Resume Kuliah FIP-2 Prof. Dr. Dr. Budhi Setianto, SPJP (K) - DV-Windy Atika Hapsari-18 Agustus 2022
Resume Kuliah FIP-2 Prof. Dr. Dr. Budhi Setianto, SPJP (K) - DV-Windy Atika Hapsari-18 Agustus 2022
Perkembangan kedokteran bedah berawal dari obat antinyeri, golongan darah, imunologi,
antibiotik, targeted therapy, hingga minimally invasive surgery dan teknik robotik saat ini.
Dokter adalah salah satu profesi yang berhubungan langsung dengan manusia sebagai lawan
interaksinya. Karena itu seorang dokter harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Salah satunya dengan pengetahuan humaniora
ini.
Agar Anda dapat memahami dan selanjutnya dapat menerapkan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam humaniora, maka Anda diperkenalkan dengan pengetahuan ini. Tentu,
pengetahuan ini sendiri belumlah cukup untuk mencapai apa yang kita harapkan, tapi harus
dipadukan dengan pengetahuan-pengetahuan lain yang akan dipelajari di dalam blok ini.
Kedokteran adalah ilmu yang paling berperikemanusiaan, seni yang paling empiris, dan
humaniora yang paling ilmiah. Dalam mengobati pasien, seorang dokter harus melihat pasien
sebagai makhluk yang utuh. Tidak hanya menghilangkan rasa sakit tapi juga mencari sumber
masalah dan dalam ilmu kedokteran barat dikenal untuk tidak serta merta mengobati dari luar
tanpa melihat secara anatomis. Letak perbedaan dengan ilmu kedokteran timur adalah ilmu ini
lebih mengedepankan keutuhan tubuh dan jiwa manusia, tidak secara langsung membuka tubuh.
Untuk memahami patofisiologi dalam ilmu kedokteran, strategi biomedikal menilai aspek
fisika, kimia, dan biologi dengan dipandu dengan dualism, reductionism, dan determinism.
Dualism berarti menilai aspek biologis dan psikososial pasien, sementara reductionism dan
determinism melihat keluhan atau tanda gejala penyakit pasien yang dapat diperbaiki. Batas dari
person dan human being adalah pada sistem saraf. Human being melihat pasien secara
molekular, sistem organ, sel, dan jaringan, sedangkan person memiliki arti secara biosphere,
komunitas, keluarga, sosial, kultur, dan keluarga.
Pengetahuan humaniora ini berusaha memberi gambaran pada kita bagaimana menjadi
seorang dokter yang sejatinya ideal, dokter yang manusiawi, yang berperilaku/berakhlak baik,
berkepribadian profesional. Untuk mendapatkan hasil di hilir yang baik, tentu kondisi di hulu
sudah harus dipersiapkan sebelumnya. Karena itu disajikan pengetahuan mengenai humaniora
yang diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk dapat memahami lebih baik tentang makna
kehidupan Anda sebagai seorang dokter.
Mungkin saja terdapat anggapan bahwa masalah perilaku/akhlak baik dan sifat belas
kasih merupakan bawaan atau sifat lahiriah seseorang, bahkan ia adalah watak alami yang
melekat pada seseorang sejak dia dilahirkan, dan berkembang sesuai pengaruh lingkungannya.
Menganggap sifat belas kasih atau compassion bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari, tetapi
suatu materi yang akan berpindah secara alami –melalui proses yang panjang- dari satu manusia
ke manusia lain. Ilmu kedokteran khususnya kedokteran umum yang menangani manusia jelas
sangat paralel dengan pengetahuan budaya yang berkaitan dengan hasil kesadaran manusia.
Segala penalaran dokter sebagai manusia akan sama dengan penalaran budi manusia. Ilmu
kedokteran yang selalu memikirkan jasmani dan rohani manusia akan selalu dituntut oleh
keadaan lingkungan masyarakat. Salah pikir dari seorang dokter berarti akan bertentangan
dengan hati nurani manusia yang melekat dalam pribadi sang dokter. Sebaliknya kesuksesan
dokter akan selalu menjunjung tinggi dan mengangkat nama harumnya karena segala kesuksesan
itu tentu dilandasi oleh budi/pikiran manusia secara sadar.