Anda di halaman 1dari 24

KULIAH KERJA LAPANGAN MENGIDENTIFIKASI BENTANG LAHAN

DIKECAMATAN PANYIAPATN PADA BIDANG GEOLOGI

“Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir”

Kuliah Kerja Lapangan I

Disusun Oleh:

M. Daffa Pratama (2110115110010 Rizka Wardini (2110115320004)

Dion Boby. A (2110115210051) Noviantika (2110115320009)

Arif Rahman (2110115310020) Amanda Alaisya (2110115120012)

Vina Mahaliza (2110115220039) Julia Amanda. M (2110115120009)

Nikmah (2110115320001) Nor Syifa (2110115320021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik, Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi
Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan laporan sebagai tugas dari Kuliah Kerja Lapangan
Mengidentifikasi Bentang Lahan diKecamatan Panyiapatn.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalam nya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini supaya nantinya
dapat menjadikan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian
semoga laporan ini dapat bermanfaat Terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Banjarmasin 13, Desember 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................4

1.2 Tujuan...........................................................................................................5

BAB II Tinjauan Pustaka......................................................................................6

2.1. Definisi Geologi............................................................................................6

2.2. Skala Waktu Geologi...................................................................................6

BAB III Metode Penelitian....................................................................................9

3.1 Lokasi Penelitian.....................................................................................9

3.2 Waktu Penelitian.....................................................................................9

3.3 Alat dan Bahan Penelitian......................................................................9

BAB IV Analisis Hasil..........................................................................................12

A. Hasil Penelitian............................................................................................12

B. Keterkaitan Dengan Sekitar.......................................................................20

BAB V Penutup....................................................................................................22

A. KESIMPULAN..........................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geografi adalah ilmu yang menghubungkan antara ilmu alam dan ilmu
sosial. Menurut (Prasad, 2013), fenomena geografis adalah kenampakan
benda-benda di permukaan spasial bumi. Menurut (Yunus, 2010), fitur
geografis pada dasarnya menggambarkan fenomena dan didasarkan pada
ekspresi spasialnya (Alfandi 2001). Dalam studi geofisika, mahasiswa
geografi mempelajari tentang fenomena batuan, tanah, topografi, iklim, dan
air sedangkan studi geografi sosial mempelajari fenomena kependudukan,
interaksi sosial, ekonomi ekonomi, budaya dan politik. Salah satu bidang
studi geografi adalah batuan yang dipelajari dalam mata kuliah geologi.
Kompleksitas bahan geologi membutuhkan pembelajaran lapangan. Geologi
sebagai mata kuliah yang mempelajari planet Bumi, bahan-bahan pembentuk
Bumi, sejarah Bumi dan proses-proses yang terjadi, ditinjau dari komposisi,
struktur, sifat, sejarah Bumi dan pembentukan bumi, (Zuhdi, 2019).

Secara umum, hal terpenting dalam studi struktur geologi adalah


geometri elemen struktur. Hal ini sangat penting karena terkait dengan lokasi
formasi, karakteristik, orientasi dan evolusi elemen struktur.

Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk arsitektur kerak


bumi serta fenomena geologi yang menyebabkan deformasi pada batuan.
Kompas berasal dari bahasa Latin Compassus yang berarti kompas. Kompas
sendiri sudah dikenal selama 900 tahun, terbukti dengan ditemukannya
kompas kuno yang digunakan oleh prajurit China sekitar tahun 1100 Masehi.
Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) ke suatu titik atau
penjajaran struktur, mengukur kemiringan lereng, atau mengukur pergerakan
atau posisi lapisan dan kemiringan lapisan batuan. Setiap kompas geologis
harus memiliki jarum magnet, lingkaran ukur, nivo leveling (nivomata
lembu) dan sebuah klinometer dengan nivo tabung mengukur kemiringan.

Strike adalah arah garis yang terbentuk dari perpotongan bidang proyeksi
dengan bidang mendatar jika dilihat dari utara. Dip adalah sudut derajat yang
terbentuk antara bidang dan bidang mendatar yang tegak lurus terhadap garis
serang. Bidang planar adalah bidang yang relatif lurus, misalnya bidang
penyangga, bidang pembagian, bidang galat datar, dsb. Dari uraian di atas,
kerja lapangan dilakukan untuk menentukan titik dampak di lokasi kursus
lapangan.

1.2 Tujuan
o Untuk mendapatkan hasil kerja lapangan mengenai bentang lahan
khususnya gelogi,
o Untuk menambah pengalaman lapangan untuk mengidentifikasi
bentang lahan apasa saja yang ada dilapangan.
o Untuk mengidentifikasi keadaan dilapangan dan dikaitkannya
dengan bentang lahan yang lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Geologi


Kata Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu, geo dan logos. Geo
memiliki arti bumi sedangkan logos artinya ilmu, jadi dapat disimpulkan Geologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik itu proses – proses yang
berlangsung atau dinamika, dan pengaruhnya terhadap bumi.

Geologi sendiri secara umum membahas tentang material pembentuk bumi


dan segala proses yang terjadi baik di bawah permukaan bumi maupun di atas
permukaan bumi. Gaya yang bekerja di dalam bumi atau disebut endogen
menghasilkan gempa bumi dan aktivitas vulkanik, sedangkan gaya eksternal atau
eksogen menyebabkan pelapukan, erosi dan pembentukan bentang alam.

Geologi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu (Noor, 2009):

1. Geologi Fisik (Physical Geology)

Geologi fisik memiliki arti yaitu suatu studi yang mengkhususkan dalam
mempelajari sifat – sifat fisik dari bumi.

2. Geologi Dinamis

Geologi dinamis merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari dan
membahas mengenai sifat – sifat dinamika di bumi.

2.2. Skala Waktu Geologi


Dalam Geologi, dimensi waktu adalah hal yang tak terpisahkan. Pada
dasarnya bumi berubah secara konstan dan tidak ada satu pun yang terdapat di
atas bumi benar – benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada di atas bukit
mungkin saja dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena dalam mempelajari
bumi tak biasa terpisahkan dengan dimensi waktu.
Waktu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Catatan waktu
biasanya disimpan dalam sebuah penanggalan atau biasa disebut dengan kalender,
pengukurannya biasanya didasarkan pada peredaran bumi. Sekali bumi berputar
pada sumbunya dikenal dengan satu hari, apabila bumi mengelilingi matahari
disebut satu tahun.

Begitu pula dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, dalam


mempelajari sejarah bumi dipakai suatu jenis penanggalan, yang disebut sebagai
“Skala Waktu Geologi”. Skala waktu geologi ini berbeda dengan penanggalan
yang kita kenal. Skala waktu geologi bisa diumpamakan sebagai buku yang
tersusun atas halaman – halaman, setiap halaman dari buku itu diwakili oleh
batuan.

Walaupun beberapa halaman hilang dan tidak diberikan nomor, tetapi kita
masih bisa membaca buku tersebut karena ilmu geologi sendiri menyediakan alat
yang dapat membantu kita dalam membaca buku tersebut. Dalam Noor (2009),
skala waktu geologi dibagi menjadi 2(dua) yaitu:

1. Skala waktu relatif, merupakan skala waktu yang ditentukan berdasarkan


urutan dari pelapisan batuan – batuan dan evolusi dari kehidupan
organisme di masa lalu.
2. Skala waktu Absolut (Radiometrik), adalah skala waktu geologi yang
ditentukan berdasarkan dari pelarikan radioaktif dari unsur – unsur kimia
yang terkandung dalam batuan.

Selain dua pembagian tersebut, Giovani Arduino (1970), membagi skala


waktu geologi menjadi:

1. Primer (tertua)
2. Sekunder (menengah)
3. Tersier (termuda)
4. Kwarter (lebih mudah dibandingkan Tersier)
Kemudian pada perkembangannya kata primer dan sekunder tidak
digunakan lagi sekarang. Dasar pembagian skala waktu geologi menjadi kurun,
dengan titik tolak dari ada dan belum adanya kehidupan yang nyata.

 Kurun Kriptozoikum, belum dijumpai adanya suatu kehidupan yang nyata.


 Kurun Fanerozoikum, sudah nyata adanya kehidupan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada 4 titik lokasi yang berbeda yakni :

1. Lokasi 1 : Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Desa Bukit


Sapu Angin
(30 56’803”LS - 1140 42’767” BT)
2. Lokasi 2 : Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Desa Batu
Tungku
(40 00’517”LS – 1140 41’830” BT)
3. Lokasi 3 : Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Desa Batakan
(040 05’, 899” LS – 1140 37’, 771” BT)
4. Lokasi 4 : Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Desa Tanjung
Dewa
(40 04’, 341” LS – 1140 38’, 024” BT)

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada :

Tanggal : 9 – 11 desember 2022

Waktu : 11.00 WITA – selesai

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Geologi adalah sebagai
berikut :

NO. Nama Alat Gambar Alat


1. Tally Sheet
2. Palu Geologi

3. Global Positioning
System (GPS)

4. Kompas Geologi
5. Penggaris

6. Pisau

7. Peta Geologi
BAB IV

ANALISIS HASIL
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 9 sampai 10 Desember 2022 di
kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Setelah
melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan, maka
didapatkan hasil sebagai berikut : Hasil Pengamatan Kondisi Geologi Batuan di
Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimatan Selatan.

 Tabel dan Gambar Peta lokasi 5. 1 Lokasi 1 Penelitian di Bukit


Sapu Angin

LOKASI LETAK ASTRONOMI

Bukit Sapu Angin 3o56’803” LS – 114o42’767 BT

Tabel 5. 2 Formasi Batuan di Bukit Sapu Angin

FORMASI BATUAN DESKRIPSI MATERIAL


Gabro berwarna kelabu kehijauan, berhablur penuh,
hipidiomorf, berbutir seragam, besar butir antara 1 – 4,5 mm,
tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit) da piroksen
Gabro (Mgb)
(augit) dengan mineral ikutan horenblenda dan bijih. Setempat
piroksen telah terkloritkan menjadi horenblenda. Di beberapa
tempat batuan ini berasosiasi dengan batuan ultramafik.

Lokasi pengamatan pada hari Jum'at, Desember 2022 yang berada di Bukit
Sapu Angin. Dalam pengamatan ini kami dapat menemukan hasil pengamatan
berupa formasi batuannya dengan deskripsi batuan Gabro. Usia batuan di daerah
ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

MASA ZAMAN KALA UMUR


Mesozoikum Kapur (Cretaceous) Awal 95 – 135 juta tahun
Tabel 5. 3 Masa Batuan di Bukit Sapu Angin

Tabel 5. 4 Jenis Batuan di Bukit Sapu Angin

Jenis Batuan Keterangan

Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk akibat kristalisasi


Batuan
magma di bawah pemukaan bumi. Batuan beku dalam biasa disebut juga
Intrusif/Terobosa
dengan batuan beku intrusif atau batuan beku plutonik. Contoh batuan
n
beku dalam adalah diorit, gabro, granit, pegmatit, dan peridotit.

Gambar 2.2 Lokasi Tempat Penelitian


Letak 3o56’803” LS – 114o42’767 BT di Advenza Maps

 Tabel 5.5 Penelitian di Lokasi Kedua

LOKASI LETAK ASTRONOMI

Desa
4o00’517” LS – 114o41’830” BT
Batutungku

Tabel 5. 6 Formasi Batuan di dekat sungai di Desa Batu Tungku

FORMASI BATUAN DESKRIPSI MATERIAL


Batupasir kuarsa kurang padu, konglomerat dan batu lempung lunak,
FORMASI DAHOR dengan sisipan lignit ( 5 -10 cm), kaolin ( 30 – 100 cm), dan limonit.
(TQd) formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal
formasi diperkirakan 250 m. Umur nya diduga Plio-Plistosen
pengamatan berupa formasi batuannya Dahor dengan deskripsi, Usia
batuan di daerah ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 5. 7 Masa Batuan di dekat sungai di Desa Batu Tungku

MASA ZAMAN KALA UMUR


Kenozoikum Kuarter dan Tersier Pliosen dan Plistosen 1 – 5,3 Juta Tahun

Tabel 5. 8 Jenis Batuan di dekat sungai di Desa Batutungku

Jenis Batuan Keterangan Sample


Batuan sedimen adalah batuan yang
berasal dari batuan beku yangmengalami
proses sedimentasi. Proses sedimentasi
yang dimaksud adalahpelapukan,
transportasi, pengendapan, litifikasi,
Batuan Sedimen
diagenesa maka terbentuklahbatuan
sedimen. Batuan sedimen ada pula yang
terbentuk oleh proses kimiawi.Proses
kimiawi yang dimaksud adalah
pelarutan, evaporasi dan karbonisasi

Gambar 2.3 Lokasi Tempat Penelitian


Lokasi 4o00’517” LS – 114o41’830” BT di Advenza Map

 Tabel 5. 9 Lokasi Penelitian Ketiga

LOKASI LETAK ASTRONOMI

Pantai Batakan 4o05’899” LS – 114o37’722” BT

Tabel 5. 10 Formasi Batuan di Pesisir pantai Batakan

FORMASI BATUAN DESKRIPSI MATERIAL

Kerikil, Pasir, Lanan, Lempung, dan


Alluvium (Qa)
Lumpur
Lokasi pengamatan pada hari Sabtu, 10 Desember 2022 yang berada di
Tempat Pantai Batakan. Dalam pengamatan ini kami dapat menemukan hasil
pengamatan berupa formasi batuannya Qa. dengan deskripsi, Usia batuan di
daerah ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 5. 11 Masa Batuan di Pantai Batakan

MASA ZAMAN KALA UMUR


Kenozoikum Kuarter Holosen 0,5-5,3 juta tahun

Tabel 5. 12 Jenis Batuan di Pantai Batakan

Jenis Batuan Keterangan


Batuan sedimen adalah batuan yang berasal
dari batuan beku yangmengalami proses
sedimentasi. Proses sedimentasi yang
dimaksud adalahpelapukan, transportasi,
pengendapan, litifikasi, diagenesa maka
Batuan Sedimen
terbentuklahbatuan sedimen. Batuan
sedimen ada pula yang terbentuk oleh
proses kimiawi.Proses kimiawi yang
dimaksud adalah pelarutan, evaporasi dan
karbonisasi
Gambar 2.4 lokasi Tempat Penelitian

Lokasi 4o05’899” LS – 114o37’722” BT di Advenza Map

 Tabel 3. 13 Lokasi Penelitian Keempat

LOKASI LETAK ASTRONOMI


Desa Tanjung
4o00’517” LS – 114o41’830” BT
Dewa

Tabel 5. 14 Formasi Batuan di Lahan kebun di Desa


Tanjung Dewa
FORMASI BATUAN DESKRIPSI MATERIAL
Hazburgit, werlit, websterlit, piroksinit
dan serpentinit. Tersebar panjang Peg.
Batuan Ultramafik
Bobaris, Peg. Manjam dan Peg. Kusan
(Mub)
yang hubungan dengan batuan
sekitarnya adalah sentuhan tektonik

Lokasi pengamatan pada hari Sabtu, 10 Desember 2022 yang berada di


Lahan Kebun Desa Tanjung Dewa. Dalam pengamatan ini kami dapat
menemukan hasil pengamatan berupa formasi batuannya ulramafik dengan
adanya di peta ada berupa patahan di daerah formasi ini dengn deskripsi, Usia
batuan di daerah ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 5. 15 Masa Batuan di Lahan kebun di desa Tanjung Dewa

MASA ZAMAN KALA UMUR


Mesozoikum Jura (Jurassic) Akhir 135 – 152 Juta Tahun

Tabel 5. 16 Jenis Batuan di Lahan kebun di desa Tanjung Dewa

Jenis Batuan Keterangan


Batuan Metamorf Batuan metamorf (batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama
batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe
batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang
disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk", dimana terjadi
perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan chemical
(mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi atau Batuan metamorf adalah batuan yang berasal
dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen,
maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami
proses/perubahan mineralogi, batuan sebelumnya akan berubah tektur
dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan
struktur yang baru pula sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan
yang tinggi.

Gambar 2.4 lokasi Tempat Penelitian

Letak 4o00’517” LS – 114o41’830” BT di Advvenza Map

B. KETERKAITAN DENGAN SEKITAR


Pada ketiga titik yang ada pada lapangan Formasi geologi sendiri
mempengaruhi pada aspek tanah, tutupan lahan, hidrologi, bahkan sampai ke
biogeo juga. Pada ketiga titik geologi yakni Formasi gabro, Formasi dahor, dan
alluvium, tanah yang menghasikan tanah dengan ph 6-7, dengan kehidupan
vegetasinya dan rata faunanya adalah karimunting, lenteng, pinus, akasia, rumpu
jepang, dan minjangan, serta faunanya seperti nyamuk, semut, kupu,kupu, dan
lebah, dikarenakan selain ph dalam tanah cocok untuk vegetasinya hal lain yang
mendukung juga adalah suhu dari 31 – 34 derajat celcius. Dan untuk hidrologinya
sendiri pada daerah sungai, yang kualitas airnya adalah basa hasil tersebut akibat
dari formasi batuan Dahor, sedangkkan pada titik terakhir atau ketiga adalah asam
karena alluvium. Serta tutupan lahannya sendiri adalah perkebunan karet dan
gumuk pasir
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada, Kuliah Kerja Lapangan kali ini yang dilaksanakan pada hari
Jum’at, Sabtu, Minggu tanggal 9 – 11 Desember 2022, di Kecamatan
Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut. Dengan titik lokasinya adalah Bukit
Sapu Angin, Desa Batutungku, Pantai Batakan, dan Desa Tanjung Dewa.

Hasil dari ke – 4 titik tersebut menyajikan informasi tentang


formasi batuan Gabro, Formasi Dahor, Alluvium, dan Batuan Ultramafik.

Lokasi pertama menyajikan formasi batuan Gabro dengan


deskripsi materialnya Gabro berwarna kelabu kehijauan, berhablur penuh,
hipidiomorf, berbutir seragam, besar butir antara 1 – 4,5 mm, tersusun
oleh mineral plagioklas (labradorit) da piroksen (augit) dengan mineral
ikutan horenblenda dan bijih. Setempat piroksen telah terkloritkan menjadi
horenblenda. Di beberapa tempat batuan ini berasosiasi dengan batuan
ultramafik. Dan Masa Batuan ini Mesozoikum yang terjadi pada zaman
Kapur (cretaceous), pada kala awal dan berumur kurang lebih sama
dengan 95 – 135 juta tahun. jenis batuan ini termasuk batuan Terobosan/
intrusif.

Lokasi Kedua menyajikan formasi Dahor dengan deskripsi


materialnya adalah Batupasir kuarsa kurang padu, konglomerat dan batu
lempung lunak, dengan sisipan lignit ( 5 -10 cm), kaolin ( 30 – 100 cm),
dan limonit. formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan
tebal formasi diperkirakan 250 m. Umur nya diduga Plio-Plistosen. Dan
Masa batuan ini Kenozoikum yang terjadi pada zaman Kuarter dan
Tersier, pada kala Plistosen awal dan Pliosen, berumur kurang lebih 0,5 –
5,3 juta tahun. jenis batuan ini termasuk batuan sedimen. Kekerasan
batuan ini dapat dipotong dengan pisau dan batuan ini agak mudah dengan
pisau.

Lokasi Ketiga menyajikan Formasi Batuan Alluvium dengan


deskripsi batuannya Kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur. Masa
batuan ini Kenozoikum yang terjadi pada zaman Kuarter, pada kala
Holosen, berumur kurang lebih 0,5 – 5,3 juta tahun. jenis batuan ini
termasuk batuan sedimen.

Lokasi terakhir adalah Formasi Batuan Ultramafik dengan


deskripsi batuannya adalah Hazburgit, werlit, websterlit, piroksinit dan
serpentinit. Tersebar panjang Peg. Bobaris, Peg. Manjam dan Peg. Kusan
yang hubungan dengan batuan sekitarnya adalah sentuhan tektonik. Dan
Masa batuan ini Mesozoikum yang terjadi pada zaman Jura (jurassic),
pada kala Akhir, berumur kurang lebih 135 – 152 juta tahun. jenis batuan
ini termasuk batuan Metamorf.

Pada ketiga titik yang ada pada lapangan Formasi geologi sendiri
mempengaruhi pada aspek tanah, tutupan lahan, hidrologi, bahkan sampai
ke biogeo juga. Pada ketiga titik geologi yakni Formasi gabro, Formasi
dahor, dan alluvium, tanah yang menghasikan tanah dengan ph 6-7,
dengan kehidupan vegetasinya dan rata faunanya adalah karimunting,
lenteng, pinus, akasia, rumpu jepang, dan minjangan, serta faunanya
seperti nyamuk, semut, kupu,kupu, dan lebah, dikarenakan selain ph dalam
tanah cocok untuk vegetasinya hal lain yang mendukung juga adalah suhu
dari 31 – 34 derajat celcius. Dan untuk hidrologinya sendiri pada daerah
sungai, yang kualitas airnya adalah basa hasil tersebut akibat dari formasi
batuan Dahor, sedangkkan pada titik terakhir atau ketiga adalah asam
karena alluvium. Serta tutupan lahannya sendiri adalah perkebunan karet
dan gumuk pasir
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. H. (2021). Peningkatan kualitas pembelajaran kuliah lapangan geologi


pada mahasiswa geografi fkip undana melalui lesson study. Jambura geo
education journaL, 2(1), 37-45.

Wahyuni, A., Fuadi, N., Zelviani, S., Ayu, D., Aminah, A., Azyurah, Z., & Nur,
F. (2019). PENGUKURAN STRIKE DAN DIP DI DESA
PADAELO’KECAMATAN MALLAWA KABUPATEN MAROS
SULAWESI SELATAN. JFT: Jurnal Fisika Dan Terapannya, 6(1), 47-54.

Noor, D. (2014). Pengantar geologi. Deepublish.

Meiwa, S. (2020). Batuan.

Anda mungkin juga menyukai