Anda di halaman 1dari 2

Gaizcha Hermano Da Ajauro

11181130000127
HI 4-C
Resume Neoclassical Realism

***

Teori hubungan internasional telah lama didominasi oleh perdebatan antara neorelias dan
berbagai kritik neorealis selama dua dekade. Pertanyaan tentang sifat dari hasil internasional
menjadi pertikaian yang dibicarakan contohnya seperti perang dan perdamaian. Di dalam
studi hubungan internasional terdapat dua kategori teori, yaitu grand theory dan middle range
theory. Grand theory ini membahas abstraksi tentang perilaku negara di dunia, seperti teori
marxisme, realis dll masuk ke dalam kategori ini, sedangkan middle range theory ini jarang
dibahas karena tidak memberikan abstraksi state behaviour dalam skala global. Foreign
policy theory salah satu yang termasuk ke dalam middle range theory ini. Buku yang ditulis
oleh Graham T Allison yang berjudul The Essensial of Decision ini yang menandakan
munculnya foreign policy theory pada tahun 1970-an. Gideon Rose mencoba mendekatkan
antara grand teori, dalam hal ini adalah realisme untuk membahas hal-hal yang bersifat
partikular yang biasa dibahas oleh middle-range theory.

Gideon Rose mencoba memasukkan realisme dengan foreign policy yang yang sifatnya
teknikal. Realisme klasik lebih berfokus kepada keamanan nasional suatu negara sedangkan
neorealis berkonsentrasi kepada keamanan regional dan internasional. Clasical neorealisme
ini merupakan upaya untuk mengembalikan proses pembuatan politik luar negeri dari analisi
sitemik atau “outside in” yang dikembangkan oleh neorealis ke peringkat analisis negara atau
unit atau “inside out” yang dikembangkan oleh realisme. Menurut Gideon Rose ini
merupakan “Bringing the State Back In” yang berarti mengembalikan peran negara. Ada dua
aliran besar tentang foreign policy, yaitu Innen politics dan sistemik. Kelompok aliran innen
politics berpendapat bahwa suatu keputusan luar negeri suatu negara dilatar belakangi oleh
faktor-faktor dalam negeri, faktor-faktor yang bersifat domestik, seperti opini publik,
ideologi, dan prefensi kaum elit, inilah yang mempengaruhi foreign policy suatu negara.
Tidak sedikit negara-negara yang foreign policy-nya disebabkan oleh faktor domestik,
misalnya negara Indonesia, Indonesia tidak menjalin kerjasama dengan negara Israel karena
negara opini publik dari negara Indonesia yang menolak untuk bekerjasama dengan Israel,
dengan demikian opini publik inilah yang melatar belakangi foreign policy Indonesia
terhadap Israel. Kemudian aliran yang kedua yaitu, sistemik. Aliran ini berpendapat bahwa
foreign policy suatu negara dilatarbelakangi oleh faktor ekternal, yaitu faktor yang berada di
luar negara tersebut. Misalnya waktu Amerika Serikat memutuskan untuk menyerang Irak,
sebenarnya opini publik Amerika pada saat itu tidak menyetujui untuk menyerang Irak, tetapi
karena ada faktor lain dari luar maka Amerika memutuskan untuk menyerang Irak, faktor
inilah yang mempengaruhi foreign policy dari Amerika.

Menurut Gideon Rose, dia mengatakan bahwa untuk memahami sebuah keputusan luar
negeri atau foreign policy tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sistemik atau eksternal tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor internal atau domestik. Kenapa? karena jika kita ambil contoh
dari Amerika dan Irak tadi, maka seharusnya dengan opini publik cukup untuk
mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika. Itu berarti innen politics tidak bisa
menjelaskan semua hal. Begitupun sebaliknya, bahwa faktor sistemik juga tidak bisa
menjelaskan semua hal. Misalnya waktu Uni Eropa berkonflik dengan Rusia, Uni Eropa
menyatakan bahwa semua negara anggota harus memutuskan kerjasama ekonomi dengan
Rusia, tetapi pada kenyataannya banyak negara yang tidak melakukannya, dan masih bamyak
contoh lain yang serupa. Hal inilah yang membuat faktor sistemik saja tidak bisa menjelaskan
semua hal. Secara sederhana kedua faktor ini sangat berpengaruh terhadap foreign policy
suatu negara. Gideon Rose mencoba menggabungkan kedua faktor, pertama yaitu faktor
independen yang sifatnya sistemik seperti yang sudah disebutkan di atas dan faktor
intervenning yang sifatnya domestik.

Istilah independen variable menurut Rose adalah suatu strutkur atau sistemik faktor dari luar
negara yang bersifat insentif maupun presure. Menurut Gideon Rose, faktor independen ini
merupakan faktor yang lebih kuat untuk mempengaruhi foreign policy suatu negara dan dia
lebih condong ke faktor ini, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa faktor domestik tidak
penting, hanya saja tidak lebih kuat dibandingkan dengan faktor independen ini, oleh
sebabnya faktor ini dijadikan faktor pertama oleh Gideon Rose. Misalnya seperti contoh di
atas yaitu Uni Eropa mengharuskan anggotanya memutuskan hubungan ekonomi dengan
Rusia, hal ini merupakan sistemik faktor, ada yang merespon dengan memustuskan hubungan
ekonomi dengan Rusia dan ada pula yang tidak, ini berarti satu faktor yang sama bisa
direspon secara berbeda oleh negara-negara yang mendengar atau termasuk ke dalamnya.

Neoclassical realisme ini mencoba menggabungkan berbagai presfektif untuk menjelaskan


realitas sosial yang ada, khususnya di dalam foreign policy, namun tidak sedikit pula yang
mengkritik teori ini, salah satunya oleh positivis. Positivis berpendapat bahwa teori
neoklasikal realisme ini tidak mampu memprediksi suatu peristiwa karena teori ini hanya
membahas isu atau hal-hal yang sudah ada, secara sederhana teori ini bersifat historikal.
Terlepas dari adanya kritik-kritik tersebut, teori ini cukup memberikan peranan penting
terhadap studi hubungan internasional, khususnya di dalam foreign policy, mereka mampu
menjawab apa yang tidak bisa dijelaskan oleh teori-teori sebelumnya. Walaupun disebut
terlalu “too much” karena menggabungkan beberapa presfektif teori ini mampu menjelaskan
hal-hal terkait dengan foreign policy.

Anda mungkin juga menyukai