NIM: 1861050112
KELAS: B
KELOMPOK: 4B
Lebih rewel
Berat badan yang sulit bertambah
Diare
Demam
Tidak nafsu makan
Sariawan
Sariawan dan gusi berdarah terjadi ketika tubuh kekurangan asupan vitamin C.
Muncul warna kemerahan dan rasa nyeri pada bagian mulut yang terdapat gigi palsu.
Vitamin C adalah antioksidan yang menghancurkan radikal bebas yang membahayakan sel-
sel di tubuh. Kekurangan vitamin C akan memicu kanker.
Gejala Defisiensi : gusi berdarah, mudah memar, kulit kering, lemah (kurang energi),
mimisan, gampang infeksi, nyeri sendi.
Vitamin B
Diagnosis :
Wernicke
Menurut Kementrian Kesehatan republik Indonesia, asupan vitamin B1 yang
direkomendasikan per hari berkisar antara 1 hingga 1,4 mg. Kekurangan vitamin B1 dapat
menyebabkan penyakit beri-beri dan penyakit Wernicke.
Penyakit Wernicke memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penglihatan berbayang,
gangguan koordinasi otot, dan penurunan fungsi mental. Jika tidak diobati, penyakit
Wernicke dapat memburuk dan menjadi sindrom Wernicke-Korsakoff.
Gejala sindrom Wernicke-Korsakoff dapat berupa halusinasi, amnesia, mata sulit dibuka
(ptosis), sulit memahami suatu informasi, hilang ingatan atau tidak bisa membentuk ingatan
baru.
Beri-beri
Beri-beri dapat dikenali dari gejala sesak napas, gerakan mata yang tidak normal, detak
jantung meningkat, kaki bengkak, dan muntah-muntah.
Gejala Defisiensi : -B1 : gampang lelah, kram otot, kulit kering, kulit bersisik, daya
tahan tubuh berkurang
-B2 : sudut mulut pecah-pecah, lidah tampak merah dan licin,
gampang lelah, kulit bersisik, sariawan, gampang kesemutan, anemia,
mata merah, kulit kering, bibir pecah-pecah, infeksi mulut, hingga
sensitif terhadap cahaya
-B3 : gatal-gatal pada tangan dan wajah, gampang lelah, mual.
-B5 : sakit kepala, tubuh terasa lelah, mudah emosi, sensasi perih pada
lengan atau kaki, mual, rambut rontok, denyut jantung meningkat,
dan gangguan pencernaan
-B6 : kurang nafsu makan, gampang lelah, kram otot, luka pada gusi
dan lidah, sesak napas, rambut beruban, sariawan, pertumbuhan tubuh
yang buruk, dan lidah membengkak
-B12 : sakit kepala, anemia, mual, kurang nafsu makan, penyakit
kuning (jaundice), gangguan penglihatan, susah buang air besar, detak
jantung tidak teratur, hingga napas sesak
Xerophthalmia
Gejala xerophthalmia awalnya ringan, namun akan bertambah parah jika asupan vitamin A
penderita tidak kunjung terpenuhi. Kekurangan vitamin A dapat membuat konjungtiva, yaitu
selaput tipis yang melapisi kelopak mata dan bola mata, menjadi kering, tebal, hingga
berkerut. Hal inilah yang memicu munculnya gejala awal xerophthalmia.
Kondisi tersebut akan dirasakan sebagai gejala mata kering oleh penderitanya. Gejala yang
akan dirasakan oleh penderita xerophthalmia akibat mata kering adalah:
Rakitis
Rakitis adalah suatu penyakit dimana terjadi pelunakan tulang pada anak-anak yang
disebabkan karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor
atau kalsium yang berpotensi menyebabkan patah tulang dan kelainan bentuk. Gejala yang
ditimbulkan, misalnya pembengkokan tungkai, nyeri pada tulang, postur tubuh pendek
bahkan bisa terjadi gangguan pada pernapasan.
Osteomalasia
Osteomalasia Adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seperti rakitis,
namun terjadi pada orang dewasa. Osteomalasia merupakan kelainan pada tulang yang
menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh sehingga mudah mengalami patah tulang. Hal
ini umumnya disebabkan karena kekurangan vitamin D.
Osteoporosis
Asupan kalsium dan vitamin D sangatlah penting untuk membentuk puncak massa tulang
yang optimal pada usia muda. Selain itu, hal ini juga sangat penting guna mencegah
osteoporosis pada wanita di kemudian hari. Pasalnya, kalsium merupakan mineral penting
untuk membentuk tulang, sedangkan vitamin D penting untuk membantu penyerapan kalsium
di dalam tulang.
Gejala Defisiensi : tulang nyeri, otot lemah, gigi rusak, keringat berlebihan, kerontokan
rambut
Vitamin E
Diagnosis :
Ataksia sering muncul ketika bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan
mengalami kerusakan, penderita ataksia mengalami kegagalan dalam mengendalikan otot-
otot pada tangan dan kaki mereka, sehingga menyebabkan gangguan keseimbangan dan
koordinasi atau gangguan GAIT (Glucosamine/chondroitin Arthritis Intervention
Trial). Seseorang yang mengalami kekurangan vitamin E mungkin akan menunjukkan gejala
ataksia.
Tidak hanya itu, jika Anda kekurangan vitamin E, Anda akan mengalami pelemahan otot,
masalah penglihatan seperti kebutaan, aritmia jantung (gangguan detak jantung atau irama
jantung) dan demensia. Seringkali kekurangan vitamin E ini dianggap bisa menyebabkan
kerusakan saraf dan otot yang mengakibatkan Anda tidak bisa ‘merasakan’ lengan dan kaki,
kehilangan kontrol gerak tubuh, dan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Gejala Defisiensi : gampang lelah, rambut kering, rambut rontok, kulit kusam, kram
kaki.
Vitamin K
Diagnosis :
Anemia
Vitamin K penting untuk mencegah perdarahan internal dan eksternal. Modul protein ini
diaktifkan oleh bantuan vitamin K dalam pembekuan darah.
Karena itu, kekurangan dalam hal ini bisa mengakibatkan pendarahan yang berlebihan
bahkan dari luka yang sederhana. Kehilangan darah yang luar biasa dapat berdampak buruk
pada kesehatan dan menyebabkan anemia serta serangan jantung pada waktu tertentu.
Mereka yang memiliki gangguan pencernaan tertentu atau sindrom malabsorpsi mungkin
mengalami masalah dalam penyerapan vitamin K. Misalnya fibrosis kistik, kolitis ulseratif,
pankreatitis kronis, penyakit radang usus, sindrom usus pendek, dan sumbatan pada saluran
usus.
Selain itu, orang-orang yang pernah menjalani operasi bariatrik atau bypass lambung juga
lebih berisiko mengalami defisiensi vitamin K.
Masalah jantung
Ketika kadar vitamin K rendah, kalsium dapat disimpan dalam jaringan lunak seperti arteri,
bukannya di tulang. Ini mungkin tidak hanya berkontribusi pada tulang yang lemah, tapi bisa
juga mengganggu jantung Anda. Kondisi ini disebut dengan kalsifikasi vaskular yang
merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Orang dengan penyakit ginjal kronis
memiliki risiko kalsifikasi vaskular yang lebih tinggi.
Makro mineral
Kalsium
Kalsium bertugas untuk membantu menghantarkan sinyal dari dan ke seluruh organ tubuh.
Asupan mineral kalsium yang kurang pada anak berisiko mengganggu fungsi organ jantung,
otot, serta saraf. Menariknya, kadar kalsium yang ada di dalam darah telah diatur sedemikian
rupa.
Jika kadar kalsium di dalam darah berlebih, tulanglah yang bertugas untuk menyimpannya.
Sebaliknya, ketika tubuh kekurangan, tulang akan melepaskan simpanan kalsium guna
menggantikan kadar kalsium yang menipis.
Oleh karena itu, gejala kurang mineral kalsium pada anak biasanya membuat fungsi tulang
terganggu. Misalnya mengakibatkan penyakit rakitis yang membuat tulang lunak dan lemah,
serta osteoporosis di kemudian hari.
Kekurangan mineral kalsium pada anak akan menimbulkan gejala berupa:
Masalah otot
Kelelahan parah
Kerusakan gigi
Kulit kering
Kuku mudah patah
Magnesium
Magnesium adalah mineral yang penting untuk mendukung struktur tulang dan gigi anak.
Lebih dari itu, magnesium juga berperan dalam proses penyerapan kalsium, metabolisme
makanan, serta menghantarkan impuls saraf.
Asupan magnesium yang optimal juga bertugas untuk mendukung kerja berbagai enzim pada
tubuh. Atas dasar itulah, kekurangan mineral magnesium pada anak berisiko menimbulkan
beragam penyakit nantinya. Entah itu diabetes, penyakit jantung, osteoporosis,
hingga sindrom metabolik.
Di samping itu, kekurangan magnesium pada anak dapat berisiko mengakibatkan gejala yang
sering tidak disadari. Kondisi ini bisa menimbulkan peningkatan tekanan darah maupun
resistensi insulin
Fosfor (P)
Fosfor adalah satu dari empat jenis makro mineral. Fosfor bisa Anda dapatkan melalui
sejumlah makanan seperti ayam, ikan, daging sapi, dan sereal. Fungsi mineral fosfor antara
lain untuk:
Idealnya, manusia membutuhkan tak kurang dari 700 mg fosfor per hari guna menjaga agar
fungsi tubuh tetap optimal. Kekurangan fosfor ditengarai akan memicu sejumlah gangguan
kesehatan semisal tubuh lemas dan gangguan sintesis asam nukleat
Trace elemen
Zat Besi
Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia. Anemia merupakan gangguan gizi
yang banyak dijumpai di dunia, terutama di negara berkembang. Anemia dapat
menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan otak pada anak, meningkatkan
resiko kematian anak-anak, menurunkan produktivitas kerja orang dewasa, penyebab
prematuritas, bayi berat lahir rendah, kematian ibu, meningkatkan resiko terjadinya
pendarahan dan infeksi saat melahirkan. Anemia berkontribusi 20% terhadap
penyebab kematian ibu saat melahirkan. Defisiensi besi terutama dialami oleh anak-
anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Defisiensi
besi dapat juga terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau
gangguan absorpsi besi, dan diperburuk dengan pendarahan akibat luka atau cacingan,
dan penyakit menular seperti HIV dan tuberculosis.
Zat Seng (zinc)
Defisiensi zat seng banyak terjadi di dunia, terutama pada negara-negara berkembang
dan kelompok yang rentan seperti anak-anak, ibu hamil dan menyusui, serta orang
tua. Defisiensi seng disebabkan karena rendahnya asupan, penyerapan, meningkatnya
kebutuhan serta pengeluaran zat seng. Diare serta infeksi kronis seperti penyakit paru-
paru juga dapat menyebabkan defisiensi seng. Defisiensi seng dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan, fungsi pencernaan, kekebalan, reproduksi, sistem saraf, otak,
kelenjar tiroid, metabolisme vitamin A, nafsu makan serta memperlambat
penyembuhan luka.
Yodium
Defisiensi yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (goiter).
Kekurangan yodium yang parah di awal kehamilan dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan parah dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan pada bayi yang dilahirkan yang disebut kretinisme (cebol).
Kretinisme yang parah dapat menyebabkan bisu, tuli dan gangguan mental.
Kekurangan yodium juga dapat menyebabkan kemampuan belajar yang rendah dan
penurunan kepandaian (IQ).