Anda di halaman 1dari 6

Nama :Candrasa Wira Kusuma Zamhari

Kelas : TPPG4A/13
NIM :4.11.19.0.13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konstelasi Penelitian

Konstelasi penelitian jurnal Pengaruh Bahan Pengawet Terhadap Keteguhan Rekat


dan Keawetan Kayu Lapis (M. Sulistianingsih dan Jasni, 1997). Pada jurnal penelitian
tersebut hanya dibahas mengenai pelapukan yang disebabkan oleh serangan organic seperti
rayap dan jamur. Akan tetapi pelapukan pada kayu juga dapat disebabkan oleh keberadaan
kayu tersebut didaerah lembab. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
pelapisan minyak biji rami terhadap penyerapan air pada plywood.

Pemeliharaan plywood menggunakan bahan alami sangat diperlukan agar supaya


pemakaian plywood dapat dimanfaatkan secaa maksimal dengan jangka waktu yang lama.

Penelitian ini menguung metode alternatif yang efisien menggunakan minyak biji
rami yang mudah di dapatkan, konsep penelitian ini menitik beratkan kepada pengurangan
penyerapan air yang terjadi pada plywood.

Hasil dari penelitian ini adalah khalayak umum dapat mengetahui penggunaanminyak
biji rami yang dapat mencegah pelapukan pada material plywood.

Tabel 2.1 Penelitian


No Penulis/ Tahun/ Judul Research Problem Pendekatan/ Metode Penyajian Persamaan Perbedaan
Pengaruh
M. Sulistianingsih dan Jasni/1997/ Penambahan bahan Metode penelitian dilakukan dengan
Penelitian ini menjelaskan cara Penelitian ini tidak menjelaskan cara
Pengaruh Bahan Pengawet kimia permeterin melakukan pengujian langsung pengaruh bahan
1. pemeliharaan dan perawatan pemeliharaan dan perawatan Plywood
Terhadap Keteguhan Rekat dan terhadap untuk yang ditambahkan tersebut terhadap serangan
pada Plywood dengan mencegah penyerapan air
Keawetan Kayu Lapis mencegah serangan organic yang terjadi
organik

Metode penelitian dilakukan dengan


Candrasa Wira Kusuma Zamhari/ Metode perawatan Penelitian ini menitik beratkan pada
melakukan pendekatan terhadap sifat minyak
2022/Pengaruh Penambahan kayu lapis pada Penelitian ini menjelaskan cara pengaruh penambahan bahan minyak
yang tidak menyatu dengan air sehingga
2. Minyak Biji Rami Terhadap bangunan gedung pemeliharaan dan perawatan biji rami pada kayu lapis atau Plywood
digunakan untuk penelitian pada penambahan
Penyerapan Air Pada Kayu Lapis kebanyakan belum pada Plywood untuk mencegah pelapukan akibat
minyak biji rami pada kayu lapis untuk
yang Menyebabkan Pelapukan sesuai dengan standar penyerapan air
mencegah penyerapan air
Dalam berbagai penelitian mengenai bahan kayu lapis yang telah dilakukan terdapat
beberapa kekurangan yaitu penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tidak menjelaskan
cara mengenai pemeliharaan kayu lapis agar memiliki usia atau umur guna yang panjang.
Oleh karena itu dalam penelitian ini di lakukan sebuah penelitian mengenai perawatan kayu
lapis yaitu mencegah pelapukan dengan mengurangi penyerapan air oleh kayu lapis tersebut.

2.2. Landasan Teori

Tsoumis (1991) mengemukakan bahwa, kayu lapis adalah produk panel yang terbuat
dengan merekatkan sejumlah lembaran vinir atau merekatkan lembaran vinir pada kayu
gergajian, dimana kayu gergajian sebagai bagian intinya/core (yang lebih dikenal sebagai
wood core plywood). Arah serat pada lembaran vinir untuk face dan core adalah saling tegak
lurus, sedangkan antar lembaran vinir untuk face saling sejajar.

Kayu lapis yang merupakan campuran antara lembaran-lembaran kayu dan bahan perekat
tentu kekuatannya dipengaruhi oleh bahan perekat tersebut. Dinwoodie (1981) menyatakan
kehilangan berat merupakan tanda serangan dan pelapukan kayu. Menurut Baldwin dan
Streisel (1985) kehilangan berat telah umum digunakan untuk menyatakan tanda tingkat
pelapukan. Kehilangan berat tersebut merupakan akibat proses degradasi komponen kimia
kayu terutama selulosa dan lignin (Antai & Crawford, 1982; Fortin & Poliquin, 1976).
Penelitian terdahulu membahas pelapukan dikarenakan pelapukan yang terjadi karena proses
kimia, belum adanya penelitian mengenai pelapukan yang diakibatkan oleh laju penyerapan
air pada kayu lapis atau plywood. Berikut table perbedaanya.

Minyak biji rami dihasilkan dari tanaman rami, dan termasuk kelompok drying oil.
Minyak biji rami berperan untuk meningkatkan fleksibilitas dan mempercepat pengeringan
vernis. Menurut Brock, dkk. (2000). Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang
termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam
pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama
dengan pelaut tersebut (Netti Herlina, 2002). Sifat minyak ini yang termasuk kelompok
dryng oil diharapkan dapat memberikan pelapisan maksimal pada permukaan plywood
dengan tidak menimbulkan kelembaban akibat minyak yang menempel sehingga diharapkan
pelapisan ini dapat efektif melaminasi permukaan tersebut.

Kayu lapis terdiri dari lapisan-lapisan kayu yang sudah dikupas menjadi lembaran dan
direkatkan dengan lem. Pembuatan kayu lapis memerlukan perekat organic untuk merekatkan
lembaran venir sehingga menjadi kayu lapis. Pada proses perekatan terjadi perekatan mekanik
dan perekatan spesifik. Perekatan mekanik terjadi karena adanya sebagian perekat masuk ke
dalam pori-pori kayu yang kemudian kering dan me- ngeras, sementara perekatan spesifik
terjadi dengan melibatkan ikatan-ikatan kimia, ikatan hydrogen, dan ikatan Van der Walss
(Ruhendi et al. 2007). Selain faktor jenis kayu, keteguhan rekat dipengaruhi juga oleh
kualitas bahan perekat (dan campuran ekstendernya), proses pelaburan, bobot labur (Arsad
2011), dan zat ekstraktif kayu (Iskandar 1990). Semakin tinggi kadar ekstender, umumnya
kadar air dan keteguhan rekat semakin menurun (Hadi 1996). Penambahan ekstender yang
lebih banyak dari 20% dapat mengurangi keteguhan rekat kayu lapis, tapi keteguhan rekat
yang dihasilkan masih tergolong baik (Perry 1994).

Ada beberapa jenis kayu yang biasa dipakai untuk keperluan pembuatan kayu lapis.
Tentunya pemilihan kayu tersebut didasarkan kepada sifat fisik dan factor ekonomis kayu
sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Berikut table jenis
bahan kayu lapis:

Tabel 2.2 Jenis Kayu yang Digunakan


(Sumber: Jurnal Sifat Veneer dan Beberapa Jenis Kayu Lapis di Indonesia, Suwandi Kliwon,
dkk. 1986)

Minyak biji rami adalah bahan baku minyak yang didapat dari olahan biji rami.
Minyak ini tidak berbau menyengat sehingga tidak mengganggu penciuman, juga minyak biji
rami merupakan minyak dryng oil atau cepat kering ketika dioleskan di permukaan benda
oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai efektifitas penambahan minyak biji rami
terhadap penyerapan air pada kayu lapis plywood yang menyebabkan pelapukan.
Penambahan minyak biji rami dan gliserol bertujuan meningkatkan kualitas vernis. Minyak
biji rami dihasilkan dari tanaman rami, dan termasuk kelompok drying oil. Minyak biji rami
berperan untuk meningkatkan fleksibilitas dan mempercepat pengeringan vernis. Menurut
Brock, dkk. (2000) dan Martens (1974). Dalam hal ini penggunaan minyak biji rami yang
memiliki sifat kimiawi yang tidak berbahaya karena berasal dari bahan organic yang aman
digunakan dan dikonsumsi, dan juga memiliki sifat fisis yang tidak bisa bercampur dengan
air dalam artian dapat mencegah penyerapan air ketika di oleskan pada suatu bahan maka,
minyak ini dinilai efektif untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
2.3. Kerangka Pemikiran Perawatan Plywood Menggunakan Minyak Biji Rami

Pelapukan kayu lapis dapat disebabkan oleh berbagai hal, dalam berbagai jurnal
penelitian yang telah dilakukan, pelapukan kayu lapis seringnya disebabkan oleh serangan
rayap, jamur dan makhluk organic lainnya. Pada jurnal Pengaruh Bahan Pengawet Terhadap
Keteguhan Rekat dan Keawetan Kayu Lapis (M. Sulistianingsih dan Jasni, 1997) penelitian
pada pelapukan kayu lapis hanya diteliti akibat serangan rayap. Dalam hal ini perlu kita
korelasikan dengan pelapukan kayu yang disebabkan oleh air. Karena kayu adalah material
yang tidak tahan terhadap air atau akan mengalami pelapukan jika terkena air secara terus
menerus. Sifat minyak pada dasarnya tidak dapat bersatu dengan air dalam arti miyak
tersebut dapat menghalangi penyerapan air oleh kayu lapis yang dapat mengakibatkan
pelapukan.oleh karena itu perlu adanya pengujian penggunaan minyak untuk melaminasi
kayu lapis agar supaya tidak mudah menyerap air sehingga tidak terjadi pelapukan.

Minyak biji rami tidak berbau menyengat sehingga tidak mengganggu penciuman, juga
merupakan minyak dryng oil atau cepat kering ketika dioleskan di permukaan benda oleh
karena itu dilakukan penelitian mengenai efektifitas penambahan minyak biji rami terhadap
penyerapan air pada kayu lapis plywood yang menyebabkan pelapukan. Penambahan minyak
biji rami dan gliserol bertujuan meningkatkan kualitas vernis. Minyak biji rami dihasilkan
dari tanaman rami, dan termasuk kelompok drying oil. Dengan riset akademis yang telah
dilakukan mengenai minyak biji rami, dalam penelitian ini penerapan dilakukan dengan
menggunakan minyak biji rami sebagai bahan pelapis pada permukaan kayu lapis, sehingga
diharapkan dapat mereduksi penyerapan air yang terjadi dengan jmlah yang signifikan
sehingga dapat mencegah pelapukan.
Daftar Pustaka

Pengaruh Bahan Pengawet Terhadap Keteguhan Rekat dan Keawetan Kayu Lapis (M.
Sulistianingsih dan Jasni, 1997)

Pemanfaatan Minyak Biji Rami dan Gliserol By-Product Bio Diesel Untuk Pembuatan Vernis
Alami (Sri Sutanti, Sari Purnavita dan Herman Yoseph Sriyana, 2002)

Sifat Kayu Lapis yang Dibuat dari Lima Jenis Kayu Asal Riau (Properties of Plywood
Produced from Five Wood Species in Riau) (Achmad Supriadi, dkk.,2020)

Anda mungkin juga menyukai