Bab I Sasp Fix
Bab I Sasp Fix
PENDAHULUAN
. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mampu mengelola anggaran keuangan yang akan
dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan keuangan (Imawan A, Irianto G, Prihatingtias, Y,
W, 2019).
Laporan Keuangan merupakan keterangan dalam bentuk tulisan yang memuat informasi
mengenai keuangan suatu organisasi atau lembaga dalam satu periode yang dipergunakan untuk
mempresentasikan kinerja dari organisasi atau lembaga tertentu, (Chairina & Wehartaty, 2019).
Laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan media yang
di gunakan oleh entitas terkhusus pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangan
kepada pihak yang berkepentingan (publik). Dari perspektif rakyat di daerah, laporan keuangan
pemerintah daerah yang disusun sesuai dengan SAP dapat menjelaskan bagaimana pemerintah
mengelola keuangan dalam melaksanakan pembangunan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Laporan keuangan yang berkualitas harus memenuhi karakteristik;
relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami, (PP No.71, Tahun 2010).
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang berisi informasi
keuangan. Salah satu konkret untuk mewujudkan transaparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan Negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang
memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan
yang telah diterima secara umum. Jika informasi dan laporan keuangan dapat dipahami dan
dimengerti oleh penggunanya, maka laporan keuangan tersebut dapat dikatakan laporan
keuangan yang berkualitas. Kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah sangat diperlukan
untuk dapat memberikan gambaran dan karakteristik mengenai laporan keuangan terserbut
apakah laporan keuangan pemerintah daerah sudah sesuai dengan aturan – aturan yang ada, serta
kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia merupakan salah satu cara agar kita
mengetahui kinerja aparat pemerintah dapat dipertanggung jawabkan.
Laporan keuangan pemerintah daerah disusun berdasarkan APBD, pada awal periode
akuntansi dengan menganggarkan pendapatan serta belanja untuk periode saat ini. Setelah
berjalan satu periode akuntansi dan diakhir periode, antara anggaran pendapatan dan belanja
apakah sudah terealisasi sesuai dengan pendapatan dan belanja. Serta bisa dilihat apakah ada
kenaikan atau penurunan di Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional dan hasilnya
bisa disimpulkan Surplus atau Defisit. Jika terjadi Surplus atau Defisit, pemerintah daerah harus
sudah mempunyai rencana untuk tahun anggaran berikutnya agar jika Surplus dananya tidak
hanya didiamkan saja atau mungkin bisa dinvestasikan atau untuk hal lain dan jika Defisit,
pemerintah juga harus bisa menangani supaya tahun anggaran berikutnya agar tidak defisit.