Anda di halaman 1dari 10

ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DAN DASAR HUKUMNYA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Peradilan Agama

Oleh Kelompok I :
Muhammad Abizar 2013020017
Julma Arif 2013020003

Dosen Pengampu :
Dr. Zulfan SH. i., MH

PRODI PERBANDINGAN MAZHAB


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H / 2023 M
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 2

C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran ........................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi peradilan Agama ............................. 3

B. Dasar Hukum Peradilan Agama............................................. 4

C. Macam-Macam Administrasi Peradilan Agama.......................5

BAB III : PENUTUP

1. Kesimpulan ......................................................................... 13

2. Saran .................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan "Administrasi Peradilan Agama Dan Dasar
Hukumnya". Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Padang, 12 Juni 2023

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan paradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan
Umum, lingkungan Peradilan Agama, Ingkungan Peradilan Milter,
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan cieh Mahkamah Konstitusi
Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman
pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian
tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.
Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Keluasan Kehakiman disebutkan bahwa "Ketentuan
mengenal organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan
sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan
peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan
lingkungan peradian masing-masing Dengan demikian berdasarkan pasal
tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan poraditan satu atap. Sebaga
reaisas dan pasal tersebut lahirlah Undang Undang Nomor 49 Tahun 2009
tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986
tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua Undang Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang- Undang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalahnya adalah :
1. Apa itu Administrasi Peradilan Agama?
2. Apa Dasar Hukum Administrasi Peradilan Agama?
3. Apa Saja Macaman Peradilan Agama?
C. Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai, dalam makalah ini adalah sebagai berikut
A. Untuk mengetahui pengertian administrasi peradilan agama
B. Untuk mengetahui dasar hukum administrasi peradilan
agama
C. Untuk mengetahui macaman administrasi peradilan agama
2. Manfaat Pembelajaran
a. Nilai guna yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
Bagi penulis dan Pembaca, maka akan menambah
pemahaman yang lebih mendalam melalui studi
Administrasi Peradilan Agama, Terlebih Setentang
Pembahasan Dalam Makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Peradilan Agama


Administrasi adalah Suatu proses penyelenggaraan oleh seorangadministratur
secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan pokok yang telahditetapkan semula.
Peradilan Agama adalah Salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu (Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006).
Tugas pokoknya adalah memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang
Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Zakat, Wakaf, Infaq, Shadaqah dan Ekonomi
Syari’ah. (Pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
Administrasi Peradilan Agama adalah Suatu proses penyelenggaraan oleh
aparatur Pengadilan Agama secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan Pengawasan untuk mencapai tujuan pokok yang telah ditetapkan
semula. Adapun Prosesnya meliputi 6 hal :
1. Menghimpun
2. Mencatat
3. Mengolah
4. Menggandakan
5. Mengirim
6. Menyimpan
Diatur adalah Seluruh kegiatan harus disusun dan disesuaikan satusama
lainnya supaya terdapat keharmonisan dan kesinambungan tugas.
Teratur adalah Kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasanyang
dilaksanakan secara terus menerus dan terarah sehingga tidak terjadi tumpang tindih
(overlap) dalam melaksanakan tugas, sehingga akan mencapai penyelesaian tugas
pokok secara maksimal.
Klasisfikasi Administrasi di Pengadilan Agama :
1. Administrasi Kepaniteraan Meliputi : Gugatan, Permohonan, dan Hukum.

2. Admi nistrasi Kesekretariatan Meliputi : Umum, Kepegawaian, dan Keuangan.

3
4

Catatan :
Yang akan dibahas pada perkuliahan ini adalah yang berkaitan dengan
persoalan Administrasi Kepaniteraan, karena Administrasi Kesekretariatan
adalah administrasi yang umumnya diterapkan disemua instansi pemerintah.

B. Dasar Hukum Administrasi Peradilan Agama


1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
4. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 7 Tahun 1989.
5. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/001/SK/I 1991 tentang
Pola-Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan
Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.

C. Macam-macam Administrasi Peradilan Agama

Yang melaksanakan tugas-tugas administrasi dalam rangka mencapai tugas

pokok adalah Panitera (Pasal 26 UU Nomor 7 Tahun 1989 jo UU Nomor 3 Tahun

2006 jo. UU Nomor 50 Tahun 2009).

Sebagai pelaksana administrasi perkara, Panitera dengan tertib melaksanakan

ketentuan sebagaimana diatur undang-undang, yaitu:

1. Membuat daftar semua perkara yang diterima kepaniteraan, serta memberi

nomor urut dan dibubuhi catatan singkat tentang isinya (Pasal 99 UU Nomor 7

Tahun 1989 jo UU Nomor 3 Tahun 2006 UU Nomor 3 Tahun2006 jo. UU

Nomor 50 Tahun 2009).

2. Bertanggung jawab atas pengurusan perkara, penetapan atau putusan,


dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-

4
5

surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lain yang disimpan

dikepaniteraan (Pasal 101 UU Nomor 7 Tahun 1989 jo UU Nomor 3 Tahun

2006 UU Nomor 3 Tahun 2006 jo. UU Nomor 50 Tahun 2009).

Panitera sebagai pelaksana kegiatan administrasi mempunyai tugas:

1. Pelaksanaan administrasi Perkara Mempunyai kewajiban mengatur

tugas para pembantunya, yakni Wakil Panitera dan Panitera Muda

Gugatan, Panitera Muda Permohonan, Panitera Muda Hukum (untuk

Pengadilan Agama) dan Panitera Muda Banding dan Panitera Muda

Hukum (untuk Pengadilan Tinggi Agama).

2. Pendamping Hakim dalam Persidangan Mempunyai kewajiban

mencatat jalannya persidangan dan dari catatan-catatan tersebut dibuat

berita acara persidangan. Tugas ini Panitera dibantu oleh Panitera

Pengganti.

3. Pelaksana Putusan/Penetapan Pengadilan dan Tugas-Tugas

Kejurusitaan. Mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

putusan/penetapan (eksekusi). Tugas ini dibantu oleh Jurusita atau

Jurusita Pengganti.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi Peradilan Agama adalah Suatu proses penyelenggaraan oleh
aparatur Pengadilan Agama secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan Pengawasan untuk mencapai tujuan pokok yang telah ditetapkan
semula.
Dasar hukum administrasi peradilan agama diatur dalam UU No. 4 tahun
2004, UU No. 7 tahun 1989 dan UU No. 3 tahun 2006.

B. Kritik dan Saran


Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga makalah ini menjadi
salah satu bahan untuk menambah pengetahuan kita. Dan kami juga mengharapkan
sumbangsih kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyusun makalah
berikutnya akan lebih baik lagi.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, DR. H., S.H., S.IP, M.Hum., dan Ahmad Kamil, Drs. H., S.H., M.Hum., 2007,

Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, Dirjen Badilag Mahkamah Agung RI,

Jakarta.

Mahkamah Agung RI., 1994, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan

Buku II, Mahkamah Agung RI, Jakarta.

Kumpulan Perundang-undangan Lingkungan Peradilan Agama.

Buku-buku yang berkaitan dengan administrasi peradilan.

14

Anda mungkin juga menyukai