KELOMPOK 4
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS RIAU
T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, walaupun kurang dari kata
sempurna. Makalah ini berjudul “Instrumen Keuangan Derivatif” disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lain berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulis
dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Manajemen
Keuangan Perusahaan Lanjutan yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami sudah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Oleh karenanya, kami dengan senang hati akan menerima segala
masukan, saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk menyempurnakannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar kepada pembaca, terima
kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Forward..............................................................................................................................3
2.2 Futures...............................................................................................................................5
2.3 Opsi....................................................................................................................................8
2.4 Swap..................................................................................................................................9
2.5 Waran dan Obligasi Konvertibel………………………………………………………………….………………..11
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 FORWARD
Kurs forward berbeda dengan kurs spot dalam hal penyebaran barangnya. Misalnya
kurs forward 3 bulan untuk Rp.5 adalah Rp.9.400,00/$ . Kurs semacam ini berati
bahwa kita bisa membeli (menjual) dolar dengan kurs Rp.9.400,00 (ditetapkan saat
ini), tetapi perolehan (penyerahan) dolar dilakukan tiga bulan mendatang. Tiga bulan
mendatang, kita harus menyediakan ( memperoleh ) rupiah sebesar Rp.9.400,00 jika
kita membeli (menjual) dolar forward . Tidak seperti kurs spot , kurs forward tidak
banyak dipublikasikan , karena perdagangan forward untuk Rp.5 barangkali belum
banyak dilakukan . Untuk mata uang besar, perdagangan forward sudah biasa
dilakukan . Sebagai contoh perdagangan antara $ dengan Yen Jepang sudah biasa
dilakukan dipasar forward.
Forward bisa dipakai untuk manajemen resiko. Lebih spesifik lagi forward bisa
dipakai untuk hedging (lindung nilai), Misalkan seorang importir Indonesia membeli
barang dari Amerika Serikat senilai S1 Juta (satu juta dolar) . Barang sudah
dikirimkan sekarang dan ( dan dijual sekarang )tetapi pembayaran jatuh tempo buan
mendatang . Saat ii kurs Rp/$ adalah Rp/9.400,00/$ . Misalkan barang dijual dengan
harga Rp.10.000,00 , kemudian harga perolehan dipatok Rp.9.000,00 ( sesuai dengan
kurs Rp/$ saat ini). Untung rugi bisa dihitung sebagai berikut :
Perusahaan sudah bisa menghitung untung ruginya, dalam hal ini memperoleh
keuntungansebesar Rp.1.000.000 per produknya jika membayar sekarang. Tetapi
pembayaran jatuh tempo dalam tiga bulan. Dan dalam tiga bulan tersebut , rupiah bisa
menguat ataupun melemah . Kolom 3 dan 4 menyajikan laba rugi jika kurs Rp/$
berubah dari Rp.9.000,oo/$ Pada kolom 3 misalkan rupiah melemah menjadi
Rp.12.000,00/$ . Pada situasi ini perusahaan mengalami kerugian sebesar
Rp.2.000,00 Pada kolom 4 jika rupiah menguat , perusahaan memperoleh keuntungan
sebesar Rp. 3.000,00 per produknya , karena perusahaan menyediakan rupiah yang
lebih sedikit.
2.2 FUTURES
Ada beberapa features forward yang bisa diperbaiki agar diperoleh instrumen
keuangan derivatif yang lebih baik. Pertama, dalam forwardpo- tensi kerugian (dan
juga keuntungan) akan diakumulasi sampai jatuh tempo. Dalam contoh di atas, jika
rupiah menguat menjadi, misal, Rp2.000,00/$, maka kerugian penjual S dalam pasar
forward akan cukup besar (Rp7.000,00 per dolar yang dijual)Dalam situasi tersebut,
ada insentif bagi penjual dolar ntuk mengingkari perjanjian jual-beli dolar forward.
Dengan demikian siko default (tidak memenuhi perjanjian) dalam pasar forward
cukup tinggi.
Secara spesifik, berikut ini contoh informasi perdagangan futures (lihat bagan
berikut) atas emas di Bursa Berjangka Jakarta. Terlihat bahwa futures menggunakan
features yang standar Sebagai contoh, futures atas emas punyai nilai kontrak sebesar
1 kilogram (1.000 gram), jatuh tempo setiap dua bulan. Dengan standardisasi
semacam itu, instrumen futures menjadi kbh mudah diperjual belikan. Likuiditas
futures meningkat, dan biaya transaksi futures lebih rendah dibandingkan dengan
biaya transaksi forward. Kemudian, dengan menggunakan mekanisme marking to
market, akumulasi kerugian pada saat jatuh tempo bisa dikurangi. Karena di pasar
futures pihak- pihak yang terkait menjual atau membeli futures dari bursa keuangan
(bukannya langsung dari pihak pembeli/penjual)risiko default (tidak bisa bayar, juga
akan berkurang. Bursa keuangan dalam hal ini memper- Rukan pembeli dan penjual,
dan bursa keuangan yang akan menjamin Kontrak futures tersebut.
Futures bisa digunakan untuk perlindungan nilai, sama seperti forward. Sebagai
contoh, importir indonesia di atas bisa membeli futures $ (dolar Amerika Serikat)
dengan posisi long (yang berarti beli $ pada pasar futures). Jika digabungkan dengan
posisi spot yang membutuhkan dolar (short dolar), maka akan dihasilkan posisi
gabungan yang bebas dari perubaham kurs. Karena struktur pay-off antara futures
dengan forward sama, maka manajemen risiko dengan futures tidak akan dibicarakan
lagi dalam bagian ini.
Pada hari pertama, misalkan kurs dolar terhadap DM melemah menjadi 20,67 per
DM1. Dengan demikian nilai kontrak futures mengalami kenaikan (ingat posisi
futurer tersebut adalah long) sebesar ($2.500) 125.000 x 0,02. Pada hari pertama
tersebut, kontrak futures dengan harga lama ($0,65) dibatalkan, dan sebagai gantinya
pedagang tersebut menerima kontrak futures yang baru dengan harga sebesar $0,67.
Pedagang tersebut memperoleh keuntungan sebesar $2.500. Pedagang tersebut bisa
mengambil keuntungannya atau menahan keuntungannya pada rekeningnya di bursa
keuangan. Jika ia menahan keuntungannya, maka simpanannya menjadi $5.500
($3.000 + $2.500).
Pada hari kedua kurs S/DM turun menjadi $0,55. Pedagang tersebut mengalami
kerugian sebesar $15.000 (($0,67 - $0,55) x DM125.000), dan kengian tersebut
diambil dari rekeningnya yang berada di bursa keuangan. Karena kerugian tersebut
cukup besar ($15.000), simpanan di bursa keuangan terkuras habis. Simpanan
tersebut menjadi negatif $9.500, padahal saldo inimal yang harus dicapai adalah
$2.000. Dalam situasi ini, pedagang tersebut akan memperoleh margin call dari bursa
keuangan, yang isinya meminta pedagangan tersebut menyerahkan uang agar saldo
minimal terpenuhi. Dalam hal ini pedagang tersebut harus menyerahkan minimal
$11.500 09.500 + $2.000). Jika pedagang tersebut tidak mau membayar, maka
Kontrak futures akan dihapus, pedagang tersebut tidak berhak lagi atas kontrak
futures tersebut. Misal pedagang tersebut membayar kas tambahan sehingga kontrak
futures masih berlaku. Uang simpanan pedagang tersebut -menjadi $2.000.
Misalkan pada hari ketiga futures jatuh tempo dan kurs yang terjadi adalah $0,45,
kerugian yang dialami adalah $12.500 [($0,55/DM - $0,45/ DM) x
DM125.000]Pedagang tersebut kemudian menambah kas tambahan sebesar $12.500
untuk menjaga saldo minimalKemudian pedagang tersebut membeli (memperoleh)
DM sebesar DM125.000 dengan menyerahkan dolar sebesar $0,45 x DM125.000 =
$56.250.
Kerugian total yang dialami oleh pembeli futures tersebut adalah +$2.500-$15.000-
$.12.500-$22.000 Kerugian tersebut sama dengan kerugian pada kontrak forward,
dengan kurs yang samaJika kontrak forward yang dibeli, dengan kurs $0,65 / DM,
maka dengan posisi long, kerugian yang diperoleh adalah -$22.000 atau $0,45/DM-
$0,65/DM x (DM125.000)Perbedaannya adalah "timing" aliran kas yang akan
diterima. Dalam kontrak forward, kas akan diterima sekaligus pada akhir kontrak,
sedangkan pada kontrak futures, aliran kas akan tersebar pada beberapa hari. Jika
jangka waktu kontrak tidak lama, maka present value dari aliran kas kontrak forward
dengan present value dari aliran kas kontrak futures tidak banyak berbeda.
Dengan cara penyesuaian setiap hari seperti yang dijelaskan di muka risiko default
futures bisa dikurangi. Berbeda dengan forward futures bisa menghindari akumulasi
kerugian pada akhir periode. Pedagang yang tidak mempunyai modal yang cukup
kuat dan mempunyai posisi yang merugikan, bisa keluar dari kontrak futures sebelum
jatuh tempo. Pada forward, karena tidak ada mekanisme marking to market,
akumulasi kerugian pada akhir periode bisa terjadi dan bisa membuat perusahaan
yang membeli futures mengalami kebangkrutan.
2.3 OPSI
Opsi adalah kontrak untuk membeli atau menjual aset sekuritas dengan harga
tetap sebelum jatuh tempo. Ada dua jenis opsi, yaitu opsi call dan opsi put.
Opsi Call : hak/kontrak untuk membeli aset dengan harga tertentu pada
tanggal tertentu, harga ini disebut exercise price.
Misalkan Anda memiliki saham fiktif perusahaan A dengan harga saat ini Rp 100.
Kita memutuskan untuk membeli call option dengan harga strike Rp 110 dengan
tanggal jatuh tempo satu bulan ke depan. Disini ada 2 kemungkinan yang akan
terjadi, yaitu harga saham akan naik dan harga saham akan turun. Jika harga saham
ABC naik di atas Rp 110 dalam satu bulan, opsi call akan memberi kita hak untuk
membeli saham tersebut dengan harga Rp 110, bahkan jika harga pasar saat itu lebih
tinggi. Misalnya, jika harga saham naik menjadi Rp 120, kita masih bisa membeli
saham dengan harga Rp 110 menggunakan call option. Namun, jika harga saham A
tetap di bawah Rp 110 atau bahkan turun, maka kita tidak akan menggunakan call
option tersebut dan hanya kehilangan premi yang kita bayarkan saat membeli opsi
call. Dengan membeli call option, kita memberi diri kita sendiri kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham tanpa harus membeli saham
tersebut secara langsung.
Opsi Put : hak/kontrak untuk menjual aset pada harga tertentu, harga tersebut
disebut sebagai harga eksekusi.
CONTOH:
Misalkan kita memiliki saham fiktif perusahaan A dengan harga saat ini Rp 100.
Kita memutuskan untuk membeli put option dengan harga strike Rp 90 dengan
tanggal jatuh tempo satu bulan ke depan. Jika harga saham A turun di bawah Rp 90
dalam satu bulan, opsi put akan memberi kita hak untuk menjual saham tersebut
dengan harga Rp 90, bahkan jika harga pasar saat itu lebih rendah. Misalnya, jika
harga saham turun menjadi Rp 80, kita masih bisa menjual saham dengan harga Rp
90 menggunakan put option. Namun, jika harga saham A tetap di atas Rp 90 atau
bahkan meningkat, maka Anda tidak akan menggunakan put option tersebut dan
hanya kehilangan premi yang kita bayarkan saat membeli opsi put. Dengan membeli
opsi put, kita melindungi diri kita sendiri dari potensi penurunan harga saham. Jika
harga saham turun, kita memiliki hak untuk menjual saham dengan harga yang lebih
tinggi sesuai dengan strike price. Namun, jika harga saham naik atau tetap stabil, kita
hanya akan kehilangan premi yang telah kita bayarkan.
2.4 SWAP
Swap merupakan pertukaran aliran kas antara dua pihak. Misalkan ada dua
perusahaan yang mempunyai neraca sebagai berikut ini.
PT A PT B
Aset 12% Pinjaman: LIBOR +2% Aset LIBOR +4% Pinjaman 10%
Waran
Dengan karakteristik semacam itu, waran bisa diperbandingkan dengan opsi call.
Ada beberapa perbedaan. Pertama,opsi dikeluarkan bukan oleh perusahaan,sedangkan
waran dikeluarkan oleh perusahaan. Jika waran dieksekusi, maka saham baru yang
dikeluarkan,dan jumlah saham yang beredar akan bertambah. Sebaliknya, jika opsi
dieksekusi tidak ada perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar.
Kaitan antara harga waran dengan harga saham sama dengan kaitan antara
harga opsi dengan harga saham. Harga waran tidak akan pernah lebih besar
dibandingkan dengan harga sahamnya, Dalam contoh di atas, harga saham tidak
akan lebih dari Rp400. Jika harga waran lebih dari harga saham,maka investor
akan lebih baik membeli saham secara langsung. Misal harga waran untuk
membeli satu lembar saham adalah Rp500, sedangkan harga pasar saham adalah
Rp400. Investor akan lebih baik membeli saham langsung dari pasar. Sebaliknya,
harga waran tidak akan lebih rendah dari harga pasar dikurangi harga eksekusi.
Sebagai contoh, misal harga eksekusi adalah Rp400,00, maka harga waran tidak
akan pernah lebih rendah dari" Rp100,00 (Rp500,00 — Rp400,00). lika harga
waran lebih rendah dibandingkan Rp100,00, akan terjadi proses arbitrase. Sebagai
contoh, jika harga waran adalah Rp50,00, maka investor akan membeli waran.
Kemudian dia berhak mengeksekusi haknya dengan membeli saham pada harga
eksekusi yaitu Rp400,00. Kemudian ia bisa menjual sahamnya di pasar dengan
harga Rp500,00. Keuntungan bersih yang ia peroleh adalah Rp50,00 (Rp500,00 –
Rp400,00 — Rp50,00). Dengan demikian harga waran dibatasi oleh harga pasar
saham (batas atas) dan harga pasar — harga eksekusi (batas bawah). Bagan
berikut menggambarkan situasi tersebut.
Obligasi konvertibel
Obligasi konvertibel adalah obligasi yang memberi hak kepada pemiliknya untuk
menukar obligasi menjadi saham,dengan rasio pertukaran yang tertentu,setiap saaat
sampai jatuh temponya obligasi tersebut. Jika harga saham lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai nominal obligasi,maka akan lebih menguntungkan jika obligasi
konvertibel tersebut ditukar menjadi saham
Nilai obligasi konvertibe! bisa dipecah ke dalam tiga komponen: (1) nilai obligasi
biasa, (2) Nilai pertukaran, dan (3) Nilai opsi. Nilai obligasi biasa merupakan nilai
minimum dari obligasi konvertibel. Harga obligasi akan pernah lebih rendah dari nilai
obligasi tersebut.
obligasi konvertibel di atas tingkat bunga yang saat ini adalah 12%. Dengan
demikian harga obligasi tersebut adalah
Nilai pertukaran adalah nilai obligasi jika obligasi tersebut langsung ditukar
menjadi saham. Dalam contoh diatas,obligasi konvertibel bisa ditukar menjadi 10
saham. Saham perusahaan berharga Rp6.000,00. Nilai konversi dengan demikian
Rp60.000,00(10 x 6.000,00). Harga obligasi konvertibel tidak akan pernah lebih
rendah dari nilai konversi.
Harga konvertibel biasanya lebih besar dibandingkan dengan niali obligasi biasa
atau nilai konversi karean adanya opsi. Pemegang obligasi konvertibel punya hak
untuk yang tidak harus dieksekusi saat ini. Eksekusi bisa dilakukan di masa
mendatang jika kondisi menguntungkan(harga saham lebih besar dibandingkan
dengan nilai obligasi). Karena itu hak(opsi) mempunyai nilai. Harga obligasi
konvertibel bisa dituliskan sebagai berikut ini.
c. Ringkasan
Apakah penerbitan obligasi konvertibel menguntungkan atau tidak
menguntungkan dibandingkan dengan saham atau obligasi biasa, akan sangat
tergantung dari harga saham di masa mendatang. Sayangnya kita tidak bisa
memperkirakan secara pasti harga saham di masa mendatang. Juga
keuntungan atau kerugian tersebut akan sangat tergantung, tidak hanya naik
atau turun, tetapi seberapa besar harga saham turun atau meningkat. Perkiraan
pasti semacam itu juga sulit dilakukan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, transaksi derivatif berarti kontrak bilateral
atau pertukaran pembayaran, yang nilainya didiskontokan atau diturunkan dari suatu
produk yang disebut “underlying asset” atau juga “derivatif”. Alih-alih
memperdagangkan atau menukar aset secara fisik, pelaku pasar membuat
kesepakatan untuk bertukar Uang, properti, atau nilai di masa depan relatif terhadap
aset dasar. Manajer investasi/manajer portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan,
serta investor individu menggunakan derivatif untuk mengelola posisi mereka
terhadap risiko perubahan harga saham dan komoditas, suku bunga, dan nilai tukar
tanpa "menyentuh" posisi fisik produk.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamduh M. 2016. “Manajemen Keuangan.” Yogyakarta: BPFE.