DINAS PERHUBUNGAN
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
2022
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
sangat tinggi pada setiap kota, terutama transportasi darat. System pengangkutan atau
Berkaitan dengan hal ini menuntut pihak-pihak pengelola jasa transportasi seperti
transportasi angkutan antar jemput dapat mengelola dengan baik agar kebutuhan
Angkutan antar jemput atau yang biasanya dikenal oleh masyarakat dengan
minibus bekapasits 8-15 orang. Perusahaan angkutan umum adalah badan hukum yang
menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan Umum (UU
No.22 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 21). Angkutan antar jemput adalah angkutan
penumpang yang resmi beroperasi di Provinsi Riau. Angkutan antar jemput ini memiliki
izin trayek atau izin beroperasi dari pemerintah yang dapat dilihat dari plat berwarna
pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil penumpang atau mobil bus yang
mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap, dan jenis kendaraan
umum, inilah yang dinamakan dengan travel ilegal. Dimana ilegal menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak sesuai dengan peraturan
dengan menggunakan plat hitam dengan berani parkir di pinggir ruas jalan,
dimana hal ini jelas nantinya akan merugikan para pemilik mobil penumpang
umum yang resmi (plat kuning), yang sudah memiliki izin trayek resmi dan
banyaknya perusahaan travel yang tidak memiliki izin trayek sekiranya ada
kalau hal ini dibiarkan secara terus-menerus hal yang paling ditakutkan nantinya
akan terjadi misalnya saja iklim usaha jasa yang ada di daerah Pekanbaru akan
sedikit demi sedikit tidak akan kondusif. Pemerintah seharusnya dengan tegas
kartu tanda pengawasan atau tanda uji berkala yang masih beroperasi serta
masih kedapatannya travel ilegal yang tidak resmi beroperasi Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP). Banyaknya travel ilegal yang tidak mau membuat izin trayek
oleh pihak perusahaan travel dan adanya biaya bila ingin melakukan prosedur
Provinsi tidak berjalan baik karena adanya hambatan seperti kurangnya SDM,
dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Riau harus
bulan dalam setahun sesuai dengan UU No.22 Th 2009 pasal 259, dan
Travel Ilegal antar kota dalam provinsi (AKDP) Oleh Dinas Perhubungan
Ilegal antar kota dalam provinsi (AKDP) Oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Pekanbaru
Ilegal antar kota dalam provinsi (AKDP) Oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Adapun ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Karya tulis ilmiah dilaksanakan pada seksi Keselamatan dan Teknik Sarana
Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Provinsi Riau;
RUMUSAN MASALAH
2.1 Pengawasan
pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan rencananya ini adalah pihak atasan,
bawahannya.
menerapkan tindakan koraktif, jika perlu memastikan sesuai yang telah dengan
rencana.”
1. Akurat
2. Tepat waktu
7. Fleksibel
1. Fungsi Pengawasan
untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap mencapai apa
dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir (2001:22)
rencana terarah kepada sasaran dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
3. Jenis-jenis Pengawasan
a. Waktu pengawasan
Berdasarkan waktu pengawasan dilakukan, maka macam-macam
pengawasan dibedakan menjadi:
1) Pengawasan Preventif
Pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan
kesalahan. Jadi diadakan pencegahan agar jangan kesalahan- kesalahan
dikemudian hari.
2) Pengawasan refresif
Pengawasan yang dilakukan setelah rencana sudah berjalan, dengan
kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat ukur standar yang
telah ditentukan sebelumnya.
b. Objek Pengawasan
1) Produksi
2) Keuangan
3) Waktu
c. Subjek Pengawasan
2.3.1 Transportasi
Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu,
jika barang tersebut di pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain.
(time utility dan place utility). Dalam transsportasi kita melihat dua
kategori yaitu:
berbagai unsur yang aktif dalam pemindahan manusia dan barang dari
memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain.
perdesaan. Angkutan antar kota dibagi dua yaitu angkutan kota antar
provinsi (AKAP) adalah pelayanan jasa angkutan umum antar kota yang
provinsi (AKDP) yaitu pelayanan jasa angkutan umum antar kota dalam
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
BAB III
Pekanbaru
Provinsi Riau dalam mengawasi Travel Ilegal antar kota dalam provinsi
Pekanbaru.
kutipan hasil dari wawancara seorang Supir Travel yang tidak memiliki
Izin Trayek:
Pelanggaran Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan hal ini juga diberikan
b. Pemberian Tugas
kreatifitas kerja.
pembagian tugas yang jelas, agar semua instansi yang terlibat pada
razia. Jika mobil yang tertangkap mengaku ada dekingan dari pihak
sedangkan jika dekingan dari pihak TNI maka akan ditangani oleh
Polisi Militer. Dan Korwas PPNS dari Krimsus Polda Riau yang
umum tanpa izin trayek ini sudah dikatakan optimal karena dalam
Sanksi.
tidak lagi boleh melakukan razia sendiri akan tetapi didampingi oleh
Riau, Polisi Militer dan Korwas PPNS. Dimana dalam melakukan razia
ini dibentuk satu tim yang terdiri dari 12-15 orang. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan oleh bapak Suardi, SE selaku Kepala Seksi
terdiri dari dua orang dari Gakkum Polda Riau,satu orang dari Propos
Riau, satu dari polisi militer, satu lagi dari Korwas PPNS selebihnya
ditangani oleh Propos Polda Riau, sedangkan jika dekingan dari pihak
TNI maka akan ditangani oleh Polisi Militer. Dan Korwas PPNS dari
dalam razia, jika ada yang salah bertindak dalam melakukan razia
yang efektif.
berkendaraan yaitu SK, SIM, Kartu uji berkala kendaraan motor (KIR),
umum.
Angkutan Jalan.
yaitu Apabila melanggar akan dipidana kerugian paling lama dua bulan
atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratur ribu rupiah).
diperbaiki.
Polisi.
Dan dalam satu lintasan dibentuk satu tim yang terdiri dari 12-15
orang, yaitu 2 orang dari Gakkum Polda Riau, 1 orang dari Propos
izin trayek (travel). Dimana PPNS ini memiliki tugas untuk penyidik
dan pengawasan dalam razia dan hanya PPNS yang bisa untuk
diselesaikan di kantor.
5.2.4 Kasadaran Perusahaan, Supir Travel, dan Penumpang
1) Perusahaan
Seperti mengurus izin usaha angkutan dan izin trayek atau izin
ditentukan.
hitam).
2) Supir travel
tersebut juga tidak terdapat, maka disini siapa yang dapat kita
salahkan?.
BAB IV
KESIMPLAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
antar kota dalam provinsi (AKDP) oleh Dinas Perhubungan Provinsi Riau di
dalam provinsi. hal ini dapat dilihat dari pengawasan dan sosialisasi
umum tanpa izin trayek belum efektif, karna masih banyaknya Travel
Pekanbaru.
Polisi. Dan yang terakhir sanksi yang diberikan masih kurang efektif
berikut:
umum tanpa izi trayek (travel ilegal) yang tidak memiliki izin