Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


DI BENGKEL EKA JAYA MOTOR

Nama : Umi Munawaroh


NIS / NISN : 400300
Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (TKR)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MARGA SEKAMPUNG


DESA PENIANGAN KECAMATAN MARGA SEKAMPUNG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri yang telah dilaksanakan oleh:


Nama : Umi Munawaroh
NIS / NISN : 400300
Judul Laporan : Pengereman
Program Studi : Teknik Kendaraan Ringan
Tim Penguji
Ditulis sebagai syarat untuk mengikuti ujian kompetensi (Ujikom) dan Ujian
Nasional.
Menyetujui,
Pembimbing Sekolah Pembimbing DU/DI

Yuliana, S.Pd Irwan Evendi

Ketua Jurusan Pimpinan DU/DI

Muhammad Ali, S.T Irwan Evendi

Mengetahui,
Kepala SMK N 1 Marga Sekampung

Resmawati, S.Pd., M.Pd


NIP. 197508302009022002

Tanggal Lulus Ujian Laporan : ……………………………..

ii
MOTTO

“APABILA ANDA INGIN HIDUP BAHAGIA, FOKUSLAH PADA TUJUAN,


BUKAN PADA ORANG ATAU BENDA “.

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Rahmat dan


taufiknya lah sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Prakerin.dan dapat
menyusun laporan ini dengan baik untuk mengikuti ujan akhir Sekolah dan ujian
akhir Nasional pada Sekolah menengah kejuruan Negeri 1 Marga Sekampung
(SMKN 1 Marga Sekampung) Kabupaten Lampung Timur pada kesempatan ini
tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
 Ibu Resmawati, S.Pd., M.Pd selaku kepala Sekolah SMK Negeri 1 Marga
Sekampung.
 Bapak Yuliana, S.Pd selaku pembimbing.
 Bapak Irwan Efendi selaku Pimpinan Bengkel Eka Jaya Motor.
 Bapak dan Ibu Guru beserta staf tata usaha SMKN 1 Marga Sekampung.
 Serta rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita Semua,
namun dari itu kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi baiknya
laporan ini, terima kasih.

Marga Sekampung, April 2022

Umi Munawaroh

iv
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii
MOTTO....................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan Prakerin.......................................................................................1
1.3. Manfaat Prakerin.....................................................................................2
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN...................................................................3
2.1. Sejarah singkat Bengkel Eka Jaya Motor................................................3
2.2. Struktur Organisasi..................................................................................3
2.3. Kedudukan dan Letak..............................................................................3
2.3. Prosedur Pelayanan..................................................................................4
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN...................................................................5
3.1. Waktu dan Tempat Prakerin....................................................................5
3.2. Alat dan Bahan........................................................................................5
3.3. Pengereman.............................................................................................6
2.2. Perbaikan Pengereman..........................................................................16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................23
4.1. Simpulan................................................................................................23
4.2. Saran......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24
LAMPIRAN.............................................................................................................25

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam kurikulum program awal siswa kelas III, yaitu tugas akhir yang
diselesaikan dengan kegiatan lembaga diluar lambaga pendidikan yaitu praktik
kerja indusrti (Prakerin).
Prakerin adalah suatu program keahlian serta propesi yang di pegang sebagai siswa
keahlian yang dimiliki dalam bidang yang sama.
Siswa menengah kejuruan yang terpadu secara sistematis antar program
pendidikan diSekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh dari
kegiatan langsung yang bertujuan untuk mengenal lingkungan diluar Sekolah
sebagai penambahan ilmu.
Maka diselenggarakan Prakerin agar bias menunjang hubungan baik kita dengan
instansi/pembimbing yang menjadi tempat kita berkerja, selain itu kita juga bias
memberikan tolak ukur yang sangat nyata mengenai tingkat keahlian propesional
yang dimiliki setiap individu siswa menguraikan ilmu yang diterima dengan dunia
kerja dilapangan perkerjaan.
Kami menulis dari SMK Negeri 1 Marga Sekampung telah melaksanakan
praktik kerja di Bengkel Eka Jaya Motor selama kurang lebih 100 hari.

1.2. Tujuan Prakerin


1. Menghasilkan alumni tenaga kerja yang memiliki keahlian propesional dengan
menguraikan ilmu pengetahuan keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntunan link dunia kerja.
2. Memperkokoh antara pihak Sekolah dengan dunia kerja mengangkat kualitas
pendidikan Sekolah kejuruan.
3. Meningkatkan proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
4. Menambah pengetahuan tentang dunia kerja/dunia usaha.
5. Bahan studi banding ilmu dan keterampilan yang diperoleh di Sekolah dengan
ilmu yang di dapat di dunia industri.

1
1.3. Manfaat Prakerin
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha / industry atau instansi
dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan prakerin akan memberi nilai tambah
bagi pihak-pihak yang bekerjsasama, sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Industri
Penyelenggaraan Prakerin memberi keuntungan nyata bagi industry antara lain.
a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta yang belajar dan bekerja di
Industri.
b. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses produksi secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta prakerin adalah tenaga kerja yang
memberi keuntungan.
c. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta prakerin untuk kepentingan
perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.
d. Selama proses Pendidikan melalui krakerin, peserta prakerin lebih mudah
diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan perusahaan.
2. Manfaat bagi Sekolah
Tujuan Pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik
lebih terjamin pencapaianya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara
program Pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Memberi kepuasan bagi
penyelenggara Pendidikan Sekolah karena tamatan lebih terjamin memperoleh
bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia
kerja, dan kepentingan bangsa.
3. Manfaat bagi peserta prakerin
Hasil belajar peserta prakerin akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan
betul-betul memiliki keahlian professional sebagai bekal untuk meningkatkan
taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara
berkelanjutan. Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga
diri dan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka
untuk mengingatkan keahlian professional pada tingkat yang lebih tinggi.

2
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
2.1. Sejarah singkat Bengkel Eka Jaya Motor
Bengkel “Eka Jaya Motor” di dirikan pada tahun 2000 berada di Jalan Budi
Utomo Rejomulyo 26 A Metro Selatan adalah milik bapak Irwan Efendi yang juga
merangkap sebagai mekanik. Bengkel ini telah berdiri kurang lebih 20 tahun.
Sampai dengan saat ini bengkel “Eka Jaya Motor” ramai dari para pelanggan yang
telah mempercayakan perawatan kendaraan. Bengkel Eka Jaya Motor yang
bergerak di bidang jasa dan penjualan selalu berinovasi sehingga tetap eksis walau
di tengah wabah virus corona yang mencekam.

2.2. Struktur Organisasi


Struktur Organiasi
Bengkel Eka Jaya Motor

Pemilik Bengkel
Irwan Efendi

Mekanik
Irwan Efendi

Gambar 2.1. Struktur Organiasi Bengkel Eka Jaya Motor


2.3. Kedudukan dan Letak
Bengkel “Eka Jaya Motor” berada di Jalan Budi Utomo Rejomulyo 26 A Metro
Selatan

3
2.3. Prosedur Pelayanan
Prosedur alur servis ini dibagi 3 bagian, yakni sebelum pengerjaan, saat
pengerjaan, dan setelah pengerjaan," lanjutnya.
Prosedur pelayanan sebagai berikut:
1. Mengambil nomor antrean.
2. Bertemu Service Advisor dan menjelaskan keluhan yang dirasakan pada Mobil.
3. Service Advisor melakukan cek kondisi bagian Mobil yang dikeluhkan.
4. Service Advisor akan menjelaskan kondisi Mobil, item perawatan, waktu
pengerjaan, dan perkiraan biaya.
5. Konsumen menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan.
6. Teknisi melakukan standar Item Perawatan Mobil.
7. Mendapat konfirmasi dari Service Advisor jika ada perbaikan tambahan.
8. Service Advisor melakukan pengecekan akhir dan menempelkan stiker
perawatan berikutnya.
9. Mendapatkan penjelasan perawatan yang telah selesai dan jadwal perawatan
berikutnya.
10. Membayar biaya perawatan ke kasir.
11. Selesai.

4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1. Waktu dan Tempat Prakerin


a. Waktu
N
HARI WAKTU
O

1 Senin 07.30-16.00

2 Selasa 07.30-16.00

3 Rabu 07.30-16.00

4 Kamis 07.30-16.00

5 Jumat 07.30-16.00

6 Sabtu 07.30-16.00

b. Tempat Prakerin
Jalan Budi Utomo Rejomulyo 26 A Metro Selatan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat Dan Bahan
Alat:
1) Kunci ring 10 mm dan 12 mm (tentang kunci silahkan baca: Kunci yang
diperlukan dalam bengkel mobil.)
2) Kunci pas 10 mm dan 12 mm.
3) Tang pembuka klam (baca: Alat special service tools.)
4) Tang lancip (tang cucut)
5) Hammer plastik
6) Obeng minus+plus
Bahan:
a)  1 Unit Mobil

5
3.3. Pengereman
Dalam melaksanakan Prakerin ada beberapa hal yang kami kerjakan salah
satunya adalah di bahas sebagai berikut.
1. Pengertian Pengereman
Pengereman berasal dari kata coupling yang kata dasarnya adalah couple yang
artinya pasangan. Tapi pengertian Pengereman di Indonesia tidak sama dengan
coupling di luar negeri. Pengereman di negara kita lebih sama dengan clutch.
Pengereman merupakan salah satu komponen yang bisa sobat mesinmotor lihat
di mobil manual yang terletak diantara mesin dan transmisi, yang akan mengurangi
putaran mesin saat dilakukan perpindahan gigi transmisi sehingga gigi transmisi
bisa masuk dengan mudah.
Walau terlihat mudah, namun anda perlu tahu komponen-komponen yang
terdapat dalam Pengereman beserta fungsinya. Sehingga suatu saat anda bisa
mengatasi jika terdapat masalah tak terduga mengenai Pengereman anda. Sebelum
memahami komponen beserta fungsi dari Pengereman mari kita bahas syarat yang
harus dimiliki oleh Pengereman. Lain pun syarat yang harus dimiliki oleh
Pengereman yakni:
a) Bisa menghubungkan putaran mesin ke transmisi
b) Bisa memindahkan tenaga mesin ke transmisi
c) Bisa memutuskan hubungan daya mesin yang dioperasikan
2. Fungsi Pengereman
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, fungsi Pengereman pada tiap
kendaraan baik jenis transmisi manual maupun transmisi otomatis itu sama. Yakni
ketika mesin menghasilkan tenaga untuk membuat kendaraan bergerak dari titik
nol, sobat mesinmotor membutuhkan part perantara yang berguna untuk
menyalurkan tenaga yang dihasilkan mesin menuju transmisi dan membuat
kendaraan sobat mesinmotor bergerak maupun memutuskan tenaga tersebut.
Pengereman fungsinya untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke
transmisi agar saat mulai bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar
melainkan sedikit demi sedikit sesuai dengan bukaan Pengereman yang sobat
mesinmotor lakukan.

6
3. Jenis Pengereman
1) Jenis Pengereman berdasarkan cara kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya, sistem Pengereman memiliki tiga macam tipe yaitu,
a. Pengereman Gesek

Gambar 3.1. Pengereman Gesek


Pengereman gesek adalah jenis Pengereman yang paling mudah ditemui pada
kendaraan. Karena mobil atau motor yang mengusung manual transmission
umumnya menggunakan jenis Pengereman gesek. Sesuai dengan namanya, sistem
ini bekerja memanfaatkan material yang bergesekan. Gesekan ini diperoleh dari
tiga komponen, yaitu fly wheel, clutch disc (kampas Pengereman) dan pressure
plate. Clutch disc akan menerima gaya gesek dari dua komponen lain.
Pengereman gesek juga biasa disebut Pengereman manual, karena dikendalikan
secara manual. Jenis Pengereman gesek juga memiliki beberapa tipe lagi antara
lain;
- Pengereman plat tunggal
Pengereman ini hanya memiliki satu clutch disc sebagai media gesek. Banyak
diaplikasikan pada mobil.
- Pengereman multi plate

7
Pengereman jenis multi plate memiliki susunan plate yang lebih banyak. Tipe ini
banyak digunakan pada sepeda motor.

b. Pengereman Otomatis

Gambar 3.2. Pengereman Otomatis


Sesuai namaya, Pengereman otomatis adalah sebuah komponen yang berfungsi
memutuskan dan menghubungkan putaran mesin secara otomatis. Jenis ini biasa
disebut dengan Torque Converter, anda akan menemukan torque converter pada
mobil bertransmisi otomatis.
Konstruksi pada torque converter berbeda dengan Pengereman gesek. Jenis ini
tidak lagi menggunakan gesekan antar material, namun menggunakan tekanan
hidrolik. Prinsip kerja torque converter mirip dua buah kipas yang saling
berdekatan. Jika salah satu kipas berputar, maka akan ada aliran udara yang
bersirkulasi mengenai kipas yang diam. Sehingga kipas yang diam ikut berputar.
Pada sistem Pengereman otomatis, kipas tersebut digantikan dengan dua buah
turbine yang masing-masing terhubung dengan mesin dan transmisi. Sementara
media untuk sirkulasi adalah cairan hidrolik, karena benda ini tidak memiliki sifat
kompresi. Sehingga efisien bila digunakan untuk melakukan skema ini.

8
c. Pengereman Magnet

Gambar 3.3. Pengereman Magnet


Untuk jenis ketiga, masuk dalam semi otomatis. Karena pengguna tidak secara
langsung terlibat dalam cara kerja jenis ini. Pengereman magnet memanfaatkan
gaya tarik magnet untuk melakukan pemutusan dan penghubungan arus.
Prinsip kerja Pengereman magnet adalah saat ada arus listrik mengalir ke field
coil, maka akan menimbulkan kemagnetan. Kemagnetan itu akan menarik pelat
untuk menempel pada pulley utama. Sehingga saat pulley berputar, pelat itu juga
ikut berputar. Jika arus listrik dihentikan maka hubungan antara pelat dan pulley
akan renggang.
Umumnya, sistem ini tidak dipakai untuk untuk transfer energi mesin ke
transmisi. Tapi lebih ke sistem yang lebih sederhana. Contohnya pada sistem AC,
anda akan menemui magnetic clutch pada kompressor AC.
2) Jenis Pengereman berdasarkan pengendalian
Sementara berdasarkan konstruksinya, Pengereman dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain;
a. Pengereman Mekanis
Jenis Pengereman mekanis masih banyak digunakan pada sepeda motor. Cirinya,
sistem mekanis menggunakan kabel kawat untuk menghubungkan pedal menuju

9
Pengereman. Keuntungan dari sistem mekanis ini adalah tidak perlu memikirkan
kebocoran fluida atau masuk angin. Namun kekurangan sistem ini, kawat
merupakan jenis logam yang bisa memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan
agar pengoeprasian berlangsung lebih nyaman.
b. Pengereman Hidrolis
Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada
sistem rem. Cara kerjanya pun mirip cara kerja sistem rem hidrolik. Kelebihan dari
sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak perlu mengkhawatirkan
pemuaian seperti kawat. Namun sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada
udara didalam sistem. Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.
c. Pengereman Sentrifugal

Gambar 3.4. Pengereman Sentrifugal


Pengereman sentrifugal tidak dioperasikan lewat pedal atau tuas Pengereman.
Namun tipe ini dikendalikan melalui RPM mesin. Cara kerjanya, semakin tinggi
RPM mesin, semakin erat pula hubungan Pengereman ini. Tipe Pengereman
sentrifugal menggunakan gaya sentrifugal untuk menghubungkan input dari mesin
ke output yang terhubung dengan transmisi. Jenis ini bisa kita lihat pada sistem
power train sepeda motor bebek.

10
3) Jenis Pengereman berdasarkan kondisi pelumas
Sementara untuk area pelumasan, Pengereman juga memiliki dua macam, ada
Pengereman yang terendam bersama pelumas mesin, ada pula Pengereman yang
tidak boleh terkena pelumas sedikitpun.
a. Pengereman kering
Sesuai namanya, jenis ini tidak menggunakan pelumas dalam bagian
komponenya. Malah, jika ada pelumas pada jenis ini berpotensi menyebabkan selip
pada Pengereman. Jenis Pengereman basah akan kita temui pada Pengereman
manual mobil dimana jenis ini memiliki potensi selip yang kecil. Karena tidak
terendam oli mesin, maka kinerja Pengereman kering bersifat independent atau
tidak terikat kualitas oli mesin.
b. Pengereman basah
Sementara untuk tipe basah, bisa kita temui pada Pengereman sepeda motor pada
umumnya. Pengereman ini disebut tipe basah karena terendam dalam oli mesin.
Kelebihanya, karena terendam pelumas maka kampas Pengereman akan lebih awet
dibandingkan tipe kering.
4. Komponen Pengereman
Berikut akan dijelaskan komponen beserta fungsi dari Pengereman mobil system
hidraulis atau disebut Pengereman dengan minyak Pengereman, mohon supaya
disimak baik-baik.
a. Pedal Pengereman

Gambar 3.5. Pedal Pengereman

11
Pada Pedal Pengereman dimana terletak di sebelah kiri dan diinjak menggunakan
kaki kiri secara bertahap, yang berfungsi untuk:
- Mengatur jarak Pengereman dengan flywheel atau roda gila
- Untuk meneruskan atau memutuskan aliran mesin ke system penggerak
selain itu pedal Pengereman juga memiliki perawatan khusus agar mobil anda bisa
bekerja dengan maksimal.
Selain adanya perawatan maka pedal Pengereman juga harus anda bersihkan agar
anda mengendari kendaraan merasa aman dan nyaman.
b. Master Pengereman Atas

Gambar 3.6. Master Pengereman Atas


Fungsi dari master Pengereman atas yaitu:
meneruskan tekanan secara perlahan dari pedal Pengereman ke master Pengereman
bawah, dalam master Pengereman terdapat perapat karet yang mencegah supaya
minyak Pengereman tidak terjadi kebocoran serta menampung minyak Pengereman
di dalamnya.
Jika minyak Pengereman bocor maka akan menyebabkan mesin panas dan gigi
persneling susah masuk dikarenakan minyak Pengereman yang berkurang.
Komponen ini juga harus anda perhatikan, selain itu anda juga harus merawat
bahkan anda juga bisa mengganti komponen ini jika mengalami kendala pada
fungsi komponen tersebut.

12
c. Master Pengereman Bawah

Gambar 3.7. Master Pengereman Bawah


Selain master Pengereman atas, master Pengereman bawah juga mempunyai
fungsi yang sama yaitu untuk meneruskan pekerjaan dari master Pengereman atas
setelah master Pengereman bawah menerima tekanan dari master Pengereman atas
lalu akan diteruskan ke dalam garpu pembebas atau fork Pengereman untuk
mendorong maju dan membebaskan plat Pengereman dari himpitan matahari
Pengereman dengan flywheel.
Jika master Pengereman bawah mengalami kerusakan, maka apakah yang akan
terjadi? Maka yang akan terjadi adalah mobil tidak akan bisa masuk gigi, dan harus
menunggu mesin tersebut dingin baru akan dapat menjalankan fungsinya kembali.
d. Garpu Pembebas atau Fork Pengereman

Gambar 3.8. Garpu Pembebas


Adapun fungsi dari fork Pengereman merupakan suatu alat yang merupakan
penghubung dari release Pengereman dengan release bearing yang akan bergerak
maju dan mundur. Dan yang akan menekan cover clutch dan akan membebaskan
putaran mesin ketika seorang pengemudi menginjak pedal Pengereman tersebut.

13
Akibat pemakaian fork Pengereman secara terus menerus akan menimbulkan
keausan sehingga mempengaruhi injakan Pengereman menjadi terasa lebih dalam.
Kerusakan pada fork Pengereman akan menyebabkan fork Pengereman tidak
dapat mendorong release bearing dari flywheel. Sehingga untuk memperbaiki fork
Pengereman yang rusak yaitu perlu dengan penggantian release bearing.
e. Release Bearing Pengereman

Gambar 3.9. Release Bearing Pengereman


Release Bearing Pengereman merupakan suatu bantalan tertutup dengan tipe
pelumas permanen yang berarti tidak dapat dibuka dan dibersihkan, sehingga di
bagian dalamnya tidak bisa diberi pelumas dan tidak dapat di bongkar.
Fungsi dari Release Bearing Pengereman itu sendiri yaitu: Meneruskan
dorongan dari Fork Pengereman menuju pegas diagfragma pada saat Pengereman
diinjak oleh seorang pengemudi. Cara kerja release bearing tidak hanya sekedar
menekan tetapi juga harus berputar. Maka dari itu dibutuhkan material khusus
untuk pembuatannya supaya tidak cepat rusak. Bila release bearing rusak maka
yang akan dirasakan oleh pengemudi yaitu terasa pedal Pengereman bergetar saat
pedal Pengereman diinjak.
Gerakan release bearing yang keras dapat membuat diagragma patah dan
mengalami keausan. Maka dari itu diperlukan pemeriksaan secara berkala untuk
menghindari keausan pada release bearing.

14
f. Cover Cluth

Gambar 3.10. Cover Cluth


Dalam cover cluth atau biasa disebut matahari Pengereman terpasang atau
dibautkan dengan flywheel sehingga berfungsi sebagai: dudukan dari plat
Pengereman lalu menekan plat Pengereman ke flywheel untuk meneruskan tenaga
tersebut dari mesin. Adapun macam-macam dari cover cluth ada 2 macam yaitu:
Cover clutch dengan pegas oil, terdiri dari pressure plate yang umumnya terbuat
dari baja leburan yang diratakan untuk menekan plat Pengereman. Penggunaan
cover clutch biasanya terdapat pada bus, truck, dan lain sebagainya.
Cover clutch dengan pegas diagragma, mempunyai fungsi yaitu memberikan
tekanan pada plat Pengereman dan roda penerus.
g. Plat Pengereman

Gambar 3.11. Plat Pengereman


Bentuk dari plat Pengereman yaitu berupa piringan berbahan dasar asbes dengan
campuran logam yang memiliki perawatan khusus supaya tidak cepat aus atau

15
rusak. Karena jika plat Pengereman aus akan berbau dan apabila dibiarkan maka
akan terbakar.
Ciri-ciri plat Pengereman yang aus atau rusak adalah:
 Akan terjadinya Selip Pengereman, dimana clutch disc tidak mampu
menghubungkan putaran mesin menuju transmisi yang diakibatkan jarak
antara kedua plat terlalu lebar.
 Tarikan mobil kurang, dimana ditandai dengan penurunan kecepatan mobil
sehingga tidak dapat berjalan dengan benar.
 Rpm mesin menjadi tinggi, karena plat Pengereman mulai habis sehingga
Rpm mesin pun semakin tinggi dari biasanya.
 Susah memindahkan gigi persneling, merupakan ciri dari plat Pengereman
yang sudah aus. Karena untuk memindahkan gigi persneling dengan lancer
dibutuhkan plat Pengereman yang masih bagus dan dapat bekerja dengan
baik.
2.2. Perbaikan Pengereman
1. Pengecekan Kerusakan Pengereman
a. Pemeriksaan keausan kampas 

Gambar 3.12. Pemeriksaan keausan kampas 


Alat yang digunakan adalah jangka sorong atau vernier kaliper. Jika
ketebalan kampas sudah melewati batas servis, maka gantilah kampas
Pengereman. Kampas Pengereman yang sudah aus dapat mengakibatkan
Pengereman selip.
b. Pemeriksaan keolengan kampas.

16
Gambar 3.13. Pemeriksaan keolengan kampas.
Alat yang digunakan dial indicator, dan mesin bubut sebagai dudukan untuk
memutar kampas. Kampas yang melengkung, membuat kampas menjadi oleng
saat berputar, untuk itu diperlukan pemeriksaan keolengan kampas
Pengereman. Kampas Pengereman yang sudah oleng membuat kampas koplign
tetap berputar, saat pedal Pengereman diinjak. Dengan kata lain Pengereman
tidak benar – benar netral saat pedal Pengereman diinjak. Akibatnya proses
perpindahan gigi perseneling menjadi susah.
c. Pemeriksaan keolengan flywheel

Gambar 3.14. Pemeriksaan keolengan flywheel


Alat yang digunakan dial indicator saja. Pemeriksaan ini ditujukan sama
seperti pemeriksaan keolengan kampas. Flywheel yang oleng membuat proses
pemutusan Pengereman menjadi tidak sempurna, yang berakibat proses
perpindahan gigin perseneling pun terganggu.
d. Pemeriksaan pilot bearing

17
Gambar 3.15. Pemeriksaan pilot bearing
Pilot bearing adalah bearing yang terletak di lubang tengah flywheel. Pilot
bearing ini sebagai tumpuan dari ujung input as transmisi. Pilot bearing yang
rusak, membuat putaran poros input transmisi tersendat. Dan akibatnya kampas
Pengereman pun tersendat atau tertahan. Yang dirasakan oleh pengemudi
adalah Pengereman selip. Padahal selipnya ini bukan karena kampas tipis,
melainkan karena poros input yang tersendat putarannya. Akibat lainnya adalah
kampas menjadi cepat habis. Jadi bila anda ganti kampas Pengereman, tapi
Pengereman masih selip. Maka masalahnya ada pada pilot bearing.
e. Pemeriksaan keausan diafragma

Gambar 3.16. Pemeriksaan keausan diafragma


Pada ujung pegas diafragma terjadi gesekan antara pegas diafragma dan
release bearing. Dan keausan yang terjadi harus diperiksa, guna memantau
apakah release bearing masih berfungsi dengan baik. Jika hal ini dibiarkan
maka masalah yang timbul adalah timbul suara berisik pada saat pedal
Pengereman diinjak. Selain itu sirip dari pegas diafragma bisa patah kalau
dibiarkan terus menerus.
e. Pemeriksaan release bearing

18
Gambar 3.17. Pemeriksaan release bearing
Pemeriksaan ini dilakukan secara manual dengan cara menekan release
bearing dan memutarnya. Dalam kondisi ditekan release bearing harus dapat
berputar dengan halus, bila tidak maka harus diganti. Kerusakan release
bearing dapat membuat bunyi berisik saat pedal Pengereman diinjak dan
keausan pada ujung pegas diafragma. Selain itu juga dapat mematahkan sirip
dari pegas diafragma.
Pemeriksaan Pengereman yang benar, akan membuat kerja Pengereman
menjadi sempurna dan baik. Untuk itu harus dilakukan oleh mekanik yang
sudah ahli agar kerusakan Pengereman dapat dideteksi dengan benar.
Pengereman tidak melulu hanya rusak kampasnya saja, tapi juga bisa karena
kampas oleng dan lain sebagainya seperti pemeriksaan di atas. Tenaga mesin
akan disalurkan dengan maksimal bila Pengereman bekerja dengan baik. Sebab
analisa Pengereman yang salah dapat membuat kerugian pengeluaran biaya.
Harga kampas Pengereman terbilang mahal sekitar 2 juta bisa lebih tergantung
mobil yang diservis. Untuk itu serahkan perbaikan Pengereman kepada bengkel
dan mekanik yang ahli benar dalam hal perbaikan Pengereman. 
2. Pembongkaran Pengereman
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit Pengereman haruslah terlebih
dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:
a) Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
b) Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
c) Unit transmisi dan sistem pemindahnya

19
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan
release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat
dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian
tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan release bearingakan
terlepas
Unit Pengereman segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas.
Langkah-langkahnya adalah:
a) Buatlah tanda pada rumah Pengereman dan flywheel
b) Pasangkan centerclutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat
Pengereman pada tempatnya.
c) Kendorkan baut-baut pengikat rumah Pengereman ke flywheel dengan urutan
menyilang secara bertahap dan merata, sampai tekanan tidak ada tekanan pegas.
d) Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan
clutch disc.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
a) Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
b) Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel.
Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.
c) Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja
Pengereman.
Pada Pengereman dengan pegas spiral unit rumah Pengereman dan plat penekan
dapat dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut
a) Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan
pegas Pengereman.
b) Lepaskan baut-baut pengikat rumah Pengereman ke fly wheel maupun baut
penahan penyetel tinggi tuas pembebas
c) Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
d) Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
e) Lepaskan clutch cover
f) Lepaskan pegas-pegas penekan
g) Lepaskan pin dan release lever

20
3. Cara Mengganti dan Pemasangan Pengereman
Karena seringnya bergesekan maka bila kendaraan sering dugunakan maka
kampas Pengereman akan aus. Hal ini berdampak pada hilangnya tenaga atau lost
power. Karenakan putaran dari mesin tidak sepenuhnya diteruskan ke transmisi
karena selip akibat keausan pada kampas Pengereman.
Jika kampas Pengereman sudah tipis maka segeralah diganti. Untuk menggantii
caranya, ikuti langkah-langkah berikut:
a) Sebelum semua komponen di pasang lumasilah bantalan pembebas dan poros
transmisi terlebih dahulu dengan menggunakan gresse.
b) Kemudian pasang kampas Pengereman dan rumah Pengereman pada roda gila
dengan mengunakan center clutch supaya memudahkan nantinya saat
memasang poros transmisi.
c) Setelah rumah Pengereman terpasang, lalu pasang baut pengikat rumah
Pengereman yang berjumlah 8 dengan menggunakan kunci sok 12 mm secara
merata dan bergantian.
d) Setelah semua baut terpasang lalu kencangkan dengan menggunakan kunci
momen.
diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah Pengereman. Pemasangan
adalah dengan urutan sebagai berikut:
a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan
tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
f) Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas Pengereman dan unit
Pengereman dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut:
a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat Pengereman (clutch hub).
b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat Pengereman.

21
c) Pasangkan plat Pengereman pada fly wheel dengan panduan center clutch dan
atur posisinya supaya tepat di tengah.
d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat
pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin
e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailahpengerasan
dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut
dikeraskan, pastikan lagi posisi plat Pengereman dengan mengatur posisi center
clutch.
g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu berkisar
195 kg cm atau 19 N-m.
Setelah unit Pengereman terpasang dengan baik, pasangkan release lever
shaft, release lever danrelease bearing pada dudukannya dengan sebelumnya
diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan.
Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya danrelease
bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit Pengereman terpasang, rakitlah/ pasang unit
transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD)
dan release cylinder
4. Hasil Kerja
Setelah selesai pembongkaran dan penyetelan semua komponen.
Periksa apakah hasil pekerjaan yang telah di lakukan sesuai dengan keinginan.
Selain perbaikan dan penyetelan pengapian, penyusun juga melakukan pekerjaan
lain, antara lain yaitu
a) Pemasangan komponen sistem Pengereman dengan baik dan benar sesuai
dengan prosedur.
b) Penyetelan dan membersihkan sistem Pengereman dengan baik dan benar.
c) Pengujian system Pengereman dengan cara yang benar.

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Dengan adanya program praktik yang diterapkan di Sekolah kejuruan sangat
mendukung dalam bidang pendidikan dan kemajuan bagi dunia bisnis atau usaha.
Dengan berakhirnya kegitan prakerin ini dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Siswa dapat mempraktikkan hasil teori yang diberikan dari Sekolah ke dunia
usaha.
2. Dengan adanya prakerin ini, maka dapat tercipta tenaga kerja yang profesional
dan siap kerja nantinya.
3. Kegiatan prakerin sangat perlu diaksanakan untuk memacu kreativitas siswa dan
menambah pengalaman siswa di dunia usaha.
4. Kegiatan prakerin ini sangat bermanfaat sekali dalam dunia usaha yang
sesungguhnya.

4.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat saya berikan untuk pihak Sekolah dan pihak
bengkel adalah sebagai berikut:
1. Saran Kepada Pihak Sekolah
1. Agar Sekolah lebih meningkatkan mutu, baik Staf pengajar maupun anak
didiknya.
2. Supaya Sekolah menyediakan alat praktik yang memadai.
3. Dan kami sangat mengharapkan agar pembimbing lebih ditingkatkan supaya
siswa lebih siap mental maupun materi yang akan menunjang keberhasilan
Praktik Kerja Industri (Prakerin).
2. Saran untuk pihak perusahaan Atau tempat Prakerin
4. Dalam melayani Mahasiswa hendaknya bersikap lebih ramah.
5. Sebaiknya selalu menjaga kebersihan, supaya nyaman bekerja.
Demikian kesimpulan dan saran yang penulis ajukan atas dasar analisa yang
dilakukan dalam pelaksanaan Prakerin di Bengkel Eka Jaya Motor dengan harapan
dapat dijadikan bahan masukan bagi peserta Prakerin selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mesinmotor.com/Pengereman-mobil/

https://www.autoexpose.org/2017/03/jenis-Pengereman-cara-kerjanya.html

https://showroommobil.co.id/masalah-teknis/komponen-Pengereman-mobil/

http://kumpulanlaporanprakerin.blogspot.com/2018/09/laporan-prakerin-perawatan-

dan.html

http://belajar-otomotif-1.blogspot.com/2013/11/cara-pemeriksaan-Pengereman.html

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai