Anda di halaman 1dari 25

DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT

UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh


gelar Magister Pendidikan Matematika

Oleh:
Yunita Widia Putri
1303255

PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2015
DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT
UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

Oleh
Yunita Widia Putri
S.Pd. Universitas Lampung, 2011

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

©Yunita Widia Putri 2015


Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
YUNITA WIDIA PUTRI
1303255
DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT
UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

Disetujui dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed.


NIP 1958020111984031001

Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Matematika

Dr. Sufyani Prabawanto, M.Ed.


NIP 196008301986031003

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT

UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

Yunita Widia Putri

1303255

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain didaktis persamaan


kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII berdasarkan temuan learning obstacles dalam
pembelajaran dan learning trajectory yang disusun. Penelitian ini dilakukan dengan
langkah analisis situasi didaktis, analisis metapedadidaktis dan analisis retrospektif.
Penelitian dilakukan di SMP N 44 Bandung yang melibatkan 37 siswa. Dari hasil
implementasi desain didaktis hipotetik persamaan kuadrat diperoleh bahwa learning
obstacles ontogeni materi persamaan kuadrat terfokus pada kurang pahamnya siswa
tentang materi prasyarat yaitu operasi bentuk aljabar, learning obstacles epistemologi
siswa yang masih terjadi adalah siswa menganggap bahwa belajar persamaan kuadrat
hanya sekedar belajar berhitung, dan yang menyebabkan learning obstacles didaktis
adalah penggunaan bahasa pada desain didaktis persamaan kuadrat yang masih kurang
dimengerti siswa. Munculnya learning obstacles tersebut menjadi dasar pengembangan
desain didaktis empirik.

Kata-kata kunci: Desain Didaktis, Learning obstacles, Learning Trajectory.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii

DIDACTICAL DESIGN OF QUADRATIC EQUATION

FOR 8TH JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

Yunita Widia Putri

1303255

Abstract. This research aims to develop a didactical Design Of Quadratic Equation For
8th Junior High School Student basic on learning obstacles and learning trajectory. This
research was conducted by analisis of didactic situation, metapedadidactic analysis, and
retrospective analysis. This research was carried out at SMP N 44 Bandung involving 37
students. the result of hipotetical didactic design implementation are obtained that the
ontogeny obstacles materials focused to students still do not understand about
prerequitsites material are operatng algebra, epistimological obstacles that pupil still
occur are students learning quadratic equations assume that just learning to count, and
that causing didactic obstacles is the use of language in a didactic design quadratic
equations that are still poorly understood students. The emergence of such obstacles
learning the basis of empirical didactical design development.

Key words : Didactical Design, Learning Obstacles, Learning Trajectory.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7
1.3 Fokus Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
1.6 Struktur Organisasi Penelitian .................................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persamaan Kuadrat .................................................................................... 9
2.2 Hambatan Belajar (Learning Obstacles) ................................................. 11
2.3 Alur Belajar (Learning Trajectory) ........................................................... 14
2.4 Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) ........................ 17
2.5 Teori-Teori yang Mendukung.................................................................... 23
2.6 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 28
2.7 Definisi Konsep ......................................................................................... 29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 30
3.2 Tempat Penelitian ................................................................................... 31
3.3 Subjek Penelitian ...................................................................................... 32
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................. 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 34

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Pendahuluan................................................................................. 36
4.2 Pengembangan Desain Didaktis Hipotetik Persamaan Kuadrat .............. 41
4.3 Deskripsi Implementasi Desain Didaktis Hipotetik .................................. 63
4.4 Analisis Retrospektif ................................................................................. 71
4.5 Learning Trajectory Revisi........................................................................ 75
4.6 Pengembangan Desain Didaktis Empirik Persamaan Kuadrat .................. 76
4.7 Pembahasan ............................................................................................... 78
V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Simpulan ................................................................................................... 90
5.2. Rekomendasi ............................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN

v
Yunita Widia Putri, 2015
DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 Angka 1 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian tersebut diketahui bahwa pendidikan sangat diperlukan


untuk mengembangkan potensi peserta didik agar optimal yang selanjutnya akan
berimplikasi pada perkembangan dan kemajuan bangsa. Standar nasional
pendidikan perlu diperhatikan sebagai acuan kurikulum yang dikembangkan pada
saat ini, yaitu kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 materi disajikan dalam
bentuk pembelajaran saintifik yang lebih menekankan pembelajaran berpusat pada
siswa.
Membuat pembelajaran berpusat pada siswa guru baiknya memperhatikan
kemampuan dan cara berpikir siswa. Dengan kata lain cara berpikir siswa akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.
Matematika dengan salah satu karakteristiknya yaitu memiliki kajian
abstrak, memungkikan siswa memiliki definisi yang berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan dan cara berpikirnya. Kemampuan dan cara berpikir siswa yang
berbeda tersebut dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Salah satu tolak ukur untuk melihat kemampuan
matematika siswa di tingkat dunia adalah PISA. PISA atau Programme For
International Student Assesment adalah suatu program yang diselenggarakan oleh
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang
pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 untuk bidang membaca,
matematika dan sains. PISA memiliki tujuan untuk menilai pengetahuan

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

matematika siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-


hari.
Matematika dalam PISA tidak hanya dipandang sebagai suatu disiplin ilmu
pengetahuan, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengaplikasikan suatu
pengetahuan dalam masalah dunia nyata (real world) atau kehidupan sehari-hari.
PISA menyajikan teknik penilaian literasi matematika yang didasarkan pada
konten, konteks dan kelompok kompetensi. PISA menilai level dan tipe
matematika yang sesuai dengan anak usia 15 tahun dalam mengikuti alur
(trajectory) pembelajaran matematika yang selama ini mereka dapatkan. Dapat di
lihat pada tabel bahwa pada PISA 2012 Indonesia mendapatkan peringkat 64 dari
65 negara, yang mengindikasikan bahwa masih kurangnya aspek-aspek yang
dinilai pada PISA yaitu aspek kemampuan siswa dalam mengikuti alur
pembelajaran matematika yang mereka dapatkan, konten dan konteks matematika
serta kompetensi matematika. Tabel berikut menunjukkan bahwa masih
rendahnya peringkat Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Tabel 1.1 Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA (Programme For


International Student Assesment)
Tahun Mata Skor Rata- Skor Rata-Rata Peringkat Jumlah Negara
Studi Pelajaran Rata Indonesia Internasional Indonesia Peserta Studi
Membaca 382 500 39
2003 Matematika 360 500 38 40
Sains 395 500 38
Membaca 393 500 48 56
2006 Matematika 391 500 50
57
Sains 393 500 50
Membaca 402 500 57
2009 Matematika 371 500 61 65
Sains 383 500 60
Membaca 396 500 64
2012 Matematika 375 500 64 65
Sains 382 500 64

Sumber : litbang.kemendikbud.go.id/index.php/survey-internasional-pisa
m.kompasiana.com/post/read/615696/siswa-indonesia-paling-bahagia-di-
dunia.html

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Rendahnya peringkat Indonesia tersebut menjadi salah satu pertimbangan


untuk menyebutkan bahwa masih rendahnya pembelajaran matematika di
Indonesia. Hal tersebut menyebabkan diperlukannya upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan cara berpikir siswa dalam mempelajari matematika dengan
karakteristiknya yang abstrak supaya kualitas pembelajaran matematika menjadi
lebih baik khususnya materi persamaan kuadrat.
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan polinomial dengan pangkat
tertingginya adalah dua. Bentuk umum persamaan kuadrat adalah
, dengan ≠ 0, . Huruf-huruf a, b dan c disebut sebagai
koefisien. a adalah koefisien dari x2, b adalah koefisien dari x, dan c adalah
koefisien konstan atau disebut juga suku bebas atau yang lebih dikenal dengan
sebutan konstanta.
Soal persamaan kuadrat memiliki keragaman dalam berbagai hubungan
representasi konsep dan prosedur, contohnya mencari nilai yang memenuhi
pada bentuk persamaan , dapat diselesaikan dengan
menggunakan prosedur melengkapi bentuk kuadrat sempurna, maupun
menggunakan rumus kuadrat. Dalam mengerjakan soal persamaan kuadrat siswa
juga perlu memahami representasi ekuivalen suatu konsep.
Belajar persamaan kuadrat, dengan cara berpikir siswa yang berbeda akan
ditemui respon siswa yang berbeda saat pembelajaran berlangsung sesuai
kemampuannya. Dengan memperhatikan respon siswa yang berbeda tersebut,
guru dapat menyiapkan antisipasi yang dapat membantu siswa dalam belajar.
Kepekaan guru untuk memprediksi respon siswa baik untuk dikembangkan
supaya guru dapat memprediksi respon siswa dengan lebih beragam dan
menyiapkan antisipasi dari setiap respon tersebut. Untuk itu, dengan
mengembangkan konsep persamaan kuadrat menggambarkan bahwa melalui
persamaan kuadrat dapat dikembangkan kemampuan komunikasi matematika,
koneksi, penalaran, dan pemecahan masalah.
Konsep yang akan diberikan kepada siswa sebaiknya dipelajari oleh guru
dengan seksama sehingga konsep yang ditanamkan pada siswa sesuai dengan
konsep yang sebenarnya. Penyajian konsep juga perlu diperhatikan supaya tidak

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

terjadi miskonsepsi pada siswa dan mampu memberikan ruang pada siswa dalam
mengembangkan kemampuan matematikanya secara optimal.
Analisis pendahuluan yang dilakukan penulis mendapatkan beberapa
learning obstacles. Learning obstacles yang pertama adalah learning obstacles
didaktis, hambatan belajar didaktis juga dapat dianalisis melalui buku yang
dipakai dalam pembelajaran. Hambatan belajar didaktis didapatkan dari analisis
learning obstacles pada buku matematika siswa kurikulum 2013. Pada buku
tersebut, langsung disebutkan definisi persamaan kuadrat dan menuliskan bentuk
umum dari persamaan kuadrat. Siswa tidak diajak untuk menemukan sendiri
sehingga siswa akan belajar dengan cara menghapal. Hal ini dapat memunculkan
hambatan belajar di pemahaman konsep persamaan kuadrat pada saat
pembelajaran berlangsung. Bila pemahaman konsep yang ada pada siswa kurang
maka siswa akan kesulitan dalam memecahkan permasalah matematika. Berikut
contoh learning obstacles didaktis yang terdapat pada buku teks siswa kelas VIII
kurikulum 2013

Gambar1.1 Contoh bahan ajar persamaan kuadrat


pada buku siswa kurikulum 2013
Learning obstacles ontogeni yang didapatkan pada analisis pendahuluan
adalah masih kurangnya siswa dalam penguasaan materi prasyarat. Materi
prasyarat dalam belajar persamaan kuadrat adalah operasi bentuk aljabar. Dalam
melakukan operasi bentuk aljabar, siswa masih kesulitan dalam mengalikan suku-
suku dalam bentuk aljabar. Hal ini dikarenakan siswa menggunakan proses
menghapal dalam belajar operasi bentuk aljabar. Hambatan ini perlu diantisipasi
oleh guru dalam menyusun desain didaktis supaya siswa dapat mengingat kembali

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

pembelajaran yang sudah berlalu dan hambatan belajar seperti itu tidak terulang
kembali.
Learning obstacles epistemologi yang ditemukan saat analisis pendahuluan
berlangsung salah satunya adalah siswa masih menganggap belajar matematika
hanya belajar berhitung. Pada soal cerita yang berkaitan dengan persamaan
kuadrat siswa hanya menyelesaikan bagian berhitungnya saja. Siswa kurang
memperhatikan informasi dan pertanyaan yang ada pada soal cerita tersebut. Pada
soal cerita yang meminta kesimpulan siswa, siswa tidak memberikan kesimpulan.
Hal ini dimungkinkan karena siswa masih terbiasa dengan soal-soal rutin sehingga
ketika siswa dihadapkan pada permasalahan matematika yang meminta siswa
untuk memberikan kesimpulan, siswa tidak memberi kesimpulan dan hanya
menyelesaikan proses menghitung pada masalah yang diberikan tersebut.
Hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam belajar tersebut dapat
membantu guru dalam menyusun learning trajectory (alur pembelajaran) yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Menurut Simon (dalam Mustaqin
2013) Learning trajectory adalah lintasan atau rute belajar yang memberikan
gambaran tentang pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa (sebagai titik
start) dan setiap langkah yang telah dimiliki siswa dari satu titik ke titik
berikutnya, menggambarkan proses berpikir yang siswa gunakan, metode yang
siswa pakai, ataupun tingkat-tingkat berpikir yang siswa tunjukan. Dengan
mengidentifikasi learning trajectory pada persamaan kuadrat bahan ajar yang
akan disusun mampu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan persamaan
kuadrat yang dialami oleh siswa.
Dari uraian di atas, perlu pengembangan bahan ajar yang memperhatikan
prediksi respon siswa, konsep yang diberikan untuk siswa, penyajian materi yang
mudah dipahami oleh siswa, learning obstacles dan learning trajectory. Hal
tersebut tak ubahnya dengan mengembangkan desain didaktis, yaitu suatu kajian
sitematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi
pendidikan (seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk dan sistem)
sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang komplek dalam praktik
pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

karakteristik dari intrervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan


pengembangannya.
Desain didaktis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini merupakan
pengembangan bahan ajar yang dilakukan dengan memperhatikan learning
obstacles dan learning trajectory. Brousseau (dalam Suryadi, 2010) mengatakan
bahwa terdapat tiga faktor penyebab munculnya hambatan belajar, yaitu hambatan
ontogeni, hambatan didaktis, dan hambatan epistemologi. Hambatan ontogeni
adalah hambatan yang disebabkan oleh kurangnya kesiapan mental belajar siswa
dalam menghadapi proses pembelajaran. Hambatan didaktis yaitu kurangnya
kesiapan guru dalam menghadapi proses pembelajaran. Hambatan Epistemologi
adalah hambatan yang disebabkan oleh pengetahuan siswa yang memiliki konteks
aplikasi yang terbatas. Dengan mengidentifikasi learning obstacles tersebut akan
diketahui permasalahan-permasalahan yang terjadi saat pembelajaran matematika
khususnya persamaan kuadrat berlangsung, sebagai dasar pengembangan desain
didaktis hipotetik.
Pengembangan bahan ajar persamaan kuadrat yang memperhatikan learning
obstacles dan learning trajectory dapat memberikan ruang pada siswa untuk
mengembangkan kompetensi matematika yang mungkin dalam belajar persamaan
kuadrat. Dalam pengembangan bahan ajar persamaan kuadrat tersebut, diperlukan
sintesis hasil pemikiran guru berdasarkan berbagai kemungkinan yang diprediksi
akan terjadi pada peristiwa pembelajaran yang disebut Antisipasi Didaktis
Pedagogis (ADP). Menurut Suryadi (2010) proses pengembangan situasi
didaktis, analisis prediksi respon siswa atas situasi didaktis yang dikembangkan,
serta pengembangan ADP, menunjukkan pengembangan rencana pembelajaran
tidak hanya terkait dengan masalah teknis yang berujung pada terbentuknya RPP,
tetapi lebih menggambarkan suatu proses berpikir sangat mendalam dan
komprehensif tentang apa yang akan disajikan, bagaimana kemungkinan respon
siswa, serta bagaimana kemungkinan antisipasinya.
Masih dari sumber yang sama, aktivitas Lesson Study (Plan, Do, dan See)
dapat dikaitkan dengan proses berpikir guru pada tiga fase yaitu sebelum, pada
saat, dan setelah pembelajaran dimana proses berpikir sebelum pembelajaran
dapat difokuskan pada pengembangan disain didaktis yang merupakan suatu

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

rangkaian situasi didaktis dimana analisis terhadap desain tersebut akan


menghasilkan ADP. Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian
tentang desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat disusun rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut.
1) Bagaimana hambatan-hambatan belajar (learning obstacles) siswa pada
materi Persamaan Kuadrat?
2) Bagaimana alur belajar (learning trajectory) pada materi persamaan
kuadrat?
3) Bagaimana desain didaktis untuk siswa pada materi Persamaan Kuadrat?

1.3 Fokus Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka fokus penelitian
dalam penelitian ini adalah: menyusun suatu desain didaktis persamaan kuadrat
untuk siswa SMP kelas VIII dengan memperhatikan learning obstacles dan
learning trajectory.

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangkan desain
didaktis persamaan kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII berdasarkan learning
obstacle dan learning trajectory. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun, yaitu;
1) Mengetahui hambatan-hambatan belajar (learning obstacles) siswa pada
materi Persamaan Kuadrat.
2) Mengetahui alur belajar (learning trajectory) pada materi persamaan
kuadrat.
3) Mengetahui desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

1.5 Manfaat Prenelitian


Hasil penelitian tentang desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa
SMP kelas VIII diharapkan dapat memberikan manfaat terutama untuk:
1) Bagi penulis, hal ini dapat memberikan gambaran dan melatih keterampilan
dalam mengembangan desain didaktis yang sesuai dengan learning
obstacles dan learning trajectory pada materi persamaan kuadrat untuk
siswa SMP kelas VIII.
2) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
referensi dalam merancang desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa
SMP kelas VIII berdasarkan learning obstacles dan learning trajectory serta
mengingatkan guru betapa pentingnya memikirkan prediksi respon siswa
sebelum pembelajran dimulai agar guru mengantisipasinya saat pembelajran
berlangsung.
3) Bagi siswa, diharapkan lebih mudah memahami konsep dan dapat
membantu siswa dalam pembelajaran matematika khususnya materi
persamaan kuadrat.

1.6 Struktur Organisasi Penelitian


Penelitian tentang desian didaktis persamaan kuadrat yang dilakukan terdiri
dari lima Bab. Bab I, Pendahuluan yang berisi latar belakang penulis dalam
memilih judul “Desain Didaktis Persamaan Kuadrat untuk Siswa SMP Kelas
VIII”, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan struktur organisasi penelitian. Bab II adalah Landasan Teoritis yang berisi
teori-teori tentang persamaan kuadrat, Learning obstacles, Learning trajectoty,
Didactical design research, teori yang mendukung, penelitian yang relevan, dan
definisi konsep. Bab III, Metodologi Penelitian yang berisi Desain Penelitian,
tempat Penelitian, Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan
data, dan Teknik Analisis Data. Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang berisi hasil penelitian dan pembahasan implementasi desain didaktis
hipotetik. Bab V adalah Simpulan dan Rekomendasi yang berisi tentang jawaban
dari rumusan masalah serta rekomendasi yang diberikan peneliti mengenai
penelitian tentang desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat diawal,
diperlukan pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan fokus penelitian
yaitu desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII yang
didasarkan kepada learning obstacles dan learning trajectory. Untuk itu, dalam
Bab III ini akan dipaparkan tentang metodologi penelitian yang berkaitan dengan
keperluan penelitian penulis.

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian desain didaktis yang berfokus pada


materi persamaan kuadrat. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif, sehingga dalam proses pengolahan data tidak
menggunakan perhitungan statistik melainkan lebih menekankan pada kajian
interpretatif.
Menurut Suryadi (2010) penelitian desain didaktis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan metode deskriptif ini memiliki beberapa langkah formal,
yaitu :
a. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang diwujudkan berupa
Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP.
b. Analisis metapedadidaktis
c. Analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan analisis situasi didaktis
hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktis.
Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan dengan tahapan sebagai berikut
Tahap I : Analisis situasi didaktis
a. Memilih materi yang akan diteliti, dalam penelitian ini dipilih materi
persamaan kuadrat
b. Mencari literatur tentang materi persamaan kuadrat
c. Mempelajari dan menganalisis materi persamaan kuadrat

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31

d. Menganalisis alur materi pada buku teks yang digunakan dalam


pembelajaran khususnya pada bab persamaan kuadrat.
e. Mengembangkan instrumen untuk mengidentifikasi learning obstacle
dengan menyusun indikator kemampuan mengerjakan soal pada tiap nomor.
f. Menguji instrumen untuk mengetahui validitas isi instrumen kepada dosen
pembimbing, guru, dan teman sejawat.
g. Mengidentifikasi learning obstacles siswa yang terkait materi persamaan
kuadrat. Materi persamaan kuadrat adalah materi SMP kelas VIII sehingga
subjek penelitian pada tahap pertama ini diambil dari siswa yang sudah
mendapat materi tersebut yaitu keas 9. Identifikasi learning obstacles
didapatkan tidak hanya dari tes yang dilakukan pada siswa namun juga
didapat dari penyampaian materi pada buku teks yang dipakai siswa.
h. Menganalisis hasil identifikasi learning obstacle
i. Mengelompokan hambatan belajar yang idalami oleh siswa
j. Menyusun learning trajectory berdasarkan hambatan belajar yang
ditemukan
k. Menyusun desain didaktis berdasarkan learning obstacles yang dialami
siswa dan learning trajectory dengan mengaitkan teori belajar yang relevan
dan memperhatikan kompetensi siswa yang dapat dikembangkan.
l. Membuat prediksi respon siswa yang mungkin muncul saat desain didaktis
diimplikasikan dan menyusun antisipasi dari respon tersebut.

Tahap II : Analisis Metapedadidaktis


a. Mengimplementasikan desain didaktis yang telah dikembangkan.
b. Menganalisis respon siswa pada saat desain didaktis diimplementasikan.

Tahap III : Analisis Retrosfektif


a. Mengaitkan prediksi respon dan antisipasi yang telah dibuat sebelumya
dengan respon siswa yang terjadi saat desain didaktis diimplementasikan.
b. Melakukan identifikasi learning obstacle kepada siswa yang telah
mendapatkan materi persamaan kuadart dengan desain didaktis yang telah
dikembangkan menggunakan instrumen awal. Hal tersebit dilakukan untuk

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32

melihat apakah identifikasi learning obstacles yang dilaukan diawal muncul


kembali atau tidak.

3.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian yang berupa implementasi dari desain
didaktis hipotetik yang telah dikembangkan oleh penulis. Penelitian dilakukan di
SMP 44 bandung yang beralamat di Jl. Cimanuk No. 1 Bandung. Penelitian ini
berlangsung mulai tanggal 10 Maret 2015 s.d. 17 April 2015.

3.3 Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 44 Bandung. Subjek dipilih


dengan menggunakan purposive sampling. Subjek pertama merupakan subjek
untuk mengetahui learning obstacles yang alami oleh siswa dalam materi
persamaan kuadrat. Subjek pertama adalah siswa kelas X salah satu SMA swasta
di Bandung. Subjek kedua adalah Siswa kelas VIII SMP N 44 Bandung, untuk
mengimplementasikan bahan ajar yang telah dibuat. Bahan ajar ini diujicobakan
pada siswa kelas X karena materi persamaan kuadrat adalah materi baru di
kurikulum 2013, sehingga siswa kelas IX belum mendapatkan materi tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian pada metode kualitatif terbagi menjadi dua, yaitu
instrumen utama dan instrumen pembantu. Instrumen utama dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti. peranan peneliti sebagai instrumen utama yaitu dalam
menetapkan fokus penelitian, saat proses pengumpulan data, analisis data dan
membuat kesimpulan atas temuannya. Yang kedua adalah instrumen pembantu.
Instrumen pembantu pada penelitian ini terdiri dari:
1) Tes
Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan matematika. Tes kemampuan
matematik diberikan kepada siswa untuk mengidentifikasi learning obstacle
epistemologi atau hambatan belajar epistemologi siswa pada materi Persamaan

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33

Kuadrat sehingga peneliti mengetahui gambaran dari hambatan belajar


epistemologi pada desain didaktis sebelumnya.
Pengembangan instrumen tes kemampuan matematika dalam penelitian ini
dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a. Membuat kisi-kisi berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Membuat soal.
c. Melakukan penilaian terhadap kesesuaian kisi dan pertanyaan oleh orang
yang dipandang sebagai ahli, dosen pembimbing, guru mitra dan teman
sejawat dalam penelitian ini.
d. Melakukan uji coba di luar sampel untuk mengetahui learning obstacles
epistemologi.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden. Wawancara merupakan metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab secara sepihak yang dilakukan secara sitematis dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui penjelasan siswa atas jawaban
latihan yang ada pada LKS yang berisi desain didaktis Persamaan Kuadrat yang
telah disusun. Hal tersebut dilakukan supaya peneliti dapat menggali informasi
dari siswa secara langsung tentang kesulitan-kesulitannya dalam memecahkan
masalah pada Persamaan Kuadrat serta mengetahui tanggapan siswa tentang
disain didaktis yang sedang dikembangkan.
3) Observasi
Dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan desain didaktis tentang
Persamaan Kuadrat. Desain didaktis disusun berdasarkan identifikasi learning
obstacle dan learning trajectory. Untuk itu, diperlukannya observasi terhadap
desain didaktis yang telah disusun pada saat implementasinya. Observasi di
sekolah dibantu dengan alat perekam, dalam hal ini kamera.
Observasi digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang belum terangkat
melalui tes wawancara seperti aktivitas guru dan murid pada saat pengembangan
desain didaktis dilakukan.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan proses triangulasi. Menurut


Sugiyono (2011), triangulasi diartikan sebagi teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Triangulasi merupakan gabungan dari data yang diperoleh melalui
identifikasi learning obstacle, tes gaya kognitif implementasi desain didaktis dan
observasi.
Identifikasi learning obstacle dilakukan untuk mengidentifikasi learning
obstacle yang muncul terkait konsep persamaan kuadrat. Implementasi desain
didakis dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap desain didaktis yang
telah disusun. Peneliti juga melakukan observasi langsung dengan melakukan
pengamatan pada subjek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh
informasi tambahan yang berkaitan dengan subjek penelitian dan sekelilingnya.

3.6 Teknik Analisis Data


Pada penelitian kualitatif pengolahan data dilakukan sebelum, saat, dan
sesudah penelitian berlangsung. Miles dan Huberman 1984 (Sugiono,2011),
mengemukakan bahwa “Aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh”. Aktifitas dalam analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, akan dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Reduksi data dilakukan untuk mempermudah pemahaman terhadap data
yang telah terkumpul dari hasil tes, wawancara dan observasi yang telah
dirangkum dan dikualifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti, yaitu desain
didaktis pada Persamaan Kuadrat pada Siswa SMP kelas VIII.
2) Penyajian Data

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35

Pada tahap ini, data kesulitan belajar, dan data hasil kajian desain didaktis
pada persamaan kuadrat akan disajikan secara kualitatif berdasarkan hasil
wawancara dan observasi.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan diperoleh setelah kegiatan mereduksi data.
Kesimpulan merupakan hasil dari mengaitkan pertanyaan-pertanyaan penelitian
dengan data yang diperoleh di lapangan.
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan informasi
b. Menganalisis secara keseluruhan informasi yang diperoleh
c. Membuat klasifikasi dari informasi yang diperoleh
d. Membuat uraian terperinci mengenai hal yang kemudian muncul dari hasil
pengujian.
e. Mencari hubungan dan membandingkan antara beberapa kategori.
f. Menemukan dan menetapkan pola atas dasar data aslinya.
g. Melakukan interpretatif.
h. Menyajikan secara naratif.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
disusun, diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1) Learning obstacles yang muncul saat implementasi desain didaktis
persamaan kuadrat masih terfokus pada learning obstacles ontogeni yaitu
tentang materi prasayarat operasi bentuk aljabar yang belum dikuasai oleh
siswa. Learning obstacles epistemologi yaitu siswa masih menganggap
belajar persamaan kuadrat hanya merupakan belajar berhitung sehingga
siswa masih kurang dapat mengemukakan pendapatnya. Learning obstacles
didaktis baru yang muncul adalah bahasa pada desain didaktis persamaan
kuadrat yang membuat siswa menjadi bingung.
2) Learning trajectory revisi didasarkan pada learning obstacles yang
diidentifikasi dalam implementasi disusun untuk membantu dalam
penyusunan desain didaktis empirik. Learning trajectory yang disusun berisi
fakta, konsep, prinsip dan prosedur matematika yang terkandung dalam
materi persamaan kuadrat.
3) Desain didaktis hipotetik persamaan kuadrat untuk Siswa SMP kelas VIII
dikembangkan berdasarkan analisis pendahuluan yang dilakukan melalui
analisis learning obstacles dan learning trajectory yang disusun. Desain
didaktis persamaan kuadrat tersebut disusun untuk lima pertemuan yang
meliputi situasi aksi, formulasi, validasi dan institusionalisasi.
4) Analisis hasil implementasi yang dilakukan merupakan bagian dari analisis
rertospektif, yaitu membandingkan antara prediksi respon yang telah
dirancang oleh penulis pada desain didaktis hipotetik dengan hasil analisis
metapedadidaktik. Hasil analisis tersebut untuk selanjutnya menjadi dasar
dalam menyusun desain didaktis empririk persamaan kuadrat untuk siswa
SMP kelas VIII. Desain didaktis empirik ini akan terus berkembang
berdasarkan analisis retrospektif.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
91

5.2. Rekomendasi
Rekomendasi ditujukan kepada peneliti yang akan menjadikan penelitian ini
sebagai rujukan, yaitu:
1) Pada analisis pendahuluan sebaiknya tes kemampuan yang diberikan pada
siswa berisi tentang materi prasayarat pada persamaan kuadrat yaitu operasi
bentuk aljabar, sehingga analisis pendahuluan yang diperlukan untuk
pengembangan desain didaktik hipotek lebih dapat menangkap bagian-
bagian yang masih kurang dimengerti siswa pada materi prasayarat dan
desain dapat memberikan antisipasi didaktis yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
2) Dalam penyusunan desain didaktis persamaan kuadrat sebaiknya
menggunakan bahasa yang memudahkan siswa untuk memahami materi
supaya tidak terjadi ambiguitas.
3) Pengembangan desain didaktis baiknya dapat menciptakan belajar bermakna
dengan cara memilih situasi-situasi yang membangun pemikiran siswa
supaya dalam implementasinya dapat mengurangi learning obstacles
epistemologi.
4) Learning trajectory revisi dalam penelitian ini dapat dijadikan learning
trajectory hipotetik dalam penelitian desain didaktis persamaan kuadrat
selanjutnya.
5) Prediksi respon siswa sebaiknya dipikirkan dengan baik sehingga mendekati
dengan respon siswa saat desain diimplementasikan dan antisipasi yang
disiapkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
6) Desain didaktis persamaan kuadrat yang telah dibuat pada penelitian ini
dapat dipakai dalam belajar persamaan kuadrat dengan metode pelajaran
apapun yang memiliki karakteristik learning obstacles dan learning
trajectory yang ekuivalen dengan penelitian ini.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA

Bakker, A.(2003). Design Research on How IT May Support the Develapment of


Symbols and Meaning in Mathematics Education. Freudenthal Institute,
Utrecht University. [Online]. Diakses http://www. math.ntnu.Edu.tw/

Bardsley, M.E.(2006). Pre-Kindergarten Teachers’ and Understanding Of


Hypothetical Learning Trajectories In Mathematics Education.
Utrecht:University of Utrecht.

Brousseau.G.(2002).Theory of didactical Situations in Mathematics. New


York:Kluwer Academic Publishers.

Chairani, Y.(2012).Desain Didaktis Konsep Layang-Layang dan Belah Ketupat


Untuk Siswa SMP.Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung :Tidak
diterbitkan.

Chuang,Y.C. (2002). A Hypothetical Learning Trajectory of Arguing Statements


about Geometric Figures.[Online]. Diakses http://www.math.ntnu Edu.tw.

Cornu, B. (1991). Advanced Mathematical Thinking. Dordrecht : Kluwer


Academic Publisher.

Hadi, Sutarto. (2006). Adapting European Curriculum Material for Indonesian


Schools. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University.

Ismail.(1998). Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. (Modul UT) Jakarta :


Dekdikbud.

Kemendikbud.(2013). Kurikukum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


: Jakarta.

Kemendikbud.(2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dan


Pelaksanaanya No 20 Tahun 2003. Jakarta : Sinar Grafika.

Mustaqin,E.J.(2013).Analisis Learning Trajectory Matematis Dalam Konsep


Perkalian Bilangan Cacah di Kelas Rendah Sekolah Dasar. [Online].
Diakses dari http://www repositori.upi.edu.

NCTM.(2000). Defining problem solving. [Online]. Diakses dari


http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_03
/sectio_03_a.html.

Perbowo, K.S.(2012).Pengembangan Desain Dikdatis Bahan Ajar Pemecahan


Masalah Matematis Sistem Persammaan Linier Dua Variabel (SPLDV)

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93

Pada Sekolah Menengah Pertama.(Tesis).Sekolah Pascasarjana Universitas


Pendidikan Indonesia,Bandung.

Plomp.Tj.(1994). Design of education and training. Utrecth. University of


Twente.

Sabandar,J.(2010).”Thingking Classroom” dalam Pembelajaran Matematika Di


Sekolah.makalah UPI:tidak dipublikasikan

Sari,L.A.(2013). Diagnosis Kesalahan Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam


Menyelesaikan Masalah Faktorisasi Bentuk Aljabar. Makalah
dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika dengan tema ” Penguatan Peran atematika dan Pendidikan
Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik" pada tanggal 9 November
2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.[Online].Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/10774/1/P%20-%2051.pdf.

Setiawati, E.(2011).Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) Dalam


Persamaan Kuadrat Pada Siswa Madrasah Aliyah. Makalah ini di
presentasikan pada seminar internasional dan konferensi pendidikan
matematika keempat dengan tema “Building the Nation Character through
Humanistic Mathematics Education”. Departemen Pendidikan Matematika.
Universitas Negeri Yogyakarta:Yogyakarta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung.


Alfabeta.

Suherman,E.(2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung


:Universitas Pendidikan Indonesia

Sumarmo (2010). Pendidikan Karakter, Berpikir dan Disposisi Matematik


Kesulitan Guru dan Siswa Serta Alternati Solusinya. Makalah yang
diseminarkan di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh: Tidak
dipublikasikan.

Suryadi,D.(2010).Penelitian Pembelajaran Matematika untuk Pembentukan


Karakter bangsa. Makalah diseminarkan pada:Seminar nasional Pendidkan
Matematika UNY:Yogyakarta.

Soedjadi.(2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta:Depdiknas.

Soedjadi,R. (2007). Masalah Konstekstual sebagai Batu Sendi Matematika


Sekolah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.

Yunita Widia Putri, 2015


DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai