Disusun Oleh :
1. FITRI ANNISA PUTRI 721412216
2. HOIRUL RIZAL 721412257
3. AHMAD HAJAR 721412299
4. DIANA CAMELIA YASMIN 722412454
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Aamiin Yaa Robbal ‘alamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan............................................................................................... 2
1.4. Manfaat............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4
2.1. Subjek Hukum Internasional............................................................ 4
2.1.1. Pengertian dari Subjek Hukum Internasional........................ 4
2.1.2. Macam-macam Subjek Hukum Internasional........................ 5
2.2. Organisasi Pembebasan Nasional (Nasional Liberation Organization) 6
2.2.1. Pengertian dari Organisasi Pembebasan Nasional................. 6
2.2.2. Tujuan Organisasi Pembebasan Nasional.............................. 7
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................... 9
3.1. Perbedaan antara Organisasi Pembebasan Nasional dan
Pemberontak (Belligerent)...................................................................... 9
.................................................................................................................
3.2. Status Organisasi Pembebasan Nasional sebagai Subjek Hukum
Internasional............................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP.................................................................................... 16
4.1. Kesimpulan....................................................................................... 16
4.2. Saran................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Tujuan dari adanya makalah ini yang sesuai dengan rumusan
masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan antara Organisasi
Pembebasan Nasional dan pemberontak (Belligerent).
3
1.4. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang perbedaan
Organisasi Pembebasan Nasional dan Pemberontak (Belligerent).
2. Untuk mengetahui status Organisasi Pembebasan Nasional (National
Liberation Organization) sebagai subjek hukum internasional dan
studi kasus mengenai Organisasi Pembebasan Nasional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
2.1. Subjek Hukum Internasional
1.
2.
2.1
2.1.1. Pengertian dari Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum dapat diartikan sebagai pemegang, pemilik,
atau pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasakan atau
menurut hukum (Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., 2021).
Subjek hukum internasional juga mampu untuk mengadakan
hubungan-hubungan hukum antara sesamanya. Hubungan-
hubungan hukum tersebutlah yang melahirkan hak serta kewajiban
bagi para pihak yang bersangkutan.
Secara umum, yang dipandang sebagai subjek hukum
adalah individu atau orang perorangan, dan badan hukum atau
rechtsperson. Sebagai subjek hukum, individu atau orang
perorangan memiliki derajat yang sama dihadapan hukum dan
memiliki kemampuan untuk memegang hak serta memikul
kewajiban.
Sedangkan, badan hukum merupakan suatu konstruksi
yuridis yang dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk dan
wujud sesuai dengan bidang kegiatannya. Pada tingkat nasional,
yang terbentuk dalam badan hukum seperti perusahaan (perseroan
terbatas), yayasan dan badan hukum dalam sistem adat.
Sedangkan, pada tingkat internasional misalnya organisasi
internasional antar-negara atau antar pemerintah.
Subjek hukum internasional adalah para pihak yang dapat
dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional.
Hak kewajiban yang diatur dalam hukum internasional mencakup
hak kewajiban yang diatur oleh hukum internasional materiil
4
maupun formil. Subjek hukum internasioanl adalah person dalam
hukum internasional.
5
5
3.
4.
3.
9
1. Legalitas: Organisasi pembebasan nasional adalah entitas yang
mengadvokasi atau berjuang untuk pembebasan atau kemerdekaan
suatu wilayah, etnis, atau kelompok tertentu yang dianggap ditindas
oleh kekuatan penguasa yang ada. Mereka memperjuangkan hak
10
10
Mereka telah muncul sebagai unit politik yang independen. Selain itu, bila
pemberontak menunjukkan perkembangan yang signifikan, termasuk
penguasaan wilayah yang semakin luas secara de facto, serta menunjukkan
pengorganisasian yang semakin teratur, mereka dapat dikatakan telah
memasuki tahap "belligerent". Dalam konteks ini, istilah "belligerent"
digunakan untuk menggambarkan pemberontak yang telah mencapai
tingkat kekuatan dan struktur yang lebih maju, sehingga mereka diakui
sebagai entitas politik yang independen dengan kemampuan militer yang
signifikan.
Berikut bisa menjadi pokok pembahasan dari (Belligerent) lebih rinci:
1. Legalitas: Pemberontakan merujuk pada tindakan bersenjata atau
perlawanan yang dilakukan oleh kelompok atau individu terhadap
otoritas yang ada, baik itu pemerintah yang sah maupun kelompok
bersenjata lainnya. Tindakan ini seringkali melibatkan penggunaan
kekerasan dalam upaya menggulingkan atau melawan penguasa
yang ada.
2. Tujuan politik: Pemberontakan biasanya didorong oleh tujuan
politik atau ideologis tertentu yang ingin dicapai oleh kelompok
pemberontak. Tujuan ini bisa beragam, seperti penggulingan
pemerintahan yang ada, pendirian rezim baru, perubahan sosial,
atau pembentukan negara baru.
3. Legitimasi: Pemberontakan umumnya dianggap ilegal oleh otoritas
yang ada dan seringkali mendapat perlawanan dari pemerintah atau
negara yang sah. Pemberontakan sering kali dianggap sebagai
tindakan melanggar hukum dan melawan keteraturan yang ada.
4. Pengakuan hukum internasional: Pemberontakan tidak secara
otomatis diakui oleh hukum internasional. Pengakuan hukum
terhadap pemberontakan sebagai entitas berdaulat tergantung pada
sejumlah faktor, seperti dukungan dan pengakuan dari negara-
negara lain, kemampuan pemberontakan untuk mengendalikan
wilayah tertentu, dan stabilitas serta keberlanjutan pemberontakan
sebagai entitas politik yang berkelanjutan.
12
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
1. Kesimpulan
1. Organisasi pembebasan nasional adalah entitas yang mengadvokasi
atau berjuang untuk pembebasan atau kemerdekaan suatu wilayah,
etnis, atau kelompok tertentu. Sedangkan, Pemberontakan
(Belligerent) adalah para pihak yang bersengketa dalam sebuah
pertikaian bersenjata. Pemberontak merupakan sekelompok orang
yang melakukan pemberontakan (rebellion), dan dalam pengertian
umum, pemberontak adalah penolakan terhadap otoritas yang sah.
Pemberontak biasanya didorong oleh tujuan politik atau ideologis
tertentu yang ingin dicapai oleh kelompok pemberontak.
2. Subjek hukum international adalah pihak yang bertindak dan pihak
yang memiliki personalitas/identitas tertentu dalam hukum
international. Status Organisasi Pembebasan Nasional (OPN) sebagai
subjek hukum internasional dapat bervariasi tergantung pada aspek-
aspek tertentu, seperti pengakuan dari negara-negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), partisipasi dalam forum-forum
internasional, dan pengakuan dari organisasi-organisasi internasional
lainnya. Organisasi SWAPO adalah salah satu contoh kasus dalam
Organisasi Pembebasan Nasional di Namibia.
2. Saran
1. Pemberontakan dapat menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh
Organisasi Pembebasan Nasional (OPN) dalam upaya mencapai
16
pembebasan atau kemerdekaan yang mereka perjuangkan. Pemberontak
menggunakan tindakan bersenjata atau bentuk perlawanan lainnya
terhadap pihak yang mereka anggap sebagai otoritas yang tidak sah atau
menindas mereka. Namun, tidak semua Organisasi Pembebasan Nasional
menggunakan atau terlibat dalam pemberontakan. Terdapat berbagai
metode lain yang dapat digunakan, seperti diplomasi, perjuangan politik,
advokasi, atau gerakan sipil damai. Setiap kelompok memiliki dinamika
sendiri, dan pemahaman yang lebih mendalam dapat diperoleh dengan
mempelajari kasus-kasus khusus.
2. Perlu dicatat bahwa status hukum internasional suatu organisasi
pembebasan nasional tidak selalu konsisten dan dapat bervariasi
tergantung pada konteks politik, diplomasi, dan pengakuan dari negara-
negara dan aktor-aktor internasional. Oleh karena itu, penting untuk
memperhatikan bahwa status hukum internasional suatu organisasi
pembebasan nasional bukanlah sesuatu yang tetap dan dapat berubah
seiring waktu.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Gusti, Syahrani, I., Gede, D., Mangku, S., & Yudana, I. M. (2022). STATUS
MEMORANDUM OF PERDAMAIAN ANTARA INDONESIA DENGAN
GERAKAN ACEH MERDEKA ( GAM ) MENURUT HUKUM PERJANJIAN
INTERNASIONAL pusat Republik Indonesia , pemberian hak atas otonomi
khusus kepada provinsi Aceh yang sejajar ), sedangkan konflik vertikal
adalah. 4(2), 49–60.
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., L. M. (2021). PENGANTAR HUKUM
INTERNASIONAL. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=AvIUEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=subjek+hukum+in
ternasional&ots=flAXv6lJBh&sig=J70WI8pB2TDxF7ZrkAssMsuQVOc&re
dir_esc=y#v=onepage&q=subjek hukum internasional&f=false
Karini, K., Gede, D., Mangku, S., Putu, N., & Yuliartini, R. (2020). wadahnya
dimana mempersatukan bangsa dalam melaksanakan kerjasama dengan
begitu penting untuk semua Negara di dunia guna tercapainya tujuan yang
dengan. 2(2), 109–125.
Raditya. (2020). PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE ( WWF ) DALAM
KONSERVASI GAJAH SUMATERA DI TAMAN NASIONAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum ( S . H ) Oleh : RADITYA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU.
Rahim, A. S., & Cempaka Timur, F. G. (2021). Status United Liberation
Movement for West Papua (ULMWP) dalam Hukum Internasional terhadap
Kedaulatan Indonesia. Interdependence Journal of International Studies,
2(1), 11–30. https://doi.org/10.54144/ijis.v2i1.43
Wisnu Edi, D. (2022). Indonesia-Namibia.