Tradisi Sibernetika
Dalam teori budaya dan masyarakat sesuai dengan beberpa fenomena yang terjadi menjelang Pilpres saat ini. Munculnya berbagai berita hoax seperti
halnya 7 kontainer surat suara tercoblos pada awalnya muncul dari twiter Andi Areif anggota BPN 02 yang juga anggota partai demokrat. Twiter
tersebut . Pada twiternya tersebut AA menls agar mengecek adantya 7 surat suara yang tercoblos- berdasarkan informasi dari media.
Dalam perkembangan ternyata informasi tersebut merupakan berita hoax dengan tertangkapnya penyebarberita tersebut, karena faktanya surat uara
belum dicetak oleh KPU.
Dalam kasus tersebut dapat dipahami sesuai dengan teori penyebaran informasi dan pengauh sesuai dengan hipotesis dua tahap (two step flow of
communication):
1. Tahap pertama digambarkan informasi yang disebarkan oleh media akan diterima oleh opinion leader, para pemimpin opini yang mempunyai
akses yang lebih besar terhadap media.
2. Tahap kedua digambarkan informasi ini akan disebarkan dari opinion leader kepada individu-individu yang berada dibawah pengaruh opinion
leader tersebut.
Tradisi Femenologis
Dalam fenomena pilpres penafsiran terhadap suatu peristiwa hampir sering terjadi. Hal ini tidk lepas adanya perbedaan calon yang didukung. Dalam
peristiiwa pembebasan Ustad Abu Bakar Basyir (ABB), akan memberi argumen yang digunakan bahwa pertama yang menyampaikan pembebasan
adalah dari pengacara Ysril Ihza Mahendra (YIM) belum menjadi pernyataan resmi dari pemerintah (kemenkumham). Namun tentunya hal tersbut
pasti akan berbda dengan penafsiran dari pendukung calon 02. Munculnya penundaan pembebasan trsebut menunjukkan ketidakonsistenan dari
pemerintah
Dari hal di atas dapat dipahami sesuai dengan teori hebernetika budaya bahwa tingkat penafsiran ini berbeda dengan penafsiran tipis (thin
description) di mana orang-orang hanya menggambarkan pola perilaku yang sedikit pemahaman tentang apa maksudnya bagi para pelaku itu sendiri
atau pemahaman etik.
Tradisi sosiokultural
Dalam tradisi ini adalah bahwa masyarakat itu sendiri adalah sebuah produk dari interaksi sosial baik dalam struktur sosial yang kecil maupun besar
(hubungan, kelompok, organisasi, dan lembaga) yang dibangun dalam interaksi setiap hari.
Dengan demikian dari tradisi ini, fenomna politik dalam pilpres juga dapat dipahami dari sebuah produk interaksi sosial anatara BPN dan TKN dalam
proses pilpres. Di sisi lain juga antar kelompok pendukungnya. Interaksi sosial tersebu tidak hanya bersifat positif namun juga dalam negatif,
kususnya dalam kompetisi pilpres.
Tradisi Kritis
Sesuai dengan analisis ini maka dapat dipahami muncunya istilah pendukung calon presiden dalam media sosial tidak lepas dari kondiri atau masa
post mdern atau lebih tepat disebut masa 4.0 dimana interaksi terjadi melalui media sosial dengan tidak saling mengenal dengan jelas dan tidak ada
struktur langsung dengan calon yang mereka didukung. Tak jarang mereka adalah simpatisan atau mungkin “hacker”
Daftar Pustaka :
Littlejohn, StephenW. dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi: Theories of Human Communications. Jakarta: Salemba Humanika
Morissan, Dr. Andy Corry Wardahni, M.Si., Dr. Farid Hamid U, M.Si. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia
Licture Notes