Anda di halaman 1dari 9

David Christovan Setyaputra

230210210068

Ilmu Kelautan B 2021

Pembuatan Sabun Cair

A. Tujuan Praktikum

 Praktikan mampu membuat sabun cair dengan menggunakan bahan alam


 Praktikan mampu menentukan formulasi atau takaran terbaik untuk membuat
sabun cair
B. Pendahuluan

Sabun adalah suatu senyawa yang termasuk ke dalam jenis garam organic yang
memiliki sifat membersihkan kotoran dalam kondisi tidak terikat (Widiyati &
Wahyuningtyas, 2020). Sabun juga merupakan campuran surfaktan yang memiliki
panjang rantai karbonnya mulai dari C12 sampai C16. Sabun juga disebut sebagai
senyawa yang bersifat amplifik, karena pada bagian kepalanya memiliki sifat hidrofilik
dan pada bagian ekornya memiliki suatu gugus fungsi yang bersifat hidrofobik (Sukeksi
& Sidabutar, 2017).

Prinsip penggunaan sabun jika melihat dari fungsinya adalah bagian gugus hidrofobik
pada sabun akan menarik dan mengikat molekul lemak dan kotoran, lalu ia akan ditarik
oleh gugus hidrofilik sabun yang bersifat polar atau dapat larut dalam air (Sukeksi &
Sidabutar, 2017). Sabun juga terbagi ke dalam dua jenis, yaitu sabun keras yang dibuat
dengan bahan Natrium Hidroksida (NaOH) dan sabun lunak yang terbuat dari kalium
Hidroksida (KOH) (Widiyati & Wahyuningtyas, 2020). Saponifikasi merupakan istilah
yang digunakan dalam proses pembuatan sabun yang dapat didefinisikan sebagai suatu
proses reaksi hidrolisis asam lemak oleh basa lemah/kuat yang nantinya akan
menghasilkan sabun dan produk sampingnya yang biasa dikenal dengan gliserol
(Sukeksi & Sidabutar, 2017).
C. Alat dan Bahan

1. Alat
Nama alat Fungsi
Hotplate stirrer Memanaskan atau menghangatkan sekaligus
mencampurkan atau menghomogenkan larutan kimia.
Batang pengaduk Mengaduk sampel agar homogen
Beaker glass Tempat menyimpan larutan
Erlenmeyer Untuk menyimpan larutan
Label Sebagai penanda untuk setiap tabung reaksi
Pipet tetes Memindahkan larutan dengan jumlah kecil agar lebih
teliti
Botol kecil Sebagai wadah untuk menyimpan sabun cair

Neraca Analitik Menimbang sampel

2. Bahan
Nama Bahan Fungsi
Ekstrak karagenan Sebagai pengental dan stabilitator
Texapon N 70% Sebagai surfaktan
NaCl Sebagai pengatur viskositas
Aquadest Sebagai bahan pelarut
Benzyl alcohol Sebagai antimikroba dan preservative
Fragrance green tea Sebagai pewangi

D. Prosedur

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Disiapkan beaker glass 250 mL dan dipanaskan aquadest sebanyak 100 mL pada
hotplate stirrer, diatur heating pada angka 5. Tutup beaker glass dengan aluminium
foil, tunggu hingga mendidih.
3. Ditambahkan karagenan sebanyak 1,1 gram ke dalam aquadest yang telah
mendidih. Tunggu hingga homogen (base I). Lalu dinginkan hingga suhu ruang.
4. Disiapkan beaker glass 250 mL, masukkan Texapon N 70% sebanyak 10 gr dan
NaCl sebanyak 5,9 gr lalu homogenkan.
5. Ditambahkan aquadest sebanyak 72,5 mL secara perlahan dan pastikan larutan
menjadi homogen (base II).
6. Dicampurkan base I dan base II kemudian homogenkan Kembali.
7. Disesuaikan dengan perbandingan yang telah ditentukan.
8. Tambahkan Benzyl alcohol sebanyak 11 tetes dan Fragrance green tea sebanyak
10 tetes.
9. Masukkan ke dalam kemasan.
10. Perbandingan Base I dan Base II kelas B, Kelompok 1-5 yaitu 3:10, sedangkan
kelompok 6-10 yaitu 4:10

D. Pembahasan
Dalam praktikum pembuatan hand sanitizer yang telah dilakukan, didapatkan
hasil sebagai berikut setelah dilakukan pengamatan selama 6 hari.

Tabel 1. Hasil pengamatan

Ke Perbandi Pengamatan Hari Ke-


ngan pH
l. B1 : B2
1 2 3 4 5
warna :
warna : warna : warna : Putih
warna : Putih bening
Bening Bening bau : Green
bau : Green bau : Green
bau : Green bau : Green tea
tea (Samar) tea (kuat)
awal: 7 tea (Samar) tea (Samar) tekstur :
1 1:10 tekstur : Agak tekstur : Gel
akhir : 7 tekstur : tekstur : kental
Cair (kental)
Agak Cair Agak Cair reaksi di kulit
reaksi di kulit : reaksi di kulit
reaksi di kulit reaksi di kulit :
Kering :
: Kering : Kering melembabkan
melembabkan
warna :putih warna :bening
warna
berbusa warna : warna bau : greentea
:bening
bau : greentea bening :bening (memudar/tida
bau : greentea
awal : 6 (kuat bau : greentea bau : greentea k sekuat awal)
2 1:10 tekstur :
akhir : 6 aromanya) tekstur : cair tekstur : cair tekstur :
mengental
tekstur : cair reaksi di kulit reaksi di kulit kental
reaksi di kulit
reaksi di kulit : : halus : halus reaksi di kulit
: halus
Halus : halus
warna : warna : warna :
warna : putih bening bening warna : bening
berbusa bau : wangi bau : wangi bening bau : greentea
bau : wangi greentea greentea bau : greentea tekstur :
awal: 8
3 2:10 greentea tekstur : tekstur : tekstur : kental
akhir: 8
tekstur : cair lengket kental kental reaksi di kulit
reaksi di kulit : kental reaksi di kulit reaksi di kulit : lembut,
halus reaksi di kulit : lembut, : lembut akhirnya
: lembut kesat kering
warna : warna :
warna :
warna : Putih bening bening
warna : putih bening
transparan bau : wangi bau : wangi
busa bau : wangi
bau : wangi (greentea) (greentea)
bau : wangi (greentea)
awal : 8 (greentea) tekstur : agak tekstur : agak
4 2 : 10 (greentea) tekstur : agak
akhir : 7 tekstur : agak kental kental
tekstur : Cair kental
cair reaksi di kulit reaksi di kulit
reaksi di kulit : reaksi di kulit
reaksi di kulit : halus, : halus,
Halus : halus, sedikit
: halus sedikit sedikit
lengket
lengket lengket
warna : putih warna : putih warna : putih warna : putih
warna : putih transparan transparan transparan transparan
bau : bau bau : bau bau : bau bau : bau bau : bau
greentea greentea greentea greentea greentea
sedikit sedikit+alkoh sedikit+alkoh sedikit+alkoh sedikit+alkoh
awal : 9
5 3:10 tekstur : agak ol ol ol ol
akhir : 8
cair tekstur : tekstur : tekstur : tekstur : keset,
reaksi di kulit : keset, lengket keset, lengket keset, lengket lengket
sedikit reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit
melembabkan : sedikit : sedikit : sedikit : sedikit
melembabkan melembabkan melembabkan melembabkan
warna : Putih warna warna : warna : warna :
berbusa :Bening Bening Bening Bening
bau : bau : bau : bau : bau :
Awal: 8 GreenTea GreenTea GreanTea GreenTea GreenTea
6 3 : 10
Akhir: 8 tekstur : tekstur : tekstur : tekstur : tekstur :
Kental kental Kental Kental kental
reaksi di kulit : reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit
Halus : halus : Halus : halus : Halus
warna : putih warna : putih
warna : putih warna : putih
transparan transparan
warna : putih transparan transparan
bau : tidak bau : tidak
bau : tidak bau : tidak bau : tidak ada
berbau ada bau
awal:8 berbau ada bau bau
7 4 : 10 tekstur : tekstur :
akhir: 8 tekstur : kental tekstur : tekstur :
lengket kental,
reaksi di kulit : kental lembut lengket, kental
kental lembut
jadi kering reaksi di kulit reaksi di kulit
reaksi di kulit reaksi di kulit
: kering : kering
: kering : kering
warna : putih warna : warna : warna : warna :
berbusa bening bening bening bening sedikit
awal : 8 bau : green tea bergelembun sedikit keruh sedikit keruh keruh
8 4 : 10
akhir : 9 tekstur : kental g sedikit bau : green bau : green bau : green tea
dan lengket keruh tea samar tea samar samar
reaksi di kulit : bau : green tekstur : semi tekstur : semi tekstur : semi
lembab, kering tea samar cair dan cair dan cair dan
saat dibilas tekstur : semi lengket lengket lengket
cair dan reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit
lengket : lembab, : lembab, : lembab,
reaksi di kulit kering saat kering saat kering saat
: lembab, dibilas dibilas dibilas
kering saat
dibilas
warna : putih warna : putih warna : putih warna : putih warna : putih
bau : bau bau : bau bau : bau bau : bau bau : bau
green tea green tea green tea green tea green tea
awal: 10 sedikit sedikit sedikit sedikit sedikit
9 5:10
akhir 10 tekstur : cair tekstur : cair tekstur : cair tekstur : cair tekstur : cair
kental kental kental kental kental
reaksi di kulit : reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit
lembab : lembab : lembab : lembab : lembab
warna : putih warna : putih
warna : putih
warna : putih transparan warna : putih transparan
transparan
transparan bau : wangi transparan bau : wangi
bau : wangi
bau : wangi greentea bau : wangi grrentea
green tea
awal 9 greentea tekstur : green tea tekstur :
10 5:10 tekstur :
akhir 8 tekstur : kental, tekstur : kental,
kental, lembut
Lembut lembut kental lembut lembut
reaksi di kulit
reaksi di kulit : reaksi di kulit reaksi di kulit reaksi di kulit
:
melembabkan : : lembab :
melembabkan
melembabkan melembabkan

Sabun merupakan salah satu jenis dari surfaktan yang berasal dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan ini mempunyai susunan struktur bipolar, dimana pada bagian
kepala memiliki sifat hidrofilik dan bagian ekornya bersifat hidrofobik. Hal tersebutlah
yang membuat sabun mempunyai kemampuan untuk membersihkan kotoran (Sukeksi
& Sidabutar, 2017). Sabun cair merupakan salah satu jenis sabun lunak yang terbuat dari
bahan – bahan surfaktan, garam, bahan-bahan aditif seperti pelembab, parfum,
pengawet, dan zat pewarna (Athaillah & Paramitha, 2022). Jumlah umum yang
digunakan untuk pewangi adalah sekitar 0,05% sampai 2%. Kegunaan NaCl dalam
pembuatan sabun adalah sebagai kunci dalam menentukan jenis sabun, jika digunakan
dengan jumlah yang banyak, maka akan menghasilkan tekstur sabun yang keras
(Rosmainar, 2021).

Dalam pembuatan sabun cair kali ini surfaktan yang digunakan adalah texaphon
N 70% yang memiliki peran untuk mengangkat lemak dan kotoran. Fungsi lain dari
digunakannya surfaktan dalam pembuatan sabun cair adalah ia dapat membuat busa
yang merupakan hal penting dalam sabun. Selain, surfaktan, terdapat bahan alam yang
digunakan, yaitu karagenan. Karaginan sendiri merupakan suatu senyawa yang berada
dalam kelompok polisakarida galaktosa yang didapatkan dari hasil proses ekstraksi
rumput laut. Pada umumnya karaginan mengandung beberapa bahan, seperti natrium,
magnesium, dan kalsium (Agustin et al., 2017). Karena sifat karaginan yang dapat
terbiodegradasi, biasanya karaginan dapat dimanfaatkan sebagai pengatur viskositas, zat
penstabil, zat pengental, dan lain sebagainya (Prihastuti & Abdassah, 2019).

Kemudian bahan lainnya dalam pembuatan sabun terdapat NaCl yang berperan
sebagai pengental sabun yang masih berupa air (Suryana, 2013) dan benzyl akohol yang
berfungsis sebagai pengawet produk sabun. Terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pembuatan sabun, salah satunya adalah pH. Pada umumnya pH
yang baik pada sabun adalah sekitar 4-8. Jika pH yang dihasilkan bersifat asam atau
antara 1-3 maka sabun tersebut bersifat korosif, sedangkan jika pH yang dihasilkan lebih
dari 9 maka dapat dikatakan bahwa sabun tersebut akan bersifat iritasi. Nilai pH yang
dihasilkan dalam pembuatan sabun kali ini adalah 7 atau dapat dikatakan aman.

Tekstur sabun yang dihasiilkan setelah dilakukan pengamatan selama 6 hari


berturut-turut adalah pada hari pertama tekstur sabun kental dan berubah menjadi kental
sedikit cair pada hari-hari berikutnya. Adanya NaCl pada produk sabun merupakan
faktor yang mempengaruhi kekentalan tersebut, yang mana NaCl ini berperan untuk
mengatur viskositas sabun cair. Dikatakan dalam (Wijana et al., 2009) bahwa
kandungan viskositas dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kadar air pada sabun.
Semakin kecil kadar air dalam sabun, maka viskositasnya akan menjadi tinggi,
begitupun sebaliknya, semakin tinggi kadar air dalam sabun, maka akan menurunkan
nilai viskositasnya. Berubahnya tekstur sabun yang semakin hari semakin cair
disebabkan juga karena faktor kecepatan pengadukan/penghomogenan dan konsentrasi
bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun cair ini.

Pada pengamatan bau didapatkan bahwa dari hari ke hari terjadi penurunan bau
greentea. Hal tersebut terjadi karena adanya alkohol dalam sabun yang menguap dan
menyebabkan aromanya semakin pudar pula. Hal ini juga disebabkan oleh bahan
pengikat aroma yang semakin hari semakin turun kemampuan untuk mengikat
aromanya yang menyebabkan aroma menjadi pudar.

.
E. Kesimpulan

 Praktikan telah dapat membuat sabun cair dengan menggunakan bahan alam
 Praktikan telah dapat menentukan formulasi atau takaran terbaik untuk membuat
sabun cair
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, A., Saputri, A. I., & Harianingsih. (2017). Optimasi Pembuatan Karagenan Dari
Rumput Laut Aplikasinya Untuk Perenyah Biskuit. Inovasi Teknik Kimia, 2(2), 42–47.
Athaillah, & Paramitha, R. (2022). Edukasi Dan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Untuk
Mencegah Penyebaran Covid-19 Kepada Masyarakat Kelurahan Namu Ukur Selatan
Kabupaten Langkat. JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 96–101.
https://doi.org/10.51771/jukeshum.v2i1.286
Prihastuti, D., & Abdassah, M. (2019). Karagenan dan Aplikasinya di Bidang Farmasetika.
Farmasetika.Com (Online), 4(5), 146–154.
https://doi.org/10.24198/farmasetika.v4i5.23066
Rosmainar, L. (2021). FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SABUN CAIR DARI
EKSTRAK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) DAN KOPI ROBUSTA (Coffea
canephora) SERTA UJI CEMARAN MIKROBA. Jurnal Kimia Riset, 6(1), 58.
https://doi.org/10.20473/jkr.v6i1.25554
Sukeksi, L., & Sidabutar, A. J. C. S. (2017). PEMBUATAN SABUN DENGAN
MENGGUNAKAN KULIT BUAH KAPUK (Ceiba petandra) SEBAGAI SUMBER
ALKALI. Jurnal Teknik Kimia, 6(3), 8–13.
Widiyati, D. W., & Wahyuningtyas, D. (2020). OPTIMASI PEMANFAATAN MINYAK
SERAI (CYIMBOPOGANCITRATES DC) SEBAGAI ZAT ANTISEPTIK PADA
PEMBUATAN SABUN LUNAK HERBAL. Jurnal Inovasi Proses, 5(1), 222–236.
https://doi.org/10.1007/10201064_24
Wijana, S., Soemarjo, & Harnawi, T. (2009). STUDI PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR
DARI DAUR ULANG STUDI PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR DARI DAUR
ULANG SABUN MANDI CAIR DARI DAUR ULANG MINYAK GORENG BEKAS
MINYAK GORENG BEKAS(KAJIAN PENGARUH PENGARUH PENGARUH
LAMA PENGADUKAN LAMA PENGADUKAN DAN RAS DAN RASIO . Jurnal
Teknologi Pertanian, 10(1), 54–61.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai