Anda di halaman 1dari 4

1. Teori komunikasi budaya dan masyarakat berdasarkan tradisi Semiotika, Sibernetika, Fenomenologis, Sosiokultural dan Kritis.

No Tradisi Tokoh dan Teori Asumsi Teori


1 Semiotika Teori Relativitas  Susunan bahasa sebuah budaya menentukan perilaku dan kebiasaan berpikir dalam
Linguistik budaya tersebut.
Edward Sapir dan  Manusia tidak hanya hidup dalam dunia objektif atau dalam dunia aktivitas sosial
Benyamin Lee Whorf yang biasa dipahami saja. Namun, berada dalam kebiasaan bahasa tertentu yang
menjadi media pengungkapan bagi masyarakat mereka.
 Proses pemikiran kita dan cara kita memandang dunia dibentuk oleh susunan tata
Bahasa
KODE-KODE MELUAS DAN TERBATAS
 Susunan bahasa yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari mencerminkan dan
membentuk asumsi-asumsi dari sebuah kelompok sosial.
 Hubungan yang terjalin dalam sebuah kelompok sosial akan mempengaruhi tindak
tutur yang digunakan oleh kelompok tersebut.
 Susunan tindak tutur yang digunakan oleh sebuah kelompok membuat banyak hal
yang berbeda menjadi relevan atau signifikan
2 Sibernetika Teori Informasi mengalir dari media massa ke pemimpin-pemimpin opini tertentu atau opinion
PenyebaranIinformasi leader dalam komunitas yang memberikan informasinya dengan berbicara kepada rekan-
dan Pengaruh rekannya.
Paul Lazarsfeld Hipotesis dua langkah dari Lazarsfeld, juga dikenal dengan teori dua tahap (two step
flow of communication):
1. Tahap pertama digambarkan informasi yang disebarkan oleh media akan diterima
oleh opinion leader, para pemimpin opini yang mempunyai akses yang lebih besar
terhadap media.
2. Tahap kedua digambarkan informasi ini akan disebarkan dari opinion leader kepada
individu-individu yang berada dibawah pengaruh opinion leader tersebut.
3 Fenomenologis Teori Hermeneutika  Hermeneutika adalah sebuah proses gerakan maju mundur atau pengamatan khusus
Budaya dan penafsiran umum.
Clifford Geertz  Dalam penafsiran budaya, lingkaran hermeneutika ini merupakan gerakan dari
konsep pengalaman dekat ke konsep pengalaman jauh.
 Konsep pengalaman dekat adalah konsep yang memiliki makna bagi anggota sebuah
budaya dan konsep pengalaman jauh memiliki makna bagi orang di luar budaya
tersebut
 Geertz menggambarkan penafsiran budaya sebagai thick descriptionatau deskripsi
padat, di mana penafsir menggambarkan kegiatan-kegiatan budaya dari sudut
pandang penduduk asli atau emik.
 Tingkat penafsiran ini berbeda dengan penafsiran tipis (thin description) di mana
orang-orang hanya menggambarkan pola perilaku yang sedikit pemahaman tentang
apa maksudnya bagi para pelaku itu sendiri atau pemahaman etik.
4 Sosiokultural Teori Etnografi Etnografi komunikasi adalah metode etnografi sederhana dalam pola komunikasi dalam
Komunikasi. sebuah kelompok
PANDANGAN ETNOGRAF KOMUNIKASI
o Pola komunikasi yang digunakan oleh sebuah kelompok.
o Mengartikan semua kegiatan komunikasi ini ada untuk kelompok.
o Kapandan di mana anggota kelompok menggunakan semua kegiatan ini?
o Bagaimana praktek komunikasi menciptakan sebuah komunitas?
o Kode yang digunakan oleh sebuah kelompok.
TEORI Versi modern sering menunjukkan sebagai struktural atau memusatkan pada proses
5 Kritis. MODERNISME struktur sosial yang sedang terjadi yang dianggap nyata dan kekal. Walaupun mereka
tersembunyi dibalik kesadaran setiap orang.
kelompok modernism berusaha untuk menamai dan mengungkap semua penyusunan
penekanan ini
TEORI POST Versi post modern mengajarkan bahwa tidak ada struktur nyata atau inti makna dan
MODERNISME struktur yang menekan adalah hanya berlangsung sebentar.
• Tradisi post modern agak anti teoritis karena menyangkal keberadaan struktur khusus
dari waktu ke waktu.
• Post modernism menolak ide yang mempertahankan penyusunan pertanggung jawaban
terhadap ketidakadilan kekuasaan.
Post moderisme didasari oleh gagasan di mana realitas sosial tetap dihasilkan, dihasilkan
kembali dan diubah dengan kegunaan bahasa dan bentuk simbol lainnya. • Pembahasan
post modernism ini berkaitan dengan kajian budaya, pergerakan yang sering
teridentifikasi dengan post modernism kemudian penerapan dan perluasan kajian budaya
feminisme dan teori kritis ras.

2. Aplikasi Teori Komunikasi Budaya dan Masyarakat dalam Tradisi komunikasi


Tradisi Semiotika
Bahasa dalam fenomena pilpres nampak digunakan dalam penggunaan istilah ‘cebong” dan “kampret” dalam media sosial. Mereka melakukan
komunikasi dalam bahasa mereka sesuai dengan kelas sosial mereka. Kelas sosial ini dalam perpektif, merka adalah kelompok pendukung
(supporter) calon 01 dan 02 dalam konstelasi pilres 2019. Dalam penyampaian komentar tak jarang menhujat atau menjellekkan calon lawannya
melalui media sosial. Hal ini sesuai dengan teori kode meluas dan terbatas dimana susunan tindak tutur yang digunakan oleh sebuah kelompok
membuat banyak hal yang berbeda menjadi relevan atau signifikan

Tradisi Sibernetika
Dalam teori budaya dan masyarakat sesuai dengan beberpa fenomena yang terjadi menjelang Pilpres saat ini. Munculnya berbagai berita hoax seperti
halnya 7 kontainer surat suara tercoblos pada awalnya muncul dari twiter Andi Areif anggota BPN 02 yang juga anggota partai demokrat. Twiter
tersebut . Pada twiternya tersebut AA menls agar mengecek adantya 7 surat suara yang tercoblos- berdasarkan informasi dari media.
Dalam perkembangan ternyata informasi tersebut merupakan berita hoax dengan tertangkapnya penyebarberita tersebut, karena faktanya surat uara
belum dicetak oleh KPU.
Dalam kasus tersebut dapat dipahami sesuai dengan teori penyebaran informasi dan pengauh sesuai dengan hipotesis dua tahap (two step flow of
communication):
1. Tahap pertama digambarkan informasi yang disebarkan oleh media akan diterima oleh opinion leader, para pemimpin opini yang mempunyai
akses yang lebih besar terhadap media.
2. Tahap kedua digambarkan informasi ini akan disebarkan dari opinion leader kepada individu-individu yang berada dibawah pengaruh opinion
leader tersebut.

Tradisi Femenologis
Dalam fenomena pilpres penafsiran terhadap suatu peristiwa hampir sering terjadi. Hal ini tidk lepas adanya perbedaan calon yang didukung. Dalam
peristiiwa pembebasan Ustad Abu Bakar Basyir (ABB), akan memberi argumen yang digunakan bahwa pertama yang menyampaikan pembebasan
adalah dari pengacara Ysril Ihza Mahendra (YIM) belum menjadi pernyataan resmi dari pemerintah (kemenkumham). Namun tentunya hal tersbut
pasti akan berbda dengan penafsiran dari pendukung calon 02. Munculnya penundaan pembebasan trsebut menunjukkan ketidakonsistenan dari
pemerintah
Dari hal di atas dapat dipahami sesuai dengan teori hebernetika budaya bahwa tingkat penafsiran ini berbeda dengan penafsiran tipis (thin
description) di mana orang-orang hanya menggambarkan pola perilaku yang sedikit pemahaman tentang apa maksudnya bagi para pelaku itu sendiri
atau pemahaman etik.

Tradisi sosiokultural
Dalam tradisi ini adalah bahwa masyarakat itu sendiri adalah sebuah produk dari interaksi sosial baik dalam struktur sosial yang kecil maupun besar
(hubungan, kelompok, organisasi, dan lembaga) yang dibangun dalam interaksi setiap hari.
Dengan demikian dari tradisi ini, fenomna politik dalam pilpres juga dapat dipahami dari sebuah produk interaksi sosial anatara BPN dan TKN dalam
proses pilpres. Di sisi lain juga antar kelompok pendukungnya. Interaksi sosial tersebu tidak hanya bersifat positif namun juga dalam negatif,
kususnya dalam kompetisi pilpres.

Tradisi Kritis
Sesuai dengan analisis ini maka dapat dipahami muncunya istilah pendukung calon presiden dalam media sosial tidak lepas dari kondiri atau masa
post mdern atau lebih tepat disebut masa 4.0 dimana interaksi terjadi melalui media sosial dengan tidak saling mengenal dengan jelas dan tidak ada
struktur langsung dengan calon yang mereka didukung. Tak jarang mereka adalah simpatisan atau mungkin “hacker”

Daftar Pustaka :
Littlejohn, StephenW. dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi: Theories of Human Communications. Jakarta: Salemba Humanika
Morissan, Dr. Andy Corry Wardahni, M.Si., Dr. Farid Hamid U, M.Si. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia
Licture Notes

Anda mungkin juga menyukai