dikalangan kaum sufi. Ajaran-ajarannya memberikan banyak pengaruh bagi kaum sufi secara
khusus dan khazanah tasawuf secara umum. Ide-idenya membawa warna baru di dunia
asketisme dan mistisme Islam. Bahkan ia dijadikan tokoh yang menjadi batas asketisme yang
praktis di abad pertama dan kedua hijiriyah dengan tsawuf yang lebih teoritis, sistematis, dan
metodologis. Aboebakar atjeh mengungkapkan, bahwa hingga akhir abad kedua hijriah ajaran
sufi merupakan kezuhudan (asketisme), dan pada abad ketiga orang-orang mulai meningkat
kepada wushul dan ittihad (mistisme). Orang-orang sudah ramai mebicarakan kelenyapan
dalam kecintaan (ittihad fi al-mahabbah), dan menjadi satu dengan tuhan (‘ain al-jama’)
sebagaimana yang diucapkan Abu Yazid al-Busthami.