif mampu menggunakan ketiga representasi matematis yaitu simbolik, visual, dan
verbal dalam menyelesaikan soal cerita. Ketiga representasi tersebut sudah nampak
digunakan dalam menyelesaikan soal cerita oleh siswa kreatif dan saling berkaitan antar
representasi. Penelitian Wijayanti & Amin (2019) juga terkait dengan representasi
matematis dengan hasil penelitian bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematika
unggul dalam memahami masalah mampu menggunakan representasi verbal, simbolik,
dan visual. Kemudian penelitian Maghfiroh & Rohayati (2020) terkait representasi siswa
dalam menyelesaikan soal cerita memiliki hasil bahwa subjek penelitiannya dalam
menyelesaikan soal cerita dapat menggunakan ketiga representasi yaitu simbolik, verbal,
dan visual. Hasil penelitian lain terkait representasi yaitu dari penelitian Permata dkk
(2017) bahwa siswa dengan kategori kreativitas tinggi unggul dalam menggunakan
representasi verbal dan representasi simbolik dari pada siswa kategori kreativitas sedang
dan siswa kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian Purwosetiyono & Zuhri (2017)
mahasiswa yang berfikir kreatif dalam menyelesaikan masalah hanya menggunakan
representasi simbolik, visual, dan masih belum maksimal dalam representasi verbal.
Sedangkan, siswa kreatif pada penelitian ini mampu menggunakan representasi verbal
35
dengan baik. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil tes bahwa ketika memberikan solusi
atau hasil akhir dari setiap jawaban siswa kreatif menggunakan kalimat atau kata-kata
dengan lengkap serta tepat serta dapat membuat situasi untuk menyelesaikan soal dengan
menuliskan kalimat. Perbedaan ini mungkin karena pada penelitian Purwosetiyono &
Zuhri (2017) soal yang digunakan untuk mengetahui representasi matematis mahasiswa
bukan menggunakan soal cerita sedangkan pada penelitian kali ini peneliti menggunakan
soal cerita.
Siswa cukup kreatif cenderung menggunakan representasi simbolik dan representasi
visual dalam menyelesaikan soal cerita. Sedangkan reprrsentasi verbalnya jarang
digunakan oleh siswa cukup kreatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan Fitrianingrum
& Basir (2020) terkait tentang representasi menunjukkan bahwa kemampuan representasi
simbolik siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat dikategorikan sangat tinggi,
representasi visual tinggi dan representasi verbal sedang. Hasil penelitian penelitian yang
telah dilakukan Maghfiroh & Rohayati (2020) dengan hasil bahwa kategori kemampuan
representasi simbolik siswa sangat baik, representasi visual baik, dan representasi verbal
cukup. Kemudian penelitian terkait representasi juga dilakukan oleh Ramanisa dkk
(2020) dengan hasil bahwa representasi verbal siswa lebih rendah dari pada representasi
lainnya karena sebagian siswa kurang mampu menuliskan kesimpulan jawaban
menggunakan kata-kata dan siswa juga merasa malas untuk menyusun ataupun menulis
kata-kata.
Representasi matematis siswa kategori kurang kreatif berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa siswa kurang kreatif dalam menyelesaikan soal cerita cenderung
menggunakan representasi simbolik dan representasi visual. Kemudian, siswa kurang
kreatif tidak menggunakan representasi verbal dalam menyelesaikan soal cerita.
Penelitian yang telah dilakukan Fitriah (2018) bahwa siswa dalam menyelesaikan soal
lebih cenderung menggunakan representasi visual dan representasi simbolik. Selain itu,
hasil dari penelitian Rizki & Haerudin (2021) menunjukkan bahwa sebagian siswa tidak
mampu menggunakan representasi kata-kata atau teks dalam menjelaskan atau
menuliskan permasalahan yang ada. Kemudian, dari hasil wawancara pada penelitian ini
juga diperoleh bahwa siswa kurang kreatif suka menggambar atau bisa disebut suka
menggunakan representasi visual karena siswa kurang kreatif menganggap dengan
menggambar maksud dari soal akan lebih jelas dan dapat memudahkan mereka untuk
menyelesaikan permasalahan. Hal tersebut selaras dengan penjelasan Koyimah (2020)
36
bahwa representasi visual berperan untuk memudahkan siswa ketika memahami suatu
masalah.
Data yang diperoleh dalam penelitian terkait representasi matematis siswa tidak
kreatif menunjukkan bahwa ketika menyelesaikan soal cerita siswa tidak kreatif
cenderung menggunakan representasi simbolik dan masih kesulitan dalam menggunakan
representasi verbal. Hal ini, sejalan dengan hasil penelitian Purwosetiyono & Zuhri
(2017) bahwa mahasiswa tidak kreatif hanya menggunakan representasi simbolik saja
dalam menyelesaikan masalah dan kesulitan untuk menggunakan representasi visual
serta kurang mampu menggunakan representasi verbal. Berdasarkan hasil wawancara
siswa tidak kreatif mengaku bahwa mereka tidak suka menggambar. Penelitian
Maghfiroh & Rohayati (2020) memiliki hasil bahwa representasi visual siswa dengan
gaya belajar auditorial masih kurang dalam menggambar baik histogram, garis, ataupun
tabel. Menurut Khairunnisa dkk (2018) ketidakmampuan siswa pada representasi verbal
tidak mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut
terbukti pada penelitian ini bahwa siswa tidak kreatif tidak mampu menggunakan
representasi visual namun siswa tidak kreatif masih dapat menyelesaikan soal cerita yang
diberikan.
Dari penelitian ini juga diperoleh temuan bahwa representasi yang cenderung
digunakan oleh semua kategori kreativitas siswa adalah representasi simbolik. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Mulyaningsih dkk (2020) bahwa representasi simbolik
merupakan representasi yang paling dikuasai oleh siswa. Penelitian Yuniati & Suparjono
(2019) hasilnya menunjukkan bahwa siswa lebih cenderung memilih representasi
simbolik dan sebagian besar siswa hanya menggunakan angka dalam menyelesaikan soal
cerita. Kemudian, pada penelitian ini representasi simbolik yang dilibatkan semua
kategori kreativitas sama yaitu berupa berupa angka, symbol, operator aritmatik
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), dan operator relasi sama dengan
yang digunakan untuk membuat persamaan matematika dari soal yang diberikan, serta
menyelesaikan masalah dengan menggunakan ekspresi matematis. Pada hasil penelitian
Koyimah (2020) representasi simbolik yang dimunculkan siswa dalam menyelesaikan
masalah melibatkan penggunaan rumus dan simbol yang meliputi numerik, tanda
operasi, serta koneksi.
37
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Siswa SMP dengan kategori kreatif dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan
representasi simbolik, visual dan verbal. Ketiga representasi tersebut sudah nampak
digunakan dalam menyelesaikan soal cerita.
b. Siswa SMP dengan kategori cukup kreatif dalam menyelesaikan soal cerita
menggunakan representasi simbolik, visual dan verbal. Dari ketiga representasi
tersebut, yang cenderung digunakan siswa cukup kreatif adalah representasi
simbolik dan visual, sedangkan representasi verbalnya jarang digunakan.
c. Siswa SMP dengan kategori kurang kreatif dalam menyelesaikan soal cerita
menggunakan representasi simbolik dan visual. Kedua representasi tersebut sama-
sama cenderung digunakan oleh siswa kurang kreatif.
d. Siswa SMP dengan kategori tidak kreatif dalam menyelesaikan soal cerita
menggunakan representasi simbolik dan verbal. Dari kedua representasi tersebut
yang cenderung digunakan siswa tidak kreatif dalam menyelesaikan soal cerita
adalah representasi simbolik. Sedangkan representasi verbal yang digunakan siswa
tidak kreatif masih terbatas hanya berupa kata dan tidak dapat membuat solusi atau
kesimpulan jawaban dari soal cerita dengan menuliskan kalimat.
2. Saran
Berikut ini beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti:
a. Bagi Guru
Guru untuk lebih sering memberikan soal yang dapat mengasah kreativitas siswa
dalam pembelajaran matematika dan juga melatih keterampilan siswa dalam
menggunakan berbagai representasi matematis.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Penelitian selanjutnya jika ingin meneliti terkait dengan permasalahan yang
serupa diharapkan untuk memperluas subjek penelitian agar diperoleh siswa
dengan kategori yang sangat kreatif.
2) Jika peneliti selanjutnya ingin meneliti terkait representasi sebaiknya
menggunakan subjek dengan tinjauan atau kriteria selain kreativitas siswa.
38
DAFTAR RUJUKAN
Ardianzah, M. A., & Wijayanti, P. (2020). Analisis Kesalahan Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Tahapan Newman pada Materi Bangun Datar
Segiempat. MATHEdunesa, 9(1), 40–47.
Bagus, C. (2018). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Lingkaran Pada Kelas VII-B Mts Assyafi’iyah Gondang. Suska
Journal of Mathematics Education, 4(2), 115. https://doi.org/10.24014/sjme.v4i2.5234
Botty, M. (2018). Hubungan Kreativitas Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Di Mi Ma’had Islamy Palembang. JIP: Jurnal Ilmiah PGMI, 4(1), 41–
55. https://doi.org/10.19109/jip.v4i1.2265
Dahlan, J. A., & Juandi, D. (2011). Analisis Representasi Matematik Siswa Sekolah Dasar
Dalam Penyelesaian Masalah Matematika Kontekstual. Jurnal Pengajaran Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(1), 128. https://doi.org/10.18269/jpmipa.v16i1.273
Dwidarti, U., Mampouw, H. L., & Setyadi, D. (2019). Analisis Kesulitan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Himpunan. Jurnal Cendekia : Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(2), 315–322. https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.110
Fitriah, L. (2018). Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Al-Faqih pada
Penyelesaian Soal Cerita. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Malang, 38.
Fitrianingrum, & Basir, M. A. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Aljabar. Vygotsky, 2(1), 1–11.
https://doi.org/10.30736/vj.v2i1.177
Fuad, M. N. (2016). Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah
Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender. Kreano, Jurnal Matematika
Kreatif-Inovatif, 7(2), 145–152. https://doi.org/10.15294/kreano.v7i2.5854
Gieras, J. F. (2019). Creativity and innovations in the 21st century. Przeglad
Elektrotechniczny, 95(2), 1–6. https://doi.org/10.15199/48.2019.02.01
Gunawan, A. (2018). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Mata
Pelajaran Matematika Siswa Kelas V Sdn 59 Kota Bengkulu. Jurnal PGSD, 9(2), 216–
225. https://doi.org/10.33369/pgsd.9.2.216-225
Hartiningrum, E. S. N., Maarif, S., & Wijayanti, A. (2020). Profil Kreativitas Siswa Feminim
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Open Ended Berdasarkan Kemampuan
Matematika. Jurnal Ilmiah Soulmath : Jurnal Edukasi Pendidikan Matematika, 8(1), 45.
https://doi.org/10.25139/smj.v8i1.2461
Hutagaol, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Infinity Journal, 2(1), 85.
https://doi.org/10.22460/infinity.v2i1.27
Hwang, W. Y., Chen, N. S., Dung, J. J., & Yang, Y. L. (2007). Multiple representation skills
and creativity effects on mathematical problem solving using a multimedia whiteboard
system. Educational Technology and Society, 10(2), 191–212.
Jagom, Y. O. (2015). Kreativitas Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Geometri
Berdasarkan Gaya Belajar Visual-Spatial dan Auditory-Sequential. Math Didactic:
39
Jurnal Pendidikan Matematika, 1(3), 176–190. https://doi.org/10.33654/math.v1i3.18
Jayanti, D. R. (2020). Kemampuan Representasi Matematis dalam Menyelesaikan Soal Cerita
PtLSV ditinjau dari Gender. SKRIPSI: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/86706/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf
Khairunnisa, G. F., Rahman, A., & Susanto, H. (2018). Keberhasilan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Kemampuan Membuat Berbagai Representasi
Matematis. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian Dan Pengembangan, 3(6), 723–730.
Khasanah, U., & Sutama. (2015). Kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa
smp. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika UMS 2015, 79–89.
Koyimah, R. N. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematika dalam Penyelesaian
Soal Cerita Materi Bangun Datar Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Plampangrejo. SKRIPSI:
Universitas Islam Negeri Malang.
Krisnawati, E. (2012). Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Divergen
Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 1–8.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/253
Lestari, I., & Zakiah, L. (2019). Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran (Issue August).
Erzatama Karya Abadi.
Maghfiroh, S., & Rohayati, A. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Smp Pada Materi Segiempat. Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah, 10(1), 64–79.
https://doi.org/10.33592/pelita.vol10.iss1.373
Mulyaningsih, S., Marlina, R., & Effendi, K. N. S. (2020). Analisis Kemampuan
Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika. JKPM
(Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 6(1), 99.
https://doi.org/10.30998/jkpm.v6i1.7960
Munandar, U. (2014). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
Murdana, I. W. (2019). Kreativitas Peserta Didik Mengikuti Bimbingan Konseling dengan
Menerapkan Contoh Prilaku yang Baik. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan, 3(3), 239. https://doi.org/10.23887/jppp.v3i3.19260
NCTM. (2000). Executive Summary (Principles and Standards for School Matematics).
https://doi.org/10.1016/s0737-0806(98)80482-6
Noto, M. S., Hartono, W., & Sundawan, D. (2016). Analysis of Students Mathematical
Representation and Connection on Analytical Geometry Subject. Infinity Journal, 5(2),
99. https://doi.org/10.22460/infinity.v5i2.216
Nurjanatin, I., Sugondo, G., & Manurung, M. M. H. (2017). Analisis Kesalahan Peserta Didik
dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Luas Permukaan Balok di Kelas VIII–F
Semester II SMP Negeri 2 Jayapura. Jurnal Ilmiah Matematika Dan Pembelajaranya,
2(1), 22–31.
Panduwinata, B., Tuzzahra, R., Berlinda, K., & Widada, W. (2019). Analisis Kesulitan
Representasi Matematika Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Pada Materi
Sistem Persamaan Linier Satu Variabel. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 04(02),
202–210. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
40
Permata, J. I., Sukestiyarno, Y. L., & Hindarto, N. (2017). Analisis Representasi Matematis
Ditinjau dari Kreativitas dalam Pembelajaran Cps dengan Asesmen Diagnostik. Unnes
Journal of Mathematics Education Research, 6(2), 233–241.
Purwaningrum, J. P. (2016). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Melalui Discovery Learning Berbasis Scientific Approach. Refleksi Edukatika, 6(2),
145–157. https://doi.org/10.24176/re.v6i2.613
Purwosetiyono, F. D., & Zuhri, M. S. (2017). Multiple Representasi Calon Guru Dalam
Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Berfikir Kreatif. Aksioma, 6(2), 60.
https://doi.org/10.26877/aks.v6i2.1404
Rahmania, L., & Rahmawati, A. (2016). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Persamaan Linier Satu Variabel. JMPM: Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika, 1(2), 165. https://doi.org/10.26594/jmpm.v1i2.639
Rahmawati, A. D. (2021). Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di
Masa Pandemi Pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Pendidikan
Modern, 6(2), 74–84. https://doi.org/10.37471/jpm.v6i2.209
Ramanisa, H., Khairudin, K., & Netti, S. (2020a). Analisis Kemampuan Representasi
Matematis Siswa. Jurnal Magister Pendidikan Matematika (JUMADIKA), 2(1), 34–38.
https://doi.org/10.30598/jumadikavol2iss1year2020page34-38
Ramanisa, H., Khairudin, & Netti, S. (2020b). Analisis Kemampuan Representasi Matematis
Siswa. Jurnal PenelitianJurnal Pendidikan Matematika (Jumadika), 2(1), 34–38.
https://doi.org/10.33592/pelita.vol10.iss1.373
Rangkuti, A. N. (2013). Representasi Matematis. Logaritma, 1(2), 49–61.
Richardo, R., Retno, D., & Saputro, S. (2014). Tingkat Kreativitas Siswa dalam Memecahkan
Masalah Matematika Divergen Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa (Studi Pada Siswa
Kelas IX MTS Negeri Pelupuh Kabupaten Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran
2013/2014). Jurnal Elekronik Pembelajaran Matematika, 2(2), 144.
Rizki, N. M., & Haerudin. (2021). Kemampuan Representasi Matematis Siswa Smp Pada
Materi Segi Empat. MAJU: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 8(2), 139–147.
Sa’diyah, U., Nizaruddin, N., & Muhtarom, M. (2020). Translasi Antar Representasi
Matematis Visual Ke Verbal Dalam Memahami Konsep Pada Materi Spldv Ditinjau
Dari Kemampuan Matematika Tinggi. Imajiner: Jurnal Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 2(4), 266–275. https://doi.org/10.26877/imajiner.v2i4.6122
Saputri, R. A. (2019). Analisis Pemecahan Masalah Soal Cerita Materi Perbandingan Ditinjau
Dari Aspek Merencanakan Polya. Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan,
3(1), 21–38. http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wacanaakademika/article/download/
3267/2335
Silver, E. A. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem
Solving and Problem Posing. 75–80. https://doi.org/10.1007/s11858-997-0003-x
Siswono, T. Y. E. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan
Masalah (Issue november). PT Remaja Rosdakarya.
Sriraman, B. (2004). The characteristics of mathematical creativity. The Mathematics
Educator, 14(1), 19–34. https://doi.org/10.1007/s11858-008-0114-z
41
Subur, J. (2016). Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Di Kelas. Jurnal Penelitian Pendidikan,
13(1), 50–55. https://doi.org/10.17509/jpp.v13i1.3478
Suhaya. (2016). Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreatifitas. Jurnal Pendidikan Dan
Kajian Seni, 1(1), 1–15.
Syahdi, M. (2019). Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa MI Kota
Bengkulu melalui Pembelajaran CMP. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 4(1),
73–78. https://doi.org/10.33449/jpmr.v4i1.7532
Umaroh, U., & Pujiastuti, H. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa
dalam Mengerjakan Soal PISA Ditinjau dari Perbedaan Gender. Jurnal Pendidikan
Matematika Raflesia, 05(02), 40–53.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr/article/view/11408
Wijayanti, W., & Amin, S. M. (2019). Representasi Matematis Siswa dalam Memecahkan
Masalah Matematika Kontekstual Ditinjau dari Kemampuan Matematika.
MATHEdunesa, 8(3), 492–499. https://doi.org/10.26740/mathedunesa.v8n3.p492-499
Wulandari, D. A., & Afifah, D. S. N. (2019). Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika. Prima: Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(1), 57–66.
Wulandari, S., Pranata, O. H., & Suryana, Y. (2018). Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah
terhadap Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Operasi Hitung Campuran.
Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1), 112–119.
Yuniati, S., & Suparjono, S. (2019). Model Representasi Matematis Siswa Kelas IV dalam
Menyelesaikan Soal Cerita. MaPan, 7(2), 249–260.
https://doi.org/10.24252/mapan.2019v7n2a6
Yuwono, T., Supanggih, M., & Ferdiani, R. D. (2018). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur Polya.
Jurnal Tadris Matematika, 1(2), 137–144. https://doi.org/10.21274/jtm.2018.1.2.137-
144
42
Lampiran
43
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian
44
Lampiran 2. Lembar Soal
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Matematika Durasi : 80 menit
Materi : Segitiga dan segiempat Kelas/Semester : VII/Genap
Petunjuk Pengerjaan
1. Berdoalah sebelum mulai mengerjakan
2. Kerjakanlah secara mandiri
3. Bacalah soal secara cermat dan tuliskan jawaban kamu dengan baik dan teratur
4. Sajikan pula langkah penyelesaiannya dengan berbagai bentuk penyajian yang kamu bisa
5. Periksa kembali jawaban kamu sebelum dikumpulkan
SOAL
1. Pak Bahar merupakan salah satu guru seni karya. Pada suatu pertemuan pak bahar
membagi kelas menjadi empat kelompok untuk melukis batik. Pada pertemuan tersebut
pak Bahar akan memberikan kain polos kepada masing-masing kelompok dengan luas
dan bentuk yang sama. Jika kain yang dimiliki pak Bahar mula-mula berbentuk persegi
dengan luas 36 meter persegi, tentukan minimal 2 kemungkinan bentuk kain serta
keliling kain yang akan diberikan kepada masing-masing kelompok!
2. Pak Budi memiliki sebuah bangunan yang rencananya akan dibagi minimal menjadi 2
ruang dan maksimal menjadi 4 ruang. Masing-masing bagian ruangan tersebut dapat
berupa segitiga ataupun segiempat. Jika gambar bangunan pak Budi seperti gambar
dibawah ini, buatlah kemungkinan-kemungkinan bagian ruangan tersebut dan sebutkan
jenis bangun datar yang terbentuk dari masing-masing ruangnya! (Berikan minimal 2
jawaban)
3. Fatma memiliki tiga buah hiasan diding dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Hiasan
1 berbentuk persegi dengan luas 1225 centimeter persegi. Kemudian hiasan kedua
berbentuk persegi panjang dengan luas sepertujuh dari luas hiasan 1, sedangkan untuk
45
hiasan ketiga berbentuk segitiga dengan luas enam kali luas hiasan 2. Ketiga hiasan
tersebut salah satu sisinya memiliki ukuran yang sama. Carilah luas dari ketiga hiasan
tersebut dengan menggunakan minimal 2 alternatif cara yang kamu bisa!
4. Bu Ami memiliki halaman belakang rumah berbentuk persegi panjang dengan ukuran
12 m× 8 m. Di dalam halaman tersebut akan dibuatkan sebuah kolam berbentuk persegi di
bagian pojok halaman dengan ukuran sisi 5 m. Carilah luas halaman bu Ami diluar kolam
dengan minimal 2 alternatif cara yang kamu bisa!
5. Bu Umi akan membuat taman di sebidang tanah miliknya yang luasnya 1600 meter
persegi. Luas taman bu Umi akan sama dengan luas tanah tersebut dan taman tersebut
akan dikelilingi pagar. Tentukan kemungkinan-kemungkinan bentuk taman Bu Umi
dengan sekreatif mungkin serta tentukan ukuran keliling dari taman yang kamu buat
tersebut!
6. Pak Hilmi membeli kawat sepanjang 128 m. Kawat tersebut akan dipasang sebagai pagar
di dua petak kebun miliknya yang bentuknya berbeda. Kedua kebun tersebut lokasinya
bersebelahan sehingga pagar akan dipasang pada bagian luar seluruh kebunnya saja. Jika
panjang kawat yang telah dibeli tersebut sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, maka
buatlah kemungkinan bentuk kebun milik Pak Hilmi dengan sekreatif mungkin serta
tentukan ukuran masing-masing sisinya!
46
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
47
Pertanyaan Wawancara Representasi
1. Saat menyelesaikan soal cerita, kamu lebih suka menyajikan penyelesaiannya dengan
menggambar, menulis kata-kata, atau menggunakan symbol? Mengapa demikian?
2. Dalam menyelesaikan soal cerita, apakah kamu sering mengilustrasikan permasaalahan
dalam soal cerita tersebut dengan menggambarnya dahulu?
3. Dapatkah kamu mengilustrasikan bangun datar yang ada pada soal tersebut?
4. Dalam menyelesaikan soal cerita, apakah kamu sering mengilustrasikan permasalahan
dalam soal dengan menuliskannya menggunakan symbol matematika?
5. Coba jelaskan maksud dari simbol yang kamu tuliskan ini?
6. Mengapa kamu menggunakan symbol tersebut?
7. Dalam menyelesaikan soal cerita, apakah kamu sering mengilustrasikan permasalahan
pada soal dengan menyusun kata-kata atau mendeskripsikan kembali soal tersebut?
8. Apakah kamu dapat menyajikan solusi atau kesimpulan dari soal ini dengan deskripsi
atau kata-kata yang sesuai? Jika iya, silahkan jelaskan bagaimana deskripsinya.
Adopsi : Koyimah, 2020
48
Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Tes Terkait Kreativitas dan Representasi Matematis Siswa
Penyelesaian
Diketahui:
Jenis Representasi Bentuk Operasional
Matematis
Simbolik Diket :
(Persamaan atau L=36 m
2
2 2
L :4=360000 c m :4=90000 c m
Verbal Diket:
(Kata-kata atau teks - Kain Pak Bahar berbentuk persegi dengan luas
tertulis) 36 meter persegi.
- 36 meter persegi sama dengan
360000 centimeter persegi.
- Kain pak bahar dibagi rata kepada empat kelompok
sehingga 360000 centi meter persegidibagi menjadi 4
bagian yang sama luas dan bentuknya sehingga luas
kain untuk masing-masing kelompok adalah 90000
meter persegi
Visual (Gambar) Diket :
49
Ditanya:
Kemungkinan bentuk dan keliling dari masing-masing kain yang dibagikan ke
kelompok? (Representasi Verbal)
Jawab :
Alternati Jawaban Keterangan
f Representasi
Jawaban
ke-
1 Persegi awal dibagi menjadi 4 dengan masing-masing Representasi
bagian berbentuk persegi verbal
Representasi
visual
L p=s × s
2
90000=sisi
√ 90000=sisi
300=sisi
k p=4 × s
k p=4 ×300
k p=1200
50
masing-masing persegi panjang dengan panjang persegi verbal
panjang sama dengan panjang sisi persegi
Representasi
visual
p=s=600
L pj = p ×l
90000=600 ×l
90000
=l
600
150=l
k pj =2( p+l)
k pj =2(600+150)
k pj =2(750)
k pj =2(750)
k pj=1500
51
alas segitiga tersebut sama dengan panjang sisi persegi
awal
Representasi
Visual
L=360000 c m2
L=s × s
2
360000=s
√ 360000=s
600=s
a=s=600
2
L∆ =90000 c m
1
L∆ = ×a ×t
2
1
90000= ×600 ×t
2
180000=600× t
300=t
2 2 1 2
t =s − a
2
1
3002=s 2− ( 600 )2
2
2
90000=s −180000
270000=s
√ 270000=s
52
√ 90000 ×3=s
300 √ 3=s
Karena segitiga sama kaki maka s1=s 2=300 √ 3
k ∆=a+s 1 +s 3
k ∆=600+ 300 √3+300 √ 3
k ∆=600+ 600 √3
Representasi
verbal
Jadi, jika bentuk kain yang dibagikan pada masing-
masing kelompok berbentuk segitiga sama kaki, keliling
kain tersebut adalah (600+600 √ 3) cm atau (6+ 6 √ 3) m
53
2. Indikator Kreativitas : Fluency
Soal:
Pak Budi memiliki sebuah bangunan yang rencananya akan dibagi minimal 2 ruang dan
maksimal 4 ruang. Masing-masing bagian ruangan tersebut dapat berupa segitiga ataupun
segiempat. Jika gambar bangunan Pak Budi seperti gambar dibawah ini, buatlah
kemungkinan-kemungkinan ruangan dari bangunan Pak Budi dan sebutkan jenis bangun
datar yang terbentuk dari masing-masing ruang tersebut!
Penyelesaian:
Berikut kemingkinan-kemungkinan ruangan yang dapat terbentuk dari bangunan miliki
pak Budi:
Alternati Jawaban Keterangan
f
jawaban
ke-
1 Gambar pada soal dapat dibagi menjadi dua ruang Representasi
atau dua bagian yaitu trapezium pada bagian atas verbal
dan persegi panjang dibawah bangun trapezium
sama kaki.
Representasi
visual
a = trapezium
b = persegi panjang
54
Representasi
visual
Representasi
visual
55
c = persegi
d = persegi panjang
Representasi
visual
a = laying-layang
b = jajar genjang
c = segitiga siku-siku
d = trapesium
Penyelesaian :
Diket :
matematik) 1
L 2 = L1
7
L3=6 L2
56
s1,1=s 2,1=s2,1
Keterangan :
s1,1=sisi1 dari hiasan dinding1( persegi)
s2,1 =sisi 1 dari hiasan dinding2( persegi panjang)
s3,1=sisi 1 dari hiasan dinding3 (segitiga)
Verbal Diket:
(Kata-kata atau teks Luas hiasan dinding 1 dengan bentuk persegi
tertulis) adalah 1225 centimeter persegi
Luas hiasan dinding 2 dengan bentuk persegi
panjang adalah sepertujuh dari luas hiasan dinding
1
Luas hiasan dinding 3 dengan bentuk sehitiga
adalah enam kali dari luas dinding 2
Panjang sisi persegi sama dengan panjang dari salah
satu sisi persegi panjang dan salah satu panjang sisi
segitiga
Ditanya :
Berapakah luas ketiga hiasan dinding milik Fatma? (Representasi kata-kata atau teks
tertulis)
Jawab :
57
¿ 6(175 c m 2)
2
¿ 1050 c m
L1 + L2 + L3 2 2
¿ 1225 c m +175 c m +1050 cm
2
2
¿ 2450 cm
Representasi
verbal (kata-
Jadi, luas ketiga hiasan diding milik Fatma adalah kata atau teks
2
2450 cm tertulis)
2 L1=1225 c m
2 Representasi
(dengan Simbolik
1
menjumlahkan L2 + L3= L1 +6 L2 (Persamaan
luas bangun 2 7 atau ekspresi
dan 3 terlebih
dahulu)
1
¿ L1 +6 L1
7
1
7 ( ) matematis)
¿( 17 + 67 ) L 1
¿( ) L
7
1
7
¿ L1
L1 + L2+ L3 =L1+( L2+ L3)
¿ L 1+ L1
=2( L1 )
=2(1225 c m2 )
Representasi
=2450 c m2 Verbal (kata-
kata atau
tekstertulis)
Jadi, luas ketiga hiasan diding milik Fatma adalah
2
2450 cm
58
Representasi
visual
(gambar)
L2= p ×l Representasi
1 Simbolik
L =35 ×l
7 1 (Persamaan
1 atau ekspresi
×1225=35 ×l
7 matematis)
175=35× l
175
l=
35
l=5
L2= p ×l
L2=35 ×5
¿ 175 cm 2
Representasi
visual
(gambar)
Representasi
1 Simbolik
L3= × a ×t
2 (Persamaan
59
1 atau ekspresi
6 ( 175 )= × 35× t
2 matematis)
1
1050= × 35× t
2
2100=35× t
2100
t=
35
t=60
Representasi
1 visual
L3= × a ×t
2 (gambar)
1
¿ ×35 ×60
2
2
¿ 1050 c m
Representasi
Simbolik
(persamaan
atau ekspresi
matematis)
2 2 2
L1 + L2+ L3 =1225 c m +175 c m +1050 cm
¿ 1225 c m2 +175 c m2 +1050 cm 2
2
Representasi
¿ 2450 c m kata-kata atau
teks tertulis
60
bagian pojok halaman dengan ukuran sisi 5 m. Carilah luas halaman bu Ami diluar kolam
dengan berbagai alternatif cara yang kamu bisa!
Penyelesaian :
Verbal Diket:
(Kata-kata atau teks - Halaman bu Umi berbentuk persegi dengan ukuran
tertulis) 12 m× 8 m
- Panjang halaman bu Umi adalah 12 m
- Lebar halaman bu Umi adalah 8 m
- Ukuran sisi kolam bu Umi adalah 5 m
Jawab :
61
1 Representasi
(dengan visual
mencari luas
persegi
Panjang
dikurangi
persegi)
Representasi
L1=luas persegi panjang
simbolik
L2=luas persegi
L=luas halaman bu ami diluar kolam
L1= p ×l
¿ 12 m×8 m
2
¿ 96 m
L2=s × s
¿ 5 m× 5 m
2
¿ 25 m
L=L1−L2
2 2
¿ 96 m −25 m
¿ 71 m2 Representasi
verbal
Jadi, luas halaman bu Ami diluar kolam adalah
71 m2
2 Representasi
(dengan visual
membagi
gambar ke
beberapa
bagian
kemudian
dijumlahkan
)
Representasi
Gambar diatas menunjukkan bahwa bagian 3 verbal
merupakan kolam bu Umi, bagian 1 dan bagian 2
merupakan halaman diluar dari kolam. Sehingga
untuk mencari luas halaman bu Umi diluar kolam
dapat dengan menjumlahkan luas
bagian 1 dan bagian 2.
Representasi
L1=luas bagian 1 simbolik
L2=luas bagian 2
62
L=luas halaman bu ami diluar kolam
L1= p ×l
¿ 12 m×3 m
2
¿ 36 m
L2= p ×l
¿ 7 m× 5 m
2
¿ 35 m
L=L1 + L2
2 2
¿ 36 m + 35 m
2 Representasi
¿ 71 m
verbal
Jadi, luas halaman bu Ami diluar kolam adalah
71 m2
Penyelesaian:
Atau
63
atau
Ditanya :
Kemungkinan-kemungkinan bentuk serta keliling taman yang akan dibuat bu Umi?
(Representasi kata-kata atau teks tertulis)
Jawab:
Alternatif Jawaban Keterangan
jawaban Representasi
ke-
1 Taman berbentuk persegi Representasi
Luas persegi = L p Simbolik
Keliling persegi = k p (Persamaan atau
representasi
Sisi persegi ¿ s matematis)
L p=s × s
2
1600=s
√ 1600=s
40=s
Karena persegi maka s1=s 2=s 3=s 4=40
Representasi
visual (gambar)
64
Representasi
Simbolik
(Persamaan atau
ekspresi
Sehingga, matematis)
k p=4 × s
k p=4 ×40
k p=¿ 160 Representasi
Verbal (kata-kata
atau teks tertulis)
Representasi
visual (gambar)
Representasi
Sehingga, Simbolik
k pj =2( p+l) (persamaan atau
k pj =2(80+20) ekspresi
k pj =200 matematis)
65
Jadi, taman bu umi jika berbentuk persegi panjang Representasi
dengan panjang 80 m dan lebar 20 m maka Verbal (kata-kata
atau teks tertulis)
kelilingnya adalah 200 m.
Representasi
visual (gambar)
Sehingga, Representasi
Simbolik
k p=2( p+l)
(persamaan atau
k p=2(160+10) ekspresi
k p=340 matematis)
Representasi
Jadi, taman bu umi jika berbentuk persegi panjang Verbal (kata-kata
dengan panjang 160 m dan lebar 10 m maka atau teks tertulis)
kelilingnya adalah 340 m.
66
Representasi
visual (gambar)
L pj = p ×l
1200= p × 20
60=p
1
L∆ = ×a ×t
2
1
400= × a× 20
2
800=a ×20
40=a
¿ √ 1600+400
¿ √ 2000
¿ √ 400 ×5
¿ 20 √ 5
Representasi
visual (gambar)
67
Representasi
Simbolik
(persamaan atau
ekspresi
matematis)
Sehingga.
Representasi
Keliling taman = 2 p+ l+ a+c Verbal (kata-kata
= 2(60)+20+ 40+20 √ 5 atau teks tertulis)
¿ 180+20 √ 5
¿ 180+ 44,72
¿ 224,72
Representasi
visual (gambar)
Luas trapesium = L
Representasi
Tinggi trapesium = t Simbolik
Sisi sejajar trapesium = a∧b (persamaan atau
Sisi miring segitiga = c 1∧c 2 ekspresi
Keliling trapesium = k matematis)
( a+ b ) × t
L=
2
68
( 50+30 ) ×t
1600=
2
3200=80× t
40=t
Representasi
visual (gambar)
Representasi
Simbolik
Sisi miring trapesium (persamaan atau
c=c1 =c 2 ekspresi
matematis)
c= √ 40 + 10
2 2
c= √1600+100
c= √1700
c=10 √ 17
k =a+ b+c 1+ c 2
k =50+30+10 √ 17+10 √ 17
k =80+20 √ 17
k =80+82.46
k =162.46 Representasi
Verbal (kata-kata
Jadi, taman bu umi jika berbentuk trapesium dengan atau teks tertulis)
panjang garis sejajarnya 50 m dan30 m maka kelilingnya
adalah 162.46m
Masih memungkinkan jawaban lain dengan bentuk taman yang berbeda dari yang telah
disebutkan diatas dan juga dapat menghasilkan ukuran keliling taman yang berbeda dari yang
telah didapat pada penyelesaian diatas pula. Siswa dapat dikatakan memenuhi indicator dari
novelty jika jawaban yang diberikannya dapat menampilkan jawaban baru atau kombinasi
dari jawaban sebelumnya ataupun jawabannya berbeda dengan siswa lainnya.
69
6. Indikator Kreativitas : Novelty
Soal:
Pak Hilmi membeli kawat sepanjang 128 m. Kawat tersebut akan dipasang sebagai pagar
di dua petak kebun miliknya. Kedua kebun tersebut lokasinya bersebelahan sehingga
pagar akan dipasang pada bagian luar seluruh kebunnya saja. Jika panjang kawat yang
telah dibeli tersebut sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, maka tentukan kemungkinan
bentuk kebun milik Pak Hilmi beserta ukuranya!
Penyelesaian:
Jenis Representasi Bentuk Operasional
Matematis
Simbolik Diket :
(Persamaan atau Panjang kawat =keliling bagian luar kedua kebun
ekspresi matematis) keliling bagian luar kedua kebun=k
k =128 m
Verbal Diket:
(Kata-kata atau teks Kawat yang di beli Pak Hilmi sepanjang 128 m, ukuran
tertulis) panjang kawat tersebut sama dengan ukuran keliling kedua
kebun bagian luar Pak Hilmi
Jawab :
Alternati Jawaban Keterangan
f Representasi
jawaban
ke-
1 Kebun milik Pak Hilmi dapat berbentuk berbentuk
persegi dan segitiga sama kaki dengan ilustrasi gambar
beserta ukuran sebagai berikut
Representasi
visual
70
Representasi
simbolik
keliling=k
k = AB+ BC +CD + DE + EA
¿ 22 m+28 m+28 m+28 m+ 22m
¿ 128 m
Representasi
keliling=k
simbolik
k = AB+ BC +CD + DE + EA
¿ 16 m+40 m+12 m+20 m+40 m
¿ 128 m
Representasi
visual
keliling=k
Representasi
71
k = AB+ BC +CD + DE + EF+ FG +GA simbolik
¿ 16 m+20 m+28 m+20 m+12 m+16 m+16 m
¿ 128 m
Representasi
visual
keliling=k Representasi
k = AB+ BC+CD + DE + EF+ FA simbolik
¿ 20 m+ 36 m+ 20 m+20 m+14 m+14 m+24 m
¿ 128 m
Masih memungkinkan jawaban lain dengan bentuk kebun yang berbeda dari yang
telah dibuat diatas dan juga dengan ukuran yang lain pula. Siswa dapat dikatakan
memenuhi indicator dari novelty jika jawaban yang diberikannya dapat menampilkan
jawaban baru atau kombinasi dari jawaban sebelumnya ataupun jawabannya berbeda
dengan siswa lainnya
72
Lampiran Instrumen Penelitian
Indikator Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Indikator Berpikir Butir Soal
Kreatif
4.11 Menyelesaikan 4.11.1 Fluency 2
masalah kontekstual Menyelesaikan soal (kefasihan)
yang berkaitan penerapan bangun
dengan luas dan datar segi empat dan Flexibility 3, 4
keliling segiempat segitiga (flexibilitas)
(persegi, persegi
panjang,
belahketupat, 4.11.2 Menerapkan Fluency 1
jajargenjang, konsep keliling dan (kefasihan)
trapesium, dan luas segiempat dan
layang-layang) dan segitiga untuk Novelty 5, 6
segitiga menyelesaikan (kebaruan)
masalah
Indikator Kreativitas
73
Aspek Bentuk Operasional
Kefasihan (fluency) Menyelesaikan soal dengan lancar, tepat dan menampilkan lebih
dari satu jawaban atau hasil akhir.
Fleksibelitas (flexibility) Menyelesaikan soal dengan lebih dari satu cara atau dengan
berbagai cara dengan tepat
Kebaruan (novelty) Mampu menyelesaikan soal dengan satu atau lebih penyelesaian
kemudian mampu membuat penyelesaian lain dengan tepat dan
berbeda dengan penyelesaian siswa lainnya
74
Lampiran 5. Lembar Validasi Instrumen dari Dosen
75
76
77
78
79
80
81
Lampiran 6. Lembar Validasi Instrumen dari Guru Matematika
82
83
84
85
86
87
Lampiran 7. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
88
Pelaksanaan tes tulis di kelas VII-B
89
Pelaksanaan wawancara dengan subjek penelitian
90