Anda di halaman 1dari 6

Lembar Hasil Diskusi Tanya Jawab Kelompok 6 (Empirisisme)

Kelas A11
Anggota :
Widhi Kesawa Wijayana (220101500002)_Pemateri
Nur Inayah Mutmainnah (220101500010) _Pemateri
Indah Tri Wira Utami (220101501001) _Pemateri
Fathimah Zahra A.A (220101501007) _Moderator
Delia Mustika Syam (220101501043) _Pemateri
Fifi Ardiyanti (220101501047) _Pemateri
Nurhaita (220101502008) _Pemateri

Pertanyaan 1
Penanya : Fauzan Abdillah Aris
Pertanyaan : Bagaimana pandangan aliran empirisme terhadap keabsahan ilmu matematika
sebagai ilmu pengetahuan?
Penjawab : Indah Tri Wira Utami
Jawaban : Menurut pandangan empirisisme, ilmu matematika adalah ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada pengamatan dan pengalaman empiris. Hal ini dapat dilihat dalam pengajaran
matematika, di mana pendekatan empirisisme menekankan pada penggunaan metode ilmiah,
seperti observasi, pengujian, dan eksperimen, dalam memahami konsep-konsep matematika.
Metode ilmiah dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
mendorong pengembangan keterampilan kognitif mereka, seperti kemampuan untuk
menganalisis, menginterpretasikan, dan menyimpulkan.
Sanggahan : lalu bagaimana kaitannya empirisme ini terhadap matematika?
Jawaban : Untuk memahami ini, saya akan jelaskan dari dasarnya dimana matematika sendiri
karena menurut para filsuf dan bahkan salah satu ilmuan fisiska yang bernama Newton mereka
berpendapat kalau matematika itu bukanlah suatu hal yang bisa dianggap empiris, sebagai contoh
Newton sendiri itu memandang dunia ini dengan bahasa matematika artinya bagaimana? Ya
artinya menurut Newton kalau segala sesuatu di dunia ini dapat dirumuskan ke dalam rumus
sederhana matematika, menurut Newton sederhana namun saya tidak. Dimana Newton
mengungkapkan bagaimana bumi dan bulan tetap pada orbitnya karena gravitasi , begitu pula
dengan benda benda langit lainnya. Meskipun begitu , Newton tetap berpikir kalau matematika
itu tidak empiris karena tidak bisa dibuktikan melalui pengalaman. Newton pernah berkata kalau
matematika itu memang tidak empiris, namun apa yang ia katakan itu adalah suatu kebenaran.
Sanggahan : Bagaimana kita mengartikan simbol simbol dalam matematika pada empirisme ?
Penjawab : Widhi Kesawa Wijayana
Jawaban : perlu diketahui kalau matematika itu sendiri tidak empiris, banyak filsuf yang telah
mengakuinya seperti Gottlob Frege, Bertrand Russell, Immanuel Kant, David Hume, bahkan
seorang ilmuan yang bernama Newton. Tapi menurut saya tidak semua bagian dari matematika
itu empiris ada bagian seperti bentuk pada geometri dan data pada statistika yang empiris. Untuk
simbol silmbol pada matematika sendiri itu tidak empiris karena tidak bisa dibuktikan dengan
pengalaman empiris.

Pertanyaan 2
Penanya : Flora Frisilia S
Pertanyaan : Bagaimana kita membenarkan kebenaran proposisi matematika tanpa bergantung
pada pengalaman empiris?
Penjawab : Fifi Ardiyanti
Jawaban : Proposisi matematika dapat dibenarkan tanpa bergantung pada pengalaman empiris
dengan menggunakan metode deduktif. Metode ini melibatkan penggunaan logika dan aksioma
sebagai dasar untuk menghasilkan kesimpulan yang pasti dan benar.
Secara umum, proses penalaran matematika dimulai dengan aksioma, yang merupakan
pernyataan dasar yang diterima sebagai benar tanpa perlu dibuktikan. Dari sini, prinsip-prinsip
dasar matematika seperti persamaan, proporsi, dan aturan-aturan lainnya dapat diturunkan
melalui serangkaian penalaran logis yang konsisten.
Misalnya, jika kita menerima aksioma bahwa segitiga memiliki tiga sisi dan jumlah sudutnya
adalah 180 derajat, kita dapat menggunakan penalaran logis untuk menurunkan rumus untuk
menghitung sudut dalam segitiga, atau untuk membuktikan bahwa segitiga sama sisi memiliki
sudut yang sama besar.
Dalam matematika, penalaran matematis juga dilakukan dengan menggunakan definisi, teorema,
dan bukti. Definisi digunakan untuk memberikan arti pada istilah-istilah matematika, teorema
memberikan pernyataan matematis yang ingin dibuktikan, dan bukti memberikan alasan logis
yang memastikan kebenaran suatu pernyataan matematis.
Pertanyaan 3
Penanya : Nurul Hikmah Saleh
Pertanyaan : Bagaimana paham empirisisme digunakan untuk memperoleh pengetahuan serta
metode apa yang digunakan?
Penjawab : Nurhaita
Jawaban : Paham empirisme dalam filsafat memandang bahwa pengetahuan manusia berasal dari
pengalaman atau observasi dan pengetahuan tersebut diperoleh melalui pengamatan dan
pengalaman empiris. Adapun metode yang digunakan dalam empirisme adalah metode ilmiah,
yaitu suatu cara untuk menguji hipotesis atau teori melalui pengumpulan data empiris dan
pengamatan yang sistematis.

Pertanyaan 4
Penanya : Muh Rifai Arib
Pertanyaan : Bagaimna pengaruh empirisisme dalam perkembangan ilmu matematika
Penjawab : Delia Mustika Syam
Jawaban : Empirisme adalah pendekatan filosofis yang menekankan pentingnya pengalaman dan
pengamatan dalam perolehan pengetahuan. Dalam konteks pendidikan matematika, empirisme
menunjukkan bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk secara aktif terlibat dengan konsep
dan masalah matematika melalui kegiatan langsung, percobaan, dan aplikasi dunia nyata.
Empirisme dalam matematika dapat dilihat pada penggunaan manipulatif, seperti balok dan
bentuk geometris, untuk membantu siswa memvisualisasikan dan memahami konsep
matematika. Hal ini juga terlihat pada penggunaan pembelajaran berbasis masalah, dimana siswa
mengerjakan masalah dunia nyata dan menggunakan model matematika untuk mencari
solusinya.
Empirisme sangat berpengaruh dengan pendidikan matematika karena matematika sering
dipandang sebagai subjek abstrak dan teoretis yang sulit bagi siswa untuk dikaitkan dengan
pengalaman sehari- hari mereka. Dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengeksplorasi dan bereksperimen dengan konsep matematika dalam konteks dunia nyata,
empirisme dapat membantu membuat matematika lebih mudah diakses dan menarik bagi
siswa.Singkatnya, pengaruh empirisme dalam matematika adalah mendorong keterlibatan aktif
dengan konsep matematika dan pemecahan masalah melalui kegiatan langsung dan aplikasi
dunia nyata. Pendekatan ini dapat membantu membuat matematika lebih mudah diakses dan
menarik bagi siswa.
Pertanyaan 5
Penanya : Flora Frisilia S
Pertanyaan : Bagaimana kita membenarkan kebenaran proposisi matematika tanpa bergantung
pada pengalaman empiris?
Penjawab :
Jawaban :

Pertanyaan 6
Penanya : Whennie Youngger Oeitama
Pertanyaan : bagaimana pengetahuan didapatkan dari perpaduan pengalaman lahiriah dan
batiniah menurut pendapat John Locke? Apakah pengetahuan matematika juga didapatkan dari
perpaduan pengalaman tersebut? Bagaimana?
Penjawab : Nur Inayah Mutmainnah
Jawaban : Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas indrawi yaitu
segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia. Sedangkan pengalaman
batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara
mengingat, menghendaki, meyakini, dan sebagainya. Kedua bentuk pengalaman manusia inilah
yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya. Proses manusia mendapatkan
pengetahuan itu didapat dari perpaduan antara pengalaman lahiriah dan batiniah. Dari kedua
perpaduan pengalaman tersebut diperoleh apa yang disebut pandangan – pandangan sederhana
seperti : pandangan yang hanya diterima oleh satu indera manusia saja. Misalnya, warna diterima
oleh mata, dan bunyi diterima oleh telinga, dan lain sebagainya. Pandangan yang diterima oleh
beberapa indera, misalnya saja ruang dan gerak. Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi
kesadaran manusia, misalnya ingatan. Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses
penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu.
Pengetahuan matematika dapat diperoleh melalui perpaduan pengalaman lahiriah dan batiniah.
Pengalaman lahiriah dalam matematika dapat diperoleh melalui pembelajaran formal seperti
belajar di sekolah atau melalui pengalaman praktis dalam aplikasi matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, pengalaman batiniah dapat datang dari refleksi, meditasi, atau
pemikiran kreatif yang melibatkan konsep matematika.
Dalam banyak kasus, pengalaman lahiriah dan batiniah dapat saling melengkapi untuk
membantu seseorang memahami konsep matematika dengan lebih baik. Misalnya, seseorang
mungkin mempelajari teori matematika secara formal di sekolah, tetapi mungkin kesulitan
memahami bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini,
pengalaman batiniah seperti bermeditasi tentang cara-cara untuk menerapkan konsep tersebut
dalam kehidupan sehari-hari bisa membantu.
Sebaliknya, seseorang yang telah memiliki pengalaman praktis dalam menerapkan matematika
dalam kehidupan sehari-hari mungkin tidak tahu bagaimana konsep matematika itu sebenarnya
bekerja atau tidak tahu bagaimana cara menjelaskan konsep tersebut secara formal. Dalam kasus
seperti ini, pengalaman lahiriah dalam mempelajari konsep matematika secara formal melalui
sekolah atau pembelajaran mandiri dapat membantu untuk memahami konsep tersebut secara
lebih mendalam.
Dengan demikian, perpaduan pengalaman lahiriah dan batiniah dapat menjadi cara yang efektif
untuk memperoleh pengetahuan matematika yang lebih komprehensif.

Pertanyaan 7
Penanya : Andi Ismudiah Padasasih
Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan tabula rasa? Kemudian bagaimana aliran empirisme
klasik melibatkan konsep “tabula rasa” dalam pandangannya terhadap perkembangan
pengetahuan manusia khususnya dalam bidang matematika?
Penjawab : Widhi Kesawa Wijayana
Jawaban : tabula rasa ini artinya sendiri itu adalah batu tulis kosong, yang memiliki makna kalau
manusia itu lahir dengan keadaan tanpa memiliki ilmu pengetahuan, jadi pengetahuan yang
diperoleh manusia ini itu didapatkan dari pengalaman semasa hidupnya.
Sanggahan : adakah kaitannya konsep tabula rasa ini dengan perkembangan matematika?
Jawaban : Perlu diketahui sebelumnya kalau “tabula rasa” hanyalah suatu istilah yang berarti
“batu tulis kosong” , dimana manusia dianggap tidak memiliki ilmu pengetahuan bawaan saat
mereka lahir dan mereka terlahir dalam keadaan seperti batu tulis kosong ini. Kalau dibilang
bagaimana kaitannya terhadap perkembangan matematika? tidak ada sama sekali kaitannya,
karena ini hanyalah suatu konsep dari suatu perumpamaan saja. Dimana manusia lahir dalam
keadaan yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali atau dalam keadaan seperti batu tulis
kosong(tabula rasa), dan bisa dibayangkan bagaimana kalau saat bayi, seseorang sudah mengenal
konsep matematika di kepalanya, itu tidak masuk akal ya.

Pertanyaan 8
Penanya : Sri Reski
Pertanyaan : Bagaimana cara seorang guru matematika mengkombinasikan aliran empirisme
dengan metode pembelajaran yang lain agar siswa dapat memahami konsep matematika secara
baik?
Penjawab : Widhi Kesawa Wijayana
Jawaban : Oke, saya berikan contoh yang mudah saja ya, sekiranya kita semua dapat
memahaminya dengan mudah. Kita kembali lagi pada saat kita masih SD dan Tk. Saat kita di
SD dulu kita diajari oeleh guru kita tentang pengenalan bentuk geometri melaui benda benda
yang ada di sekitar kita, contohnya papan tulis ini. Dan kita mundur lagi saat kita TK disana kita
memiliki sebuah permainan kubus yang memiliki bentuk bentuk geometri di masing masing
sisinya dan kita bisa memasukkan bentu bentuk tersebut ke dalam kubusnya. Melihat ini,
sebenarnya kita sudah belajar konsep matematika jauh hari dulu ya, hal ini merupakan salah satu
bagian dari matematika juga yaiatu geometri. Jadi ya seperti itu contoh penerapan konsep
empiris ini untuk mempermudah jalannya pembelajaran matematika di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai