Anda di halaman 1dari 5

1

Nama :Rezqi Muhammad Yusuf Putra


Nim : 220405501013
Kelas : Pkh 22 a

Pendahuluan
Hay, namaku Aditia, kalian bisa panggil aku adit. Umurku 17 tahun, dan aku
merupakan salah satu mahasiswa baru di salah satu kampus terbaik diIndonesia,
untuk nama kampusnya sendiri, tidak akan kuberi tahu karena untuk alasan privasi.
Ok, kita lanjutya?. Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kaka pertama dan
keduaku adalah seorang laki-laki, namanya kak Agung dan kakYuda. Mereka berdua
juga seorang mahasiswa sama sepertiku, hanya saja kak Agung adalah maha siswa
jenjang doktoral dan kak Yuda adalah maha siswa jenjang magister.
Ayahku bernama Hendra dan ibuku bernama Ratih. Ayahku bekerja sebagai
seorang pegawai negeri di salah satu kantor pemerintahan, dan ibuku adalah guru di
salah satu sekolah menengah atas di daerahku. Baik ayah, ibu dan kaka-kakaku,
semua menyayangiku walaupun aku berbeda. Iya, aku ini berbeda. Aku ini adalah
seorang anak berkebutuhan khusus. Dan jikalau di lihat dari kondisiku aku di sebut
anak tunadaksa, dan lebih spesifiknya lagi aku adalah anak tunadaksa muscle
dystrophy. Mengenai apa itu tunadaksa, dan muscle dystrophy, akan ku jelaskan di isi
cerita nanti. Kita lanjut ke isi cerita ya?.

Isi
Cerita ini di mulai pada saat umurku menginjak lima tahun. Di fase umur
yang seyogyanya seorang anak sepertiku sudah bisa berjalan dengan kokoh dan
sempurna, tapi tidak berlaku demikian untukku. Di fase itu, aku belum bisa berjalan
dengan kokoh dan benar. Aku sering terjatuh dan tidak bisak menapakkan kakiku
dengan sempurna di tanah yang menyebabkan aku selalu berjalan seperti sedang
jinjit. Al hasil karena melihat gangguan yang terjadi padaku tidak wajar dan tidak
umum di alami anak lain, maka orang tuaku memutuskan untuk membawaku ke
dokter. Setelah di lakukan rangkaian pemeriksaan padaku, akhirnya dokter
mendiagnosa diriku mengalami penyakit muscle dystrophi, yang alhasil sekaligus
menjadikanku seorang anak tunadaksa.
2

Sesuai janjiku di atas, maka akan ku jelaskan apa itu sebenarnya tunadaksa
dan muscle dystrophy. Secara bahasa, Tunadaksa berasal dari kata “Tuna“ yang
berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti tubuh. Dalam banyak literatur cacat tubuh
atau kerusakan tubuh, tidak terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga
sering dijumpai judul “Physical and Health Impairments“ (kerusakan atau gangguan
fisik dan kesehatan). Hasil Seminar Nasional Puskurandik, Depdikbud (1981)
mengungkapkan pengertian anak tunadaksa sebagai anak yang menderita cacat
akibat polio myelitis, akibat kecelakaan, akibat keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan
otot, akibat peradangan otak dan kelainan motorik yang disebabkan oleh kerusakan
pada syaraf otak/cerebrum. Menurut Departemen Kesehatan, anak tunadaksa adalah
anak yang menderita kekurangan yang sifatnya menetap pada alat gerak (tulang, otot,
sendi) sedemikian rupa sehingga untuk berhasilnya pendidikan mereka perlu
mendapatkan perlakuan khusus. Jadi, anak tunadaksa dapat diartikan sebagai seorang
indifidu yang mengalami bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang,
dan persendian yang bersifat primer atau sekunder yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, dan gangguan perkembangan.
Pada dasarnya, kelainan pada anak tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar, yaitu (1) kelainan pada sistem serebral (Cerebral System), dan (2)
kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus Skeletal System). Dan penyakit
muscle dystrophi yang ku alami termasuk kedalam kategori tunadaksa tipe yang
kedua yaitu kelainan pada sistem otot dan rangka. Muscle dystrofi sendiri diartikan
sebagai jenis penyakit otot yang mengakibatkan otot tidak dapat berkembang.
Pengertian berkembang bukan berarti otot- ototnya tidak dapat membesar tetapi otot-
ototnya semakin melemah. Kondisi fungsi otot anak muscle dystrophy dari bulan
demi bulan serta tahun demi tahun menjadi semakin melemah, dan akhirnya
kecacatan anak akan semakin parah.
Dari sedikit gambaran di atas, mungkin di sini kalian sudah bisa mengira-
mengira apa yang terjadi pada diriku selanjutnya. Iya, kondisi kakiku semakin lama
semakin melemah, makin tidak dapat di gerakan, sehingga memaksaku untuk duduk
di kursi roda. Jujur, sangat tidak nyaman rasanya hanya bisa duduk terus di atas kursi
tersebut. Tidak nyamannya di sini karena kursi roda ini membatasiku dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Untuk sekedar mengambil makanan, berpakaian,
3

dan kekamar mandipun aku harus di bantu oleh ayah, ibu, ataupun kaka-kakaku.
Orang tuaku bukannya tidak usaha untuk mengobatiku, tapi setiap terapi yang di
lakukan semua hanya berdampak sedikit bagiku, dan tetap saja aku harus tetap
menggunakan kursi roda ini dalam kehidupan sehari-hari.
Butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan diri dengan kondisiku yang
sekarang. Lingkungan sekitar ku asing melihatku, terutama teman-temanku. Setelah
melihat ku memakai kursi roda, mereka terlihat heran dan terus bertanya-tanya. Itu
adit kenapa? Kakinya kenapa? Tidak bisa jalan ya? Dan lain sebagainya. Bahkan
tidak jarang mereka menertawai dan mengata-ngataiku dengan perkataan yang
kurang enak di dengar di telinga.
Permasalahan kembali muncul pada saat masuk usia sekolah, orang tuaku
sempat bingung bagaimana caranya bisa untuk menyekolahkanku?. Namun setelah
mereka bertanya ke beberapa kawan mereka bahwa ada sekolah inklusi untuk anak -
anak yang memiliki hambatan seperti diriku, maka orang tuaku memutuskan untuk
menyekolahkanku di sekolah inklusi tersebut, ohiya, sebelum lanjut akan ku jelaskan
terlebih dahulu apa itu sekolah inklusi. Di lansir dari detik.com, Sekolah inklusi
adalah sekolah dengan sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan siswa
berkebutuhan khusus dilayani sesuai kemampuannya. Inklusi yang dimaksud
merupakan proses timbal balik atau dua arah guna meningkatkan partisipasi siswa
dalam belajar untuk mengidentifikasi dan mengurangi hambatan dalam proses
belajar. Menurut Dr. Idayu Astuti dalam buku Kepemimpinan Pembelajaran Sekolah
Inklusi, hal ini merupakan proses penyesuaian dalam layanan pendidikan bagi semua
anak berkebutuhan khusus dan anak normal. Dengan begitu, mereka dapat belajar
bersama dan mencapai tujuan pendidikan masing-masing.
Menurut Armstrong (2003:1) Pendidikan inklusi adalah pendekatan yang
berhubungan dengan pengembangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
belajar seluruh anak tanpa perbedaan dan pemisahan. Menurut Rose & Howley
(2007) Sekolah inklusi adalah sekolah dengan sistem layanan pendidikannya
mempersyaratkan agar anak berkelainan dilayani di sekolah sesuai kemampuannya
bersama-sama teman sebayanya. Menurut Woolfolk & Kolter (2009) Pendidikan
inklusi berarti pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa memandang
kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, atau kondisi lainnya. Jadi intinya di sini,
4

sekolah inklusi itu adalah sekolah yang memberikan kesempatan kepada anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus untuk bisa mengenyam pendidikan bersama siswa-
siswa lainnya dalam satu lingkup sarana pendidikan yang sama. Nah, kalian sudah
mengertikan apa itu sekolah inklusi?, kalau sudah mengerti, kita lanjut kecerita
lagiya?.
Awalnya, pada saat pertama kali masuk kesekolah inklusi tersebut, aku terasa
bingung dan canggung dengan keadaan yang ada. Jujur saja aku takut teman-teman
baruku yang ada di sekolah tersebut enggan dekat-dekat denganku. Yah itu wajar saja
karena keterasingan yang ku dapat dari lingkungan teman-temanku sebelumnya
membuatku sedikit mempunyai troma. Tetapi karena guru maupun para siswa di sana
sngat ramah dan menyambutku dengan sangat baik, alhasil lama-kelamaan aku mulai
bisa terbiasa dan nyaman di lingkungan tersebut. Bahkan setiap baru datang
disekolah, teman-temanku berebutan ingin mau membantu mendorong kursi rodaku.
Mulai dari taman kanak-kanak sampai sma, aku di sekolahkan di sekolah
inklusi. Di sekolah tersebut aku merasa sangat terbantu dengan pembelajaran yang di
berikan padaku. Guru-guru di sana dalam memberikan pelajaran tidak membeda-
bedakan dengan siswa yang lain, hanya di sini yang di bedakan adalah fasilitas yang
di berikannya saja. Sehingga sangat memudahkan diriku dalam menerima segala
bentuk pelajaran yang ada.
Selama bersekolah, aku mempunyai prinsip bahwa meskipun aku punya
hambatan, tapi aku juga bisa seperti mereka yang normal, tetap bisa berprestasi. Dan
alhamdulillah itu di buktikan selama bersekolah di sekolah inklusi ini aku selalu
mengikuti lomba, baik itu antar siswa berkebutuhan khusus ataupun antar siswa
reguler biasa, dan alhamdulillahnya sering mendapatkan juara. Puncaknya pada
tahun 2020 saat aku duduk di kelas 11 sekolah menengah atas, aku menjuarai lomba
olimpiade matematika tingkat nasional dan di pilih menjadi perwakilan negara
Indonesia pada lomba olimpiade matematika tingkat internasional dan alhamdulillah
bisa menyabet medali emas. Dan karena itulah juga aku bisa terpilih menjadi salah
satu siswa undangan untuk berkuliah di salah satu unifersitas terbaik diIndonesia.
Dan dapat masuk keunifersitas tersebut tanpa tes sama sekali. Sekarang aku sudah
masuk keduniaperkuliahan , iya, aku tau tidak menutup kemungkinan nanti akan
banyak halangan yang akan ku hadapi kedepannya, tapi aku janji akan terus tetap
5

duduk tegap di atas kursi rodaku, dan tetap semangat untuk terus berjuang
menggapai impian dan cita-citaku.

Penutup
Itulah kisah kecilku tadi, semoga dengan sedikit membaca kisah kecilku bisa
menjadi inspirasi untuk semua orang di luar sana. Kadang ku berfikir, mungkin kalau
aku tidak ada di keadaan yang sekarang ini, mungkin belum tentu aku bisa ada di
posisi saat ini. Inilah carra Tuhan untuk menunjukan kuasanya. Tidak ada yang tidak
mungkin didunia ini, kalau Tuhan sudah mengkehendaki sesuatu maka akan terjadi.
Intinya tetaplah berfikir fositif dan tetap semangat untuk terus menjalani hidup.
Janganlah pernah menyerah, meskipun kita punya hambatan tapi yakinlah
rencana tuhan itu sangat indah. Jadikan segala bentuk cacian, ejekan,atau hinaan
yang di berikan pada diri kita menjadi cambuk dan motifasi untuk bisa terus
mengembangkan diri. Sebelum ku akhiri tulisan ini, izinkan aku untuk memberikan
kata-kata mutiara yang semoga bisa memotifasi anak-anak diluar sana terutama
anak-anak yang berkebutuhan khusus sepertiku. Disabilitas bukanlha batas, tapi itu
adalah penegas dan penjelas dari Tuhan, bahwa kita adalah ciptaannya yang istimewa
dan luarbiasa. Jadikan luarbiasa itu bukan hanya sekedar istilah yang di istilahkan
padamu, tapi jadikanlah luar biasa itu sesuatu yang nyata dan benar-benar ada dan
tercermin pada dirimu.

Daftar pustaka
Suharsiwi, s. (2017). Pendidikan Anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: CV
PrimaPrint.Tersedia dari http://repository.umj.ac.id/2329/1/BUKU%20ABK_SW.pdf.
(sekolah inklusi menurut para ahli dan tujuannya). penerbit detik.com 3 Juli
2022.29 Maret 2023 https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6159382/sekolah-inklusi-
menurut-para-ahli-dan-tujuannya

Anda mungkin juga menyukai