Anda di halaman 1dari 1

PERTEMUAN KE 2

FENOMENA DAN FUNGSI AGAMA

1. Penjelasan Umum
Studi tentang agama adalah sebuah lautan yang luas dan dalam hal ini disebabkan karena satu sisi
Ia merupakan disiplin ilmu yang tidak mungkin distudikan hanya dalam satu tatap muka,
disamping itu juga karena cakrawala kehidupan keagamaan sebagai sebuah realitas social yang
begitu kompleks dengan berbagai problematika yang berparadigma ganda.

2. Tujuan Umum Pembelajaran ( TUP )


Mahasiswa memahami arti dan fungsi Agama

3. Tujuan Khusus Pembelajaran ( TKP )


Diharapkan dengan mempelajari sajian ini secara utuh, maka mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan Agama dari segi Etomologi
b. Mengemukakan pengertian Agama menurut Sosiologi dan dari segi Antropologi
c. Mengemukakan pengertian Agama dari segi Theologia
d. Menggambarkan ciri – ciri umum Agama
e. Mengadakan klasifikasi ciri – ciri khusus tiap Agama
f. Menjelaskan bentuk – bentuk penyakit dalam Agama
g. Menjelaskan fungsi umum dalam Agama

MATERI INTI KULIAH :

(1) Pengertian Agama ditinjau dari segi etimologi. Menurut Sidi Gazalba, akar kata agama adalah
GAM, berarti pergi atau berjalan. Hampir semua agama memiliki semua kata yang bermakna
sama. Didalam peristiwa Agama Islam ditemukan kata syariat thariqat dan sirathal mustaqim
( Jalan lurus ). Di dalam istilah Cina : Tao, sedangkan didalam istilah Jepang : Shinto, dan
agama Budha : jalan delapan. Menurut Agama Kristen Khatolik : Yohanes 14 : “ kata Yesus
kepadanya : “Akulah jalan dan kebenaran hidup. Tidak ada seorangpun yang ddatang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku.

(2) Pengertian Agama dari Sudut Sosiologis


Agama sebagai suatu fenomena social. Agama dipahami sebagai fenomena social berfungsi
untuk mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.

(3) Pengertian Agama dari sudut Antropologi


Agama dilihat dan dipahami sebagai produksi manusia. Manusia sebagai manusia mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya sendiri, lingkungan masyarakat & dengan
lingkungan lainnya yang dirasakan sebagai suatu yang transenden
Manusia membuat ritus – ritus, upacara – upacara tertentu, symbol - simbol tertentu agar
melaluinya ia dapat terus menyesuaikan dirinya dengan berbagai dunia relasinya.
( Upacara Baptisan, Sidi, Nikah Kristen, dll ).

Anda mungkin juga menyukai