Anda di halaman 1dari 57

PEMBERIAN KACANG HIJAU TERHADAP

PENINGKATAN HEMOGLOBIN (HB) PADA IBU HAMIL


DENGAN ANEMIA DI

CASE STUDY RESEARCH

Diajukan Untuk Menyusun Case Study Research


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
Avriana Faiza Shalma
1910104051

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
i
PEMBERIAN KACANG HIJAU TERHADAP
PENINGKATAN HEMOGLOBIN (HB) PADA IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA DI

CASE STUDY RESEARCH

Disusun oleh :
Avriana Faiza Shlma
1910104051

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Case Study Research


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2020

Dewan Penguji : Tanggal Tanda tangan

1. Penguji I : Istri Utami, S.ST., M.Kes ...……… ....................

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Study Case Research yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Dengan Anemia di Puskesmas Yogyakarta. Shalawat beriringkan salam
penulis hanturkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah berjuang
mengangkat derajat kaum wanita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti yang kita nikmati saat ini.
Dalam penyusunan Study Case Research ini penulis banyak mendapat masukan,
arahan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka atas bantuan tersebut
perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Warsiti, S.Kep.,Sp.Mat, selaku rektor di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.


2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS, selaku Ketua Prodi DIV Bidan Pendidik
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4. Istri Utami, S.ST., M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan membantu penyusunan Study Case Research
5. Seluruh Dosen dan Karyawan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah
menyiapkan sarana dan prasarana dalam penyusunan Study Case Research ini.
6. Orang Tua dan teman seperjuangan yang telah senantiasa mendukung dan
mendoakan dalam penyusunan Study Case Research ini.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan mendukung untuk
penyusunan Study Case Research ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Study Case Research ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Semoga Study Case Research ini dapat memberikan
manfaat sebaik-baiknya, Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh

Yogyakarta, 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
D. Tujuan Case Study Research ............................................................................... 7
E. Manfaat Case Study Research ............................................................................. 8
F. Ruang Lingkup Case Study Research .................................................................. 9
G. Keaslian Case Study Research........................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9
A. Kehamilan ......................................................................................................... 9
B. Anemia pada Kehamilan ................................................................................... 27
C. Kacang Hijau .................................................................................................... 40
D. Aspek Hukum ................................................................................................... 41
E. Manajemen Kebidanan ...................................................................................... 51
F. Pathway ............................................................................................................ 53
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 54
A. Rancangan Case Study Research ....................................................................... 54
B. Tempat dan waktu Case Study Research ........................................................... 54
C. Subyek Case Study Research ............................................................................ 55
D. Jenis Data ......................................................................................................... 55
E. Pengumpulan Data ............................................................................................ 55
F. Uji Keabsahan Data .......................................................................................... 57
G. Analisis Data..................................................................................................... 59
H. Etika Case Study Research ................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 62
LAMPIRAN

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat dilihat

dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Data World Health

Organization (WHO) tahun 2016 menyebutkan prevalensi anemia pada ibu

hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Negara-negara wilayah

regional melaporkan prevalensi anemia pada ibu hamil yang tertinggi adalah

Asia Tenggara (75%), kemudian Mediterania Timur (55%), Afrika (50%),

serta wilayah Pasifik Barat, Amerika, dan Karibia (40%). Berdasarkan hasil

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2015, prevalensi anemia pada

ibu hamil di Indosenia sebesar 37,1%. Meskipun anemia sudah dikenal

sebagai masalah gizi masyarakat selama bertahun-tahun , namun kemajuan

didalam penurunan prevalensinya masih dinilai sangat rendah. (World Health

Organization, 2016).

Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terdapat provinsi dengan

asupan zat besi minimal 90 hari tertinggi di DIY yaitu 58,1%. Wilayah

Yogyakarta itu sendiri terdapat beberapa wilayah pendistribusian tablet

tambah darah meliputi, Kabupaten Kulon Progo (88,86%), Bantul (86,48%),

Gunung Kidul (87, 74%), dan Sleman (95,54%). Pencapaian pemberian tablet

Fe pada ibu hamil di Kabupaten Sleman memiliki presentasi tertinggi tetapi

mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir terhitung dari 2011. Tahun


2

2011 Fe mencapai 100% dan pada tahun 2017 Fe hanya 86,94%. Hal ini juga

bersamaan dengan angka kejadian anemia yang mengalami peningkatan yaitu

dari 24,11% pada tahun 2011 menjadi 28,1% pada tahun 2016. (Dinkes,

2017)

Salah satu penyebab anemia adalah keadaan kesehatan dan gizi ibu yang

rendah selama masa hamil, terlihat dengan masih banyaknya kejadian anemia

pada ibu hamil. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin <11

gr% pada trimester I dan III , serta <10,5 gr % pada trimester II (Manuaba,

2010). Penyebab langsung AKI antara lain disebabkan oleh perdarahan,

diamana perdarahan disebabkan oleh anemia. Kekurangan zat besi sejak

sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita

anemia. Anemia merupakan salah satu risiko kematian ibu, kejadian bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi terhadap janin dan ibu,

keguguran, dan kelahiran prematur. (Setyawati, 2013)

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 88 tahun

2014 bahwa untuk melindungi ibu hamil dari kekurangan gizi dan mencegah

terjadinya anemia maka ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet tambah darah.

Standar tablet tambah darah bagi Wanita Usia Subur (WUS) yaitu satu kali

seminggu, satu kali sehari selama haid, dan untuk ibu hamil setiap hari selama

masa kehamilannya. Sebagai salah satu sumber daya manusia di bidang

kesehatan, bidan merupakan orang yang berhubungan langsung dengan ibu

hamil anemia (Depkes RI, 2016)


3

Peran masyarakat dalam menggapai angka kejadian anemia sudah cukup

tinggi, tetapi masih terdapat masyarakat khususnya ibu hamil yang tidak patuh

terhadap peraturan pemerintah. Ketidakpatuhan dalam penerapan program

pemerintah dapat menyebkan meningkatnya resiko berkembangnya masalah

kesehatan yang diderita. Manuaba (2010). Ketidakpatuhan yang dimaksud

berupa mengkonsumsi tablet Fe, cara mengolah makanan yang tidak benar,

serta kehamilan dan persalinan yang berdekatan (Noversiti, 2012).

Kacang hijau merupakan salah satu jenis kacang-kacangan dengan

kandungn zat besi yang tinggi, terutama pada embrio dan kulit bijinya.

Kandungan nutrisi kacang hijau bermanfaat bagi ibu hamil dalam pembentukan

sel darah merah dan mencegah anemia karena kandungan fitokimia yang

membantu proses hematopoiesis, serta kandungan lainnya seperti : kalsium,

fosfor, zatbesi, natrium, dan kalium yang baik bagi ibu hamil. Kandungan zat

besi dalam kacang hijau paling banyak terdapat pada embrio dan kulit bijinya

dengan jumlah kandungan zat besi pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100

gram kacang hijau dan salah satu bentuk penyajian kacang hijau yang paling

efektif adalah dengan sari kacang hijau, yaitu air dan ampasnya disaring dan

dipisahkan (Akbar, 2015).

Ayat Al-Quran yang relevan dengan kasus anemia tertuang dalam Al-

Quran surat Al-Baqarah 155-156 dan Hadist Riwayat Abu Daud dan At-Timizi

yang artinya :

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,


kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang
4

apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali”. (Al-Baqarah 155-156)
“Berobatlah,karena tiada suatu penyakit yang diturunkan Allah kecuali
diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari suatu penyakit yaitu ketuaan,”
(HR.Abu Daud dan At-Timizi)

Ayat di atas menerangkan tentang kekurangan yang terjadi seperti

penyakit (anemia) yang menimpa ibu hamil adalah sebagai ujian yang harus di

hadapi dengan kesabaran maka langkah yang ditempuh selain sabar adalah

berobatlah untuk kesembuhan.

B. Batasan Masalah

Hanya berfokus pada penatalaksanaan masalah kebidanan dengan

anemia trimester X pada ibu hamil menggunakan intervensi kacang hijau di

Puskesmas X

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diambil rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Adakah pengaruh kacang hijau terhadap

kenaikan kadar HB pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas X?”

D. Tujuan Case Study Research

1. Tujuan Umum

Diharapkan peneliti mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil

yang mengalami anemia dengan intervensi pemberian kacang hijau dengan

pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada kasus anemia pada ibu hamil.

dengan pemberian kacang hijau untuk meningkatkan kadar HB.


5

b. Mampu melakukan penatalaksanaan pada kasus anemia pada ibu hamil

dengan pemberian kacang hijau untuk meningkatkan kadar HB.

c. Mampu mengetahui faktor-faktor pada kasus anemia pada ibu hamil.

d. Mampu melakukan analisis pada kasus anemia pada ibu hamil dengan

pemberian kacang hijau untuk meningkatkan kadar HB.

E. Manfaat Case Study Research

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Institusi

a. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan

khusunya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia.

b. Puskesmas

Penelitian ini dapat sebagai masukan penanganan kasus ibu hamil

dengan anemia di Puskesmas.

2. Bagi pengguna

Case study research ini diharapkan mahasiswa dapat memahami

evidence based dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan anemia.

3. Bagi Profesi Bidan

Case study research ini diharapkan dapat memberikan gambaran

nyata tentang upaya pembinaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

anemia sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

4. Bagi Masyarakat
6

Agar masyarakat lebih memperhatikan pada kesehatan perempuan

khususnya ibu hamil dengan anemia sehingga bisa menjadi bahan

masukan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

F. Ruang Lingkup Case Study Research

1. Ruang Lingkup Materi

Menjelaskan materi tentang kehamilan khususnya anemia pada ibu hamil

serta pengaruh pemberian kacang hijau untuk meningkatkan kadar HB.

2. Ruang Lingkup Responden

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Studi Pendahuluan sampai

laporan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan…., karena jangka

waktu tersebut dianggap cukup menyelesaikan case study research.

4. Ruang Lingkup Tempat

Lokasi yang digunakan dalam pengambilan kasus untuk studi kasus

ini yaitu di …….. Penulis memilih Puskesmas tersebut dikarenakan pada

saat studi pendahuluan menemukan ……..

G. Keaslian Case Study Research

1. Purwaningrum (2018) dengan judul ”Effect Of Mixed Green Beans

Essense And Red Guava Of Haemoglobin Levels In Young Woman Ages

13-16 Years Old”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy

Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Posttest.

Sampel pada penelitian ini adalah 28 responden yang mengalami anemia

di SMPIT Raudatul Akbar Jember. Pengambilan sampel menggunakan


7

simple random sampling. Analisis Data yang digunakan yaitu

menggunakan analisis statistik t-test parametric. Hasil penelitian

menunjukkan pemberian jus kacang hijau efektif dalam meningkatkan

kadar hemoglobin pada wanita remaja sebagai persiapan untuk masa

kehamilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan …

2. Anastasia, (2017) dengan judul “Effect Of Consuming Green Bean

(PHASEOLUS RADIATUS) Juice On Maternal Blood Profile During

Pregnancy”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy

Eksprimen dengan rancangan penelitian Control Group yang melibatkan

dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Sampel

pada penelitian ini adalah 20 responden yang mengalami anemia dan 20

responden yang tidak mengalami anemia di wilayah kerja Puskesmas

Kedungmundu Semarang. Pengambilan sampel menggunakan simple

random sampling. Analisis Data menggunakan analisis statistic paired t-

test and independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian jus kacang hijau efektif terhadap peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamil. Perbedaan penelitian ini …..

3. Retnorini, dll (2017) dengan judul “Pengaruh Pemberian Tablet Fe dan

Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil “.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Eksprimen dengan

rancangan penelitian Control Group yang melibatkan dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Sampel pada


8

penelitian ini adalah 32 responden yang mengalami anemia dan 32

responden yang tidak mengalami anemia di wilayah kerja Puskesamas

Pare Kabupaten Temanggung. Pengambilan sampel menggunakan

simple random sampling. Analisis Data menggunakan analisis statistic

paired t-test and independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian tablet Fe dan jus kacang hijau efektif terhadap peningkatan

kadar hemoglobin pada ibu hamil. Perbedaan penelitian ini ……


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari fertilisasi hingga

lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

(10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu

(minggu ke-0 hingga minggu ke-12), trimester kedua yaitu usia minggu

ke-12 sampai 27, dan trimester ketiga yaitu minggu ke-28 hingga minggu

ke-40 (Prawirohardjo, 2011).

Kehamilan merupakan terjadinya pembuahan akibat bersatunya sel

telur dengan sel spermatozoa, kemudian diikuti oleh beberapa proses,

pembelahan dan selanjutnya hasil konsepsi melakukan nidasi atau

implantasi, maka selanjutnya hasil konsepsi mengalami pertumbuhan dan

perkembangan (Rukiyah, 2009).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari HPHT (hari pertama haid terakhir). Kehamilan dibagi

menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai

tiga bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai bulan
keenam, trimester tiga dimulai dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan

(Prawirohardjo, 2011).

Pada wanita terdapat beberapa tanda/gejala, antara lain adalah

amenorea (tidak dapat haid), nause (enek) dan emesis (muntah), mengidam

(menginginkan minuman atau makanan tertentu), pingsan,mamae menjadi

tegang atau membesar, anoreksia (tidak ada nafsu makan), sering kencing

(BAK), obstipasi, pigmentasi kulit, sering kram pada kaki, epulsi, varises,

dan sering berkeringat (Prawirohardjo, 2011).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

a. Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir

supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan

akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7).

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis).Biasa terjadi pada bulan-bulan

pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada

pagi hari disebut “morning sickness”.

1) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan

2) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan

Morning sickness

3) Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi

4) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang (Prawirohardjo,

2011).
c. Mengidam (ingin makanan khusus)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d. Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e. Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi.

f. Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan

progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

g. Miksi sering

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan

oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan

kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena

kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

h. Konstipasi atau obstipasi

Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar.

i. Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna

lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian

bawah.
j. Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi

pada triwulan pertama.

k. Varises (pemekaran vena-vena)

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu

terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara

(Prawirohardjo, 2011).

3. Perubahan Fisiologis kehamilan

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia externa dan interna dan payudara (mamae).

Dalam hal ini hormon somatommamotropin, estrogen dan progesteron

mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil ialah

antara lain sebagai berikut.

a. Uterus

Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram, menjadi

1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, ukuran muka

belakang 22 cm. pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot

rahim, tetapi dalam kehamilan muda terbentuk juga sel-sel yang baru

(Prawirohardjo, 2011).

b. Vagina (liang senggama)

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia

terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga

pada vagina akan terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda
Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos

(Prawirohardjo, 2011).

c. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium.Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7

minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil

progesterone dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2011).

d. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara

tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormon saat kehamilan, yaitu

estrogen, progesteron, dan somatromatropin (Prawirohardjo, 2011).

e. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan alat-alat yang memang

berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam

kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya pencairan darah

yang disebut hidremia. Volume darah akn bertambah banyak, kira-kira

25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac

output yang meninggi sebanyak kira-kira 30% (Prawirohardjo, 2011).

f. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada

kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus

yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa

bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira

20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam (Prawirohardjo,

2011)

g. Traktus Digestivus

Estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung meningkat

yang dapat menyebabkan :

a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).

b) Daerah lambung terasa panas.

c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut

Morning sickness.

d) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum.

e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari,

disebut hiperemesis gravidarum.

f) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat

menyebabkan obstipasi (Prawirohardjo, 2011).

h. Traktus Urinarius

Desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua

mempengaruhi terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing.

Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69-70%. Pada kehamilan

ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan


urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat

karena pengaruh progesteron (Prawirohardjo, 2011).

i. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat

tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan melanophore

stimulatinghormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior

hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan

hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di

areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal

sebagai linea grisera. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah

retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut

striae livide (Prawirohardjo, 2011).

j. Metabolisme

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5

kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal

dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa

yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial

dan hiperinsulinemia. Zinc (Zn) sangat penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin. Beberapa peneliatian menunjukkan kekurangan zat

ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat (Prawirohardjo,

2011).
Pada Kehamilan trimester pertama perubahan psikologis juga

terjadi pada wanita hamil. Hal ini bisa disebabkan karena adanya rasa

kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan perasaan panik (Rukiyah, 2009).

4. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang bisa terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak

dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Asrinah,

2010).

Tanda-tanda bahaya kehamilan yang terjadi pada masa kehamilan muda

dan lanjut, pada kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam,

hiperemesis gravidarum, hipertensi, sedangkan pada kehamilan lanjut tanda-

tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi adalah perdarahan pervaginam,

sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di wajah, keluar cairan

pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat dan

anemia (Kusmiyati, 2008).

Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu

bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan

menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami

tanda-tanda bahaya tersebut, dari bebebrapa pengalaman akan lebih baik

memberikan pendidikan kepada ibu da anggota keluarganya, khususnya

pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapat

asuhan (Rukiyah, 2009).

Macam-macam tanda bahaya dalam kehamilan muda adalah sebagai

berikut:
a. Perdarahan pervaginam

Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah merah,

perdarahan banyak atau pendarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET,

molahidatidosa), dan apabila pada kehamilan lanjut, pendarahan yang

tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta

previa dan solusio plasenta)(Rukiyah, 2009).

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah

sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat dan disertai

dengan penglihatan yang kabur itu merupakan tanda dan gejala dari

preeklamsia(Rukiyah, 2009).

c. Mual muntah berlebihan (Hiperemesis Gravidarum)

Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang

berlebihan pada ibu hamil dapat berlangsung sampai usia kehamilan 4

bulan dan keadaan umum menjadi buruk (Setyaningrum, 2013).

d. Pandangan kabur

Masalah visual yang mengindifikasikan keadaan yang mengancam

jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau

berbayang (Rukiyah, 2009).

e. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah

beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, abortus,

penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong


empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain

(Rukiyah, 2009).

f. Bengkak pada muka atau tangan

Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

tangan tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik

lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, tau preeklamsia

(Rukiyah,2009).

g. Janin tidak bergerak seperti biasanya

Ibu dapat mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 5 atau

ke 6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal, jika

janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit

3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika

ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

(Rukiyah, 2009).

5. Asuhan Antenatal Care (ANC)

a. Tujuan Antenatal Care (ANC)

1) Memantau kemajuan kehamilan memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.


5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Pudiastuti, 2012).

b. Indikator Antenatal Care (ANC)

1) Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu

dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan

sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke

8.

2) Kunjungan ke-4 (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan

tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan

pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali

dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I (kehamilan hingga

12 minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24 minggu), minimal 2 kali

kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai

dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali

sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan

kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4 (Kemenkes RI, 2010).

c. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal


Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 12T, sedangkan

untuk daerah gondok dan endemikmalaria menjadi 14T, yaitu sebagai

berikut:

1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran <145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau

berkunjung untuk mengetahui kenaikan dan penurunan berat badan.

2) Tekanan Darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan

darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan

preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah

anemia.

3) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas

sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh

ditekan).

4) Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan darah pada ibu hamil dan nifas,

karena pada amsa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan

pertumbuhan janin.

5) Pemberian Imunisasi TT

Untuk melindungi dari tetanus neonatorum. Efek samping TT

yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada

tempat penyuntikan.

6) Pemeriksaan HB
Pemeriksaan HB dilakukan pada kunjungan ibu pertama kali,

lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan HB adalah

salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan Protein Urine

Untuk mengetahui adanya protein urine ibu hamil. Protein urine

ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.

8) Pengambilan Darah untuk Pemeriksaan Veneral Desease Research

Laboratory (VDRL)

Pemeriksaan VDRL bertujuan untuk mengetahui adanya

Treponema pallidum/penyakit menular seksual antara lain syphilish.

9) Pemeriksaan Urine Reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga

ibu dan suami.

10) Perawatan Payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Perawatan payudara

dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6

bulan

B. Anemia pada Kehamilan

1. Pengertian

Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah merah

(eritrosit) dan atau jumlah hemoglobin yang ditemukan dalam sel sel darah

merah menurun di bawah normal. Sel darah merah dan hemoglobin yang

terkandung di dalamnya diperlukan untuk transportasi dan pengiriman


oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tanpa kecukupan pasukan oksigen,

banyak jaringan dan organ seluruh tubuh dapat terganggu. Anemia dapat

ringan, sedang, atau berat tergantung pada sejauh mana menghitung RBC

dan atau tingkat hemoglobin yang menurun (Proverawati, 2011).

Hemoglobin merupakan zat yang berwarna merah yang terdapat dalam

bentuk larutan dalam sel darah merah yang fungsi utamanya untuk

mengantarkan oksien dari paru-paru ke semua bagian tubuh. Sel darah

merah diproduksi melalui serangkaian tahapan yang kompleks dan spesifik.

Sel ini dibuat dalam sumsum tulang (bagian dalam dari beberapa tulang

yang membuat sebagian besar sel-sel darah), dan ketika semua tahap yang

tepat dalam pematangan sel selesai, maka sel darah dilepaskan kedalam

aliran darah (Proverawati, 2011).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar

hemoglobin <11gr% pada trimester I dan trimester III atau kadar Hb

<10,5% pada trimester II, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan

kondisi wanita tidak terjadi karena hemodilusi terutama pada trimester II

(Prawirohardjo, 2010).

Anemia lebih sering dijumpai pada kehamilan, hal ini disebabkan karena

volume darah bertambah banyak yang disebut dengan hidremia atau

hipervolumia. Akan tetapi bertambahnya jumlah sel-sel darah kurang

dibandngkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran

darah (Wiknjosastro, 2007).

2. Macam-macam anemia

Mengklasifikasikan bahwa macam-macam anemia pada ibu hamil

menurut Proverawati (2011) antara lain sebagai berikut :


a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisieni zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah

dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Sekitar

95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat besi.

Besi merupakan komponen utama dari hemoglobin. Kekurangan zat besi

merupakan penyebab yang umum dari anemia. Penyebab anemia ini

karena asupan makan yang kurang memadai, gangguan penyerapan, dan

banyak zat yang terbuang misalnya perdarahan.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena defisiensi

asam folat atau B12. Defisiensi asam folat ini akan meningkatkan resiko

keccatan pada tabung saraf (medulla spinalis) di sum-sum tulang

belakang. Anemia ini bias dicegah dengan memberikan asam folat 0,4

mg/hari. Diagnose anemia ini dapat ditegakkan dengan jumlah serum

folat yang rendah.

c. Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik merupakan jenis anemia yang terjadi karena

adanya penurunan fungsi sum-sum tulang belakang. Anemia ini ditandai

dengan gejala perdarahan, seperti petekie dan ekimosis

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah suatu kondisi dimana tidak ada kecukupan

sel darah merah dalam darah, karena kerusakan dini sel-sel darah merah.

Anemia ini jarang terjadi karena masalah yang menyebabkan sel-sel

darah merah untuk mati atau dihancurkan sebelumnya. Sel darah merah

hidup dalam darah selama sekitar 4 bulan. Wanita dengan anemia


hemolotik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemia biasanya

bertambah berat. Penyebab dari anemia dibedakan menjadi 2 kategori

utama yaitu bentuk warisan (genetik) dan bentuk didapat (acquired)

3. Tanda dan Gejala menurut Proverawati (2011) yaitu :

Gejala awal anemia pada ibu hamil biasanya tidak spesifik, misalnya :

a. Merasa lelah atau lemah, hal ini dapat terjadi karena oksigen dalam

jaringan otot berkurang sehingga metabolism atau mekanisme otot

menjadi terganggu.

b. Pucat (pada muka, telapak tangan, kuku, membrane mukosa mulut, dan

konjungtiva)

c. Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan

oksigen, karena daya angkut hemoglobin berkurang

d. Konsentrasi terganggu, hal ini terjadi karena pasukan oksigen ke otak

berkurang

e. Jika anemia berat maka denyut jantung akan cepat. Hal ini terjadi karena

jantung akan memompa darah lebih cepat sehingga denyut jantung

menjadi lebih cepat.

f. Sesak nafas karena jumlah oksigen lebih sedikit.

Tanda dan gejala lain ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah,

pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu

di curigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu mkan

menurun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek, dan keluhan mual

muntah lebih hebta pada hamil muda (Proverawati, 2011).


Beberapa jenis anemia memiliki gejala yang lain seperti sembelit,

kesemjutan, rambut rontok, malaise (rasa umum merasa tidak sehat) dan

memburuknya masalah jantung. Anemia meningkatkan risiko kelahiran

premature dan infeksi ibu postpartum (Proverawati, 2011).

4. Patofisiologi

Pada wanita hamil darah bertambah banyak atau disebut dengan

hemodilusi atau hydremia yang dimulai pada saat usia kehamilan 16 minggu

dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-33 minggu. Akan tetapi

pertambahan antara plasma darah dengan eritrosit tidak seimbang, dimana

penambahan darah mencapai 25% sampai 30% dan penambahan sel darah

merah hanya 20%, sehingga menyebabkan anemia (Saminem, 2009).

5. Diagnosa

Derajat anemia ibu hamil menurut (WHO, 2011) :

a. Normal : Hemoglobin > 11 gr%

b. Anemia ringan : Hemoglobin 10,0 – 10,9 gr%

c. Anemia sedang : Hemoglobin 7,0 – 9,9 gr%

d. Anemia berat : Hemoglobin < 7 gr%

Penegakan diagnosis anemia dapat dilakukan dengan anamnesa,

pemeriksaan umum, pemeriksaan inspeksi, dan pemeriksaan Hb. Anamnesa

didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang

(Manuaba, 2010).

Pemeriksaan umum didapatkan tekanan darah ibu rendah karena

jumlah plasma darah lebih banyak dari eritrosit sehingga darah ibu lebih

encer. Nadi ibu cepat karena kerja jantung lebih meningkat untuk membawa
makanan dan oksigen keseluruh tubuh serta transportasi ke dalam rahim

(Manuaba, 2010).

Pemeriksaan inspeksi diperoleh data bahwa konjungtiva ibu pucat,

telapak tangan pucat, dan bagian pinggir bibir pucat karena darah ibu tidak

mencukupi sampai kebagian-bagian ujung tubuh ibu. Ibu juga terlihat

lemah, letih, lesu karena kurangnya nutrisi untuk beraktivitas. Pemeriksaan

Hb dan pengawasan Hb dapat dilakukan secara sederhana dengan

menggunakan alat Hb sahli dan secara modern dengan cyanmethemoglobin

(Manuaba, 2010).

Diagnosis dimuai dengan cell blood count, jika perempuan mengalami

anemia, pemeriksaan berikut didasarkan pada apakah MCV rendah (<79fL)

atau tinggi (>100fL) (Proverawati, 2011).

a. Untuk anemia mikrositik : pemeriksaan mencakup pengujian untuk

defisiensi besi (mengukur kadar ferritin serum) dan hemoglobinopathi

(menggunakan elektroforesis hemoglobin). Jika test ini nondiagnostic

dan tidak ada respon terhadap pengobatan empiris, konsultasi dengan

hematologi biasanya diperlukan

b. Untuk anemia makrositik : pemeriksaan meliputi kadar folat serum dan

vitamin B12

6. Faktor yang Mempengaruhi

Rosyadi (2011) menjelaskan penyebab anemia pada ibu hamil

meliputi kurang gizi/malnutrisi, kurang zat besi dalam diit, malabsorbsi,

kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain

serta penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria, dan

lain-lain.
Anggarini (2011) juga menyebutkan bahwa faktor yang

mempengaruhi anemia adalah :

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dapat menyebabkan

kurangnya pengetahuan yang didapat tentang gizi selama masa hamil dan

bahaya anemia pada kehamilan (Anggarini, 2011).

b. Pekerjaan

Anemia defisiensi zat besi mencerminkan kemampuan sosial ekonomi

masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam jumlah dan kualitas

gizi (Anggarini, 2011).

c. Umur

Umur kehamilan di usia < 20 tahun dan di atas 35 tahun dapat

menyebabkan anemia karena kehamilan di usia < 20 tahun secara

biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum

matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kurangnya perhatian terhadap pemenuhan yang mengakibatkan

kurangnya perhatian pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilan. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran

dan penurunan daya tahan tubuh serta sebagai penyakit yang sering

menimpa di usia ini (Anggarini, 2011).

d. Status Gizi

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal

pada masa sebelum dan selama hamil keumngkinan besar akan

melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Gizi kurang pada ibu hamil meyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu

antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal (Anggarini, 2011).

e. Dukugan Suami

Dukungan adalah sesuatu yang membantu, mendukung. Suami adalah

pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita. Dukungan

suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab suami

dalam kehamilan istri.tanggung jawab tersebut berupa mengawasi,

memelihara, dan melindungi istrinya serta menjaga bayi yang

dikandungya. Partisipasi suami sangat berpengaruh dalam kehamilan

(Anggarini, 2011).

f. Suku Bangsa

Salah satu jenis anemia spesifik adalah anemia sel sabit, yaitu ane,ia

yang secara genetic diturunkan dan terutama mengenai kulit hitam.

Orang kulit hitam memiliki hemoglobin 1 gr/dl lebih rendah dari orang

kulit putih tanpa memperdulikan tingkat social ekonomi. Anemia spesifik

lainnya adalah thalassemia, yang banyak ditemukan pada keturunan

Mediterania (Anggarini, 2011).

g. Kecacingan

Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh A. duodenale dan N.

Americanus merupakan penyebab terpenting anemia defisiensi besi.

Cacing tambang betina dewasa (Necator Americanus) yang berada di

dalam usus yang dapat bertelur sebanyak 9.000 – 10.000 telur tiap hari

dan Ancylostoma duodenale sekitar 15.000 – 25.000 telur tiap hari. Di


dalam usus cacing ini mulutnya dilengkapi dengan lempeng khitin di

bagian dorsal pada Necator Americanus dan dua pasang gigi pada

Ancylostoma Duodenale yang bisa menancap pada vili mukosa usus

yang memiliki daya hisap yang kuat. Darah yang dihisap digunakan

untuk pertumbuhan cacing ataupun dapat dikeluarkan dari dalam tubuh

bersamaan dengan tinja sehingga dapat mengakibatkan anemia defisiensi

zat besi (Pradana, 2014).

7. Dampak atau Pengaruh Anemia dalam Kehamilan

Dampak pada anemia tergantung dari beratnya anemia. Jika anemia

masih ringan biasanya hanya mudah lelah, akan tetapi jika anemia yang

dialami sudah berat, maka akan lebih beresiko misalnya keusakan pada

otak, gangguan fungsi jantung, bahkan bisa menyebabkan kematian

(Manuaba,2010).

Dampak atau pengaruh anemia saat hamil antara lain sebagai berikut

(Manuaba,2010).

a. Abortus atau keguguran

Wanita hamil yang mengidap anemia, pengaruhnya dapat terjadi pada

awal kehamilan yaitu terhadap pembuahan (janin, plasenta, darah). Hasil

pembuahan membutuhkan butir-butir darah merah dalam pertumbuhan

embrio. Pada bulan ke 56 janin membutuhkan zat besi yang semakin

besar jika kandungan zat besi ibu kurang maka sel darah merah tidak

dapat mengantarkan oksigen secara maksimal ke janin sehingga dapat

terjadi abortus, kematian janin dalam kandungan atau waktu lahir.

b. IUGR (Intra Uterine Growth Retardation), BBLR, Persalinan Prematur,

dan mudah terjadi infeksi


Anemia dapat mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu

karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat oksigen yang

dapat mengakibatkan efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain

IUGR, kematian bayi, bertambahnya kerentanan ibu terhadap infeksi

dan kemungkinan bayi lahir prematur yang menyebabkan kelahiran

BBLR

c. Fetal Distres

Pada ibu hamil dengan anemia jumlah eritrosit atau sel darah merah

akan berkurang, hal ini akan mempengaruhi jumlah hemoglobin yang

membawa oksigen dan sari-sari makanan ke janin. Apabila jumlah

oksigen yang dibawa tidak mencukupi maka pembuluh darah akan

mengalami atrofi atau pengecilan, klasifikasi bahkan infark yang akan

menyebabkan gangguan pada fungsi plasenta. Hal tersebut

mengakibatkan jumlah oksigen dan sari-sari makanan yang dibawa

melalui hemoglobin tidak mampu mencukupi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin serta janin kekurangan oksigen.

d. Hiperemesis Gravidarum

Bagi ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum disarankan

mematuhi diit secara teratur sehingga kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilan tercukupi dan dapat terhindari dari anemia pada kehamilan

e. Perdarahan Antepartum

Berkaitan dengan perdarahan antepartum, dapat dijumpai penurunan

kadar hemoglobin pada ibu. Penurunan kadar hemoglobin ini

berpengaruh pada hasil persalinan.

f. Ketuban Pecah Dini


Ketuban pecah dini menimbulkan komplikasi morbiditas dan

mortalitas maternal maupun perinatal. Anemia kehamilan dengan kadar

hemoglobin <11 gr/dl meningkatkan insiden ketuban pecah dini melalui

mekanisme biologi dan mekanisme penyakit.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia menurut Proverawati (2011) dan Tarwoto dan

Wasnidar (2007) dilakukan dengan cara :

a. Melakukan anamnesa yaitu menanyakan keluhan yang dirasakan ibu,

melakukan pemeriksaan konjungtiva ibu untuk menentukan anemia atau

tidak, serta menanyakan apakah ibu sudah rutin mengkonsumsi tablet Fe.

b. Menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang mengandung zat

besi baik yang berasal dari tumbuhan dan hewani.

c. Memaksimalkan penyerapan Fe atau zat besi dengan cara menganjurkan

ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe dengan makanan atau minuman yang

mengandung vitamin C misalnya air jeruk agar penyerapan zat besi bisa

maksimal. Serta tidak menganjurkan atau melarang ibu meminum tablet

Fe dengan teh atau kopi, karena kandungan tannin dalam teh atau kopi

akan menghambat penyerapan zat besi.

d. Memberikan obat cacing guna mencegah terjadinya kecacingan pada ibu

hamil. POPM (Pemberian Obat Pencegahan Masal) Cacingan

dilaksanakan dua kali dalam 1 (satu) tahun untuk daerah kabupaten/kota

dengan prevalensi tinggi dan satu kali dalam 1 (satu) tahun untuk daerah

kabupaten/kota dengan prevalensi sedang. (Menkes RI, 2012).

e. Memberikan terapi obat, yaitu kombinasi dari 60 mg elemen zat besi dan

500 µg asam folat untuk anemia ringan 1x1, anemia sedang 2x1 dengan
melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan dan anemia

berat maka dirujuk instansi yang lebih tinggi untuk dilakukan transfuse

darah. Prawirohardjo (2010) mengatakan bahwa 60 mg/hari elemen besi

dapat meningkatkan kadar hemoglobin 1gr% / bulan.

C. Kacang Hijau

Kacang hijau (Vigna Radiata) sudah sangat popular bagi kita. Kacang hijau

masuk suku polong – polongan dan mengandung banyak sekali manfaat dalam

kehidupan manusia, baik untuk dikonsumsi sehari–hari yang diolah dalam

berbagai bentuk makanan dan minuman, maupun untuk kesehatan.Kacang hijau

mudah ditemukan di Indonesia karena termasuk salah satu tumbuhan khas tropis

(Akbar, 2015).

Kacang hijau adalah tanaman pendek bercabang tegak. Bunganya ada yang

kuning kehijauan atau kuning pucat. Dari bunga itulah terbentuk Polongan yang

berisi mulai dari 10 hingga mencapai 15 biji kacang hijau Suku : Leguminoceae

(Akbar, 2015).

Salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah

kacang hijau (vigna radiata). Kacang hijau mengandung zat-zat yang diperlukan

untuk pembentukan sel darah sehingga dapat mengatasi efek penurunan Hb.

Jumlah kandungan zat besi pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram

kacang hijau. Kacang hijau juga mengandung fitat sebesar 2,19%. Interaksi fitat

dengan protein dan vitamin menyebabkan terbatasnya nilai gizi yang dapat

dimanfaatkan tubuh. Efek negatif dari fitat bisa dikurangi dengan cara

merendam kacang hijau.


Jika dibandingkan dengan kacang hijau, kandungan protein maupun zat besi

di dalam kurma lebih kecil sehingga kemampuan meningkatkan kadar

hemoglobin lebih sedikit

D. Aspek Hukum

Upaya untuk mengatasi hal itu adalah memberikan tablet besi sebanyak 90

tablet minimal selama 90 hari kepada ibu hamil yang sudah di programkan sejak

tahun 1974, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara

meningkatkan pelayanan ANC, dan meningkatkan pendidikan masyarakat

tentang bahaya anemia terhadap kehamilan (Manuaba, 2010).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 15 pasal 15 dan

pasal 19 tahun 2017 Tentang Penanggulangan cacingan menyebutkan bahwa

dalam penanggulangan cacingan, pemerintah pusat bertanggung jawab

menyediakan obat dalam rangka POPM (Pemberian Obat Pencegahan Masal)

Cacingan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dua kali dalam 1 (satu) tahun untuk

daerah kabupaten/kota dengan prevalensi tinggi dan satu kali dalam 1 (satu)

tahun untuk daerah kabupaten/kota dengan prevalensi sedang. (Menkes RI,

2012).

Peran bidan dalam penanganan anemia sudah di atur dalam KMK (Keputusan

Menteri Kesehatan) nomor 369 tentang standar profesi bidan asuhan dan

konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 yaitu bidan memberikan asuhan

antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan

yang meliputi deteksi dini, pengobatan dan rujukan dari kompetensi tertentu

(Keputusan Menteri Kesehatan, 2007).

E. Manajemen Kebidanan

1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode unyuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian

atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus

pada klien(Varney, 2007).

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang

digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-

langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam

pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis. Asuhan yang

dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis(Sudarti,

2010).

2. Prinsip Manajemen Kebidanan

Varney (2007) menjelaskan bahwa prinsip manajemen adalah

pemecahan masalah. Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar

yang dikeuarkan oleh American College of Nurse Midwife (ACNM) terdiri

dari:

a. Secara sistematis mengumpulkan data dan mempengaruhi data yang

lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif

terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik

b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnose berdasarkan interpretasi

data dasar

c. Mengidentifiksi keburuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien
d. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan

dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya

e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien

f. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

individual

g. Melakukan konsultasi, perencanaan, dan pelaksanaan manajemen dengan

berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan klien

selanjutnya

h. Merencanakan manajemen terhadap komlikasi tetentu, dalam situasi

darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan

dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

3. Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen Varney terdiri dari 7 langkah terdiri dari

pengumpulan data dasar, interpretasi data, diagnose potensial, menetapkan

kebutuhan terhadap tindakan segera, menyusun rencana asuhan yang

menyeluruh, pelaksanaan, evaluasi. Penjabarannya akan diuraikan satu

persatu sebagai berikut.

a. Pengumpulan data dasar

Dalam langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien (Muslihatun, 2009). Proses pengumpulan data dasar mencakup data

subyektif dan obyektif.

1) Data Subyektif
Data subyektif adalah berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Mufdillah, 2009). Data

yang harus dikumpulkan pada pasien dengan gangguan sistem

reproduksi, meliputi biodata pasien maupun suami, data subjektif dan

data objektif yang terdiri atas pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul,

dan pemeriksaan penunjang (Muslihatun, 2009).

a) Identitas Pasien

Untuk mengetahui status klien secara lengkap sehingga sesuai

dengan sarana. Menurut Muslihatun (2009) identitas meliputi:

(1) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal pasien

klien.

(2) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko yang ada

hubungnnya dengan umur ibu.

(3) Agama : Berguna untuk memberikan motivasi pada

pasien sesuai dengan agama yang dianutnya.

(4) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang

nantinya penting dalam memberikan

pendidikan kesehatan pada klien sesuai

dengan tingkat pendidikannya.

(5) Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi

dan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam

keluarga.
(6) Suku/Bangsa : Berguna untuk mengetahui faktor

pembawaan/ras.

(7) Alamat : Untuk mengetahui dimana dan bagaimana

lingkungan tempat tinggalnya.

b) Alasan datang

Alasan datang yaitu menanyakan keluhan yang dirasakan saat

pemeriksaan. Pada pasien kistaovarium biasanya mengeluh nyeri

c) Riwayat menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan dalam riwayat menstruasi meliputi

menarche, periode menstruasi terakhir, keteraturan, lama, jumlah,

perdarahan, rasa sakit, dischargemucus dan perdarahan bercak

antar menstruasi atau perdarahan bercak setelah koitus(Benson,

2009).

d) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur

ibu saat perkawinan, dan lama perkawinan(Muslihatun, 2009).

e) Riwayat obstetri Para Abortus Anak hidup

Untuk mengetahui perdarahan pada kehamilan, persalinan

dan nifas yang lalu, hipertensi dalam kehamilan, persalinan dan

nifas yang lalu, BB lahir kurang dari 2500gram atau lebih dari 4000

gram serta masalah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(Muslihatun, 2009).

f) Riwayat Kontrasepsi

Meliputi jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan

tempat saat pemasangan dan berhenti, keluhan/alasan berhenti.


g) Riwayat Kesehatan

Meliputi riwayat sistemik yang sedang/pernah diderita

(penyakit jantug, hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, epilepsy, hati,

malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS), riwayat sistemik penyakit

keluarga, riwayat penyakit ginekologi dan riwayat penyakit

sekarang (Muslihatun, 2009).

h) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Hal yang perlu ditanyakan meliputi: pola tidur, kebiasaan

berolah raga dan penggunaan alkohol, tembakau serta obat-obatan

(Benson, 2009).

i) Riwayat psikososial spiritual

Hal yang perlu ditanyakan pengetahuan dan respon pasien

terhadap keluhan/kondisi yang dihadapi saat ini (Muslihatun,

2009).

2) Data obyektif

Data obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil

pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang

(Hidayat, 2008).

a) Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum, meliputi kesadaran, keadaan emosi dan

postur pasien selama pemeriksaan, BB.

b) Tanda vital

(1) Tekanan darah : tekanan darah normal sistolik <120 mmHg

dan diastolic <80 mmHg.


(2) Suhu : Untuk mengetahui suhu badan apakah ada

peningkatan atau tidak. Suhu tubuh normal

35,60 C sampai 37,60 C (Hidayat, 2008).

(3) Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi pasien

dengan menghitung dalam 1 menit adalah

60-80x/menit (Hidayat, 2008).

(4) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan

yang dihitung dalam 1 menit, respirasi

normal 18-22 kali permenit (Hidayat,

2008).

c) Pemeriksaan Fisik

(1) Kepala dan leher meliputi ukuran dan bentuk tengkorak,

rambut (jumlah, warna, dan tekstur), benjolan dan nyeri

tekan. Mata (kelopak mata, ukuran dan bentuk mata, ciri

konjungtiva dan sclera, pergerakan mata), Telinga (adanya

discharge, serumen, nyeri tekan dan kelainan lain), Hidung

(Nyeri tekan atau nyeri tekan sekitar sinus perlu

diperhatikan), Leher (Pembengkakan, tiroid, kelenjar getah

bening, retraksi dan massa yang tidak normal, mulut dan

tenggorokan (bibir, gusi,lidah, gigi, tonsil) (Benson, 2009).

(2) Payudara, meliputi bentuk dan ukuran, perbandingan antara

kedua payudara, massa, nyeri tekan, parut dan discharge pada

puting (Benson, 2009).

(3) Abdomen meliputi ukuran bentuk dan kontur abdomen di

samping adanya masa ( Benson, 2009).


(4) Ekstermitas, meliputi ukuran bentuk, warna dan pergerakan

tangan dan keadaan jari-jari serta kuku (Beson, 2009).

(5) Genetalia, meliputi luka, varises, kondiloma, cairan (Warna,

konsistensi, jumlah, bau, keluhan gatal/panas), keadaan

kelenjar bartholini (pembengkakan, cairan, kista), nyeri tekan

hemoroid (Beson, 2009).

(6) Punggung, ada kelainan bentuk atau tidak.

(7) Kebersihan kulit.

d) Pemeriksaan ginekologi

Inspekulo, meliputi keadaan serviks (cairan/darah,

luka/peradangan/tanda-tanda keganasan), keadaan dinding vagina

(cairan/darah, luka). Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak

serviks, adakah dilatasi dan nyeri tekan/goyang. Palpasi uterus

untuk menentukan ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, nyeri

adanya massa.

e) Pemeriksaan penunjang

Pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi adalah

pemeriksaan melalui sampel darh, secret/cairan per vaginam, atau

biopsy jaringan tubuh. Selain itu dibutuhkan beberapa

pemeriksaan diagnostik yaitu USG.

b. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis

yang spesifik (Muslihatun, 2009).

c. Diagnosa Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah berdasarkan rangkaian

masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil mengobservasi pasien bidan dapat bersiap-siap bila diagnosis

potensial terjadi (Muslihatun, 2009).

d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan. Beberapa data bisa dijadikan untuk

mengindikasikan situasi yang gawat dan bidan harus bertindak segera.

Untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien sementara yang lain

harus menunggu intervensi dari dokter (Muslihatun, 2009).

e. Perencanaan

Merupakan pengenbangan rencana asuhan yang menyeluruh dan

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan harus sesuai dengan hasil

pembahasan rencana bersama pasien, kemudian membuat kesepakatan

bersama sebelum melaksanakannya (Muslihatun, 2009).

f. Pelaksanaan
Pada langkah ini pelaksanaan asuhan sebagian dilakukan seluruhnya

oleh bidan. Selama melakukan intervensi bidan berkewajiban

mengarahkan pelaksanannya (Muslihatun, 2009).

g. Evaluasi

Langkah ini dilakukan mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang

diberikan apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam diagnosis maupun masalah. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya, ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian

belum efektif (Muslihatun, 2009).

4. Landasan Hukum

Peraturan Kementrian Kesehatan Indonesia nomor

1464/Menkes/per/X/2010 pasal 10 ayat 1 pelayanan kesehatan ibu

sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil

kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan. Ayat 2 pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi:

a. Pelayaan konseling pada masa pra hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.


Pathway

Kehamilan

Kehamilan Fisiologis

Data Subyektif dari Data Obyektif dari


Anamnesa Anemia Pada Ibu Hamil Pemeriksaan Fisik
(Keluhan Ibu) dan Kadar
Hemoglobin

Ringan Sedang Berat

Farmakologi Non Farmakologi


Dengan cara Dengan memberikan sari kacang hijau
pemberian tablet sebanyak 250 ml diminum setiap hari
fe dan kalk
diminum 1x1

Evaluasi kenaikan kadar hemoglobin


dalam jangka waktu 15 hari

Jika tidak teratasi


Jika teratasi

Melanjutkan asuhan kebidanan dan


Melanjutkan mengkonsumsi
berkolaborasi dengan ahli gizi pada ibu
makanan yang bergizi
hamil dengan anemia ringan selama 1
minggu

Gambar 2.1 Pathway


Sumber: Saifuddin, 2010
Keterangan:

Dilakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif kepada ibu hamil dan

di dapatkan diagnose yaitu ibu mengalami anemia ringan dan diberikan terapi

secara farmakologi dan non farmakologi. Farmakologi diberikan terapi obat dari

puskesmas yaitu tablet fe dan kalk diminum 1x1 rutin setiap hari. Dan non

farmakologi diberikan mengkonsumsi sari kacang hijau dengan takaran 250 ml

diminum secara rutin setiap hari dan di pantau selama 15 hari lamanya dan jika

tratasi anjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi yang sudah di anjurkan oleh

bidan, jika tidak teratasi maka Melanjutkan asuhan kebidanan dan berkolaborasi

dengan ahli gizi pada ibu hamil dengan anemia ringan selama 1 minggu
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus

yaitu dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi

kasus yang terdiri dari unit tunggal yaitu dengan meneliti kasus anemia

pada ibu hamil trimester X.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat merupakan tempat dimana pengambilan kasus dalam studi

kasus ini dilaksanakan di Puskesmas X. Waktu dalam penelitian ini pada

bulan X. Pengkajian data dimulai pada tanggal X. Dari penyusunan

proposal sampai dengan seminar case study research dan melakukan

kunjungan ulang X kali.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu

hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas X yang

mengalami anemia dengan Hb X dan X

D. Alat dan Metode Pengumpulan Data


1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data
antara lain
a. Wawancara menggunalan alat:
1) Format pengkajian ibu hamil
2) Buku tulis
3) Ballpoint
b. Pemeriksaan Fisik (Observasi):

49
50

1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Termometer

4) Timbangan berat badan


5) Alat pengukur tinggi badan
6) Pita pengukur lingkar lengan atas
7) Doppler
8) Jam tangan dengan penunjuk detik

c. Dokumentasi Menggunakan alat:


9) Status atau catatan pasien

10) Rekam medis dan buku KIA

11) Alat tulis

2. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Wawancara

Dalam melakukan wawancara ini penulis menanyakan langsung

terkait dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Penulis

melakukan wawancara langsung kepada ibu hamil,

suami/keluarga.

2) Observasi

Diperoleh dari pengamatan langsung pada pasien. Adapun data


yang diambil dengan observasi adalah: keadaan umum,
antropometri, dan pemeriksaan kadar hemoglobin.
b. Data Skunder
Data ini diperoleh dari buku Rekam Medik Puskesmas, buku KIA
ibu.
51

E. Uji Keabsahan Data

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa

yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur.

Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang

tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu. Triangulasi data dilakukan peneliti dengan melakukan klarifikasi

kepada ibu hamil, keluarga pasien dan bidan di pelayanan ANC terpadu.

Maka penelitian dapat melakukan dengan 3 macam

1. Triangulasi Data

Mengeceknya dengan berbagai sumber data yang di dapatkan dari

buku KIA ibu dan rekam medis yang ada di puskesmas

2. Triangulasi Metode

Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan atau dengan

wawancara langsung dengan pasien

3. Triangulasi Teori

Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan

F. Analisa Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti berada di lapangan

melakukan pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data

dilakukan dengan metode PICOT (Patient-Intervensi-Comparison-

Outcome-Teory).
52

a. Patient
Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian
yang menjadikan dasar penelitian dalam memberikan
penatalaksanaan kepada responden
b. Intervensi
Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada
pasien. Intervensi yang diberikan berdasarkan pada evidence based.
c. Comparison
Merupakan perbedaan penatalaksanaan antara pasien satu dengan
pasien yang lainnya.
d. Outcome
Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah
pasien diberikan asuhan atau penatalaksanaan atas masalah

e. Teory
Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah
yang dihadapi oleh pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka
buku atau jurnal.

G. Etika Penelitian

1) Informed Concent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed concent).

Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan Informed Concent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden

tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.


53

2) Anomity (Tanpa Nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan

cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3) Kerahasiaan

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainya, semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
A. Analisis Jurnal dalam bentuk PICOT
No Populasi Intervensi Comparasion Outcome Teori

1 Ibu hamil trimester Kelompok Kelompok Peningkatan kadar Buah kurma mengandung unsur zat besi
II yang mengalami perlakuan kontrol haemoglobin ibu hamil pada dan asam folat yang dapat meningkatkan
anemia diberikan
diberikan kurma tablet besi kelompok kurma adalah kadar haemoglobin. Menurut United
khalas 7 buah per satu tablet per sebesar 0,17 gr/dL dan rata States Department of Agriculture (USDA)
hari selama 30 hari hari selama rata peningkatan kadar tahun 2015, dalam 100 gram buah kurma
30 hari. haemoglobin pada kelompok memiliki kandungan gizi antara lain
tablet besi adalah 0,41 gr/dL. karbohidrat (10%), serat (12%) dan
potassium (8%). Kandungan gizi lainnya
yaitu vitamin A (2%), kalsium (2%),
vitamin K (2%), riboblavin (2%), vitamin
B6 (2%), magnesium(4%), zat besi (2%),
asam folat (2%), selenium (2%), thiamine
(2%), niacin, mangan (6%), tembaga
(2%), asam pantotenat (2%) dan fosfor
2%. (Atik Nur Istiqomah., 2016)

2 Ibu hamil yang Setiap responden - Rata-rata kadar Hb responden kacang hijau selain memiliki kandungan zat
mengalami diberikan perlakuan sebelum dan sesudah diberikan besi, vitamin C dan zat seng yang berperan
anemia ringan dengan pemberian intervensi adalah 0,34 gr% dalam penanganan anemia defisiensi besi,
jus kacang hijau dengan standar deviasi 0,006 jus kacang hijau juga mengandung Vitamin
sebanyak 250 cc, 2 gr%. Artinya ada pengaruh
A. Kekurangan Vitamin A dapat
kali sehari selama 7 antara kadar Hb sebelum dan
memperburuk anemia defisiensi besi,
hari sesudah diberikan intervensi
Vitamin A memiliki banyak peran di dalam
jus kacang hijau
tubuh, antara lain untuk pertumbuhan dan
diferensiasi sel progenitoreritrosit, imunitas
tubuh terhadap infeksi dan mobilisasi

34
cadangan zat besi seluruh jaringan. Interaksi
Vitamin A dengan zat besi bersifat sinergris
berdasarkan jumlahnya (Astawan, 2009).

3. Dalam studi ini, Pemberian tablet fe Terdapat efek yang signifikan Untuk ibu hamil dengan anemia
beberapa ibu dan sari kacang dari pemberian tablet fe dan dibutuhkan tablet Fe yang mengandung
memang hijau (250cc) pada sari kacang hijau dalam FeSO4320 mg (Zat besi 60 mg) dan asam
menerima tablet ibu hamil TM III peningkatan kadar hemoglobin folat 400 mg, minimal 90 tablet Fe selama
yang dikonsumsi 1 1,47 gr% serta meningkatkan
Fe setiap kali kehamilannya. Mengonsumsi sari kacang
kali sehari pada kesadaran kesehatan pada ibu
melakukan ANC hijau secara rutin sebanyak 250 ml
malam hari hamil tentang manfaat
perhari, cara pembuatan merebus air 250
pemberian tablet fe dan jus
kacang hijau sebagai nutrisi ml dan kacang hijau 1 genggam
yang dapat meningkatkan tambahkan gula merah 2-3 sendok makan
kadar hemoglobin dan dan masukkan garam ¼ sendok makan
mencegah anemia dan terdapat efek yang signifikan dalam
peningkatan kadar hemoglobin
(Purwaningrum, 2018).

35
DAFTAR PUSTAKA
Akbar (2015) Aneka Tanaman Apotek Hidup di Sekitar Kita. Jakarta : One
Book.

Dep.Agama RI. 2010. Al - Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: Bumi

Restu.

Anastasia, Stefani. (2017). Effect Of Consuming Green Brean

(PHASEOLUS RADIATUS) Juice On Maternal Blood Profile


During Pregnancy. Belitung Nursing Journal. Volume 3.

Depkes, (2014). Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta. Kementrian


Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agancy).

DepKes. (2017). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian


Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agancy).

Dewi Luh Retnorini. 2017. Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dan Sari


Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil.Jakarta

Hidayat. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Rineka Cipta.

Jannah, Nurul. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Salemba


Medika.

Kristyanasari, Weni. (2010). Buku Saku Prenatal dan Post Natal.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Mansjoer, A. dkk. (2009). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapius. Manuaba. (2012) . Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan
Obstetri Ginekologi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Maulana, M. (2012). Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta: KATA
HATI.

Mochtar, Rustam. (2011). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.


Moleong, JL. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.


Jakarta: Reneka Cipta.

Purwaningrum, Yuniasih. (2018). Effect Of Mixed Green Beans Essense


And Red Guava Of Haemoglobin Levels In Young Woman Ages 13-
16 Years Old. International Journal Of Scientific & Technology
Research. Volume 7.

Rahmawati, A. dkk, (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta :


Fitrimaya. Saifuddin. (2010). Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan
Ketiga, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Silalahi. (2009). Analisis Faktor yang berhubungan dengan Anemia Ibu
Hamil di Kabupaten dairi 2006. Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara.

Sugiyono. (2014). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta

Sulistyawati. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba


Medika, Jakarta.

Varney. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta

Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono. Wirakusumah. (2012). Obstetri Fisiologi. Jakarta: EGC.

Yulianti. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum


Berbasis Kompetensi. Jakarta: CV.Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai