Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ISLAM INTERDISIPLINER

DOSEN PENGAMPU :
DR.H., MARDJOKO, M.A.

NAMA KELOMPOK:
Harris Alfanoza Dewanto (2100020004)
Dimas Aji Anugerah (2100020012)

PRODI TEKNIK KIMIA KELAS FAKULTAS


TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2023
Etika Penerapan Iptek dalam Pandangan Islam
Islam menempatkan ilmu pengetahuan sebagai hal yang utama dalam kehidupan
manusia. Karena itu, penuntut dan pengembang ilmu pengetahuan diberi derajat yang
tinggi dan buah perjuangan dalam menempuhnya dinilai sebagai perjuangan para
syuhada. Terdapat konsep-konsep asas yang mampu membimbing ahli sains dalam
urusan pribadi dan profesinya. Konsep asas tersebut terdiri dari pada tiga unsur utama:

a. Keimanan kepada Allah S.W.T.


b. Kepatuhan kepada Syariah dan etika
c. Mementingkan aspek kemanusiaan dan ihsan.
Manusia dapat menemukan ilmu pengetahuan setidaknya dari empat sumber.
Pertama adalah keyakinan berupa wahyu (QS. Yunus ayat 57) dan teladan Rasul. Al-
Quran merupakan basis pengetahuan alam, tesis dari tempat Tuhan, manusia, alam,
dan pengetahuan dalam segala hal (Al Faruqi, 1986). Kedua adalah gerak isyarat alam
dan lingkungan. Peredaran bumi dan matahari, pergantian siang dan malam,
tetumbuhan, hewan, sungai, gunung, lautan adalah sumber pengetahuan bagi manusia
karena menimbulkan keingintahuan dan memberi jalan pemahaman terhadap sebuah
pengetahuan (QS. Ali Imran: 190-191; QS. al-Ghafir: 57; QS. al-Ghasyiyah: 17-20).
Ketiga adalah realitas, peristiwa, dan sejarah. Apa yang terjadi hari ini dan
kemarin adalah sumber pengetahuan yang dapat memberi pengaruh pada pemikiran
dan tindakan tertentu yang dilakukan manusia (QS. Yusuf: 111). Keempat adalah
manusia sebagai individu maupun dalam konteks sebagai anggota suatu kelompok.
Manusia diciptakan sebagai makluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya (QS. at-Tin ayat 4 dan QS. Ibrahim ayat 4) sehingga memiliki kemampuan
untuk memproduksi, mengelola, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Meskipun derajat manusia yang memiliki pengetahauan ditinggikan, namun al-
Quran juga memberi peringatan, terutama dalam berbagai kisah yang termuat di
dalamnya tentang perilaku manusia yang buruk dan sombong setelah diberikan ilmu
kepadanya. Pendek kata, bahwa kelebihan intelektual manusia membuat ia memiliki
derajat yang tinggi, namun juga dapat membuatnya hina jika jalan ilmu pengetahuan
yang ia tempuh dan ia dapatkan hanya untuk kepentingan dirinya semata, bukan
untuk kemaslahatan manusia dan harmoni alam semesta. Oleh karena itu, dalam
pencarian ilmu pengetahuan dibutuhkan moralitas atau akhlak yang dalam konsep
filsafat sering disejajarkan dengan etika.

Cara menanamkan etika dalam berteknologi yaitu :

1. Ditanamkan sejak dini, dan adanya etika kita dapat membedakan antara yang baik
dengan yang buruk dalam menggunakan teknologi.

2. Menghargai pendapat orang lain.


3. Mentaati peraturan dan undang-undang yang berlaku.
4. Melakukan aktivitas yang bermanfaat dan berguna untuk kita sendiri dan orang lain

Mensinergikan agama dengan perkembangan ilmu pengetahuan,


khususnyaperkembanganteknologi.

Pada saat ini pengembangan dan pemanfaatan IPTEK terjadi secara masif. Zar (2017)
menyatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang dilandasi paham sekuler dapat
menyebabkan tindakan yang keliru. Ketika terjadi tindakan yang keliru maka sangat riskan
membawa manusia pada kesengsaraan. Sedikit contoh yang dapat kita renungkan adalah
mengenai senjata. Senjata canggih merupakan salah satu hasil dari pengembangan ilmu
pengetahuan. Sisi positifnya, senjata dapat memperkuat pertahanan manusia dari bahaya yang
mengancam. Namun sisi negatifnya senjata yang disalahgunakan oleh manusia dapat menjadi
bumerang bagi kehidupan manusia. Ketika ilmuwan menciptakan karya sains untuk
menghancurkan umat manusia, maka hal tersebut sangat terlarang dalam Islam. Artinya
sebuah karya sains harus bertujuan untuk kebermanfaatan umat sehingga tidak menimbulkan
kerusakan.

Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan ipteknya untuk
kepentingan materiel, Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek untuk
menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah (spiritual)
dan mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk berkhidmat
kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin). Bahwa
bagi umat Islam yang beriman kepada Al quran, belajar mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan atribut dari keimanannya. Secara jelas juga telah ditunjukkan bahwa
orang-orang berilmu akan memperoleh pahala yang tidak ternilai di hari akhir. Belajar dan
mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan menjadi daya penggerak
untuk menggali ilmu. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya mempelajari ilmu-ilmu lain
(selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif Al quran.

Jangan sampai sains itu digunakan untuk hal-hal yang merusak keharmonisan alam dan
menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Nurcholish Madjid dalam tulisannya,
Pandangan Dunia Alquran: Ajaran tentang Harapan kepada Allah dan Seluruh Ciptaan,
mengatakan bahwa alam raya ini diciptakan Allah dengan benar (haq) (QS Az-Zumar: 5). Sebab,
ia itu benar atau diciptakan dengan benar, alam ini mempunyai hakikat, yaitu kenyataan yang
benar. Kosmologi haqqiyah mengandung dalam dirinya pandangan bahwa alam adalah tertib
atau harmonis, indah, dan bermakna. Dengan kata lain, kosmologi haqqiyah membimbing kita
kepada sikap berpengharapan atau optimistis kepada alam ciptaan Allah itu. Dan sikap itu
sendiri merupakan kelanjutan atau konsekuensi sikap serupa kepada Allah. Dengan pandangan
seperti itu, berbagai macam pengembangan pengetahuan terhadap realitas alam raya ini juga
menjadi hal yang mesti dan bahkan diharuskan.

Anda mungkin juga menyukai