FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
REFERAT
KARSINOMA NASOFARING
Disusun oleh:
Muh. Rizki Abd. Malik
10119210036
Pembimbing :
dr. Andre Iswara, Sp.THT-BKL
A. Definisi
B. Anatomi Faring
Faring (saluran napas atas) adalah struktur atau lorong yang penting bagi
sistem pernapasan karena udara harus melewatinya sebelum memasuki sistem
pernapasan, yang dimulai dengan laring, atau kotak suara. Faring, juga disebut
sebagai saluran napas bagian atas atau saluran pernapasan atas, adalah area
posterior antara hidung dan mulut di atas dan laring dan kerongkongan di bawah.
Area ini berfungsi sebagai jalan masuk untuk makanan dan cairan serta udara,
membuatnya menjadi umum untuk sistem pencernaan dan pernapasan. Karena
alasan ini, faring tidak dianggap sebagai bagian dari sistem pernapasan. Faring
memiliki tiga divisi, seperti nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Bagian
dalam faring berkomunikasi posterior dengan rongga tertentu, hidung di atas
(nasofaring), mulut (orofaring), dan laring di bawah (laringofaring), serta
kerongkongan Langit-langit keras dan langit-langit lunak membentuk atap rongga
mulut. Aspek posterior bawah langit-langit lunak disebut uvula, ini menandai
batas antara nasofaring dan orofaring. Laringofaring terletak di atas dan posterior
ke laring dan memanjang dari batas atas epiglotis ke tempat laringofaring
menyempit untuk bergabung dengan kerongkongan. 3
Gambar 1.1 Anatomi Nasofaring
(Hendrik dan Prabowo, 2017)
Selama tindakan menelan, epiglotis membalik ke bawah dan menutupi
pembukaan laring, dan ini mencegah makanan dan cairan memasuki laring dan
bronkus. merupakan suatu ruang berstruktur tabung berdinding muskuloskeletal
dan berbentuk kuboid yang berada di belakang rongga
hidung dengan ukuran panjang sekitar 3-4 cm, lebar 4 cm dan tinggi 4 cm dengan
batas-batas sebagai berikut :
1. Pada bagian anterior adalah bagian akhir dari cavum nasalis atau choanae.
2. Pada bagian superior adalah dasar tulang tengkorak (basis cranii) dari rongga
sinus sfenoidales sampai dengan bagian ujung atas clivus.
3. Pada bagian posterior adalah clivus, jaringan mukosa dari faring sampai
palatum molle, serta vertebra cervical 1-2.
4. Pada bagian inferior adalah sisi atas palatum molle (soft palate) dan orofaring.
5. Pada bagian lateral adalah parafaring, otot-otot mastikator faring, tuba
eustachius, torus tubarius dan fossa Rossenmulleri.3
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang
berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra superior dan
inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola
mata bagian inferior. Pada pelpebra terdapat rambut halus, yang hanya tampak
dengan pembesaran.1
Kelopak mata atas lebih lebar dan mobile dibandingkan dengan kelopak
mata bawah, dan mempunyai otot penggerak yaitu otot levator palpebra. Fisura
palpebra, terletak pada tepi bebas kelopak mata dan bergabung pada kantus lateral
dan medial. Kantus lateral relatif tidak mempunyai keistimewaan khusus. Kantus
medial sekitar 2 mm di bawah kantus lateral (jarak ini relatif lebih lebar pada
orang Asia). Kantus medial yang merupakan area kecil berbentuk segitiga yang
memisahkan kedua bola mata, dimana lacrimal caruncle terletak.2
Ketika melihat lurus ke depan, kelopak mata atas menutupi bagian atas
dari kornea sekitar 2 sampai 3 mm, dimana kelopak mata bawah hanya menutupi
sampai di limbus. Ketika mata ditutup, kelopak mata atas menutupi seluruh
bagian kornea. Malposisi pada kelopak mata bawah adalah umum, terutama pada
orang tua. Ektropion adalah bergulir keluarnya kelopak mata bawah sehingga
tidak lagi kontak dengan kornea. Sedangkan entropion menggambarkan inversi
kelopak mata yang dapat menyebabkan bulu mata mengarah ke dalam (trikiasis)
yang dapat menyebabkan iritasi kornea.2
Setiap margin kelopak mata tebalnya 2 sampai 3 mm. 2/3 anterior dari
kelopak mata merupakan kulit dan 1/3 posterior merupakan mukosa konjunctiva.
Sebuah garis abu-abu yang tajam terletak anterior dari mucocutaneous junction,
berhubungan dengan lokasi dari bagian siliaris dari orbicularis oculi dan
merupakan surgical landmark, karena insisi pada titik ini menyebabkan kelopak
mata terpisah menjadi lamela anterior dan posterior. Bulu mata terletak di depan
garis abu-abu dan muara sirkular kelenjar tarsal (kelenjar meibom) terletak di
belakangnya.2
Gambar 1. Kelopak mata dan anterior bola mata. 1. Pupil, 2. Plica semilunaris, 3.
Lacrimal caruncle, 4. Kantus medial, 5. Konjunctiva, 6. Kelopak mata atas, 7.
Bulu mata, 8. Kantus lateral, 9. Margin kelopak mata, 10. Iris, 11. Kelopak mata
bawah.
Kelopak mata terdiri atas tujuh lapisan. Dari superficial ke dalam terdapat
lapisan kulit dan jaringan subkutan, lapisan otot orbikularis okuli, septum orbita,
lemak orbita, lapisan otot retraktor, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapisan
membrane mukosa (konjungtiva palpebrae).1
Trakoma
Trakoma adalah suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur tetapi lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak-
anak. Infeksi Chlamydia trachomatis ini menyebabkan reaksi inflamasi
yang predominan limfositik dan infiltrat monosit dengan plasma sel dan
makrofag dalam folikel. Infeksi konjungtiva yang rekuren menyebabkan
inflamasi yang kronik dan menyebabkan terbentuknya suatu jaringan parut
pada konjungtiva tarsus superior sehingga mengakibatkan perubahan
bentuk pada tarsus yang selanjutnya dapat mengubah bentuk palpebra
superior berupa membaliknya bulu mata ke arah bola mata (trikiasis) atau
seluruh tepian palpebra (entropion) sehingga bulu mata terus-menerus
menggesek kornea.1,4
Blefaritis ulseratif
Merupakan peradangan margo palpebra dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis olseratif terdapat krusta berwarna
kekuningan, serta skuama yang kering dan keras, yang bila keduanya
diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar
bulu mata. Penyakit ini sangat infeksius. Ulserasi berjalan lanjut dan lebih
dalam sehingga merusak follikel rambut mengakibatkan rontok (madarosis),
dan apabila ulkus telah menyembuh akan membentuk jaringan parut atau
sikatrik. Sikatrik ini akan menimbulkan tarikan sehingga menyebabkan bulu
mata tumbuh mengarah ke bola mata (trikiasis).1,4
Gambar 4. Blefaritis ulseratif. Tampak krusta dan eritema pada margo palpebra4
F. Gambaran Klinik
Pasien dapat mengeluhkan sensasi benda asing, iritasi pada permukaan
bola mata yang kronik, lesi pada kelopak mata, gatal, nyeri pada mata, dan mata
bengkak. Abrasi kornea sampai dapat terjadi ulkus kornea, injeksi konjungtiva,
keluarnya cairan mucus, dan pandangan menjadi kabur dapat menyertai penyakit
ini.1,4
G. Diagnosis Banding
Trikiasis dapat didiagnosis banding dengan entropion. Entropion adalah
pelipatan kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan oleh involusi,
sikatrik, atau congenital. Gangguan ini selalu mengenai kelopak mata bawah dan
merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retractor kelopak mata ,
mikrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tarsus ke atas.1
H. Penatalaksanaan
Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, epilasi mekanik dapat
menangani sementara. Pertumbuhan baru biasanya dalam tiga hingga empat
minggu. Penanganan permanen merusak folikel bulu mata yang terlibat. Hal ini
dilakukan dengan elektrolisis atau cryotherapy.5,6
Gambar 10. Elektrolisis. Sebuah jarum di insersikan ke dalam folikel rambut
dengan bantuan slit lamp atau dengan mikroskop.6
Kekurangan metode elektrolisis yaitu sulitnya menempatkan jarum tepat
pada folikel rambut yang akan dirusak sehingga berisiko untuk menyebabkan
kerusakan mukosa dan struktur sekitarnya yang akhirnya akan menyebabkan
terbentuknya sikatrik yang lebih luas dan trikiasis yang lebih hebat.1,4
Jika melibatkan area tepi palpebra yang lebih luas, dapat dilakukan bedah
beku atau cryotherapy yaitu suatu teknik pengrusakan folikel rambut dengan
menggunakan suhu yang sangat dingin (nitrogen oksida). Folikel silia bulu mata
sensitif terhadap dingin dan dapat rusak pada temperatur -20ᵒC hingga -30ᵒC.
Ablasi laser dari folikel bulu mata juga dilaporkan bermanfaat. Pada kebanyakan
kasus, penatalaksanan ulang penting selama beberapa sesi untuk mengeliminasi
seluruh bulu mata yang terlibat. Jika entropion ditemukan, tepi palpebra sebaiknya
dikoreksi sebagai tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang terlibat. Bila
hampir semua bulu mata mengalami trikiasis, maka koreksi bedah dapat
dianjurkan. Prosedur bedah yang dilakukan sama dengan prosedur yang dilakukan
pada entropion sikatrik, salah satunya yaitu dengan teknik modifikasi Ketssey’s.6
Gambar 11. Cryotherapy6
Pada teknis modifikasi ketssey’s (Transposition of tarsoconjunctival
wedge), sebuah insisi horizontal dibuat sepanjang sulkus subtarsalis, (2-3 mm
diatas margo palpebra) termasuk konjungtiva dan tarsal plate. Bagian terbawah
dari tarsal plate di tempel pada margo kelopak mata. Penjahitan matras dilakukan
setelah pemotongan bagian atas dari tarsal plate dan jahitan tersebut timbul pada
kulit 1 mm di atas margo kelopak mata.5