TUGAS
Mata kuliah Profesionalisme
Makalah
BUDAYA PEMAKAIAN GURITA
PADA BAYI BARU LAHIR
Oleh:
Neni Indriani
KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia,
dosen empunya Ibu Vitria Meilinda, S.ST., M.Kes ini. Shalawat dan Salam tak
lupa disampaikan kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, yang telah
membawa manusia dari kegelapan hingga ke masa yang terang benderang yang
dirasakan hingga saat ini, Nabi Muhammad SAW dan beserta keluarga dan
pengikut beliau. Adapun judul makalah ini adalah; “Pemakaian Gurita pada Bayi
Baru Lahir”.
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada keluarga tercinta yang telah memberi cinta kasih, semangat dan dorongan
moril.
dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Akhir kata semoga
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pemakaian Gurita Pada Bayi .............................................................. 4
B. Resiko Pemakaian Gurita Pada Bayi ................................................... 6
C. Perawatan Bayi Baru Lahir .................................................................. 7
A. Latar Belakang
Pemberian asuhan pada bayi dan anak balita yang baik dan benar
budaya yang ada di masyarakat telah banyak mewarnai berbagai upaya dalam
Banyak nasehat dan tradisi leluhur yang turun temurun. Salah satunya
melahirkan. Penggunaan gurita pada bayi yaitu karena orang tua merasa
khawatir melihat perut bayi yang besar, sehingga merasa perlu untuk menahan
(Darmawan 2023). Selain itu, diyakini selama ini gurita bisa melindungi perut
bayi, mencegah masuk angin, bisa mengecilkan perut juga mencegah pusar
Namun perut bayi yang terlihat besar ini merupakan keadaan normal
dan sesuai untuk bayi. Hal ini terjadi karena perkembangan otot dinding perut
bayi belum sempurna dan kuat sehingga perut terlihat tidak proporsional,
terlihat seperti perut buncit. Seiring berjalannya waktu dan pertambahan usia,
2
perut bayi akan mengecil dengan sendirinya. Hal ini terjadi karena otot
Pemakaian gurita bayi yang terlalu ketat bisa menyebabkan bayi sesak nafas,
kulit gatal biang keringat atau ruam kulit karena keringat yang menempel
tidak dapat menguap terhalang gurita. Bisa juga terjadi kalau pemakaian
penyebabnya. SIDS sering terjadi saat bayi sedang tidur. Risiko SIDS
meningkat pada keadaan tercekik, kekurangan Oksigen dan terjerat yang dapat
dijumpai pada bayi yang dibedong ketat dan di tidurkan dalam keadaan
tengkurap atau menyamping. Kejadian ini juga meningkat pada orang tua
yang merokok. Pada bayi yang di ikat erat dengan gurita, gerakan pernafasan
B. Rumusan Masalah
terkait:
C. Tujuan Penulisan
Kesehatan terkait:
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1
Gurita bayi
Sumber: (Nugraheni 2022)
Gurita ini berupa kain untuk menutup perut. Ada yang bentuknya
dilengkapi tali yang mudah diikat atau dilengkapi velcro untuk direkatkan.
Fakta: Pemakaian gurita pada bayi, sama sekali tidak ada hubungannya
dewasa.
lebih besar daripada dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan
karena membuat bayi anda susah bernafas. Pasalnya, diawal kehidupan, bayi
Pemakaian gurita yang menekan perut bisa membatasi jumlah udara yang
tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri
lebih besar dibandinkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah
yang membuat foramen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada
jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karenan tekanan dalam paru turun
dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia
Saryono, 2016).
Sesuai dengan teori tersebut jika bayi di pakiakan gurita maka akan
menyebabkan bayi sesak nafas, selain itu juga ASI yang sudah di konsumsi
bayi bisa kembali lagi atau muntah karena adanya tekanan pada dadanya.
Sehingga bayi akan lebih baik tidak di gunakan gurita untuk mendukung
Mitos ini tidak benar, karena organ dalam tubuh malah akan
tubuhnya pun tidak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada
tetap memakaikan gurita, boleh saja asalkan ikatan bagian atas dilonggarkan
sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang. Bila gurita digunakan agar
6
tali pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya sekitar pusar dan
ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik senhingga jantung
tidak bisa berkembang dengan baik karena gurita yang terlalu kencang
umumnya nafas bayi akan menjadi lebih cepat dan pendek. Jika ini dibiarkan
menimbulkan ruam tekanan pada kulit bayi yang masih sensitif. Dapat
juga menimbulkan ruam alergi pada bayi akibat tertutupnya kulit sehingga
3. Gangguan pencernaan
gumoh atau refluks setelah menyusui. Lambung bayi baru lahir kecil
7
bebek (80-150 ml) pada usia 2-3 bulan. Katup lambung bayi pun masih
Perawatan Bayi Baru Lahir Terdapat beberapa hal yang lebih penting
untuk diperhatikan dalam merawat bayi yang baru lahir. Dikutip dari laman
IDAI, berikut adalah perawatan bayi yang baru lahir (Iskandar 2022).
Ketika lahir, bayi akan berada pada suhu yang lebih rendah dari saat
karena itu, kontak kulit antara ibu dan bayi sangat baik untuk
ASI secara eksklusif selama 6 bulan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
bayi.
Bayi yang baru lahir bisa tidur hingga total 20 jam sehari. Usahakan
ruangan bayi bersuhu sejk, tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Posisi
tidur yang dianjurkan untuk bayi baru lahir adalah posisi terlentang karena
dibiarkan terbuka dan kering. Usahakan agar daerah tersebut tidak basah,
4. Memandikan Bayi
Ketika baru lahir, bayi masih belum perlu dimandikan. Setelah 6 jam, bayi
berkontak dengan kulit bayi karena kulit bayi masih sangat sensitif.
6. Gumoh
Gumoh terjadi ketika bayi meminum susu atau ASI dalam jumlah yang
banyak. Hal ini bisa dicegah dengan membuat bayi bersendawa dengan
cara letakkan mereka dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemakaian gurita bayi untuk mengatasi tali pusar yang belum puput
bukan cara perawatan yang tepat. mitos seputar perawatan bayi seharusnya
Pemakaian gurita bayi untuk mengatasi tali pusar yang belum puput bukan
cara perawatan yang tepat. Risiko yang bisa ditimbulkan dari penggunaan
gurita pada bayi yang baru lahir adalah kesulitan bernapas. Biasanya bayi akan
merasa kesulitan bernapas karena lilitan kain yang terlalu kencang dan hal ini
tentu tidak bisa dibiarkan. Sebab sistem pernapasan bayi yang masih
B. Saran
materi yang ada di makalah ini. Serta dapat mengambil intisari dan manfaat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Girsang, Bina Melvia, Lydia Barus, Herlina Simanjuntak, and Yeni Eliyanti.
2023. Praktik Asuhan Bayi Baru Lahir Berdasarkan Evidence Based
Practice. Bandung: Media Sains Indonesia.
Iskandar, Muhammad Iqbal. 2022. “Risiko Pemakaian Gurita Bayi & Bagaimana
Perawatan Saat Lahir.” Tirto.Id. 2022. https://tirto.id/risiko-pemakaian-
gurita-bayi-bagaimana-perawatan-saat-lahir-gySE.
Maryam, Siti. 2021. “Budaya Masyarakat Yang Merugikan Kesehatan Pada Ibu
Nifas Dan Bayi.” Jurnal Kebidanan 10 (1): 1–6.
https://doi.org/10.35890/jkdh.v10i1.156.
Rahmanti, Dwi. 2018. “Bayi Ternyata Tidak Boleh Pakai Gurita.” UPTD
Puskesmas Wonogiri 1. UPTD Puskesmas Wonogiri 1. 2018.
https://dinkes.wonogirikab.go.id/pkmwonogiri1/2018/07/11/bayi-ternyata-
tidak-boleh-pakai-gurita/.