H DENGAN
DIAGNOSA (Tumor Gaster) di RUANG BEDAH
RSUD DR. M HAULUSSY
AMBON
Oleh :
Kelompok IV
HALAMAN i
JUDUL……………………………………………………
LEMBARAN ii
PERSETUJUAN………………………………………..
KATA iii
PENGANTAR…………………………………………………..
DAFTAR iv
ISI…………………………………………………………….
LAPORAN 1
PENDAHULUAN…………………………………………
1.1 Konsep
Penyakit…………………………………………………….
1.1.1 1
Definisi………………………………………………………....
1.1.2 Etiologi……………………. 2
…………………………………
1.1.3 WCO…………... 3
…………………………………………….....
1.1.4 Manifestasi 11
Klinis………………………………………………
1.1.5 Pemeriksaan 12
Penunjang………………………………………...
1.1.6 Penatalaksanaan……………………………………… 12
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada 13
Pasien……………………….
1.2.1 13
Pengkajian………………………………………………………
1. Keluhan 13
Utama…………………………………………………
2. Riwayat Penyakit 13
Sekarang…………………………………….
3. Riwayat Penyakit 13
Dahulu………………………………………
4. Pemeriksaan Head To 13
Toe……………………………………
5. Pemeriksaan 14
Penunjang………………………………………
6. Penatalaksanaan Medis dan 14
Keperawatan……………………...
1.2.2 Diagnosa 17
Keperawatan…………………………………………
1.2.3 Intervensi 18
Keperawatan………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
1.1.2 Etiologi
Menurut Brunner and Suddarth (2019) penyebab
tumor gaster dimulai dari gastritis kronis menjadi
atropi dan metaplasia intestinal sampai displasia
premaligna, telah diketahui sebagai prekursor tumor
gaster. Sejumlah mekanisme yang mungkin
menghubungkan antara H-pylori dengan tumor gaster.
Infeksi yang berlangsung lama menyebabkan atrofi
kelenjar dan menurunnya produksi asam secara
bertahap. Menurut Rubenstein, yang menjadi
penyebab tumor gaster adalah diet tinggi makanan
asap, kurang buah- buahan dan sayuran dapat
meningkatkan risiko terhadap tumor lambung. Faktor
lain yang berhubungan dengan insiden kanker
lambung mencakup inflamasi lambung, anemia
pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri H.
pylori, keturunan dan golongan darah A.
1.1.3 WOC
Meningkatkan
golongan Beradaptasi mengiritasi Tertela
kandungan gn
garam, nitrat &
amin
aromatic
polisiklik
Imun Mengeluark- mengikis Nikotin dan
rendah an urease kadmiu
(urea=>
Aktivasi p38 amoniak dan
MAPK stress karban
pathway
Mudah Meningkat- Merusak
terinfeksi kan mulkosa
lambung
Inhibisi
opoptos Karbamat =>
amonia
Dinding
terkikis/HCL Asam
Kerusakan lambung
DNA akan
Meningkatk- merusak
an PH dinding
lambung
Replikasi DNA
Abnormal Melekat pada
permukaan
epit
Pertumbuhan
Menyelurkan
Kantoksin
dan
Polip lambung menyinduksi
sistim imun
Tumor
Menyebabkan
kerusakan sel-
sel etil
Gastritis kronis
Ulkus gaster
Atrofi lambung
Metaplasia
intespinal
Tumor
lambung
Stadium lanjut Kerusakan dinding
lambung
Ancaman
kematian
Peningkatan Mengenai
Kurang terpapar reseptor nyeri
informasimengenai HCL
kondisi, prognosis dan
pengobatan
Merangsang Nyeri astrium
pusat mual
Nyeri akut
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan Menurunkan
tubuh fungsi sensorik
untuk makan
Anoreksia
Perdarahan gaster
Mendorong isi
lambung ke
Darah tercampur esofagus
asam lambung
Muntah darah
Merangsang pusat
muntah
Hematemesis
1.1.6 Penatalaksanaan
Menurut Brunner and Suddarth (2018) tidak ada
pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung
kecuali mengangkat tumornya. Bila tumor telah
menyebar ke area lain yang dapat di eksisi secara bedah,
penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan
pasien ini paling efektif untuk mencegah gejala seperti
obstruksi dapat diperoleh dengan reaksi tumor. Bila
gastrektomi subtotal radikal dilakukan, puntung lambung
di anastomosikan pada yeyenum, seperti pada
gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan
kontinuitas gastrointestinal di perbaiki dengan
anastomosis pada organ vital lain seperti hepar,
pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif
dan bukan radikal. Pembedahan paliatif dilakukan untuk
menghilangkan gejala obstruksi dan disfagia. Untuk
pasien yang menjalani pembedahan namun tidak
menunjukkan perbaikan, pengobatan dengan kemoterapi
dapat memberikan kontrol lanjut terhadap penyakit dan
paliasi.
1.2 Konsep Asuhan keperawatan pada pasien dengan
1.2.1 Pengkajian
Menurut Doenges (2019) dasar data pengkajian pasien antara
lain :
1. Aktivitas
Gejala: Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat
dan jam kebiasaan tidur malam hari, keterbatasan partisipasi
dalam hobi, tingkat stress tinggi.
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja Tanda :
Perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : Masalah tentang perubahan dalam penampilan,
menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, kehilangan kontrol, depresi.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola BAB, perubahan eliminasi
urinarius. Tanda : Perubahan pada usus, distensi abdomen.
5. Makanan atau cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk, anoreksia, mual atau muntah,
intoleransi makanan, perubahan pada berat badan, berkurangnya
massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban atau turgor kulit.
6. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope.
7. Nyeri atau kenyamanan
PICOT
Pengaruh 54 Proses Analisis data terdapat pengaruh yang signifikan Penelitian ini dilakukan pada
Pemberian Jus Responde pembuatan menggunakan uji dalam pemberian jus buah pepaya Maret-Mei 2017
Buah Pepaya n pepaya yang statistik Mann (Carica papaya) untuk menurunkan
(Carica diolah menjadi Whitney tingkat nyeri kronis pada penderita
Papaya) jus buah pepaya gastritis. Saran: Diharapkan bagi
Terhadap dengan dosis peneliti selanjutnya untuk
Tingkat Nyeri 200 gr/BB. menambahkanBerdasarkan hasil
Kronis pada Waktu menunjukan adanya perunahan
Penderita pemberian score kecemasan pada kelompok
Tumor Gaster sebelum makan intervensi. Setelah dilakukan
di Wilayah dalam waktu 1 latihan selama 3 hari terjadi
Puskesmas hari penurunan score kecemasan dengan
Mungkid( selisi 6.21 dan menunjukan
perbedaan signifikan.
ASHUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.H DENGAN DIAGNOSA
TUMOR GASTER
DI RUNAGAN BEDAH RSU HAULUSSY AMBON
A. Data Biografi
Nama : Ny.H No. Register:
Umur : 47thn
Suku/Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : menikah
Agama : islam
Pendidikan : tidak sekolah
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : stain
Tanggal Masuk RS : 06/06/2023
Tanggal Pengkajian : 07/06/2023
Catatan Kedatangan: Kursi Roda (), Ambulans ( ), Brankar ( )
3. Pola Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi: 1 x/hari Waktu: pagi
Warna: kuning Konsistensi: lunak
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia): tidak
Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi: 3 x/hari Warna: kuning cerah
Kesulitan (dysuria, nokturia, hematuria, retensi, inkontinensia):
tidak
3. Kulit
Warna kulit (sianosis, icterus, pucat eritema, dll): Anemi
Kelembapan: kulit tidak kering
Turgor : baik >2 detik
Ada atau tidaknya oedema: tidak ada
4. Kepala / Rambut
Inspeksi : kepeala bulat,kulit kepala kotor,tidak ada
lesi,rambut lepek.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mata
Inspeksi : kedua mata simetris,reflek cahaya (+),Pupil
Isokoe,Kunjungtiva Anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Telinga
Inspeksi : benruk simetris, pendegaran normal,tidak ada
cairan seruman
7. Hidung dan Sinus
Inspeksi : bentuk simetris,tidak ada lesi,tidak ada
jejas,tidak ada sumbatan,terdapat Silia hidung ,tidak ada sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
8. Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi :mulut bersuh,mukosa bibir kering,gigi
lengkap,lidah berwana putih bagian tengah,
9. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Thoraks atau Paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris,tidak ada jejas,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : resonan
Auskultasi : tidak ada bunyi nafas tambahan
11. Jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : reguler
Auskultasi : s1/s2 tunggal reguler
12. Abdomen
Inspeksi : ada distreksi abdomen
Palpasi : nyeri tekan bagian kanan
Perkusi : pekak
Auskultasi : timpani
13. Genetalia
Inspeksi :kebersihan tidak teralalu bersih
Palpasi : tidak adan nyeri tekan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
14. Ekstremitas
Inspeksi : tidak fraktur
Palpasi : ada nyeri tekan pada ekstermitas bawah kanan
-
Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG
2. LAB
4. Antigen
H. Penatalaksanaan Pengobatan
No Tgl dan Jenis (Oral / IV / IM / Dosis Indikasi
. waktu Topikal
Ivd RL 14tpm
Omeperazol 2x1
Ketorolac 2x1
KLASIFIKASI DATA
Do :
-keadaan lemas
-kedaran composmentis
GCS:15
-tampak meringis
TD :140/90 Mmhg
N: 89x/m
R:22x/m
S:36
Terpasang cairan RL 20tpm
500ml
Hasi rogten : sinus rhythm
DS: Keterbatsan kongnitif Defisit pengetahuan
-klien mengatakan tidak
mengetahui penyakitnya yang
di derita saat ini
Do:
-klien tampak cemas
TD:140/90 Mmhg
N :89x/m
R:22x/m
S:36
Kesadaran Composmentis
GCS : 15
DS : kelemahan Defisit perawatan diri
Keluraga pasien mengatakan
kalau selama perawatan di
rumah sakit tidak pernah
mandi dan hanya ganti baju 1x
Do:
- Pasien tampak lemas
- Pasien telah baring dan
kurang rapih pakaian baju
dan tercium aroma kurang
enak di hirup.
- Rambut lepek.
TD:140/90 Mmhg
N :89x/m
R:22x/m
S:36
Kesadaran Composmentis
GCS : 15
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitf
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
RENCANA INTERVENSI
DIAGNOSA
HARI/ WAK
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL TU
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Nyeri akut b/d agen 1. identifikasi lokasi 1. nyeri
pencedera fisiologis karakteristik,durasi,frekuensi,ku pinggan
Rabu 09:00 alitas,intensitas nyeri g kanan
07/06/2023 Setelah dilakukan tindakan 2. identifikasi skala nyeri menjalar
keperawatan selama 2x24 3. identifikasi respon nonverbal sampai
jam diharapkan tingkat 4. ajarkan teknil relaksasi napas kaki
nyeri berkurang dengan dalam kanan
kriteria hasil 5. monitor TTV 2. skala 5
-keluhan nyeri menurun 6. kolaborasi pemberian obat 3. ekspresi
-tidak tampak meringis analgetik meringis
4. diharpak
an nyeri
berkuran
g
5. TD;140/
90
Mmhg
N:89X/
M
R:22x/m
S:36
6. Untuk
mengata
si nyeri
P: lanjtukan intervensi
1,2,3,4,5,6
A: masalah defisit
pengetahuan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
1,2,3,4
A : masalah belum t
P : Lanjutkan intervensi
1.
2.
3
4
NTERVENSI KE-II
HARI/ WAK DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL TU KEPERAWATAN
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Nyeri akut b/d agen 1. identifikasi lokasi 1. nyeri
pencedera fisiologis karakteristik,durasi,frekuensi,ku pinggan
Kamis alitas,intensitas nyeri g kanan
08/06/2023 15.00 Setelah dilakukan tindakan 2. identifikasi skala nyeri menjalar
keperawatan selama 2x24 3. identifikasi respon nonverbal sampai
jam diharapkan tingkat 4. ajarkan teknil relaksasi napas kaki
nyeri berkurang dengan dalam kanan
kriteria hasil 5. monitor TTV 2. skala 5
-keluhan nyeri menurun 6. kolaborasi pemberian obat 3. ekspresi
-tidak tampak meringis analgetik meringis
4. diharpak
an nyeri
berkuran
g
5. TD;140/
90
Mmhg
N:89X/
M
R:22x/m
S:36
6. Untuk
mengata
si nyeri
Kamis Defisit pengetahuan b/d 1. kaji tingkat pengetahuan klie 1.
08/06/2023 keterbatasan kognitif 2. jelskan tentang penyakit yang 2. kliem tidak
15:10 setelah dilakukan asuhan dialami klien saat ini mengetahui
keperawatan 2x24 jam 3.diskuiskan pilihan terapi (oprasi) penyakitnyua
diharapkan menungkat untu tindakan selanjutnya6 3. pasien dan
dengan kriteria hasil : 4.monitor ttv keluarga masi
-mapu menjelaskan berdiskusi
pengetahuan tentang suatu 4 Td : 140/90
topik Mmh
-perilaku sesuai dengan N : 89x/m
pengetahuan meningkat R:22x/m
-pertanyaan tentang maslah Spo2 : 98%
yang dihadapi menurun S : 36
Seelah dilakakukan 1. Sediakan lingkungan yang
Kamis tindakan keperawatan teraupetik dengan
16:00
selama 2x24 jam memastikan suasana
08/06/2023
diharapkan defisit rileks,privasi dan
perawatan diri meningkat pengalaman pribadi
dengan kriteria hasil : 2. Monitor kebersihan
kuku,rambut,berpakaian
- Mempertahnaka
rapi sesuai dengan
n kebersihan
kemampuan merawat diri
mulut pasien
- Mengeramas 3. Berikan bantuan sampai
rambutb pasien benar-benar
- Menyisir rambut mampu merawat diri
- Mempertahanka secara mandiri
n penampilan yg 4. Faselitas pasien atau
rapih keluarga untuk mandi
sendiri,dengan cepat.
Mempertahankan
kebersihan tubuh
P: lanjtukan intervensi
1,2,3,4,5,6
A: masalah defisit penget
ahuan teratasi
P: intervensi dihentikan