Filsafat Kelompok 2.
Filsafat Kelompok 2.
Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Filosofi Pendidikan yang diampuh
Oleh Ibu Dra Marjannah M.Pd
Dibuat Oleh:
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan kali ini,kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Filososfi pendidikan Ibu Marjannah S.Pd.M.Pd yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah singkat ini.selain itu,kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah singkat ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................3
BAB I....................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................4
BAB II..................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
3.Education as direction
4.Education as growth
3.bimbingan
4.sarana pertumbuhan
Kita sebagai orang awam sudah puas dengan jawaban pancaindra ,karena
sudah menyaksikan dengan mata sendiri bahwa manusia itu ada.Tetapi ,ahli pikir
seperti H.V Loon tidak puas dengan hal demikian.ia ingin hakikat,yakni hakikat
hidup.sehingga timbul beberapa pertanyaan darinya yang mungkin bagi orang lain
tidak penting untuk dipertanyakan.yang nyata itu belum tentu benar.berapa
banyak orang yang dikelirukan oleh pandangan mata dan telinganya.tanggapan
pancaindra manusia terbatas,oleh karena itu,tidak dapat dijadikan pegangan kuat
dan menyakinkan,karena kurang oercaya pada alat panca indra itulah,maka
Descartes(1596-1650),Filososfi beraliran Rasionalisme yang berkebangsaan
perancis yang dalam usianya yang sudah lanjut mempertanyakantentang ada atau
tidak ada dirinya. Dia bertanya, justru karena dia mengerti barang-barang yang
infra human, artinya di bawah taraf manusia, seperti hewan dan tumbuh-
tumbuhan, tidak dapat bertanya karena tidak mengerti. Manusia mengerti,
manusia menangkap dirinya. Dalam tangkapan itu, timbullah pertanyaan tentang
diri sendiri dan arti hidupnya. Oleh karena itu, wajib bagi manusia menyadari
dengan sungguh-sungguh akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tadi. Proses
pemikiran manusia seperti ini dalam kehidupan manusia, juga mendasari
perkembangan filsafat pendidikan atau sebagai dasar filsafat pendidikan. Dalam
perkembangan sejarah umat manusia, maka tampillah manusia-manusia unggul
yang mengadakan perenungan, pemikiran, penganalisisan terhadap problem hidup
dan kehidupan, dan alam semesta.
7. Bergerak.
Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial, yaitu berpikir, dan
lahirnya filsafat pendidikan tentang manusia berasal dari pemikiran manusia
tantang jati dirinya yang unik dan misterius.
PENUTUP
3.2 KESIMPULAN
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara
bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai
konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar
materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri
peserta didik.
3. Education as direction.
4. Education as growth.
5. Preparation, unfolding and formal discipline.
Jadi, pendidikan merupakan suatu aktivitas manusia terhadap manusia dan untuk
manusia, atau yang berhubungan dengan kehidupan manusia dengan segala
problematikanya.