Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Penganggaran


Kode Mata Kuliah : EKMA4570
Jumlah sks : 3 SKS

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Bagaimana penyusunan perencanaan bisnis dapat 40 Modul 1
dijadikan sebagai: KB II
a. Alat pengawasan dan pengendalian
b. Alat bantu dalam mencari pembiayaan dari
lembaga pemberi pinjaman
c. Dasar pemilihan rekanan
d. Memudahkan mencari sumber daya manusia
yang berpengalaman

2 Berikan contoh penerapan SWOT dalam perumusan 30 Modul 2


strategi perusahaan KB I

3 Jelaskan penyusunan rencana strategik dengan 30 Modul 3


menggunakan 4 perspektif dalam balance scorecard KB II
NAMA : HAYUNAH OKTA VIANTI

NIM : 042516258

1.

Untuk dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha

Perencanaan

usaha yang telah disusun dengan baik akan memudahkan para pelaksana untuk mengetahui
apakah tindakan mereka menyimpang atau sesuai dengan rencana.

Dengan adanya perencanaan usaha yang disusun (tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan)
dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan
mana yang tidak

Dengan adanya perencanaan usaha, maka segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan
teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.

Sebuah perencanaan usaha paling tidak mempunyai tiga tujuan utama yakni:

 Sebagai Rencana Aksi (Action Plan)


 Sebagai Peta Jalan (Road Map)
 Sebagai Alat Penjualan (Sales Tool)

1. Sebagai Rencana Aksi (Action Plan)

Sebuah perencanaan usaha akan membantu untuk bergerak dan mengambil tindakan bisnis.
Kita mungkin sudah lama memikirkan untuk memulai sebuah usaha, tetapi prosesnya
mungkin tampak seperti sesuatu yang ‘menakutkan’ dan terlalu kompleks.

Sebuah rencana usaha akan membantu untuk memilah-milah proses dimaksud menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih jelas. Dengan demikian sebuah masalah bisnis yang besar
dapat dilihat sebagai sebuah urutan masalah-masalah kecil. Dan dengan memecahkan
masalah masalah kecil dimaksud, otomatis masalah besar tersebut juga akan dapat
terpecahkan. Jadi menulis sebuah perencanaan usaha akan membantu dalam mengambil
tindakan bisnis dengan membagi masalah besar ke dalam masalah-masalah kecil yang tidak
terlalu rumit.

2. Sebagai Peta Jalan (Road Map)


Seketika memulai sebuah usaha, perencanaan usaha akan menjadi alat yang sangat berguna
agar usaha tetap pada arah yang diinginkan. Dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang hiruk-
pikuk, sangat mudah bagi seseorang untuk kehilangan arah usaha untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai.

Sebuah rencana bisnis membantu untuk tetap fokus dalam arah yang diinginkan untuk
mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Juga perencanaan usaha akan membantu pihak lain
untuk memahami visi usaha yang akan dijalankan , termasuk supplier, pekerja, mitra bisnis,
teman dan keluarga.

3. Sebagai Alat Penjualan (Sales Tool)

Mungkin yang paling penting adalah bahwa sebuah perencanaan usaha merupakan sebuah
alat bantu penjualan (Sales Tool), sehingga sebuah perencanaan usaha merupakan alat yang
bisa dipergunakan untuk meyakinkan investor untuk menempatkan investasinya di usaha
tersebut.

Sebuah perencanaan usaha yang ditulis dengan baik akan mendekatkan pengelola usaha
dengan pihak-pihak yang melihat bahwa ide bisnis yang ditawarkan akan juga
menguntungkan mereka.

Untuk mendapatkan pembiayaan dari Lembaga Pemberi Pinjaman (To obtain the
institution financing)
Dengan adanya perencanaan usaha yang jelas akan memudahkan kita untuk mencari bantuan
kerjasama dari berbagai pihak karena didalam perencanaan usaha menunjukkan aspek
keuangan,dan aspek pemasaran yang mana hal tersebut akan memudahkan pengelola usaha
mendapat dukungan berupa pinjaman melalui lembaga pemberi pinjaman
Untuk mendapatkan dana investasi (To obtain investment funds) Perencanaan usaha yang
jelas juga memungkinkan kita untuk mendapatkan pinjaman melalui pihak-pihak lain yang
potensial yang akan mendukung pemenuhan investasi usaha kita.

Untuk mengatur dengan siapa harus bekerjasama (To arrange strategic alliances)
Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah
ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat diharapkan memasok
barang buat perusahaan anda

Untuk mendapatkan kontrak besar (To large contracts)


Perencanaan yang baik menarit minat perusahaan-perusahaan yang lebih besar memberi
Untuk menarik tenaga kerja inti (To attract key employes)
Perencanaan yang baik mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai
keahlian untuk bergabung bekerja sama dengan anda. Mungkin saja anda memerlukan orang-
orang yang mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci dalam perusahaan anda
namun anda harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu yang dapat pula
menjerumuskan perusahaan anda yang baru berdiri

Untuk memotivasi dan fokus (To motivate and focus your management team)
Perencanaaan yang baik menjamin adanya perhatian yang fokus pada tujuan dari
berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah perusahaan
akan bertumbuh makin lama makin komplek sehingga perencanaan usaha akan
menjadi komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap
berpijak pada arah yang benar.

2.

A. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Pemenangan Bisnis


Analisa SWOT (strenght, weakness, opportunity, treads) merupakan salah satu
metode dalam melakukan penyusunan strategi perusahaan dengan melihat kondisi
lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Analisa SWOT
lebih menekankan kepada bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam
menghadapi peluang dan ancaman yang ada. SWOT sendiri merupakan akronim dari
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats
(ancaman). Analisis SWOT digunakan dalam melakukan analisis strategis perusahaan. Hal
ini disebabkan karena analisa SWOT menyediakan suatu informasi yang mendalam
tentang kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan,
sehingga perusahaan akan mempunyai gambaran tentang keputusan strategis apa yang
akan diambil.
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan
dan kelemahan internal sebuah perudahaan, serta kesempatan dan ancaman lingkungan
eksternalnya. Menurut Johnson, Scholes & Sexty (1989), SWOT adalah perangkat umum
yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan
sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan. Robinson (2007) mengatakan bahwa
kerangka SWOT menyediakan dasar yang terorganisasi untuk menjadi bahan diskusi dari
berbagai informasi secara mendalam yang dapat memperbaiki kualitas dan keputusan
perusahaan. Proses tersebut menjadi bagian penting sebgai suatu proses yang dilalui
perusahaan dalam menghasilkan kebijakan.
Menurut Rangkuti (2008), analisa SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan satrategi perusahaan. Analisa didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan, peluang dan sekaligus juga meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Sedangkan Pearce and Robinson (2007) mengatakan bahwa
analisa SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana manajer menciptakan
gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis tersebut
terbentuk atas asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari kesesuaian yang baik
antara sumber daya internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Sebagai contoh dapat
diuraikan sebagai berikut: pertama, strength (kekuatan). Kekuatan merupakan suatu
kapabilitas yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Kekuatan juga merupakan suatu
sumber daya yang membuat perusahaan menjadi lebih unggul dibandingkan dengan para
pesaing-pesaingnya.dalam memenangkan pasar. Kedua, weakness (kelemahan). Menurut
Pearce and Robinson (2007), kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam
satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan yang menjadi hambatan
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Ketiga, opportunities (peluang). Peluang
merupakan situasi yang menguntungkan di lingkungan
eksternal perusahaan. Peluang bisa saja terjadi dari sisi politik dan ekonomi seperti
misalnya regulasi pemerintah dan tingkat inflasi, ataupun bisa terjadi dari sisi sosial
budaya, seperti misalnya gaya hidup dan trend yang terjadi. Keempat, ancaman (threats).
Ancaman merupakan kondisi sebaliknya dari peluang, yaitu situasi yang tidak
menguntungkan dari lingkungan eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Ancaman harus dikenali dengan cermat, sebab ancaman bisa berwujud dalam berbagai
macam bentuk.
Merumuskan analisa SWOT bagi sebuah perusahaan dilakukan dengan cara
memanfaatkan kesempatan, kekuatan, serta mengurangi ancaman dan kelemahan. Analisis
SWOT dimulai dengan membandingkan antara faktor eksternal yang terdiri dari peluang
dan ancaman dengan faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.
SWOT dapat dilaksanakan oleh para administrator secara individual atau berkelompok
dalam organisasi. Apabila dilakukan secara berkelompok akan lebih efektif khususnya
pada saat pengadaan struktur, objektifitas, kejelasan dan fokus perusahaan dalam
memenangi persaingan bisnis. Sebab, dari proses tersebut mampu menciptakan konsep
strategi memenangi persaingan yang utuh sehingga permasalahan tidak akan melebar
disebabkan karena pengaruh politik atau kesenangan perseorangan yang kuat (Glass,
1991).
Langkah pertama dalam analisis SWOT adalah melakukan pengumpulan data.
Pada tahap ini yang dilakukan tidak hanya sekedar mengumpulkan data, tetapi juga
melakukan proses pengklasifikasian dan pra analisis. Data yang ada dibedakan menjadi
dua yaitu data eksternal dan internal. Data eksternal diperoleh dari lingkungan eksternal
perusahaan seperti misalnya analisis pasar, kompetitor, pemasok, regulasi pemerintah serta
perubahan sosial budaya pada masyarakat. Sedangkan data internal yang biasanya berasal
dari dalam perusahaan biasanya berupa laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya
manusia, laporan kegiatan operasional dan pemasaran. Langkah berikutnya dalam analisis
SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan menarik sebuah garis persilangan
yang membentuk empat kuadran, masing-masing untuk kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.
Gambar 1.1 Analisis SWOT Sebuah
Perusahaan
Peluang dari Lingkungan

Kuadran 3 Kuadran 1
Kelemahan Internal Kekuatan Internal
Kuadran 4 Kuadran 3

Berbagai Ancaman

Kuadran 1 : Pada situasi kuadran 1, berada pada situasi yang paling


menguntungkan. Posisi pada kuadran 1, berarti perusahaan mempunyai peluang dan
kekuatan. Strategi yang harus diambil dalam kondisi seperti ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif atau growth oriented strategy dengan memanfaatkan
peluang yang ada serta kekuatan internal yang dimiliki perusahaan.
Kuadran 2: Pada suatu perusahaan yang telah melakukan identifikasi mengenai
kekuatan inti akan menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan. Walaupun
mempunyai ancaman dari lingkungan eksternal, perusahaan masih mempunyai kekuatan
dari
internal perusahaan yang bisa digunakan sebagai nilai tambah. Dalam situasi seperti ini,
strategi yang harusnya diterapkan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan yang
dimilikinya yaitu sumber daya dan kompetensinya untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan melakukan diversifikasi.
Kuadran 3: perusahaan memiliki peluang yang sangat besar dari pasar tetapi
perusahaan mempunyai kelemahan dari sumber daya internal. Fokus dari strategi
perusahaan yang berada dalam kondisi seperti ini harusnya adalah menghilangkan
kelemahan internal sehingga dapat berkonsentrasi pada mengejar peluang pasar yang
tersedia. Kuadran 4: Posisi ini merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan bagi
perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan selain mempunyai hambatan pada
faktor ekternalnya yaitu adanya ancaman dari pasar, juga mempunyai hambatan pada
sumber daya internal. Situasi tersebut tentu saja membutuhkan strategi yang dapat
mengurangi atau bahkan dapat mengarahkan kembali keterlibatan produk atau pasar yang
telah ditelaah menggunakan analisa SWOT.

3.

4 Perspektif Balanced Scorecard


Terdapat 4 perspektif dalam balanced scorecard sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan (Finance)
Balanced score card menggunakan indicator kinerja keuangan yang secara umum
dipakai oleh perusahaan, seperti laba bersih dan ROI (return on investment. Meskipun
demikian indicator tersebut tidak berdiri sendirii tanpa adanya dukungan dari aspek
lain. Sesuai prinsip dalam BSC harus ada keseimbangan antara perspektif keuangan
dan perspektif non keuangan.
Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai akibat dari kinerja aspek non keuangan.
Peningkatan laba perusahaan, tentunya berkaitan langsung dengan peningkatan
produktifitas dan customer satisfaction. Customer satisfaction salah satunya muncul
karena para karyawan memiliki kompetensi yang handal dalam melayani pelanggan.

2. Perspektif Pelanggan (Customer)


Dalam perspektif ini, yang pertama kali harus dilakukan oleh perusahaan adalah
penentuan segmen pasar pelanggan yang akan menjadi target yang ingin disasar oleh
perusahaan.
Setelah segmen pasar ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan tolok ukur
kinerja dari tiap unit kerja dengan untuk mencapai target finansial yang telah
ditetapkan.
Beberapa aspek pelanggan yang diukur kinerjanya adalah sebagai berikut:
a. Customer acquisition, seberapa banyak pelanggan yang dapat diperoleh.
b. Customer retention, seberapa banyak pelanggan yang mampu dipertahankan.
c. Customer satisfaction, seberapa puas pelanggan terhadap produk atau jasa
yang ditawarkan.
d. Customer profitability, keuntungan khususnya dari sisi finansial, yang
diperoleh customer.
e. Market share, pangsa pasar yang dikuasai dalam industry sejenis.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)
Perspektif proses bisnis internal merefleksikan proses-proses kunci di perusahaan
yang dapat dioptimalkan yang dapat meningkatkan value proposisi yang dapat
menarik dan mempertahankan pelanggan.
Dengan pelanggan yang puas dengan layanan dan produk, diharapkan ada financial
return sehingga dapat memuaskan harapan pemegang saham.
Terdapat 4 tema utama dalam perspektif proses bisnis internal ini:

a. Operations Management Process, yaitu proses dari menerima order, mengerjakan,


sampai dengan mengirimkan produk ke pelanggan. Proses ini menekankan prinsip
bahwa proses harus berjalan secara efektif dan tepat waktu.
b. Customer Management Process, yaitu proses penanganan pelanggan mulai dari
mendapatkan customer, mempertahankan, dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.
c. Inovation Process, bagaimana perusahaan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
dan melakuka proses merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
d. Regulatory and Social Process, yaitu proses yang ditujukan untuk meningkatkan
dampak positif bagi komunitas dan lingkungan sekitar lokasi perusahaan.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)


Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merefleksikan kapabilitas perusahaan
dalam mengembangkan 3 jenis sumber daya atau capital sebagai berikut:
a. Human capital, yaitu sumber daya manusia.
b. Organizational capital, yaitu sumber daya organisasi.
c. Information capital, yaitu sumber daya informasi.
Dalam perspektif ini perusahaan dituntut untuk mampu membangun sistem yang
memungkinkan adanya pengembangan SDM, sistem organisasi dan sistem informasi sebagai
kunci peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai