Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


PEMBUATAN GRANULASI KERING

NAMA KELOMPOK :

1. ANANG DWI BAGUS J.P (F120155005)


2. ATIKA RIZKI (F120155006)
3. CHAERANI NOOR S. (F120155007)
4. DIYAH AYU AFRIDA (F120155008)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia
Telp : (0291) 437 218/442993
TAHUN 2017

1
LAPORAN RESMI
PERCOBAAN II
PEMBUATAN GRANULASI KERING

I. Tujuan
Memahami bagaimana proses pembuatan tablet dengan metode granulasi kering

II. Dasar Teori


Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan
tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul
maupun tablet. Umumnya granul dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk
yang digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran
lubang ayakan yang sesuai dengan granul yang diinginkan. Pemeriksaan – pemeriksaan kualitas
granul sangat bermanfaat, karena sifat-sifat granul tidak hanya mempengaruhi peristiwa
penabletan saja, tetapi juga kualitas tabletnya sendiri.
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga
terutama pada keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahan-
bahan yang digunakan peka terhadap pemanasan, kelembaban atau keduanya (Banker and
Anderson, 1986). Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan
metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringnya
diperlukan temperatur yang dinaikkan.
Granulasi Kering Digunakan Jika :
 Massa zat aktif tablet lebih besar dari pada pengisi., (Maksudnya Massa zat aktif
lebih dominan beratnya pada suatu tablet) Contohnya : Acetaminophen (500 mg)
dan bobot total tablet (650 mg)
 Jika zat aktif pada tablet Tidak Tahan Terhadap Pemanasan Dan Lembab
Sebelum dilakukan penabletan perlu dilakukan pemeriksaan sifat fisik granul yang akan
dikempa. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah granul dapat mengalir dengan
baik atau tidak. Mempunyai kompresibilitas baik atau tidak. Sifat- sifat fisik berkaitan dengan
penabletan antara lain :
 Partikel granul
 Kerapatan bulk granul
 Kerapuhan
 Kompresibilitas

2
 Distribusi ukuran granul
 Bentuk partikel granul.
Beberapa hal yang berkaitan dengan sifat granul yang baik yaitu :
 Tidak terlalu keras dan tidak terlalu rapuh.
 Cukup padat tetapi tidak rapat ( masih porous ).
 Memberikan sifat kohesi yang baik terhadap tablet yang dibuat.
 Dapat melepaskan zat aktifnya.
 Tidak mudah merusak selama proses pengempaan.
 Bentuk mendekati sferis.
 Tidak terlalu banyak fines ( bagian halus dari granul ) sehingga tidak menggangu
sifat alirnya.
Keuntungan dan kerugian granul dalam sediaan granul (multiunit) memiliki beberapa
keuntungan dan kerugiaan disbanding dengan sediaan tunggal, keuntungan antara lain lebih
mudah diperkirakan waktu pengosongannya dilambung, variasi absorbsiya rendah dan memiliki
resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping.

3
III. Alat dan bahan :
A. Alat : B.Bahan :
a. Baskom Formula B
b. Ayakan 20 (Pengikat Kering PVP 10%)
c. Neraca Analitik
d. Piring Petri Fase dalam(92%)
e. Oven Asam Mefenamat 500mg
f. Alat Pencetak tablet Amprotab(10%) 75mg
f. Solet PVP (10%) 75mg
Laktosa 40mg

Fase Luar
Mg Stearat 7,5mg
Talk 15mg
Amprotab 37,5 mg

IV. Cara Kerja


Jika ada bahan yang menggumpal agar dihaluskan terlebih dahulu ,
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan

Fase dalam dan setengah fase luar (lubrikan dan glidant ) dicampur
sampai homogen

Campuran bahan dibuat menjadi slug menggunakan punch


yang berdiameter 13-20mm pada tekanan mesin tablet yang
tinggi atau dapat juga menggunakan roller compactor
dengan mengatur tekanan

Digiling kasar diatas mortar dan stamper

Diayak No 16

4
V. Hasil Praktikum
a. Data dan Perhitungan
Formula B (Pengikat Kering PVP 10%)
Fase dalam(92%)
Asam Mefenamat 500mg x 50 tab = 25000 mg = 25 gr
Amprotab(10%) 75mg x 50 tab = 3750 mg = 3,8 gr
PVP (10%) 75mg x 50 tab = 3750 mg = 3,8 gr
Laktosa 40mg x 50 tab = 2000 mg = 2 gr
Fase Luar
Mg Stearat 7,5mg x 50 tab = 375⁄2= 187,5 mg

Talk 15mg x 50 tab = 750⁄2 = 375 mg

Amprotab 37,5 mg x 50 tab = 1875 mg

VI.Pembahasan

Pada Dasar teori Granul adalah sediaan bentuk padat berupa partikel serbuk dengan
diameter 2-4 mikrometer dengan atau tanpa ventikulum. (Lachman, 1994)
Pada Praktikum pembuatan granulasi kering ini dibaut untuk sediaan tablet sebanyak %)
tablet , jadi pada penimbangan formula harus dikalikan 50 lalu dibagi 2 karena untuk dicampur
pada fase dalam dan untuk pencetakan tablet. Kita harus memperhatikan jika ada bahan yang
menggumpal harus di haluskan terlebih dahulu , kemudian ditimbang sesuai kebutuhan . Lalu
bisa membedakan mana yang lubrikan dan mana yang glidant untuk pembuatan granul kering .
Lubrikan pada formula ini adalah Magnesium Stearat dan glidant adala Talk , keduannya
digunakan sebagai pelican untuk membantu granul ke posisi cetakan pada saat dilakukan
pencetakan tablet dan keduannya harus dicampur sampai homogen .
Formula yang digunakan adalah Formula B dengan menggunakan pengikat kering PVP
10% . Dengan Fase dalam Asam mefenamat sebagai zat utama yang mempunyai nama kimia N-
(2,3-xylyl) asam antranilat .

5
Gambar Struktur Kimia Asam Mefenamat

Asam Mefenamat ditimbang 500mg x 50 tab menjadi 25 gram . Lalu Amprotab yang
dapat meningkatkan sifat keterkempaan serbuk dan aliran. Digunakan sebagai zat penghancur
(Disintegrator) agar tablet lebih mudah pecah secara cepat sehingga akan memperluas
permukaan dari fragmen tablet dan hal tersebut dapat mempermudah pelepasan obatnya.yang
jika dalam tablet bekerja untuk menyerap air lalu akan mengembang ditimbang sebanyak 75 mg
x 50 tab menjadi 3,8 gram. Dan begitu juga PVP (10%) yang sifatnya inert, larut dalam air dan
etanol. Digunakan sebagai pengikat (Binder), agar tablet tidak pecah atau retak, dan dapat
merekat dari serbuk menjadi bentuk yang lebih besar atau granul dan untuk membuat tablet
mejadi kompak pada tablet ditimbang sebanyak 3,8 gram .Yang terkhir untuk fase dalam Laktosa
berfungsi sebagai zat pengisi ditimbang sebanyak 2 gram.
Untuk fase luar 8% digunakan Magnesium stearat karena bersifat seperti lemak dan
tersedia dalam ukuran partikel kecil. Logam stearat merupakan yang paling efisisen dan lazim
digunakan. Pada umumnya lubrikan ini tidak reaktif, tetapi sedikit bersifat basa. Logam stearat
juga berfungsi sebagai glidan dan anti adheren juga pada penimbangan dikali 50tab menjadi
187,5 yang semula 7,5 mg. Lalu talk berfungsi sebagai lubrikan dan glidan. Talk digunakan
secara luas dan mempunyai sifat menguntungkan yaitu lebih unggul daripada pati dalam
meminimalkan setiap kecenderungan zat yang melekat pada permukaan pons, suatu sifat yang
kadang-kadang digolongkan sebagai antiaderen sebanyak 15 mg dikali 50 tab hasilnya 375 mg.
Karena Magnesium sterat dan talk termasuk fase luar yang digolongkan lubrikan dan glidant
maka hasilnya harus dibagi 2 terlebih dahulu . Yang terkhir amprotab Sebagai penghancur

6
tablet.Mekanisme kerja amilum manihot(amprotab) sebagai penghancur adalah karena sifat
pengembangnya jika terkena air sehingga tablet akan pecah. Sifat pengembang amilum ini
diberikan oleh amilopektin yaitu salah satu polimer yang terdapat dalam amilum. Amilum
diperoleh dari ekstraksi tumbuhan melalui beberapa tahap proses yaitu ; penggilingan kasar,
pencucian berulang dengan air, penyaringan basah, sentrifuga untuk memisahkan amilum dengan
bagian tanaman lainnya, kemudian amilum basah dikeringkan, digiling dan dikemas ditimbang
sebanyak 1875 mg dan tidak usah dibagi 2 karena tidak termasuk lubrikan dan glidant.
Lalu setelah penimbangan selanjutnya campuran bahan tadi dibuat slug yang
dimaksudkan agar bahan-bahan terikat sempurna menggunakan punch yang berdiameter 13-
20mm pada tekanan mesin tablet yang tinggi atau dapat juga menggunakan roller compactor
drngan mengatur tekanan . Karena pada praktikum ini di lakukan pada granulasi kering makan
tekanannya yang dibutuhkan hanya sedikit pada waktu pencetakan. Jika sudah hasil tablet tadi
dihancurkan dan digiling kasar diatas mortir dan stamper . dan diayak No. 16 lalu disimpan .

7
VII. Kesimpulan
Kesimpulan

1. Perhitungan asam mefenamat untuk fase dalam yang digunakan sebagai zat utama
sebanyak 25 gram
2. Penimbangan Amprotab yang berfungsi sebagai zat penghancur sebanyak 3,8 gram
3. Penimbangan PVP (10%) sebagai zat pengikat sebanyak 3,8 gram
4. Penimbangan Laktosa sebagai zat pengisi sebanyak 2 gram
5. Zat yang termasuk lubrikan adalah Magnesium sterat dan yang termasuk Glidant
adalah Talk , keduannya digunakan sebagai pelicin untuk membantu proses
pencetakan dan ketika perhitungan harus dibagi 2 untuk campuran fase dalam dan
untuk pencetakan tablet
6. Untuk fase luar magnesium sterat sebanyak 187,5 mg
7. Penimbangan talk sebnayak 375 mg
8. Dan Amprotab yang berfungsi sebagai zat penghancur sebanyak 1875 mg

8
VIII. Daftar Pustaka

Lachman, L dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Universitas Indonesia :
Jakarta
Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesia, Edisi III.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Jakarta.
Dirjen POM.1995.Farmakope Indonesia, Edisi IV.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Jakarta.
Anonim.2015.Penuntun Praktikum Formulasi Tablet.Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus
1945.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai