Anda di halaman 1dari 14

LOGBOOK MAHASISWA

NAMA ​ ​ ​ ​: Muhammad Ariyanto

NPM ​ ​ ​ ​ ​: 1914201110035

TEMPAT TANGGAL LAHIR ​: Kuala Kapuas,10-09-2001

JENIS KELAMIN ​ ​ ​: Laki-Laki

ALAMAT ​ ​ ​ ​: Jl.Cilik Riwut Gg.01 No.01 Kuala Kapuas

TINGKAT/SEMESTER ​ ​: Semester 4

KELOMPOK ​ ​ ​ ​: 3

PUSKESMAS ​ ​ ​: -

PEMBIMBING AKADEMIK ​: Nor Afni Oktavia, Ns.,M.Kep

PEMBIMBING KLINIK ​ ​: Hilda Mariana, S.kep.,Ns

Banjarmasin, 2021 Mahasiswa

(Muhammad Ariyanto)
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama ​: Muhammad Ariyanto


NPM ​: 1914201110035
Puskesmas ​: -
Judul Laporan Pendahuluan : Asphyxia Neonaorum
Judul Resume Keperawatan : Pheumonia

Telah menyelesaikan semua laporan Praktik Lapangan (KKNI) Keperawatan Anak

Banjarmasin,03-07-2021

Mahasiswa

( Muhammad
Ariyanto)

Menyetujui

Pembimbing Klinik ​Pembimbing Akademik

(Hilda Mariana,S.Kep.,Ns) (Nor Afni Oktavia,Ns.,M.Kep)


LEMBAH PENGESAHAN

Nama ​ ​ ​ :

Npm ​ ​ ​ :

Puskesmas ​ ​ :

Judul laporan pendahuluan :

Judul Resume Keperawatan:

Telah menyelesaikan semua laporan Praktik Lapangan (KKNI) Keperawatan Anak

Banjarmasin, 03-07-2021

Mahasiswa

(Muhammad Ariyanto)

Mengesahkan,

Koordinator PL KKNI ​ ​ ​ ​
Pembimbing Akademik

(Suci Fitri Rahayu,Ns.,M.Kep) ​ ​ ​ (Nor


Afni Oktavia,Ns.,M.Kep)

NIDN. 1109058902 ​ ​ ​ ​

Ka.Prodi S1 Keperawatan
(Izma Daud,Ns.,M.Kep)

NIDN. 1116068402

LAPORAN PENDAHULUAN
ASPHYXIA NEONAORUM

CT : Nor Afni Oktavia,Ns.,M.Kep


CI : Hilda Mariana,S.Kep.,Ns

DISUSUN OLEH :
Muhammad Ariyanto
NPM ​: 1914201110035
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Tahun Ajaran 2020/2021
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Penyakit
asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secaraspontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus danhipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan atausegera lahir (Prawiro Hardjo, Sarwono, 2007).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak bisa bernafas
secaraspontan dan adekuat (Wroatmodjo,2008).
Asfiksia Neonatotum adalah keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak
dapatbernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya
disertaidengan keadaan dimana hipoksia dan hiperkapneu serta sering berakhir dengan
asidosis(Santoso NI, 2010).
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan dengan
sempurna, sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk
mempertahankankelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul.
Untuk mendapatkanhasil yang memuaskan, beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi bayidengan asfiksia.
2. Anatomi dan Fisiologi
a. Jalan nafas alergi
b. Asma
c. Penyakit paru obstruktif kronik
d. Infeksi
e. Diperplasi dinding bronkial
3. Etiologi
a. Faktor Ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. Hipoksia
ibudapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian analgetika atau anesthesi
dalamgangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak karena pendarahan, hipertensi
karenaeklamsia, penyakit jantung dan lain-lain.
b. Faktor Placenta
Yang meliputi solutio plasenta, pendarahan pada plasenta previa, plasenta tipis,
plasentakecil, plasenta tak menempel pada tempatnya.
c. Faktor Janin dan Neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit ke leher, kompresi tali pusat antara
janindan jalan lahir, gemelli, IUGR, kelainan kongenital dan lain-lain.
d. Faktor Persalinan
Meliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain
4. Tanda dan Gejala
1. Pernafasan megap-megap dan dalam
2. Pernapasan tidak teratur
3. Tangisan lambat atau merintih
4. Warna kulit pucat atau biru
5. Tonus otot lemas atau ekstremitas lemah
6. Nadi cepat
7. Denyut jantung lambat (bradikardi kurang dari 100 kali per
menit)
8. Menurunnya O2
9. Meningginya CO2
10. Penurunan pH
5. Patofisiologi
Selama kehidupan di dalam rahim, paru janin tidak berperan dalam pertukaran gasoleh
karena plasenta menyediakan oksigen dan mengangkat CO2 keluar dari tubuh janin.Pada
keadaan ini paru janin tidak berisi udara, sedangkan alveoli janin berisi cairan
yangdiproduksi didalam paru sehingga paru janin tidak berfungsi untuk respirasi.
Sirkulasi darahdalam paru saat ini sangat rendah dibandingkan dengan setelah lahir. Hal
sirkulasi darah paruakan melewati Duktus Arteriosus (DA) tidak banyak yang masuk
kedalam arteriol paru.
Segera setelah lahir bayi akan menariknafas yang pertama kali (menangis), pada saatini
paru janin mulai berfungsi untuk respirasi. Alveoli akan mengembang udara akan
masukdan cairan yang ada didalam alveoli akan meninggalkan alveoli secara
bertahap.Bersamaan dengan ini arteriol paru akan mengembang dan aliran darah kedalam
paru akanmeningkat secara memadai. Duktus Arteriosus (DA) akan mulai menutup
bersamaandengan meningkatnya tekanan oksigen dalam aliran darah. Darah dari jantung
kanan (janin)yang sebelumnya melewati DA dan masuk kedalam Aorta akan mulai
memberi aliran darahyang cukup berarti kedalam arteriole paru yang mulai mengembang
DA akan tetap tertutupsehingga bentuk sirkulasi extrauterin akan dipertahankan.
6. Pathway

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan untuk
menunjang diagnosis penyakit, mendukung atau menyingkirkan
diagnosis yang lainnya (Nurmalasari, 2010). Menurut Nursalam
(2008), pemeriksaan penunjang pada pasien asfiksia yaitu
pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan darah yang berguna untuk
mengetahui kadar Hb, leukosit dan trombosit
8. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pada asfiksia neonatorum menurut (Arif weni, 2009) :
1. Membersihkan jala nafas dengan menghisap lendir dengan
menggunakan kasa steril.
2. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
3. Apabila bayi tidak menangis lakukan rangsangan tartil dengan
cara menepuk nepuk kaki, mengelus-elus dada, perut atau
punggung. Jika bayi masih belum menangis setelah dilakukan
rangsangan tartil maka lakukan nafas buatan mulut ke mulut atau
dengan ventilasi tekanan positif.
Langkah – langkah ventilasi :
1. Pasangan sungkup, perhatikan lekatan.
2. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan
dada bayi.
3. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali
dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik.
4. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontar teratur
4. Pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan
asfiksia dengan cara:
1. Membungkus bayi dengan kain hangat.
2. Badan bayi harus dalam keadaan kering.
3. Jangan mandikan bayi dengan air dingin, gunakan minyak
atau baby oil untuk membersihkan tubuhnya.
4. Kepala bayi ditutup dengan kain.
5. Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan
perawatan selanjutnya, yaitu dengan cara :
1. Membersihkan badan bayi.
2. Perawatan tali pusat.
3. Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat.
4. Memasang pakaian bayi.
5. Memasang penenang (tanda pengenal) bayi
B. Rencana Asuhan Keperawatan
​1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1. Biodata : nama bayi, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa dan
identitas orangtua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi karena berkaitan dengan
diagnosa asfiksia neonatorum.
2. Keluhan utama : pada bayi dengan asfiksia yang sering tampak adalah sesak napas.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan : bagaimana proses persalinan apakah spontan,
prematur, aterm, letak bayi dan posisi bayi
4. Kebutuhan dasar : pola nutrisi pada neonatus dengan asfiksia membatasi intake oral
karena organ tubuh terutama lambung belum sempurna, selain itu bertujuan untuk
mencegah terjadinya aspirasi pneumoni. Pola eliminasi : umumnya bayi mengalami
gangguan BAB karena organ tubuh terutama pencernaan belum sempurna. Kerbersihan
diri : perawat dan keluarga bayi harus menjaga kebersihan terutama saat BAB dan BAK.
Pola tidur : biasanya terganggu karena bayi sesak napas.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan.
2) Inspeksi: pergerakan dinding dada, pernapasan cuping hidung,
retraksi dan warna kulit (sianosis, pucat, kehitam-hitaman) serta
amati diameter dada anteroposterior yang memanjang dapat
mengindikasikan udara terperangkap dalam alveoli.
3) Auskultasi: suara napas tambahan dan suara paru.
4) Perkusi: kaji adanya suara tumpul yang menunjukkan bahwa cairan
atau jaringan padat telah menggantikan udara
c. Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosa
atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah : darah rutin.
Nilai darah lengkap pada bayi asfiksia terdiri dari : Hb (normal 15-19 gr%) biasanya pada
bayi dengan asfiksia Hb cenderung turun karena O2 dalam darah sedikit. Leukosit lebih
dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct) karena bayi preterm imunitas masih
rendah sehingga resiko tinggi. Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct) Trombosit pada bayi
preterm dengan post asfiksia cenderung turun karena sering terjadi hipoglikemi.
Pemeriksaan analisa gas darah (AGD)
Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksia terdiri dari : pH (normal 7,367,44). Kadar
pH cenderung turun terjadi asidosis metabolik. PCO2 (normal 3545 mmHg) kadar PCO2
pada bayi post asfiksia cenderung naik sering terjadi hiperapnea. PO2 (normal 75-100
mmHg), kadar PO2 pada bayi post asfiksia cenderung turun karena terjadi hipoksia
progresif. HCO3 (normal 24-28 mEq/L).
Nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :Natrium (normal 134150
mEq/L) . Kalium (normal 3,6-5,8 mEq/L). Kalsium (normal 8,1-10,4 mEq/L) .
Photo thorax : Pulmonal tidak tampak gambaran, jantung ukuran normal.
2. Diagnosa Keperawatan
​1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuskular,
penurunan energi, dan keletihan. (Domain 4 kelas 4 kode Diagnosa 00032)
​2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturitas dan atau penyakit. (Domain 2 kelas
1 kode Diagnosa 00002)
​3. Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume berhubungan dengan karakteristik
fisiologis imatur dari bayi preterm dan atau imaturitas atau penyakit. (Domain 2 kelas 5
kode Diagnosa 00025)
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuskular,
penurunan energi, dan keletihan
NOC : pasien akan memperlihatkan parameter oksigen yang adekuat
NOC : Pembersihan jalan nafas ​
• Atur posisi untuk pertukaran udara yang optimal (posisikan terlentang dengan leher
sedikit ekstensi. untuk mencegah penyempitan jalan napas
• Observasi adanya tanda gawat napas (pernapasan cuping hidung, retraksi, dinding
dada, takpnea, apnea, grunting, sianosis, saturasi oksigen yang rendah.
• Lakukan pengisapan. untuk menghilangkan mukus yang terakumulasi dari
nasofaring, trakea
• Pertahankan suhu lingkungan yang netral. R/ untuk menghemat penggunaan O₂.
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturitas dan atau penyakit.
NOC : pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat, dengan masukan kalori untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, dan menunjukkan penambahan
berat badan yang tepat
NIC : Menyesuaikan Nutrisi dengan usia bayi
• Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral sesuai instruksi
• Pantau adaya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi parenteral total, terutama
protein dan glukosa
• Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara ibu khususnya kemampuan untuk
mengkoordinasikan menelan dan pernapas
• Susukan bayi pada payudara ibu jika pengisapan kuat
c. Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume berhubungan dengan karakteristik
fisiologis imatur dari bayi preterm dan atau imaturitas atau penyakit
NOC : pasien menunjukkan status hidrasi adekuat
Hasil yang diharapkan : bayi menunjukkan bukti homeostasis
NIC : Menyesuaikan volume cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
• Pastikan masukan cairan oral/parenteral yang adekuat
• Kaji status hidrasi (mis, turgor kulit, tekanan darah, edema, berat badan, membran
mukosa, berat jenis urine, elektrolit, fontaneil)
• Hindari pemberian cairan hipertonik (mis, obat tidak diencerkan, infus glukosa
terkonsetrasi)
• Pantau keluaran urin dan nilai laboratorium untuk bukti dehidrasi

DAFTAR PUSTAKA

Allen Carol Vestal, 2008, Memahami Proses Keperawatan, EGC : Jakarta


Aminullah Asril,2007, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.
Aliyah Anna, dkk. 2007, Resusitasi Neonatal, Perkumpulan perinatologi Indonesia(Perinasia):
Jakarta Effendi Nasrul, 2008, Pengantar Proses Keperawatan, EGC : Jakarta
Hasan Rusepno, dkk 2010, Penata Laksanaan Kegawat Daruratan Pediatrik,
FakultasKedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
Ilyas Jumlarni, 2009, Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta.
Margareth. G.M, 2008, Intrudcutory Pediatric Nursing,Lippincott : New York
Rustam Mochtar, 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, EGC : Jakarta.
Tucher Martin Susan, 2009, Standart Perawatan Pasien, Proses keperawatan, Diagnosadan
Evaluasi, EGC : Jakarta.
Talbot Laura A. 2007, Pengkajian Keperawatan, EGC : Jakarta.
Tueng Yoseph, 2007, Prinsip-Prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan
Wahidiyat Iskandar, dkk. 2008, Diagnosis Fisik Pada Anak, Fakultas kedokteranUniversitas
Indonesia : Jakarta

RESUME KEPERAWATAN
PHEUMONIA

DISUSUN OLEH :
Muhammad Ariyanto (1914201110035)

CI : Hilda Mariana,S.Kep.,Ns
CT : Nor Afni Oktavia,Ns.,M.Kep

Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Tahun Ajaran 2020/2021
RESUME KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa​: Muhammad Ariyanto
NPM​: 1914201110035
Ruangan​: Al-haitam

A. IdentitasPasien
Nama​: An. H
Umur​: 5 tahun
Alamat​: Jl. S parman
Diagnosa Medik​: Pheumonia
Tanggal Masuk​: 22-06-2021
Tanggal Pengkajian​: 22-06-2021

B. Data Fokus
Data Subjektif​: pasien mengeluh sesak nafas, batuk berdahak,demam
Data Objektif​: pasien terlihat lemas,pucat,nafas nya terengap-engap
a. Inspeksi​: terdapat retraksi dada,normochest,tidak ada lesi
Auskultasi​: muncul suara ronchi dan whezing
Perkusi​: suara batas paru dan hati normal,suara sonor.
Palpasi: ekspansi dada simetris.

C. Data Tambahan
a. TTV​:
-​TD​: - / mmhg
-​Nadi​: 104 x/menit
-​Suhu​:39c
-​RR​: 46 x/menit
b. Hasil penunjang lainnya : (Lab, CT Scan/ Rontgen)
-Hb: 12.8
-Leukosit: 14.900
-Hematokrit: 36.2
-Trombosit: 250.000
Foto thorax :
-Tampak corakan bronkovaskular meningkat, perselubungan inhomogen dengan air
bronchogram diperihiler dan paracardial
-kedua diafragma licin
-Pleura space mebeval (-)
-COR, CTR < 0,56.

D. Analisia Data
Data Etiolgi Masalah
Keletihan otot Pola nafas tidak efektif
DS: pernapasan (NANDA-1 Domain 4, Kelas
Ibu mengatakan anak nya 4, Kode Diagnosa 00032)
Mengalami sesak nafas.

DO:
-Terdapat pernapasan cuping hidung,
Retraksi dinding dada dan
penggunaan otot bantu nafas.
-RR : 46x/menit
-pasien terlihat kesulitan dalam
bernafas
Dehidrasi Hipertermi
DS: (NANDA-1 Domain 11,Kelas
Ibu mengatakan anak nya mengalami 6,Kode Diagnosa 00007)
demam
-Usia An. H 5thn
-N : 104x/menit
-RR: 46x/menit
-T: 39°c
-keringat berlebih
-ketidakmampuan untuk berkeringat
secara normal
-kulit kering
-kulit terasa hangat
-gelisah
Bersihan jalan nafas Mukus yang berlebih
DS: tidak efektif (NANDA-1 Domain 11, Kelas
Ibu mengatakan anak nya mengalami 2, Kode Diagnosa 00081)
batuk-batuk namun tidak dapat
mengeluarkan dahak

DO:
-An. H tampak batuk
-TTV :
-Suhu 39c
-Nadi 104x/menit
-Terdengar bunyi nafas ronchi pada
paru kanan lobus bawah.
- Batuk yang tidak efektif

E. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan

NO Diagnosa TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


Keperawatan
1. Ketidak efektifan Status pernafasan Manajamen Jalan nafas
pola napas
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien Posisi semi
keletihan otot keperawatan 3x24 jam status fowler, atau posisi fowler
pernapasan pernafasan yang adekuat meningkat
(NANDA-1 Domain dari skala 2 (berat) menjadi 5 Manajemen pernafasan
4, Kelas 4, Kode (ringan) dengan kriteria hasil :
Diagnosa 00032) 1. frekuensi pernafasan normal (30- 2.Observasi
50x/menit) kecepatan,irama,keda laman dan
2. Irama pernafasan normal (teratur) kesulitan bernafas
3. suara auskultasi nafas normal 3.Observasi pergerakan dada,
(vesikuler) kesimetrisan dada,penggunaan
4. Kepatenan jalan nafas otot bantu nafas,dan retraksi
5. Tidak ada penggunaan otot bantu pada dinding dada
nafas (tidak ada retraksi dinding 4.Auskultasi suara nafas
dada)
6. Tidak ada pernafasan cuping Terapi oksigen
hidung
5. Kolaborasi pemberian O2
6. Monitor aliran oksigen
7.Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai penggunaan perangkat
oksigen yang memudahkan
mobilitas

2. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Fever treatment


(NANDA-1 Domain keperawatan selam 3x24 jam klien
11,Kelas 6,Kode menunjukkan temperatur dalam a. Monitir suhu sesering
Diagnosa 00007) batas normal dengan kriteria hasil: mungkin
a. Suhu Tubuh dalam batas normal b. Monitor IWL
(36,5c - 37,5c) c. Monitor warna dan suhu kulit
d. Monitor tekanan darah, nadi
dan RR
e. Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Temperature regulation

a. Monitor suhu minimal tiap 2


jam
b. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
c. Monitor TD, nadi dan RR
d. Monitor warna dan suhu kulit
e. Monitor tandatanda hipertermi
dan hipotermi

Vital Sign Monitoring

a. Monitor TD, nadi, suhu dan


RR
b. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah c. Monitor VS pada saat
pasien berbaring, duduk atau
berdiri
d. Monitor TD , nadi, RR,
sebelum, selama dan sesudah
aktivitas
e. Monitor kualitas dari nadi
3. Ketidakefektifan NOC : Manajemen jalan nafas
bersihan jalan nafas Status pernafasan : Kepatenan jalan
b.d mukus berlebih. nafas 1. Monitor status pernafasan dan
(NANDA-1 Domain respirasi sebagaimana mestinya
11, Kelas 2, Kode Setelah dilakukan tindakan 2. Posisikan pasien semi fowler,
Diagnosa 00081) keperawatan selama 3x24 jam atau posisi fowler
pasien dapat meningkatkan status 3. Observasi
pernafasan yang adekuat meningkat kecepatan,irama,kedalaman dan
dari skala 2 (cukup) menjadi skala 4 kesulitan bernafas
(ringan) dengan kriteria hasil : 4. Auskultasi suara nafas
1. Frekuensi pernafasan normal (30- 5. lakukan fisioterapi dada
50x/menit) sebagaimana mestinya
2. Irama pernafasan normal (teratur) 6. Kolaborasi pemberian O2
3. Kemampuan untuk mengeluarkan sesuai instruksi
secret (pasien dapat melakukan 7. Ajarkan melakukan batuk
batuk efektif jika memungkinkan) efektif
4. Tidak ada suara nafas tambahan 8. Ajarkan pasien dan keluarga
(seperti ; Ronchi,wezing,mengi) mengenai penggunaan perangkat
5. Tidak ada penggunaan otot bantu oksigen yang memudahkan
napas (tidak adanya retraksi dinding mobilitas
dada)
6. Tidak ada batuk
LEMBAR KONSUL PEMBIMBING AKADEMIK
Nama Mahasiswa : Muhammad Ariyanto
Npm ​ ​ : 1914201110035
Pembimbing akademik: Nor Afni Oktavia,Ns.,M.Kep
NO Hari/Tanggal Materi konsul Masukan/saran Bukti pembimbing akademik
1 Rabu,23 juni LP Asphyxia -
2021 Neonaorum

2 Jum’at,25 juni Resume Pheumonia Tambahkan Analisis


2021 Data dan Diagnosa

3 Jum’at, 2 juli Ujian praktek akhir Pengukuran BB dan


2021 TB bayi

LAPORAN KONSUL PEMBIMBING KLINIK


Nama Mahasiswa : Muhammad Ariyanto
Npm ​ ​ : 1914201110035
Pembimbing akademik: Hilda Mariana,S.Kep.,Ns
NO Hari/Tanggal Materi Konsul Masukan/Saran Bukti pembimbing klinik
1 Selasa,29 juni Bed site teaching Konsep Imunisasi
2021 pada anak
2 Kamis, 01 juli Ujian Akhir klinik Pengukuran LK
2021 DAN LILA pada
anak

Anda mungkin juga menyukai