Anda di halaman 1dari 14

Artikel Penelitian

Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan


Keselamatan Pasien
Nur Khalisah Hayati1, Endang Pertiwiwati1, Eka Santi1
1 Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia

Article Info Abstrak


Article History: Keselamatan pasien merupakan prioritas utama, keberhasilan penerapan
Submit: 7 Oktober 2022 keselamatan pasien salah satunya dengan penerapan kepala ruang dalam
Accepted: 30 November melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan,
2022 pengorganisasian, mengatur staf, mengarahkan serta mengendalikan.
Publish: 30 November 2022 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi manajemen
kepala ruang dengan penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit “X”
Key words: Kota Banjarbaru. Jenis penelitian ini dengan penggunaan pendekatan
Fungsi manajemen; kepala kuantitatif desain cross sectional, pengambilan sampel menggunakan
ruang; keselamatan pasien purposive sampling dan didapat 106 perawat pelaksana. Penelitian
menggunakan kuesioner dan analisis dengan alternatif uji Fisher Exact.
Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
fungsi manajemen kepala ruang dengan penerapan keselamatan pasien di
Rumah Sakit “X” Kota Banjarbaru dengan p-value=0,024 (p<0,05). Pihak
rumah sakit diharapkan dapat memberikan rekomendasi pelatihan terkait
keselamatan pasien sehingga perawat pelaksana mempunyai wawasan,
pengetahuan, serta pengalaman yang lebih luas terhadap penerapan
keselamatan pasien. Serta memberikan pembekalan terhadap kepala ruang
dalam pengaturan keselamatan pasien di ruang rawat inap sehingga
perawat pelaksana dapat
menjalankan fungsinya dengan optimal.

PENDAHULUAN keselamatan pelayanan pasien yang mana


memerlukan penilaian risiko, identifikasi
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan manajemen risiko pasien, pelaporan
(KKPRS)(2015) mengatakan bahwa rumah dan analisis insiden, kapasitas untuk
sakit merupakan fasilitas kesehatan belajar dari insiden dan akibatnya, dan
primer. Rumah sakit harus mampu kemampuan untuk mengajukan solusi
memberikan pelayanan kesehatan terpadu untuk mengurangi risiko dan mencegah
kepada pasien sehingga dapat cedera (Masahuddin et al, 2020).
menguntungkan sejumlah pemangku
kepentingan, termasuk rumah sakit dan
masyarakat yang membutuhkan layanan Menurut data Amerika, 1,5 juta pasien
medis (Yarnita, 2019). Keselamatan pasien menderita cedera setiap tahun, dan pasien
adalah suatu sistem yang meningkatkan rawat inap mengalami satu kesalahan

Corresponding author:
Nur Khalisah Hayati
Email: nurkhalisahhayati@gmail.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November 2022
e-ISSN 2621-5047
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v5i2.1810

e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

tindakan setiap hari (Yarnita, 2019). standar pelayanan pasien dan secara
Berdasarkan penelitian Daud (2020) substansial menurunkan risiko cedera
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang pada pasien. Untuk meningkatkan
terjadi di Indonesia diketahui hanya 12% efektivitas dan efisiensi layanan yang
dari 2.877 rumah sakit di Indonesia yang berkualitas tinggi, manajemen
melaporkan Insiden Keselamatan Pasien. keperawatan terdiri dari sekumpulan tugas
Jumlah tersebut terdiri dari 38% Kejadian dan aktivitas simultan yang dilakukan oleh
Nyaris Cedera (KNC), 31% Kejadian Tidak anggota staf. Lima tugas manajemen yang
Cedera (KTC), dan 31% Kejadian Tidak dilakukan oleh pemimpin ruangan adalah
Diharapkan (KTD). Data dari Keselamatan perencanaan, pengorganisasian,
Pasien Rumah Sakit (KPRS) 2017 terdapat pengaturan staf, pengarahan, dan
79 laporan IKP yang termasuk dalam tim pengendalian. Sebagai lower manajer
KPRS Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin, dalam keperawatan, kepala ruangan harus
dari 79 laporan terdapat 11,5% Kondisi dapat melakukan tugas manajemen untuk
Potensial Cedera (KPC), 10,31% Kejadian memenuhi tujuan organisasi (Marquis &
Nyaris Cedera (KNC), 64,9% Kejadian Huston, 2015 dalam Warashati et al, 2020).
Tidak Cedera (KTC), 8,2% Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) dan sentinel 0% dengan
angka rata-rata ketepatan waktu pelaporan Penelitian Ritonga & Gulo (2019) kepala
IKP hanya sebesar 88% (Sriningsih et al, ruangan tampak kurang mampu
2020). menjalankan fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan penerapan keselamatan
pasien dengan baik, menurut penelitian
Salah satu cara rumah sakit telah berhasil yang dilakukan di salah satu Rumah Sakit
menerapkan keselamatan pasien adalah Umum Tenaga Kerja Indonesia Imelda
dengan menggunakan kepala ruangan Medan Medan yang ditemukan bahwa
untuk melakukan tugas manajerial yang perawat pelaksana kurang mampu yaitu
berkaitan dengan keselamatan pasien sebanyak 54,39% dan penelitian yang
(Maryani, 2020). Seorang kepala ruangan dilaksanakan oleh (Masahuddin et al,
harus mampu memotivasi dan 2020) menyatakan hasil dalam
mengarahkan perawat pelaksana untuk melaksanakan tugas pengelolaan kepala
menumbuhkan lingkungan kerja yang ruangan yang bagus memiliki implementasi
positif sehingga dapat menerapkan keselamatan pasien yang baik yaitu 81,3%
keselamatan pasien sekaligus memberikan lebih banyak dan implementasi
asuhan keperawatan yang berkualitas. keselamatan pasien yang kurang baik
(Masahuddin et al, 2020). Keselamatan adalah 18,7%.
pasien merupakan komponen yang paling
penting dari manajemen mutu dan
perhatian utama dalam perawatan Studi pendahuluan yang dilakukan pada
kesehatan dan layanan. Semua institusi Bulan Oktober 2021, wawancara dengan
yang diakui oleh Standar Akreditasi Rumah KKPRS “X” Kota Banjarbaru, hasil data dari
Sakit Nasional harus menerapkan tujuan KKPRS didapatkan bahwa angka kejadian
keselamatan dan mendorong rumah sakit IKP yang pernah terjadi pada Tahun 2019
untuk melaksanakan peningkatan terdapat sebanyak 29 laporan IKP yaitu
keselamatan pasien tertentu dengan KPC 2 kasus, KNC 20 kasus, KTC 7 kasus
maksud dan tujuan keselamatan pasien dan
(SNARS, 2018). pada Tahun 2020 didapatkan 15 laporan
kejadian yaitu KTC 12 kasus, KNC 1 kasus,
dan KTD 2 kasus. Berdasarkan informasi
Fakhry (2016) dalam Warashati et al dari bagian instalasi rawat inap bahwa
(2020) menyatakan bahwa kepala ruangan kepala ruang tidak memiliki sistem
rumah sakit memiliki tugas untuk pengorganisasian secara khusus terkait
menjamin dengan penerapan keselamatan pasien
Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November
serta tidak ada uraian tugas khusus
dalam

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

pengawasan kepala ruangan terhadap informasi terkait maksud dan tujuan


keselamatan pasien sehingga penerapan penelitian. Kuesioner terdiri dari 3
keselamatan pasien masih belum komponen yaitu kuesioner data demografi
terlaksana dengan maksimal. Informasi perawat pelaksana, kuesioner fungsi
yang didapat di ruang rawat inap manajemen kepala ruang dan kuesioner
ditemukan bahwa masih terdapat penerapan keselamatan pasien yang sudah
hambatan dalam penerapan keselamatan melalui tahap uji validitas dan reliabilitas
pasien, seperti faktor budaya keselamatan dan dibagikan dalam bentuk lembar kertas
pasien serta faktor komunikasi. pada setiap ruang rawat inap sesuai
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti dengan jumlah responden yang menjadi
tertarik untuk meneliti tentang keterkaitan sampel penelitian. Waktu pengisian
mengenai fungsi manajemen kepala ruang kuesioner ditetapkan sesuai dengan
dan penerapan keselamatan pasien di persetujuan kedua belah pihak.
Rumah Sakit “X” Kota Banjarbaru.
Penelitian ini telah dilakukan tahap uji
METODE kelaikan etik di Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat,
Penelitian ini menggunakan pendekatan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan
kuantitatif non-eksperimental desain cross nomor surat etik 105/KEPK-FK
sectional. Purposive sampling digunakan ULM/EC/IV/2022.
untuk memilih sampel sebanyak 106
partisipan untuk penelitian yang dilakukan HASIL
di Rumah Sakit “X” Kota Banjarbaru.
Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil penelitian berdasarkan Tabel 1
perawat pelaksana yang bertugas di ruang menggambarkan karakteristik perawat
rawat inap. Dua variabel dalam penelitian pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah
ini adalah variabel independen tentang Sakit “X” Kota Banjarbaru dengan jumlah
fungsi manajemen kepala ruang dan 106 orang. Karakteristik berdasarkan umur
variabel dependen tentang penerapan mayoritas berada dalam rentang usia 26 –
keselamatan pasien. Uji yang digunakan 35 tahun dan persentase sebesar (70,8%),
untuk menganalisis data menggunakan perawat dengan usia 46 – 55 tahun
alternatif uji fisher exact. memiliki persentase paling sedikit yaitu
(1,9%). Mayoritas perawat adalah
Kriteria dalam penelitian ini terdiri dari perempuan, berjumlah 56 dengan
kriteria inklusi yaitu perawat pelaksana persentase 52,8%, dan laki-laki, berjumlah
yang aktif berdinas di ruangan dan 50 dengan persentase 47,2%. Sebagian
bersedia untuk menjadi responden, besar perawat dengan pengalaman 1-5
perawat pelaksana dengan jenjang tahun sebanyak 64 orang (60,4%),
Pendidikan minimal D3 Keperawatan serta sedangkan perawat dengan pengalaman
mempunyai pengalaman kerja minimal 1 minimal 6-10 tahun sebanyak
tahun, serta kriteria eksklusi adalah 18 orang dengan persentase (17,0%).
perawat dalam keadaan cuti, sakit dan Tingkat Pendidikan perawat pelaksana di
mengikuti tugas belajar. Penelitian ini ruang rawat inap sebagian besar lulusan
dilakukan pada Mei 2022 – Juni 2022. DIII Keperawatan sebanyak 57 orang
(53,8%), dan lainnya sebanyak 3 orang
Pengajuan permohonan izin penelitian di (2,8%). Perawat pelaksana yang bekerja di
Rumah Sakit “X” Kota Banjarbaru ruang rawat inap sebagian besar belum
merupakan langkah awal dalam prosedur pernah mengikuti training keselamatan
penelitian. Responden yang bersedia pasien yaitu sebanyak 58 orang (54,7%)
terlibat dalam penelitan mendapatkan dan yang sudah pernah mengikuti
sebanyak 48 (45,3%).

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

Tabel 1 Tabel 2
Karakteristik responden menurut usia, waktu kerja, Gambaran fungsi manajemen kepala ruang di ruang
jenis kelamin, pendidikan, dan pernah mengikuti rawat inap
training keselamatan pasien Indikator ƒ %
Indikator ƒ %
Fungsi Manajemen Kepala
Usia:
Ruang
17 – 25 Tahun 11 10,4 Baik 68 64,2
26 – 35 Tahun 75 70,8 38 35,8
Kurang
36 – 45 Tahun 18 17,0
Perencanaan
46 – 55 Tahun 2 1,9
Baik 93 87,7
Jenis Kelamin 13 12,3
Kurang
Laki-Laki 50 47,2
Pengorganisasian
Perempuan 56 52,8
Baik 93 87,7
Masa Kerja Kurang 13 12,3
1 – 5 tahun 64 60,4
Pengaturan Staf
6 -10 Tahun 18 17,0
Baik 84 79,2
>10 Tahun 24 22,0
Kurang 22 20,8
Pendidikan
Pengarahan
DIII Keperawatan 57 53,8
Baik 74 69,8
S1 Keperawatan 8 7,5 Kurang 32 30,2
Ners 38 35,8
Pengendalian
Lainnya 3 2,8
Baik 66 62,3
Mengikuti training 40 37,7
Kurang
keselamatan pasien:
Pernah 48 45,3
Tidak 58 54,7
Tabel 3
Berdasarkan Tabel 2, hasil penelitian Gambaran penerapan keselamatan pasien di ruang
rawat inap
menujukkan fungsi manajemen yang Penerapan Keselamatan Pasien ƒ %
dijalankan kepala ruang dipersepsikan baik Penerapan Keselamatan Pasien
oleh 64,2 % perawat pelaksana. Fungsi di Ruang Rawat Inap
manajemen dengan persepsi paling baik Baik 98 92,5
yaitu parameter perencanaan dan Kurang 8 7,5
pengorganisasian dengan persentase Identifikasi Pasien
Baik 100 94,3
(87,7%), sera fungsi manajemen dengan Kurang 6 5,7
persepsi paling kurang yaitu parameter Komunikasi Efektif
pengarahan sebesar (69,8%) dan Baik 96 90,6
pengendalian dengan persentase (62,3%). Kurang 10 9,4
Keamanan Obat
Baik 92 86,8
Tabel 3 menunjukkan gambaran perawat Kurang 13,2 13,2
pelaksana yang mempersepsikan baik Kepastian Lokasi, Prosedur dan
terhadap penerapan keselamatan pasien, Pasien
yaitu sebanyak 98 orang dengan Baik 84 79,2
Kurang 22 20,8
persentase sebesar (92,5%). Dari semua
Pengurangan Risiko Infeksi
parameter, Identifikasi pasien Baik 70 66
dipersepsikan paling baik sebesar (94,3%), Kurang 36 34
sedangkan parameter keselamatan pasien Pengurangan Risiko Jatuh
yang dipersepsikan paling kurang oleh Baik 91 85,8
perawat pelaksana yaitu tentang Kurang 15 14,2
pengurangan risiko infeksi dengan
persentase sebesar (66%).
Berdasarkan Tabel 4, hasil yang didapat
dengan penggunaan tabel silang diperoleh
bahwa terdapat hubungan mengenai fungsi
manajemen kepala ruang dan penerapan
keselamatan pasien di Rumah Sakit. Dari

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

pengujian diketahui kaitannya sebesar p- perawat dengan masa kerja yang lama
value 0,024 (α<0,05). memiliki sedikit kecendrungan untuk
melakukan KTD (Fadriyanti &
Tabel 4
Hubungan fungsi manajemen kepala ruang dengan Suryarinilsih, 2018). Namun penelitian
penerapan keselamatan pasien Yulia (2022) menyebutkan bahwa tidak
Penerapan Keselamatan terdapat perbedaan tentang perawat yang
Fungsi Pasien memiliki masa kerja baru dan masa kerja
p
Manajemen Kurang Baik yang lama, pengalaman kerja memberikan
% ƒ
Kurang 6 5,6 32 30,2 0,024
landasan untuk memposisikan diri dengan
Baik 1,9 66 62,3 benar, mampu menangani kesulitan dan
Total 7,5 98 tanggung jawab, siap mengambil risiko,
dan mampu berkomunikasi dalam
menjaga
PEMBAHASAN produktifitas kerja, pengalaman kerja akan
menjadi kompetensi bagi setiap perawat
Karakteristik Responden jika perawat tersebut mampu belajar dari
aktivitas kerjanya.
Karakteristik berdasarkan umur mayoritas
berada dalam rentang usia 26 – 35 tahun Mayoritas dari 57 perawat atau 53,8%
dengan persentase sebesar (70,8%). yang kini bekerja di ruang rawat inap
Menurut Depkes RI (2009) usia dewasa adalah lulusan DIII Keperawatan. Lebih
awal dimulai dari usia 26 – 35 tahun. diutamakan perawat dengan pendidikan
Penelitian (Setiawati et al, 2020) DIII bekerja di rumah sakit karena tingkat
mengklaim bahwa usia dewasa awal pendidikan ini lebih menekankan pada
merupakan usia produktif individu dalam pembelajaran melalui pengalaman
melaksanakan suatu pekerjaan dan mampu lapangan untuk mempersiapkan menjadi
melakukan berbagai tugas keperawatan perawat pelaksana (Fathia, 2020). Menurut
dengan semaksimal mungkin (Setiawati, penelitian Sriningsih et al, (2020)
2020). menyebutkan bahwa pengetahuan perawat
akan meningkat dan akan lebih mudah bagi
Mayoritas perawat adalah perempuan, mereka untuk belajar tentang keselamatan
berjumlah 56 dengan persentase 52,8%. pasien jika semakin tinggi tingkat
Menurut World Health Organization (WHO) pendidikan mereka.
dalam penelitian Surahmat (2019), pria
dan wanita keduanya memiliki kapasitas Perawat pelaksana yang bekerja di ruang
yang sama untuk belajar dan bertindak, rawat inap sebagian besar belum pernah
termasuk memori, kapasitas logika, mengikuti training keselamatan pasien
kreativitas, dan kecerdasan. Penelitian yaitu sebanyak 58 orang (54,7%).
Fauziyah et al (2021) mengatakan bahwa Pelatihan keselamatan pasien merupakan
perawat laki-laki dan perempuan bentuk dari pendidikan terhadap proses
mempunyai kinerja yang sama serta tidak belajar dalam meningkatkan dan
terdapat perbedaan secara nyata karena memperoleh
sama - sama bekerja sejalan dengan keterampilan terkait keselamatan pasien.
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang Training keselamatan pasien ini sangat
ada. berpengaruh terhadap kemampuan
perawat pelaksana dalam menerapkan
Perawat pelaksana lebih banyak keselamatan pasien. Perawat yang terlatih
mempunyai masa kerja 1 – 5 tahun dengan akan menentukan kualitas kerjanya
jumlah 64 orang (60,4%). Semakin baru (ameliyah & Nursapriani, 2021).
perawat bekerja maka akan memiliki lebih
besar kecendrungan melakukan KTD dan

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

Fungsi Manajemen Kepala Ruang bertugas mengkoordinir pelayanan dan


kegiatan asuhan keperawatan, Peran
Fungsi manajemen yang dijalankan kepala pengorganisasian merupakan salah satu
ruang dipersepsikan baik oleh 64,2 % hal yang mempengaruhi kepuasan kerja
perawat pelaksana. Fungsi manajemen seorang perawat.
diperlukan dalam setiap organisasi di
ruang rawat inap guna tercapainya goals Berdasarkan penelitian persepsi perawat
bersama. Proses manajemen adalah cara pelaksana terhadap pengaturan staf yang
bagi organisasi untuk mencapai tujuan. di jalankan kepala ruang dengan baik
Manajemen mempunyai subjek dan objek sebesar 79,2%. Hutahaean & Handiyani
agar dapat terbangunnya (2018) menyatakan kepala ruang memiliki
pengorganisasian, pergerakan, serta tanggung jawab secara keseluruhan untuk
pengendaliannya (Ritonga & Gulo, 2019). mengatur sistem keperawatan di ruangan.
Beberapa tugas pengaturan staf yang
Berdasarkan asumsi peneliti, kepala dilakukan kepala ruang meliputi
ruangan selaku pelaksana fungsi rekruitmen, orientasi staf, perkembangan
manajemennya secara baik mampu staf serta pembagian tugas dalam
mengembangkan kualitas mutu perawat di memberikan asuhan keperawatan
dalam bangsal rawat inap, sesuai dengan terhadap pasien. Staffing atau pengaturan
Penelitian Ritonga & Gulo (2019) yang staff adalah proses yang mengontrol
menjelaskan bahwa fungsi manajemen bagaimana potensi dan sumber daya
yang dijalankan dengan baik merupakan manusia dimobilisasi untuk menyelesaikan
bekal yang positif terhadap kepala ruang tugas dan mencapai tujuan organisasi
dalam memimpin dan sebagai penggerak (Ningsih & Rizal, 2019).
perawat pelaksana.
Dari data hasil penelitian terhadap fungsi
Berdasarkan penelitian terdapat 87,7% pengarahan kepala ruang berdasarkan
perawat pelaksana berpendapat bahwa opini perawat pelaksana, kepala ruang
tugas perencanaan yang dilakukan oleh yang menjalankan fungsi pengarahan
pimpinan ruangan telah dilakukan dengan dengan baik sebesar 69,8%. Penelitian Aeni
baik. Perawat pelaksana yang bertugas di (2019) yang menyatakan bahwa Fungsi
ruang rawat inap sangat dipengaruhi oleh kepala ruangan sangat penting untuk
peran perencanaan yang dilakukan oleh efektivitas pemberian asuhan
kepala ruangan (Fauziyah et al, 2021). keperawatan. Untuk meningkatkan
Fungsi perencanaan yang dijalankan secara efisiensi perawat pelaksana dalam
optimal bisa memberikan tujuan terhadap penerapan keselamatan pasien, kepala
perawat pelaksana, meminimalisir insiden ruangan harus menunjukkan kapasitasnya
yang mungkin terjadi serta menentukan untuk bekerja sama tim, bersikap objektif
standar yang akan digunakan untuk ketika dihadapkan dengan tantangan, dan
melaksanakan tujuan dalam organisasi mempraktikkan komunikasi yang efektif
(Khoiriyah & Rizal, 2020). (Gulo, 2018).
Dari hasil penelitian, kepala ruang Berdasarkan penelitian menunjukkan hasil
menjalankan fungsi pengorganisasian analisis data bahwa kepala ruang
dengan baik sesuai persepsi perawat menjalankan fungsi pengendalian dengan
pelaksana sebesar 87,7%. Fungsi baik sebesar 62,3%. Pengendalian
pengorganisasian dilakukan untuk merupakan komponen kunci manajemen
menetapkan prosedur, menyiapkan perawat dalam mengevaluasi rencana
perlengkapan dan pemberian tugas keperawatan yang telah dibuat dan
(Fauziyah et al, 2021). Penelitian Gulo A memberikan arahan untuk menetapkan
(2018) mengatakan bahwa kepala ruangan prinsip dengan menetapkan standar
keselamatan pasien. Pengendalian yang
Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November
dilaksanakan dengan baik akan

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

memastikan semua dilakukan dengan melindungi pasien dari kemungkinan


benar berdasarkan dengan aturan yang tertular kuman patogen dari perawat. Jika
sudah ditetapkan dan arahan yang sudah mereka tidak mencuci tangan,
diberikan (Rahmah & Sarwati, 2019). mikroorganisme di tangan perawat akan
menyebar ke pasien saat bersentuhan (Sari
Penerapan Keselamatan Pasien & Jannah, 2018).
Keselamatan pasien merupakan Peneliti berasumsi bahwa kurangnya
pengurangan risiko bahaya yang berkaitan kesadaran dan kepatuhan akan pentingnya
dengan pelayanan kesehatan, keselamatan mencuci tangan sebelum menyentuh
pasien wajib dilakukan terutama dengan pasien terjadi karena banyaknya aktivitas
menghindari, mencegah dan memperbaiki yang dijalankan dalam satu waktu serta
kejadian atau cedera yang diakibatkan dari meminimalisir waktu terhadap pasien yang
proses pelayanan kesehatan (Pasinrigi & memerlukan penanganan cepat, sejalan
Rivai, 2022). Perawat pelaksana yang dengan penelitian oleh Pangaribuan &
mempersepsikan baik terhadap penerapan Patungo (2019) yang mengklaim bahwa
keselamatan pasien, dengan jumlah 98 kepatuhan perawat yang rendah terhadap
orang dengan persentase sebesar (92,5%). mencuci tangan sebelum kontak dengan
Penerapan keselamatan pasien yang baik pasien disebabkan oleh penularan penyakit
dapat dilihat dari seberapa lama perawat dari perawat ke pasien belum dipahami.
pelaksana melakukan pekerjaannya, hingga Untuk meningkatkan kepatuhan perawat
perawat mampu melakukan pelaksanaan pelaksana terhadap mencuci tangan salah
kepada pasien secara baik (Gulo, 2018). satunya dengan meningkatkan kesadaran
dan motivasi mencuci tangan untuk
Penelitian memunjukkan bahwa penerapan menghindari terjadinya penularan infeksi
keselamatan pasien yang paling baik yaitu nosokomial.
pada parameter identifikasi pasien
sebanyak 100 orang dengan persentase Hubungan Fungsi Manajemen Kepala
sebesar (94,3%). WHO (2007) dalam Ruang dengan Penerapan keselamatan
penelitian Eliwarti (2021) menyatakan Pasien
bahwa keamanan pelayanan di rumah sakit
diawali dengan akurasi dalam Hasil analisis menggunakan uji fisher exact
mengidentifikasi pasien. Adanya pedoman diperoleh nilai p-value = 0,024 dan
SOP yang dikeluarkan oleh pihak rumah didapatkan kesimpulan bahwa terdapat
sakit dapat menjadi pedoman perawat hubungan antara fungsi manajemen kepala
pelaksana dengan penerapan identifikasi ruang dengan penerapan keselamatan
pasien. Kompetensi perawat pelaksana pasien di rumah sakit. Sejalan dengan
sangat penting untuk melakukan penelitian Ritonga et al (2019)
identifikasi pasien sehingga mengurangi menyebutkan bahwa terdapat hubungan
risiko-risiko yang mungkin terjadi dan antara fungsi manajemen dan penerapan
meningkatkan keselamatan pasien keselamatan pasien. Meningkatnya fungsi
(Shabrina & Sutarno, 2022). manajemen berbanding lurus dengan
patuhnya perawat pelaksana terhadap
Berdasarkan temuan penelitian yang penerapan patient safety. Sejalan dengan
menunjukkan bahwa persentase terkait penelitian Masahuddin (2020) yang
pengurangan risiko infeksi masih rendah memaparkan jika korelasi substansial
dibandingkan dengan parameter antara fungsi manajemen kepala ruang dan
penerapan keselamatan pasien yang lain pelaksanaan keselamatan pasien.
yaitu sebesar (66%). WHO menyatakan
bahwa perawat harus mencuci tangan Sebanyak 66 responden beranggapan
sebelum bersentuhan dengan pasien untuk bahwa fungsi manajemen dijalankan baik

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

oleh kepala ruang dengan penerapan Penelitian Faridah (2019) menyatakan


keselamatan pasien baik memiliki bahwa Tindakan seseorang dalam
persentase sebesar (62,3%). Sesuai dengan melaksanakan tugasnya sangat terkait
penelitian Gulo (2018) yang menyebutkan dengan tingkat pengetahuannya, oleh
terdapat 90% responden menyatakan karena itu seorang perawat yang
fungsi kepala ruang yang berkualitas dan memberikan asuhan keperawatan harus
patient safety baik dengan jumlah 50%. memiliki pengetahuan, kemampuan, dan
Memberi anggota organisasi instruksi dan sikap untuk menangani perawatan. Sesuai
tugas yang harus dilakukan adalah dengan penelitian Yarnita & Efitra (2020)
pendekatan terbaik untuk memajukan yang menjelaskan mengenai sikap perawat
anggota suatu organisasi (Masahuddin et terhadap budaya keselamatan pasien,
al, 2020). dimana seorang perawat memiliki
kewajiban untuk bertanggung jawab atas
Peneliti berasumsi bahwa fungsi keselamatan diri sendiri, rekan kerja,
manajemen bila dilaksanakan dengan baik pasien, dan pengunjung, merupakan
dan dibuat secara jelas akan memudahkan indikator yang baik seberapa besar
usaha kepala ruang dan staf untuk keselamatan pasien diterapkan.
mencapai tujuan dalam penerapan
keselamatan pasien. Sejalan dengan SIMPULAN
pernyataan Aeni (2019) yang menyebutkan
bahwa proses manajemen yang dijalankan Fungsi pengendalian masih terbilang
oleh kepala ruang sangat berpengaruh rendah dari fungsi lainnya. Parameter
terhadap implementasi praktik keselamatan pasien terkait pengurangan
keperawatan dalan penerapan keselamatan risiko infeksi masih terbilang rendah dari
pasien yang dijalankan oleh perawat parameter yang lain. Penelitian
pelaksana. Menurut penelitian Mulat & menunjukkan adanya hubungan antara
Hartaty (2019) menyatakan bahwa fungsi fungsi manajemen kepala ruang dengan
manajemen yang dijalankan kepala ruang penerapan keselamatan pasien di Rumah
sangat membantu peningkatan Sakit ”X” Kota Banjarbaru.
keselamatan pasien dalam pemberian
asuhan terhadap pasien. Dalam ruang Penelitian yang akan datang diharapkan
rawat inap, kepala ruang yang sukses dapat mengembangkan penelitian saat ini,
adalah seseorang yang secara konsisten termasuk dengan memanfaatkan desain
menjunjung tinggi profesionalisme, dan metodologi penelitian yang lebih luas.
dedikasi, dan semangat staf sekaligus
bekerja untuk memenuhi tujuan di bawah UCAPAN TERIMAKASIH
manajemennya (Jakri & Timun, 2019)
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dalam penelitian ditemukan bahwa fungsi kedua pembimbing Ibu Endang
manajemen kepala ruang yang yang kurang Pertiwiwati, Ns., M.Kes dan Ibu Eka Santi,
masih memiliki penerapan keselamatan Ns., M.Kep, serta kedua penguji Bapak
pasien yang baik yaitu sebanyak 32 orang Ichsan Rizany, Ns., M.Kep dan Bapak
dengan frekuensi sebesar (30,3%). Peneliti Rahimul Yakin, S.Kep., M.Epid, institusi
berasumsi bahwa penerapan keselamatan pendidikan Universitas Lambung
pasien yang baik tidak hanya dipengaruhi Mangkurat yang memberikan kesempatan
oleh fungsi manajemen yang dijalankan kepada peneliti dalam melakukan
oleh kepala ruang dengan baik tetapi juga penelitian serta Direktur Rumah Sakit “X”
dipengaruhi oleh faktor lain seperti Kota Banjarbaru yang sudah memfasilitasi
pengetahuan perawat terhadap pentingnya tempat untuk penelitan.
penerapan keselamatan pasien.

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

REFERENSI Manajemen Kepala Ruangan Dengan Kinerja

Aeni, W, N, Winani., & Setianingsih, A. (2019).


Pengaruh Fungsi Pengarahan Ketua Tim
Terhadap Kinerja Perawat Di Kabupaten
Indramayu. Jurnal Kesehatan Indra Husada,
7(1), p. 42. doi: 10.36973/jkih.v7i1.161
Ameliyah, A, R,. & Nursapriani. (2021). Hubungan
Kinerja Perawat Terhadap Implementasi
Penerapan Keselamatan Pasien di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kesehatan,
15(3), pp. 288-294
Daud, AW. (2020). Sistem Pelaporan dan
Pembelajaran Keselamatan Pasien Nasional
(SP2KPN). Jakarta Selatan: Kementrian
kesehatan Republik Indonesia
Eliwarti. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat
dalam Penerapan Identifikasi Pasien diruang
Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP dr. M.
Djamil Padang. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi (JABJ), 10(2). doi:
10.36565/jab.v10i2.353
Fadriyanti, Y. & Suryarinilsih, Y. (2021). Hubungan
Jam Kerja dan Karakteristik Perawat
Pelaksanan dengan Penerapan Sasaran
keselamatan Pasien pada Rumah Sakit di Kota
Padang. Menara Ilmu, XII(6), pp. 170–178
Faridah, I., Ispahani, R. & Badriah, E. L. (2019).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien Pada Perawat Di
Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, VIII(1), pp. 21–40
Fathia, N. A. & Herawaty, H. (2020). Karakteristik
Dan Pengetahuan Perawat Tentang
Keselamatan Pasien Di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah
Multi Science Kesehatan, 12(1), pp. 223–232
Fauziyah, N., Hariyati, RR, T., Rachmi, S, F.,
Handayani, H., & Simarmata, R. (2021).
Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan
dengan Pelibatan Pasien (Patient
Engagement) dalam Asuhan Keperawatan di
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan, 4(2), pp. 121–
134. doi: 10.32584/jkmk.v4i2.1230
Gulo A, S, M. (2018). Hubungan Fungsi Manajemen
Kepala Ruang Dengan Penerapan Patient
Safety. Jurnal Online Keperawatan Indonesia,
1(2)
Hutahaean, S., & Handiyani, H. (2018).
Pengembangan Fungsi Dan Peran Kepala
Ruangan Dalam Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit X. Jurnal
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 4,
pp. 53–64
Jakri, Y., & Timun, H. (2019). Hubungan Fungsi

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November
Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Sari & Jannah. (2018). Pelaksanaan Five Moments for
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Waelengga Kabupaten
Manggarai Timur. Jurnal Wawasan
Kesehatan, 4(2), pp. 56–66
Khoiriyah, I, M,. & Rizal, A, A, F. (2020). Hubungan
Fungsi Perencanaan Kepala Ruang dengan
Kinerja Perawat dalam Memberikan
Pelaqyanan Keperawatan di Ruang rawat
Inap RSUD Samarinda. Borneo Student
Research, 1(3)
Maryani, L. (2022). Hubungan Antara
Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan
Kinerja Perawat dalam Penerapan
Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit. An Idea Health Journal. 6(1),
pp. 57-65. doi: 10.33023/jikep.v6i1.442.
Masahuddin, L., Rachmawaty, R., & Bahar, B.
(2020). Hubungan Pelaksanaan Fungsi
Manajemen Kepala Ruangan Dengan
Penerapan Patient Safety Di Ruang
Perawatan Rsud Kota Makassar. Jurnal
Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of
Nursing), 6(1), pp. 57–65. doi:
10.33023/jikep.v6i1.442
Mulat, T, C,. & Hartaty, H. (2019) Pengaruh Peran
Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat
Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Diruang Rawat Inap. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada, 10(2), pp. 44-50. doi:
10.35816/jiskh.v10i2.105.
Ningsih, D. R., & Rizal, A, A. (2019). Hubungan
Fungsi Ketenagaan Kepala Ruang dengan
Kinerja Perawat dalam Memberikan
Layanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Daerah Kota Samarinda.
Borneo Student Research, pp. 204–209
Pangaribuan, R. & Patungo, V. (2019). Five
Moments Cuci Tangan Di Rsud Yowari
Kabupaten Jayapura. Sentani Nursing
Journal, 3(2), pp. 54– 61
Pasinringi, S, A., & Rivai, F. (2022) Budaya
Keselamatan Pasien dan Kepuasan Kerja. Nas
Media Indonesia,Yogyakarta
Rahmah, N, M., & Sarwati, P. (2019). Determinan
Fungsi Manajemen Dan Kepemimpinan
Kepala Ruangan Dengan Budaya
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana
Di Rs. Dr. Chasbullah Abdul Madjid. Jurnal
Soshum Insentif, pp. 182– 194. doi:
10.36787/jsi.v2i2.126
Ritonga, E, P., Gulo, E., & kristian. (2019).
Hubungan Fungsi Manajemen Kepala
Ruangan Dengan Kepatuhan Perawat
Pelaksana Dalam Penerapan Patient Safety
Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
Indonesia Medan. Jurnal Ilmiah
Keperawatan IMELDA, 5(2), pp. 624–
628

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 5 No 2, November

Hand Hygiene Perawat Pelaksana the Palembang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Overview of the Nurses Implementation of Universitas Batanghari Jambi, 19(1), p. 1. doi:
Five Moments for Hand Nursing Hygiene. 10.33087/jiubj.v19i1.493
Jurnal Keperawatan, pp. 1–6
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit. (2018).
Setiawati, I., Utami, G. T. & Sabrian, F. (2020). Edisi 1
Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat
Tentang Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan Warashari, D,. Novieastari, E., & Afriani, T. 2020.
Dalam Menghadapi Bencana Banjir. Jurnal Optimalisasi Peran Dan Fungsi Kepala
Ners Indonesia, 10(2), p. 158. doi: Ruangan Dalam Pelaksanaan Sosialisasi
10.31258/jni.10.2.158-169 Regulasi Dan Standar Prosedur Operasional
Keselamatan Paien. Jurnal Keperawatan
Shabrina, G, H,. & Sutarno, M. (2022). Gambaran Komprehensif, 6, pp. 70–136.
Umum Manajemen Investigasi Pasien yang
Tepat di RS Siloam Bekasi Timur Periode Yarnita, Y. (2019). Budaya Keselamatan Pasien Pada
Januari 2022. Jurnal Manajemen dan Perawat Di Instalasi Perawatan Intensive Rsud
Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI), Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal
6(1) Keperawatan Priority, 2(2), p. 109. doi:
10.34012/jukep.v2i2.570
Sriningsih, N., & Marlina, E. (2020). Pengetahuan
Penerapan Keselamatan Pasien (Patient Yarnita, Y. & Efitra, E. (2020). Analisis Faktor yang
Safety) Pada Petugas Kesehatan. Jurnal Berhubungan dengan Budaya Keselamatan
Kesehatan, 9(1). doi: 10.37048/kesehatan Pasien pada Perawat di Ruang Rawat Inap
v9i1.120 RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), p.
Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati, N. (2019).
827. doi: 10.33087/jiubj.v20i3.1064
Hubungan Karakteristik Perawat terhadap
Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Yulia, S. & Muliyadi. (2022). Penerapan Sasaran
Pasca Akreditasi Rumah Sakit “X” di Kota Keselamatan Pasien Di Pelayanan Rumah
Sakit. Jurnal 'Aisyiyah Medika, 7(2)

Nur Khalisah Hayati / Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan

Anda mungkin juga menyukai