Herman N. Suparman
Direktur Eksekutif
Desentralisasi & Otonomi Daerah: Menghadirkan negara (pemerintah)
yang bekerja profesional dan berintegritas birokrasi tangguh,
responsif, agile, dan melayani;
Hambatan: Keterbatasan
SDM dan anggaran
(kinerja kemandirian fiskal
rendah)
Belum
Kinerja Gap Antar- Dibangun
Sedang Kawasan Secara
berkelanjutan Sumber: KPPOD, 2022
Sebelum OSS Versi PP 24/2018 OSS Versi PP 24/2018
• Masih terdapat disharmoni regulasi dan
• Ketidak-pastian business process egosektoral antar-kementerian/lembaga;PP dan
perizinan usaha. Persoalan tumpang Permen NSPK belum lengkap
tindih regulasi di Pusat dan • Kapasitas SDM dan infrastuktur terbatas
ketidaksingkronan peraturan pusat dan • OSS belum terintegrasi dengan sistem
daerah kementerian/lembaga & daerah
• Daerah menerapkan prosedur, waktu, • Kemajuan: (1) PP 24/2018 memberikan
dan biaya tambahan kepastian hukum (daftar izin tertutup); (2)
• Kapasitas SDM dan infrastuktur Digitalisasi dlm layanan perizinan memudahkan
terbatas (KPPOD, 2017) pelayanan perizinan. (KPPOD, 2019)
OSS RBA
• Kemajuan: Kemudahan bagi pelaku UMK, • Sistem belum terintergrasi (vertikal &
prinsip fiktif positif. horizontal)
• UU CK dan Peraturan Pemerintah belum solid • Ketiadaan strategi implementasi muncul
(ex. KBLI, sistem pengawasan, Sistem kebijakan teknis (SE) yg membingungkan,
Terintegrasi) Belum ada Satgas Monev Pelaksanaan Regulasi
• PP mendelegasikan ketentuan-ketentuan teknis dan OSS RBA dan mekanisme binwas Daerah
ke permen potensi tumpang tindih peraturan • Kapasitas SDM dan infrastuktur terbatas
akan terjadi lagi. (KPPOD, 2021)
Struktur
Birokrasi (ASN)
Kultur “Do Nothing”
• Patron-client (aparatur-PPK, aparatur-publik)
• Paternal-feodalistik
• Egosektoral & mistrust antar-lembaga
Proses
• Obesitas Birokrasi
• Sistem insentif yang belum berkeadilan
• Rendahnya profesionalisme, kompetensi dan keterampilan
• Komitmen, tanggung jawab dan integritas lemah (zona nyaman)
NETRALITAS ASN
DPRD
(partai politik)
• Alat mobilisasi politik
• Dukungan politik
• Mengontrol perumusan kebijakan
Masyarakat
Kewenangan Kolaborasi
Lembaga pengawas yang netral dan independen dalam pengawasan Sistem Merit dalam Manajemen ASN,
penegakan kode etik dan kode perilaku yang mandiri serta bebas dari intervensi politik KASN
PUBLIK Pelayanan Mudah, Murah, dan Cepat
Informasi
Keputusan/Kebijakan
Deregulasi Debirokratisasi Digitalisasi
Konsultasi
Monev
Kolaborasi Pra-Kondisi:
Institusi Inklusif, Collaborative Governance, State Capacity,
Pengawasan
Kerangka Hub Pusat Daerah (Keuangan, Binwas, dan
Kewenangan)
Penguatan desain kelembagaan, kewenangan, dan dukungan anggaran
lembaga pengawas (KASN) memberikan energi bagi KASN dalam
pengawalan dan pengwasan sistem merit, kode etik dan kode perilaku
ASN.