Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

USHUL FIQIH

(Al Qur’an Sebagai Sumber Islam)

Di susun oleh :
Mushofa : NIM: 22.03.4328

Dosen Pengampu : Dra.Hj. Roisah,M.Pd


PRODI : BKI (Bimbingan Konseling Islam)
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes
Jl. Yos Sudarso No. 26 Pasarbatang Kec. Brebes,
Kab. Brebes Jawa Tengah 52211 2022/2023
KATA PENGANTAR

ِ ‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّح ْي‬
‫هَ ُد َأ ْن‬J ‫ َأ ْش‬،‫ريم‬ ‫هّٰلِل‬ ‫هّٰلِل‬
ِ ‫ َوَأ ْفهَ َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ْال َك‬،‫ْال َح ْم ُد ِ ْال َح ْم ُد ِ الَّ ِذيْ هَدَانَا ُسب َُل ال ّساَل ِم‬
‫ا‬JJَ‫يِّ َدنَا َونَبِيَّن‬J ‫هَ ُد َأ َّن َس‬J ‫ َوَأ ْش‬،‫ر ِام‬J َ J‫ ُذو ْال َجاَل ِل َواإْل ْك‬،ُ‫ه‬J َ‫ ِر ْيكَ ل‬J ‫ َدهُ اَل َش‬J ْ‫اَل اِلٰ هَ ِإاَّل هللا َوح‬
‫ه‬JJِ‫يِّ ِدنَا ُم َحمّ ٍد َو َعلَى ٰال‬J ‫ار ْك َعلَى َس‬JJ‫ب‬ ٰ
ِ ‫لِّ ْم َو‬JJ‫لِّ َو َس‬J ‫ص‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬،ُ‫وْ لُه‬J ‫ ُدهُ َو َر ُس‬J ‫ُم َح َّمدًا َع ْب‬
‫ َوَأصْ َحابِه َوالتَّابِعينَ بِإحْ َسا ٍن إلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َأ َّما بَ ْع ُد‬:
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
kemudahan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.. Tanpa
pertolongan Nya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan Salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW sang
pembawa pelita dan ilmu pengetahuan yang menerangi kegelapan di alam raya ini.
Semoga kita selaku ummatnya yang selalu setia mengikuti ajarannya akan mendapatkan
syafa’atnya di hari kiamat nanti amin amin ya robbal alamin. Adapun penulisan makalah
ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas Mata Kuliah "USHUL FIQIH” yang mana
makalah ini membahas tentang “AL QUR’AN SEBAGAI SUMBER ISLAM’’ Kami
tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami (yang selalu mendukung langkah-langkah positif kami
baik moril maupun spirituil)
2. Bpk. Edi Kusnandi,M.Pd (selaku dosen Mata Kuliah Ushul Fiqih)
3. Guru-guru kami yang lain (yang selalu membimbing kami dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan)
4. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami tidak dapat membalas apa-apa atas semua kebaikan ini semua hanya iringan do’a
Jazakumullah achsanal jaza. ( semoga Allah SWT membalas kebaikan-kebaikan bpk/ibu
semuanya dengan balasan yang sebaik-baiknya) amin-amin yaa Mujiibassaailiin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk orang banyak dan menjadi jariyah
bagi kami yang pahalanya selalu mengalir sampai kapanpun amin)
Brebes, Maret 2023
Mushofa

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................


KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Al Qur’an...................................................................................................
B. Peranan dan Fungsi Al Qur’an..................................................................
C. Pendekatan Memahami Al Qur’an............................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an
mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang
akan datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta
masih banyak lagi.
Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW,
sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat
ditemukan jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an
di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama
sebelum Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah,
menghayati, dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta
mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar
beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah
berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi
jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang
utama adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal
pikiran sebagai alat untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini
sesuai dengan Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang
penjabarannya dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an
(QS an nisa :156) kita dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil
amri(pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan rosulNya ini mengandung
konsekuensi ketaatan kepada ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur’an,
dan ketentuan nabi Muhammad SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.

B. Rumusan Masalah

1
1. Apa makna Al Qur’an?
2. Apa makna Agama Islam?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Al Qur’an dalam kehidupan?
4. Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Al Qur’an
2. Mengetahui makna Agama Islam
3. Mengetahui peranan dan fungsi Al Qur’an
4. Mengetahui pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an

BAB II

PEMBAHASAN

A. Al Qur’an
Al-Qur’an secara bahasa berarti bacaan, sedangkan selain kata Al-
Qur’an ada juga sebutan bagi Al-Qur’an yaitu kata al-Kitab menurut Bahasa al-
Kitab adalah tulisan, sesuatu yang tertulis tetapi sudah menjadi umum di dalam
ajaran Islam untuk nama Al-Qur’an, yaitu Kalam Allah Swt. Yang diturunkan
dengan perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. dengan kata-kata
berbahasa Arab dan dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah bagi
Rasulullah Saw. dalam pengakuannya sebagai Rasulullah, juga sebagai undang-
undang yang dijadikan pedoman oleh umat manusia dan sebagai amal ibadah bila
dibaca. Ia ditadwikan di antara dua lembar mushaf, mulai dengan Al-Fatihah dan
ditutup dengan An-Nas, dan telah sampai kepada kita dengan mutawatir dianggap
beribadah apabila membacanya. Menurut Imam al-Bazdawi Al-Qur’an menurut
istilah adalah:

‫القران هو الكتاب المنزل علي رسول اﷲ المكتوب في المصاحف‬


‫المنقول الينا عنه نقال متواترا بال شبهة‬
“Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. yang tertulis
di

2
mushaf dan sampai kepada kita dengan mutawatir serta tanpa syubhat (yakin).”
(Al-Badawi, 1991: 21)

Ada pula yang mendefinisikan Al-Qur’an dengan: Lafal bahasa Arab yang
diturunkan untuk direnungi, diingat, dan mutawatir. Al-Qur’an tidak mengalami
pergantian atau perubahan apa pun. Baik isi, lafal maupun susunan serta hukum-
hukum yang terkandung di dalamnya. Hal ini dijamin oleh Allah Swt. dengan
firmannya:

َ‫اِنَّا نَحْ ُن نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحفِظُوْ ن‬


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Sesungguhnya kami
benar-benar memeliharanya. (QS Al-Hijr [15]: 9).

Peranan dan Fungsi Al Qur’an


Berikut ini beberapa fungsi al qur’an dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya
a) Al-Qur’an sebagai Kalamullah
Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-
Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan
utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau
pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada
dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu
diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah
suatu ilmu yang dikhususkan untuk mereka. Kumpulan wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al Qur’an, yang
merupakan pembawa rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi
manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung
atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
b) Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam

3
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-
Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan
sabda Rasulullah Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari
hasil pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap
mengacu kepada Al Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah
hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau
berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan
penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan
angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang
rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-
Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-
Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S.
Al-An’am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi
(Q.S. An-Naml:88) dan masih sangat banyak lagi.
c) Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Dalam Bahasa Arabmukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti
lemah, kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan
kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang
lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk
memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi
Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak
kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa
mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut.
Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai
puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki
gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair
yang ada pada zaman itu.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat
jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah
Swt. dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau

4
berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin
ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS
7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara
ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS
51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti
tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam,
Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya.
Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran
adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan
dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah
seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain
juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari
Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya.
d) Al Quran sebagai Pedoman Hidup
Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok-
pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan
antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat
peraturan-peraturan seperti:beribadah langsung kepada Allah Swt,
berkeluarga, bermasyarakat, berdagang,utang-piutang, kewarisan,
pendidikan dan pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya
yang oleh Allah Swt. Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap
tempat dan setiap waktu.
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai
tersebut dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak
sebagian tata nilai itu dipandang Al Quran sebagai bentuk pelanggaran dan
dosa. Melaksanakannya dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai
sebagai perjuangan suci, mati karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah
karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan
tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.
e) Al-Quran sebagai Korektor

5
Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-
persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat
dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan
oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang
tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap kitab-
kitab terdahulu tersebut, antara lain:

1) Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)


2) Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
3) Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
4) Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84)
5) Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)
6) Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya.
A. Pendekatan Memahami Al Qur’an
Dalam upaya menggali dan memahami maksud dari ayat-ayat Al
Qur’an, terdapat dua term atau istilah, yakni Tafsir dan Takwil. Imam al-Alusi
berpendapat, bahwa menurutnya tafsir adalah pejelasan makna Al Qur’an
yang zahir (nyata), sedangkan takwil adalah penjelasan para ulama dari ayat
yang maknanya tersirat, serta rahasia-rahasia ketuhanan yang terkandung
dalam ayat Al Qur’an. Dapat juga dipahami bahwa Takwil mempunyai
beberapa arti yang mendalam, yaitu berupa pengertian-pengertian tersirat yang
di istinbathkan (diproses) dari ayat-ayat Al Qur’an, yang memerlukan
perenungan dan pemikiran serta merupakan sarana membuka tabir. Apabila
mendapati ayat yang mempunyai kemungkinan beberapa pengertian, para
mufassir menentukan pengertian yang lebih kuat, lebih jelas dan gamblang.
Namun, hal tersebut sifatnya tidak pasti, sebab kalau makna atau arti tersebut
dipastikan berarti mufasir tersebut telah menguasai Al Qur’an, sedangkan hal
tesebut tidak dibenarkan sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur;an (Q.S Ali
Imran : 7).
Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil tidak terdapat
perbedaan yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk
menggali, mengkaji dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an guna

6
dijadikan sebagai pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami
berbagai macam persoalan dalam kehidupan di dunia.
Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al Qur’an, obyek
yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah, maka
dalam konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai
kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-
hukum syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali
yang amat kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik
di dunia ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok
dari segala ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi
ilmu yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode menafisirkan Al
Qur’an dan pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran Al Qur’an,
pembahasan yang berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat
Al Qur’an disebut Metodik, sedangkan cara menyajikan atau
memformulasikan tafsir tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran.
Metode penafsiran Al Qur’an, secara garis besar dibagi dalam empat macam
metode, namun hal tersebut tergantung pada sudut pandang tertentu :
1) Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.
2) Metode penafsiran ditinjau dari cara penjelasannya.
3) Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan penjelasan.
4) Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-ayat
yang ditafsirkan.
Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab
semua persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada
saat ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga
belum mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman
yang keliru ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan
dalam memahami dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al
Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih
jauh maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang
adapun sangat beragam model, bentuk dan pendekatannya.

7
suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan
memahami macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada dengan
berbagai macam pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat
Al Qur’an semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan
masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas
bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber
utama ajaran semua umat Islam.
B. Ulumul Qur’an
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk
jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini
merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Qur’an,
baik dari segi keberadaanya sebagai Al Qur’an maupun dari segi pemahaman
terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya,
sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-
lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan
sebagainya”.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada
kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir
maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu
yang tercakup di dalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
a) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-
Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
b) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh
dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang

8
ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan
dengan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu
disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan
dan kesempatan untuk membenahi Al Qur’an dari segi keberadaanya dan
segi pemahamanya.
C. Tafsir Al-Qur'an
Tafsir Al Qur’an Adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan
menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Qur'an dan isinya. Berfungsi
sebagai mubayyin, menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an,
khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami dan samar artinya.
Tafsir berasal dari kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf
(menjelaskan dan menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi,
seperti dinukil oleh Al-Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi ialah
ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah
dan hukum-hukumnya.
1) Perkembangan ilmu Tafsir
Ilmu tafsir Al Qur'an terus mengalami perkembangan sesuai
dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini merupakan suatu keharusan
agar Al Qur'an dapat bermakna bagi umat Islam. Pada perkembangan
terbaru mulai diadopsi metode-metode baru guna memenuhi tujuan
tersebut. Dengan mengambil beberapa metode dalam ilmu filsafat yang
digunakan untuk membaca teks Al Qur'an maka dihasilkanlah cara-cara
baru dalam memaknai Al Qur'an. Di antara metode-metode tersebut yang
cukup populer antara lain adalah Metode Tafsir Hermeneutika dan Metode
Tafsir Semiotika.
2) Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir
Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata
AlQur'an. Mujahid rah.a., berkata, "Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al Qur'an
tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat

9
tidak cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jadi
hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang
dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda.
Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu,
karena sedikit saja i'rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti
kata tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang i'rab hanya di dapat dalam
ilmu nahwu.
Sharaf (perubahan bentuk kata) sama halnya dengan ilmu nahwu,
ilmu sharaf pun juga penting, karena sedikit saja beda hurufnya maka
akaan dapat mengubah arti, karenanya ilmu sharaf dan ilmu nahwu sangat
berkaitan erat.
Asbabun Nuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang
latar belakang turunnya suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang
menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat
diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat. Tetapi
ada konsideran dan benang merah antara keduanya. Seringkali peristiwa
yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu, bisa saja ada
beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya suatu ayat. Atau
bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang turun beberapa kali, dengan motivasi
kejadian yang berbeda. Dan masih banyak lagi ilmu-ilmu yang lainnya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al
Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat
mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-
orang kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan
(Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq,
ayat 1-5.

10
Didalam al qur’an di jelaskan bahwa islam merupakan nama bagi
agamaa allah yang disampaikan oleh para nabi dan juga rosulullah SAW (QS
al maidah : 3) islam merupakan hakekat agama allah (QS ali imron : 19).
Fungsi atau peranan Al Quran yang sangat penting untuk dipahami
seorang Muslim, Yakni Al Qur’an berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah
Muhammad saw, sebagai Kalamullah,sebagai Sumber Hukum Islam, sebagai
pedoman hidup bagi setiap Muslim, serta sebagai korekter atau penyempurna
terhadap kitab-kitab yang pernah Allah Swt. bernilai abadi atau berlaku
sepanjang zaman.
Sedangkan pendekatan untuk memahami al qur’an yakni dengan
ulumul qur’an dan tafsir al qur’an yang didalamnya berisi tentang sumber
utama ajaran agama islam.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khallaf Al-Wahhab, Ilmu Ushul Al-Fiqh Jakarta: Al-Majelis Indonesia Li Al


Da’wah Al-Islamiyah, 1972

Al-Qaththan Manna’, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Mensyurat Al-‘Ashr


Al Hadis T.T
Al-Zarqoni, Manahil Al-Arfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an (Mesir: Isa Al-Baby, T.T.,)
Dr. Kaelany HD., MA , Islam Agama Universal (Edisi Revisi), (MIDADA
RAHMA PRESS, 2009),
Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004
Dr. H. Ahmad Sanusi, M.A. Dr. Sohari, M.H., M.M. UshUl Fiqh Cetakan ke-1,
Maret 2015 PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai