Anda di halaman 1dari 16

KONDISI FASILITAS SANITASI RUMAH IBADAH (GEREJA)

DI WILAYAH MANADO TIMUR V

Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Diploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Diajukan oleh
Reinaldy Samuel Sumakul
NIM. 711345120009

kepada

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

Mei 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Usulan Proposal Untuk Karya Tulis Ilmiah

KONDISI FASILITAS SANITASI RUMAH IBADAH (GEREJA)


DI WILAYAH MANADO TIMUR V

yang diajukan oleh

Reinaldy Samuel Sumakul


NIM. 711345120009

telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes T. Watung, S.Pd, SKM, Msi Tanggal, 2023


NIP. 196408261988032002

Pembimbing II

Yozua T. Kawatu, S.Pd, M.K.M Tanggal, 2023


NIP. 196505221987031002
1. Latar Belakang

Sanitasi adalah hak asasi manusia. Setiap orang berhak atas

layanan sanitasi yang memberikan privasi, menjamin martabat dan

keamanan , serta dapat di akses secara fisik dan terjangkau. Sanitasi juga

merupakan barang publik, memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat

dalam peningkatan Kesehatan serta pembangunan ekonomi dan sosial.

Kurangnya sanitasi yang aman menyebabkan penyakit dan penyakit yang

menyerang anak-anak secara tidak proporsional, termasuk diare, infeksi

cacing dan stunting. Tetapi sanitasi yang buruk berdampak pada semua

orang, dan lingkungan yang teremar berdampak pada seluruh masyarakat,

Selain efek yang sulit diukur pada martabat, keamanan, an kesetaraan

gender, ada biaya finansial yang signifikan terkait dengan kurangnya

sanitasi, termasuk meningkatnya biaya perawatan kesehatan, hilangnya

pendapatan, hilangnya kesempatan pendidikan dan biaya akibat polusi

(Unicef, 2020)

Persoalan sanitasi merupakan masalah pelik yang terjadi tidak

hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh negara berkembang di

dunia. Namun konsep sanitasi di Indonesia menjadi lebih rumit, hal ini

karena konsep sanitasi tidak hanya berfokus pada sistem pembuangan

limbah yang baik dan bersih saja, tetapi hal ini juga berkaitan dengan

fungsi lain yang dilaksanakan hampir pada lokasi yang sama (Alamsyah,

2022)

Menurut (WHO, 2022), 54% populasi global (4,2 miliar orang)


menggunakan layanan sanitasi yang dikelola secara aman; 34% (2,6

miliar orang) menggunakan fasilitas sanitasi pribadi yang terhubung ke

saluran pembuangan tempat pengolahan air limbah; 20% (1,6 miliar

orang) menggunakan toilet atau jamban di mana kotoran dibuang

dengan aman di tempat; dan 78% populasi dunia (6,1 miliar orang)

menggunakan setidaknya layanan sanitasi dasar.

Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama kemiskinan di

negara-negara berkembang, sebagian besar karena menyebabkan kematian

dini ( dengan perkiraan 1.800 kematian anak per hari karena air, sanitasi

dan kebersihan yang tidak aman) dan dampak lain terhadap kesehatan

(WaterAid, 2019)

(Satriani, et al., 2022) menegaskan bahwa akses pada air, sanitasi

dan hygiene tetap menjadi sebuah keprihatian dunia, sebagaimana

tujuan pembangunan berkelanjutan. Walaupun terdapat perbaikan pada

pelayanan tersebut, terdapat sekitar dua juta orang di seluruh dunia yang

masih memiliki kesulitan untuk memperoleh air yang bersih, sanitasi

yang aman, dan tidak memiliki akses terhadap fasilitas hygine yang

memadai. Mereka juga menekankan bahwa pelayanan yang buruk pada

ketiga hal di atas dapat berakibat pada melemahnya sistem kesehatan

secara umum dan dapat memperburuk kondisi ekonomi.

Oleh karena itu, kegiatan seperti menyediakan air bersih

untuk sarana mencuci tangan, mandi, mencuci, dan menyediakan tempat


terpisah sebagai sarana kakus dapat dianggap sebagai bagian dari

konsep sanitasi (Septivita, 2018)

Sekitar 829.000 orang di negara berpenghasilan rendah dan

menengah meninggal akibat air, sanitasi, dan kebersihan yang tidak

memadai setiap tahun, mewakili 60% dari total kematian akibat diare.

Sanitasi yang buruk diyakini menjadi penyebab utama sekitar 432.000

kematian ini dan merupakan faktor utama beberapa penyakit tropis yang

terabaikan, termasuk cacingan, schistosomiasis, dan trakoma. Sanitasi

yang buruk juga berkontribusi terhadap malnutrisi (WHO, 2022).

Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan

lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup

bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan

bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia seingga akan meningkatkan angka

harapan hidup lebih tinggi (Prasetio, et al., 2020).

Sanitasi lingkungan ditujukan untuk memenuhi persyaratan

lingkungan yang sehat dan nyaman. Upaya sanitasi dasar meliputi sarana

pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan sampah, saluran

pembuangan air limbah, dan penyediaan air bersih (Sidhi, Raharjo, &

Dewanti, 2016)

Sanitasi Tempat Ibadah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai factor lingkungan


yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan

manusia. Sanitasi merupakan upaya yang dilakukan demi mewujudkan

dan menjamin kondisi yang sudah memenuhi syarat Kesehatan (Nasution,

2017).

Sebuah sarana tempat umum guna berkumpulnya umat beragama

untuk melaksanakan ibadah menurut ajaran agama atau kepercayaan

mereka masing-masing. Tempat-tempat umum merupakan tempat yang

memiliki pengaruh terhadap masalah kesehatan lingkungan.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan terdapat 5 rumah

ibadah yang berada di wilayah Manado Timur V, dimana terdapat 3

rumah ibadah yang sampahnya masih berserakan disekitaran halaman

rumah ibadah, sehingga dapat mengundang vektor penyakit, dalam

memelihara kebersihan serta kenyamanan di lingkungan rumah ibadah

dibutuhkan kerjasama yang baik antara pengelola, petugas kebersihan

dan masyarakat (jemaat) sehingga lingkungan rumah ibadah tidak

menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit. Toilet rumah

ibadah juga terlihat masih tidak terjaga kebersihannya terlihat 3 rumah

ibadah memiliki lantai toilet yang berlumut dan licin dapat berakibat

kecelakaan bagi pengguna toilet. Ada yang sudah memiliki tempat

sampah tapi tidak dilengkapi dengan penutup, Juga untuk saluran

pembuangan air limbah nya masih ada 3 rumah ibadah yang saluran

pembuangannya belum memenuhi syarat sehingga dapat menjadi vektor


penyakit juga bisa mengakibatkan lingkungan disekitar rumah ibadah

tercemar.

Berdasarkan gambaran dari latar belakang di atas penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Kondisi Fasilitas Sanitasi

Rumah Ibadah Diwilayah Manado Timur V”.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yaitu:

“Bagaimana Kondisi Fasilitas Sanitasi Rumah Ibadah (Gereja) Di Wilayah

Manado Timur V”

2. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas

Sanitasi rumah ibadah di wilayah Manado Timur V.

b. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kondisi Sanitasi Pembuangan Sampah di rumah

ibadah wilayah Manado Timur V

b. Untuk mengetahui kondisi Sanitasi penyediaan air bersih di rumah

ibadah wilayah Manado Timur V

c. Untuk mengetahui kondisi Sanitasi pembuangan air limbah di rumah

ibadah wilayah Manado Timur V

d. Untuk mengetahui kondisi Sanitasi jamban/toilet di rumah ibadah

wilayah Manado Timur V

3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari

pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu kesehatan, dan

khususnya dapat mengetahui apakah kondisi fasilitas di rumah ibadah

yang berada di wilayah Manado Timur V telah memenuhi syarat atau

belum memenuhi syarat.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengelola dan

jemaat di rumah ibadah sebagai bahan acuan untuk meningkatkan

pengetahuan atau wawasan dan memberikan masukan bagi pengelola dan

jemaat tentang sanitasi rumah ibadah.

4. Tinjauan Pustaka

a. Sanitasi Tempat Umum

Tempat umum atau sarana pelayanan umum adalah tempat yang

memiliki fasilitas dan berpotensi terhadap terjadinya penularan penyakit.

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak orang

berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus

menerus, baik secara membayar maupun tidak, atau suatu tempat dimana

banyak orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari (Santoso,

2015)

b. Definisi Gereja
Menurut (KBBI, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,

2016) gereja adalah gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan

upacara agama Kristen.

c. Hubungan Gereja dengan Kesehatan (Pandean, 2020).

1. Jika pengunjung/umat yang hadir di gereja over crowding

menimbulkan efek-efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental

maupun moral.

2. Penerangan yang kurang mengganggu penglihatan pengunjung

membawa ayat-ayat kitab suci.

3. Pengeras suara/ sound system gereja yang tidak memenuhi syarat akan

mengganggu pendengaran jemaat.

4. Ventilasi gereja yang tidak memenuhi syarat dapat mengakibatkan

pengap dan udara yang berbau

d. Persyaratan Khusus Sanitasi Gereja.

1. Ruang Kebaktian

a) Ditambah satu ruang kebaktian menampung 250 pengunjung.

b) Ukuran ruang 5 M3 dan luas lantai 1 M2.

c) Lantai kedap air dan rata.

d) Luas jendela dan lubang angin minimal 20 % luas lantai.

e) Dilengkapi dengan pintu minimal 3 buah.

f) Sinar sebaiknya datang dari arah kiri dan kanan secara merata

dengan ukuran 10 fc, sehingga jemaat dapat membaca Alkitab

dengan jelas.
2. Perlengkapan Gereja

1. Papan pengumuman

a) Harus halus, tidak retak dan tidak bergelombang.

b) Cat yang digunakan tidak memantulkan cahaya.

2. Mimbar

a) Lebih tinggi dari pada kursi pengunjung.

b) Konstruksi sederhana, kuat dan nyaman dipakai serta terjaga

kebersihannya.

3. Tempat Cuci Tangan

a) 1 buah per 50 pengunjung.

b) Dilengkapi sabun dan kain lap yang bersih.

4. Kamar mandi

a) Minimal 2 buah

b) Bersih

5. Kaku

a) 1 buah untuk 100 pria dan 1 buah untuk 35 wanita.

b) Tipe leher angsa.

c) Penerangan minimal 5 fc.

d) Tersedia alat gantungan pakaian.

5. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka diatas maka dapat dilihat pada

kerangka teori sebagai berikut :

Memenuhi syarat
Fasilitas sanitasi
Tidak memenuhi syarat
6. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis kualitatif, yaitu menggambarkan Kondisi Fasilitas

Sanitasi Gereja GMIM Wilayah Manado Timur V.

b. Variabel Penelitian

Yang menjadi variable ini adalah:

1) Kesehatan Lingkngan dan Bangunan

a) Umum (lingkungan dan bangunan).

b) Bagian dalam (lantai, dinding, atap, langit-langit, pencahayaan,

ventilasi, kursi/peralatan).

2) Fasilitas Sanitasi

a) Penyediaan air bersih secara fisik.

b) Pembuangan air limbah.

c) Kamar mandi.

d) Pembuangan sampah.

c. Definisi Oprasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka defenisi operasional dari variabel

adalah sebagai brikut : Kesehatan Lingkngan dan Bangunan Umum

(lingkungan dan bangunan). Bagian dalam (lantai, dinding, atap, langit-langit,

pencahayaan, ventilasi,kursi/peralatan). Fasilitas Sanitasi ,Penyediaan air

bersih secara fisik. Pembuangan air limbah. Kamar mandi. Pembuangan

sampah. Yang di tunjukan dengan menggunakan alat Kuisioner.


d. Populasi Dan Sampel

1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Gereja GMIM yang ada di

wilayah Manado Timur V.

2) Sampel

Untuk menentukan sampel, peneliti menggunakan total populasi yaitu 5

Gereja GMIM yang ada di wilayah Manado Timur V.

e. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian merupakan peralataan untuk

mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini

peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya

adalah :

1) Kuisioner

2) Alat Tulis Menulis

3) Kamera

f. Teknik Pengumpulan Data

a) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran pengamatan

(observasi) menggunakan ceklis dan wawancara (interview) dengan

kuisioner. Data primer dalam penelitian ini adalah :

1) Kebersihan Lingkungan dan Bangunan


Kebersihan lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan halaman Gereja

dan tata letak Gereja dan kebersihan bangunan adalah konstruksi

bangunan bagian dalam dan luar ruangan.

2) Kualitas dan Kuantitas Air Bersih

Kualitas air yang dimaksud adalah kualitas air bersih secara fisik, tidak

berbau, tidak berwarna, tidak berasa.

3) Pembuangan Air Limbah

Pembuangan air limbah yang dimaksud adalah konstruksi saluran

pembuangan air limbah dan lancar atau tidak nya pembuangan air limbah

yang keluar.

4) Jamban/Urinoir

Jamban / urinior yang dimaksud adalah konstruksi jamban dan frekuensi

pembersihan nya.

5) Tempat Sampah

Tempat sampah yang dimaksud adalah jumlah tempat sampah konstruksi

tempat sampah.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang terkait

dengan penelitian ini.

g. Jalannya Penelitian

a) Survei awal

b) Pembuatan Proposal

c) Pelaksanaan Survey
d) Pengolahan data

h. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini, yaitu mempersentasekan data yang

didapat dari hasil survei yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan

narasi. Sedangkan analisa yang digunakan adalah menggunakan analisa

persentase standar yang ada yaitu formulir kesehatan lingkungan tempat-

tempat umum.

i. Jadwal penelitian

Waktu Pelaksanan

No Jenis Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Survei Awal

2. Penyusunan proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Seminar Proposal

5. Perbaikan Proposal

6. Penelitian

7. Penyusunan KTI

8. Seminar KTI

9. Perbaikan KTI

j. Biaya Penelitan
No Uraian Biaya (Rp)

1. Survei Awal Rp. 100.000

2. Penyusunan Proposal Rp. 250.000

3. Perbaikan Proposal Rp. 150. 000

4. Penelitan Rp. 500.000

5. Penyusunan KTI Rp. 800.000

6. Perbaikan KTI Rp. 400.000

Total Rp. 2.200.000

References
Alamsyah, A., 2022. Rumah Ibadah Sebagai Sarana Alternatif Penunjang
Kebutuhan Dasar Masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Volym 2.
KBBI. (2016). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Retrieved from
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Nasution, M. T. (2017). Tinjauan Pengetahuan Takmir Dan Keadaan Sanitasi
Masjid Di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.
Pandean, M. (2020, Mei 4). Sanitasi Tempat Ibadah. Retrieved from yablog:
https://yesakribo.blogspot.com/2020/05/sanitasi-tempat-ibadah.html
Prasetio, A., Pangestu, A. & Defrindo, Y., 2020. Rencana Pembangunan Sanitasi
Berbasis Lingkungan Di Desa Dadisari Kabupaten Tanggamus. Jurnal SENDI,
Volym 1.
Santoso, I. (2015). Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum . Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Satriani, S., Ilma, I. S. & Daniel, D., 2022. Trends of Water, Sanitation, and
Hygiene (WASH) Research in Indonesia: A Systematic Review. Int. J. Environ.
Res. Public Health.
Septivita, D., 2018. Analisis faktor personal hygiene dan sanitasi lingkungan
dengan kejadian infeksi hepatitis A pada mahasiswa Universitas Jember. [Online]
Available at: https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89001
[Använd Mei 2023].
Sidhi, A. N., Raharjo, M., & Dewanti, N. (2016). Hubungan Kualitas Sanitasi
Lingkungan Dan Bakteriologis Air Bersih Terhadap Kejadian Diare Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal. Jurnal
Kesehatan Masyarakat.
Unicef, 2020. Kondisi Sanitasi Dunia. [Online]
Available at: https://data.unicef.org/resources/state-of-the-worlds-sanitation/
[Använd Mei 2023].
WaterAid, 2019. WaterAid. [Online]
Available at: https://washmatters.wateraid.org/blog/sanitation-saving-lives-in-
developing-countries#:~:text=Inadequate%20sanitation%20is%20a
%20leading,and%20other%20impacts%20on%20health
[Använd 18 Mei 2023].
WHO, 2022. World Health Organization. [Online]
Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sanitation
[Använd Mei 2023].

Anda mungkin juga menyukai