Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Dibuat oleh:

 I Putu Aditya Pratama Putra [202232121459]


 I Gede Sastrawan [202232121455]
 Made Roby Wirawan [202232121468]
 Ni Kadek Puspita Sari [202232121462]
 Elisa Martina Wadu [202232121450]
 I kadek ryan artajaya [202232121465]
 Ni Wayan Devi Antari [202232121471]
 I Gusti Agung B Sastrawangsa [202232121433]
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih dan
anugerah-Nyalah, kami dapat menyelesaikan makalah “Etika Bisnis” ini. Makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu, semua itu tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
baik dari segi kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk menjadikan
bahan evaluasi dan menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….... 1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………...... 2
2.1 Bentuk - bentuk Stakeholder………………………………………………… 2

2.2 Stereotype, Prejudice, Stigma Sosial………………………………………… 2

2.3 Mengapa Perusahaan Harus Bertanggung Jawab……………………………. 2

2.4 Komunitas Indonesia Dan Etika Bisnis……………………………………… 2

2.5 Dampak Tanggung Jawab Sosial Perusahaan………………………………... 2

2.6 Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku……………………………………… 2


BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………… 3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) atau disebut dengan
“CSR” merupakan konstribusi perusahaan terhadap sebuah pembangunan berkelanjutan
dengan cara me-manajemen dampak yang ditimbulkan dari aktifitas perusahaan, yang
memiliki berbagai tanggung-jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan diantaranya
konsumen dan lingkungan dalam segala aspek operasi perusahaan yang meliputi tiga aspek
yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.Tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan dimana suatu
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus berdasarkan keputusan tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan, melainkan
juga harus menimbang dalam dampak sosial dan ingkungan yang timbul dari keputusan
yang diambil, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

1.2 Bentuk – bentuk Stakeholder

Stakeholder adalah pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok orang yang
memiliki kepentingan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
tindakan dari bisnis secara keseluruhan. Stakeholder dikelompokkan menjadi dua yaitu
stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal meliputi: organisasi / industri
itu sendiri, pemegang saham, pemilik bisnis, dan para karyawan.  Sedangkan stakeholder
eksternal meliputi: konsumen,  supplier, pesaing, investor, pemerintah, sebuah komunitas lokal di
suatu daerah, media, masyarakat secara umum, dll.

Stakeholder adalah suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia


yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
Suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu tersebut dapat dikatakan sebagai
stakeholder jika mereka memiliki karekteristik seperti memiliki kekuasaan dan kepentingan
terhadap organisasi atau perusahaan.Atau definisi dari stakeholder yaitu orang yang memiliki
minat maupunkepentingan di dalam suatu perusahaan. Hal ini bisa menyangkut kepentingan
finansial atau kepentingan lainnya. Jika orang tersebut terkena pengaruh dari apa yang terjadi
pada perusahaan, baik itu dampak negatif atau positif orang tersebut dapat dikatakan sebagai
stakeholder. Beberapa contoh stakeholder misalnya seperti pegawai atau karyawan, pelanggan,
staff dan supplier. Adapun organisasi yang hanya memiliki stakeholder dan tidak memiliki
shareholder (orang yang memiliki saham),misalnya seperti Universitas. Universitas umumnya
tidak memiliki saham akan tetapi hanya memiliki stakeholder yang banyak misalnya mahasiswa,
dosen, satpam, staff,akademik dsb.

Bentuk-bentuk stakeholder:

Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatuissu,


stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu stakeholder primer, sekunder
dan stakeholder kunci.

1. Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara
langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan
sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
2. Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memilikikaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program,
dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga merekaturut
bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan
legal pemerintah.Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder).
1) Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memilikitanggung
jawab langsung.
2) Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memilikikewenangan
secara langsung dalam pengambilan keputusan
3) Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak
di bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang munculyang
memiliki concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
4) Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki
pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah serta Pengusaha
(Badan usaha) yang terkait sehingga mereka juga masuk dalam kelompok
stakeholder pendukung.
5) Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
3. Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secaralegal dalam
hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalahunsur eksekutif
sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuksuatu keputusan untuk
suatu proyek level daerah kabupaten. Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
1) Pemerintah Kabupaten.
2) DPR Kabupaten.
3) Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

1.3 Stereotype, Preudice, Stigma Sosial


1. Stereotype ( Penjulukan ) adalah cara pandangan dan penilaiann kepada seseorang
terhadap rata-rata orang tersebut digolongkan. Atau singkatnya penilaian orang dari
penampilan atau latar belakangnya. Jalan fikiran stereotype diambil untuk
menyederhanakan dugaan-dugaan yang rumit dalam pengamatan secara cepat.
Sebagai contoh, kelompok pedagang kaki lima terlibat konflik terhadap pegawai
ketertiban kota. Kelompok pedagang beranggapan bahwa pemerintah kotayang diwakili
oleh para pegawai ketertiban selaku kelompok manusia yang pemikirannya mau menang
sendiri, tanpa memihak kepada rakyat kecil. Anggapan itu ditujukan kepada semua
pegawai ketertiban, meskipun di antara para pegawai itu adaorang-orang yang sehari-
harinya baik hati dan penuh perasaan terhadap kesusahan pedagang kaki lima.
2. Prasangka atau prejudice merupakan perilaku negatif yang mengarahkan kelompok pada
individualis berdasarkan pada keterbatasan atau kesalahan informasi tentang kelompok.
Prasangka juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat emosional, yang akan
mudah sekali menjadi motivator munculnya ledakan sosial.contonya umumnya
menganggap orang dari Afrika kebanyakan berkulit hitam, dan dihubungkan dengan
kriminalitas.
3. Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena
kepercayaan bahwa orang tersebut melawannorma yang ada. Stigma sosial sering
menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok.Contoh stigma sosial dapat
terjadi pada orang yang berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak luar
kawin, atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama ) atau etnis, seperti
menjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika.

1.4 Mengapa Perusahaan Harus Bertanggung Jawab


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah seperangkat prinsip dan prosedur mengenai
pemangku kepentingan, sikap yang berhubungan dengan norma perusahaan, prinsip-prinsip
umum, keperluan di luar sosial, dan kepatuhan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah
seperangkat prinsip dan prosedur tentang pemangku kepentingan, perilaku yang terkait
dengan etika bisnis, nilai-nilai sosial, kepentingan publik, dan kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan.
Selain itu, tanggung jawab sosial merupakan rencana tanggung jawab sosial yang dapat
membawa manfaat positif bagi masyarakat sekitar dan seluruh masyarakat. Kami berharap
dapat meningkatkan reputasi dan image positif dari perusahaan melalui praktik CSR
terhadap masyarakat, yang akan berdampak pada perkembangan bisnis yang berkelanjutan
dimasa yang akan datang. Selain itu, perusahaan dengan reputasi dan citra yang baik akan
memperoleh lebih banyak pelanggan, loyalitas yang lebih tinggi, dan pada akhirnya
meningkatkan keuntungan perusahaan. Spektrum luas manfaat CSR berarti bahwa
perusahaan harus lebih menekankan pada tidak hanya pelaporan keuangan, tetapi juga
mengoordinasikan tiga elemen kunci dari kerangka tanggung jawab sosial perusahaan.
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan wajib melakukan CSR (Tanggung Jawab Sosial) :
1) Mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Alasan pertama perusahaan wajib melakukan CSR adalah agar perusahaan bisa
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Bagaimana pun keberadaan perusahaan
di lingkungan masyarakat berpengaruh bagi masyakarat tersebut dan berkembang
atau tidaknya perusahaan juga dipengaruhi oleh masyarakat sekitar.
2) Untuk melebarkan akses sumber daya
Setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, perusahaan juga bisa
mendapatkan kesempatan untuk melebarkan akses sumber daya.
3) Untuk melebarkan akses target pasar
CSR juga bisa membantu perusahaan dalam melebarkan akses terhadap target pasar
yang ingin dicapai. Ini dikarenakan dengan adanya CSR, perusahaan bisa
mendapatkan kepercayaan masyarakat. Dengan begitu akses target pasar dapat lebih
diperluas lagi.
4) Membangun hubungan baik dengan berbagai relasi bisnis
Alasan keempat perusahaan wajib melakukan CSR adalah karena CSR dapat
membantu perusahaan dalam membangun hubungan baik dengan berbagai relasi
bisnis, mulai dari masyarakat, pemerintah, investor, hingga partner bisnis lainnya.
5) Meningkatkan Reputasi perusahan
Alasan kelima CSR wajib dilakukan oleh perusahaan adalah karena CSR dapat
meningkatkan reputasi perusahaan. Perusahaan yang melakukan CSR pasti akan
mendapatkan citra positif dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan CSR. Ini
pasti akan sangat berpengaruh ke aktivitas bisnis perusahaan tersebut, termasuk
kepercayaan karyawan terhadap perusahaan.
6) Pembeda dengan perusahaan lain
Terakhir, alasan perusahaan wajib melakukan CSR adalah karena CSR akan menjadi
pembeda perusahaan tersebut dengan perusahaan lain. Meskipun menjual produk
yang sama, dengan adanya program CSR yang berbeda, perusahaan akan memiliki
citra yang berbeda dengan perusahaan lain.
1.5 Komunitas Indonesia Dan Etika Bisnis
Komunitas bisnis menyadari betapa pentingnya etika bisnis dijalankan sepenuh hati, maka
langkah berikutnya adalah berupaya terus-menerus tanpa kenal lelah meningkatkan kinerja
etika bisnisya. Untuk menopang langkah tersebut perlu dikaji terlebih dahulu unsur-unsur
pokoknya, sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perpaduan harmonis antara penetapan visi, misi, dan tujuanorganisasi
dengan keberpihakan manajer puncak terhadap nilai-nilai etikalyang berlaku.
2. Hadirnya profil ketangguhan karakter dan moralitas pribadi sang manajer berikut para
pekerjanya.
3. Kegigihan mengkristalisasikan nilai-nilai aktual seputar kehidupan keseharianyang
berkenaan dengan aturan-aturan tradisi, persepsi kolektif masyarakat,dan kebiasaan-
kebiasaan rutin praktik bisnis yang lazim berlaku, untuk ‘dibenturkan’ dengan
kecenderungan iklim etika saat itu, lalu kemudian diadopsikan secara sistemik ke dalam
perwujudan konsep-konsep stratejikaldan taktikal demi capaian membentuk budaya
organisasi yang unggul.

1.6 Dampak Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


CSR sebagai kewajiban sebuah perusahaan terkadang dianggap sebagai sebuah
“beban”.Dana yang harus dikeluarkan untuk CSR cukup besar, sehingga kebanyakan
perusahaan menganggapinya sebagai beban. Padahal, apabila dikaji lebih lanjut CSR justru
membawa berbagai dampak positif bagi sebuah perusahaan. CSR dapat dianggap sebagai
peluang bagi perusahaan untuk memperoleh citra positif dari masyarakat juga peluang untuk
mendukung pembangunan sosial ekonomi yang dapat memberikan perubahan bagi
lingkungan sekitar.
Dampak positif dari CSR dapat berupa dampak jangka pendek dan dampak jangka
panjang. Dampak jangka pendek maksudnya yaitu manfaat dari CSR yang dapat dirasakan
secara langsung. Contohnya sebuah perusahaan memberikan bantuan dana untuk
pembangunan fasilitas umum. Manfaat dari CSR ini dapat langsung dirasakan oleh
masyarakat. Namun hal ini tidak menjamin dapat bertahan hingga beberapa tahun
mendatang, ketika tidak ada perawatan pada fasilitas umum tersebut. Walaupun citra
perusahaan menjadi positif akibat dari kegiatan tersebut, namun seharusnya diikuti dengan
pendampingan untuk melatih kemandirian masyarakat ketika lepas dari bantuan perusahaan.
Sedangkan yang dimaksud dampak jangka panjang yaitu manfaat dari CSR yang tidak
hanya dirasakan secara langsung, namun dapat juga dirasakan hingga beberapa tahun
kemudian atau berkelanjutan dan berkesinambungan. Perusahaan perlu memperhatikan
kemandirian penerima bantuan agar tidak menimbulkan ketergantungan dan meminimalisir
resiko yang mungkin terjadi di masa mendatang. Ketika dampak jangka panjang dari sebuah
CSR sudah direncanakan dengan baik dan matang, maka akan lebih menguntungkan baik
bagi perusahaan maupun pihak-pihak yang terlibat. Secara tidak langsung penerapan CSR
yang baik merupakan sebuah investasi jangka panjang bagi perusahaan.
1. Terjaminnya Keberlanjutan Bisnis Sebuah Perusahaan
Secara tidak langsung, kegiatan CSR dapat menjamin keberlanjutan bisnis sebuah
perusahaan. Hubungan baik yang terjalin dengan stakeholder  inilah yang membuat
terjaminnya keberlanjutan bisnis dari perusahaan.
2. Memperkuat Brand Perusahaan
Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial memberikan citra positif
kepada masyarakat. Lewat kegiatan CSR, sebenarnya sebuah perusahaan
menjadikan media promosi atas produk-produk yang mereka jual ke pasaran . 
3. Meningkatkan Citran Positif Perusahaan
Citra positif merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai harganya bagi
sebuah perusahaan. Perusahaan harus sadar bahwa tanggung jawabnya bukan hanya
sekedar menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung
jawab sosial dan lingkungan.

1.7 Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku


Mekanisme Pengawasan Tingkah LakuMekanisme dalam pengawasan terhadap para
karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan
kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggotatersebut denga budaya yang dijadikan
pedoman korporasi yang bersangkutan.Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit
sosal sebagai kesimpulan darimonitoring dan evaluasi yang dilakukan
sebelumnya.Monitoring da evaluasi terhadap tingkah laku anggota suatu perusahaan
atauorganisasi pada dasarnya harus dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan secara
berkesinambugan. Monitoring yang dilakuka sifatnya berjangka pendek sedangkan
evaluasiterhadap tingkah laku anggota perusahaan berkaitan dengan kebudayaan yang
berlakudilakukan dalam jangka panjang. Hal dari evaluasi tersebut menjadi audit sosial.
Pengawasa terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya untukmenciptakan
kinerja karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan dari proses berjalannya
perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika tindakan yang diwujudkan sebagai peran yang
sesuai dengan status dalam pranata yang ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang
bersangkutan.Oleh karena itu, untuk mendeteksi apakah budaya perusaaan telah menjadi
bagian dalam pengetahuan budaya para karyawannya dilakukan audit sosal dan sekaligus
merencanakan apa aja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menguatkan nilai-nilai
yang ada agar para karyawan sebagai anggota perusahaan tidak memunculkan pengetahuan
budaya yang dimilikinya di luar lingkungan perusahaan.Dalam kehdupan komunitas atau
komunitas secara umum, mekanismne pengawasan terhadap tindakan anggota-anggota
komunitas biasanya berupa larangan-larangan dan sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi
di dalam atura adat. Sehingga tampak bahwa kebudayaan menjadi sebuah pedoman bagi
berjalannya sebuah proses kehidupan komunitas.
Tindakan karyawan berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial perusahaan dapat
menentukan keberlangsungan aktivitas. Karyawan sebagai stakeholder, terdapat juga para
bekas karyawan,para direksi, pemilik modal yg juga menentukan berjalannya aktivitas
pranata sosial perusahaan. Kesemua stakeholder tersebut menduduki status dan peran
tertentu dalam koporasi dan mempunyaihubungan fungsional satu dengan lainnya.Pada
dasarnya suatu perusahaan adalah sebuah organisasi yang dalam kenyataannya menempati
suatu wilayah sosial tertentu. Dan sebagai suatu bentuk organisai,korporasitentunya
mempunyai tujuan yang dapat dipahami secara bersama oleh para anggotanya dandapat
menjamin kehidupan para anggotanya dalam lingkup organisasi yang bersangkutan.
KESIMPULAN

Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate Social
Responsibility merupakan komitmen perusahaan secara berkesinambungan untuk memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Corporate Social Responsibility telah
diatur dalam Undangundang No. 40 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa Perseroan yang
menjalankan usahanya di bidang sumber daya alam dan bidang yang berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Di samping pelaksanaan yang bersifat wajib, kini perusahaan juga mulai memiliki kesadaran
secara sukarela untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan sadar bahwa penerapan Corporate Social Responsibility akan membawa dampak
positif bagi stakeholder maupun perusahaan baik dalam menjalankan operasi perusahaan maupun
keberlanjutan perusahaan di masa mendatang. Dampak sosial yang disebabkan oleh aktivitas tiap
perusahaan tidak selalu sama meskipun perusahaan memiliki jenis usaha yang sama. Hal tersebut
disebabkan karena masing-masing perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda sehingga
berpengaruh terhadap penerapan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility yang
dilakukan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai