Desain Didaktis Persamaan Kuadrat Untuk Siswa SMP Kelas Viii
Desain Didaktis Persamaan Kuadrat Untuk Siswa SMP Kelas Viii
TESIS
Oleh:
Yunita Widia Putri
1303255
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Oleh
Yunita Widia Putri
S.Pd. Universitas Lampung, 2011
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Matematika
1303255
1303255
Abstract. This research aims to develop a didactical Design Of Quadratic Equation For
8th Junior High School Student basic on learning obstacles and learning trajectory. This
research was conducted by analisis of didactic situation, metapedadidactic analysis, and
retrospective analysis. This research was carried out at SMP N 44 Bandung involving 37
students. the result of hipotetical didactic design implementation are obtained that the
ontogeny obstacles materials focused to students still do not understand about
prerequitsites material are operatng algebra, epistimological obstacles that pupil still
occur are students learning quadratic equations assume that just learning to count, and
that causing didactic obstacles is the use of language in a didactic design quadratic
equations that are still poorly understood students. The emergence of such obstacles
learning the basis of empirical didactical design development.
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7
1.3 Fokus Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
1.6 Struktur Organisasi Penelitian .................................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persamaan Kuadrat .................................................................................... 9
2.2 Hambatan Belajar (Learning Obstacles) ................................................. 11
2.3 Alur Belajar (Learning Trajectory) ........................................................... 14
2.4 Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) ........................ 17
2.5 Teori-Teori yang Mendukung.................................................................... 23
2.6 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 28
2.7 Definisi Konsep ......................................................................................... 29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 30
3.2 Tempat Penelitian ................................................................................... 31
3.3 Subjek Penelitian ...................................................................................... 32
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................. 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 34
v
Yunita Widia Putri, 2015
DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber : litbang.kemendikbud.go.id/index.php/survey-internasional-pisa
m.kompasiana.com/post/read/615696/siswa-indonesia-paling-bahagia-di-
dunia.html
terjadi miskonsepsi pada siswa dan mampu memberikan ruang pada siswa dalam
mengembangkan kemampuan matematikanya secara optimal.
Analisis pendahuluan yang dilakukan penulis mendapatkan beberapa
learning obstacles. Learning obstacles yang pertama adalah learning obstacles
didaktis, hambatan belajar didaktis juga dapat dianalisis melalui buku yang
dipakai dalam pembelajaran. Hambatan belajar didaktis didapatkan dari analisis
learning obstacles pada buku matematika siswa kurikulum 2013. Pada buku
tersebut, langsung disebutkan definisi persamaan kuadrat dan menuliskan bentuk
umum dari persamaan kuadrat. Siswa tidak diajak untuk menemukan sendiri
sehingga siswa akan belajar dengan cara menghapal. Hal ini dapat memunculkan
hambatan belajar di pemahaman konsep persamaan kuadrat pada saat
pembelajaran berlangsung. Bila pemahaman konsep yang ada pada siswa kurang
maka siswa akan kesulitan dalam memecahkan permasalah matematika. Berikut
contoh learning obstacles didaktis yang terdapat pada buku teks siswa kelas VIII
kurikulum 2013
pembelajaran yang sudah berlalu dan hambatan belajar seperti itu tidak terulang
kembali.
Learning obstacles epistemologi yang ditemukan saat analisis pendahuluan
berlangsung salah satunya adalah siswa masih menganggap belajar matematika
hanya belajar berhitung. Pada soal cerita yang berkaitan dengan persamaan
kuadrat siswa hanya menyelesaikan bagian berhitungnya saja. Siswa kurang
memperhatikan informasi dan pertanyaan yang ada pada soal cerita tersebut. Pada
soal cerita yang meminta kesimpulan siswa, siswa tidak memberikan kesimpulan.
Hal ini dimungkinkan karena siswa masih terbiasa dengan soal-soal rutin sehingga
ketika siswa dihadapkan pada permasalahan matematika yang meminta siswa
untuk memberikan kesimpulan, siswa tidak memberi kesimpulan dan hanya
menyelesaikan proses menghitung pada masalah yang diberikan tersebut.
Hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam belajar tersebut dapat
membantu guru dalam menyusun learning trajectory (alur pembelajaran) yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Menurut Simon (dalam Mustaqin
2013) Learning trajectory adalah lintasan atau rute belajar yang memberikan
gambaran tentang pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa (sebagai titik
start) dan setiap langkah yang telah dimiliki siswa dari satu titik ke titik
berikutnya, menggambarkan proses berpikir yang siswa gunakan, metode yang
siswa pakai, ataupun tingkat-tingkat berpikir yang siswa tunjukan. Dengan
mengidentifikasi learning trajectory pada persamaan kuadrat bahan ajar yang
akan disusun mampu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan persamaan
kuadrat yang dialami oleh siswa.
Dari uraian di atas, perlu pengembangan bahan ajar yang memperhatikan
prediksi respon siswa, konsep yang diberikan untuk siswa, penyajian materi yang
mudah dipahami oleh siswa, learning obstacles dan learning trajectory. Hal
tersebut tak ubahnya dengan mengembangkan desain didaktis, yaitu suatu kajian
sitematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi
pendidikan (seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk dan sistem)
sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang komplek dalam praktik
pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang
Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat diawal,
diperlukan pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan fokus penelitian
yaitu desain didaktis persamaan kuadrat untuk siswa SMP kelas VIII yang
didasarkan kepada learning obstacles dan learning trajectory. Untuk itu, dalam
Bab III ini akan dipaparkan tentang metodologi penelitian yang berkaitan dengan
keperluan penelitian penulis.
Pada tahap ini, data kesulitan belajar, dan data hasil kajian desain didaktis
pada persamaan kuadrat akan disajikan secara kualitatif berdasarkan hasil
wawancara dan observasi.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan diperoleh setelah kegiatan mereduksi data.
Kesimpulan merupakan hasil dari mengaitkan pertanyaan-pertanyaan penelitian
dengan data yang diperoleh di lapangan.
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan informasi
b. Menganalisis secara keseluruhan informasi yang diperoleh
c. Membuat klasifikasi dari informasi yang diperoleh
d. Membuat uraian terperinci mengenai hal yang kemudian muncul dari hasil
pengujian.
e. Mencari hubungan dan membandingkan antara beberapa kategori.
f. Menemukan dan menetapkan pola atas dasar data aslinya.
g. Melakukan interpretatif.
h. Menyajikan secara naratif.
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
disusun, diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1) Learning obstacles yang muncul saat implementasi desain didaktis
persamaan kuadrat masih terfokus pada learning obstacles ontogeni yaitu
tentang materi prasayarat operasi bentuk aljabar yang belum dikuasai oleh
siswa. Learning obstacles epistemologi yaitu siswa masih menganggap
belajar persamaan kuadrat hanya merupakan belajar berhitung sehingga
siswa masih kurang dapat mengemukakan pendapatnya. Learning obstacles
didaktis baru yang muncul adalah bahasa pada desain didaktis persamaan
kuadrat yang membuat siswa menjadi bingung.
2) Learning trajectory revisi didasarkan pada learning obstacles yang
diidentifikasi dalam implementasi disusun untuk membantu dalam
penyusunan desain didaktis empirik. Learning trajectory yang disusun berisi
fakta, konsep, prinsip dan prosedur matematika yang terkandung dalam
materi persamaan kuadrat.
3) Desain didaktis hipotetik persamaan kuadrat untuk Siswa SMP kelas VIII
dikembangkan berdasarkan analisis pendahuluan yang dilakukan melalui
analisis learning obstacles dan learning trajectory yang disusun. Desain
didaktis persamaan kuadrat tersebut disusun untuk lima pertemuan yang
meliputi situasi aksi, formulasi, validasi dan institusionalisasi.
4) Analisis hasil implementasi yang dilakukan merupakan bagian dari analisis
rertospektif, yaitu membandingkan antara prediksi respon yang telah
dirancang oleh penulis pada desain didaktis hipotetik dengan hasil analisis
metapedadidaktik. Hasil analisis tersebut untuk selanjutnya menjadi dasar
dalam menyusun desain didaktis empririk persamaan kuadrat untuk siswa
SMP kelas VIII. Desain didaktis empirik ini akan terus berkembang
berdasarkan analisis retrospektif.
5.2. Rekomendasi
Rekomendasi ditujukan kepada peneliti yang akan menjadikan penelitian ini
sebagai rujukan, yaitu:
1) Pada analisis pendahuluan sebaiknya tes kemampuan yang diberikan pada
siswa berisi tentang materi prasayarat pada persamaan kuadrat yaitu operasi
bentuk aljabar, sehingga analisis pendahuluan yang diperlukan untuk
pengembangan desain didaktik hipotek lebih dapat menangkap bagian-
bagian yang masih kurang dimengerti siswa pada materi prasayarat dan
desain dapat memberikan antisipasi didaktis yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
2) Dalam penyusunan desain didaktis persamaan kuadrat sebaiknya
menggunakan bahasa yang memudahkan siswa untuk memahami materi
supaya tidak terjadi ambiguitas.
3) Pengembangan desain didaktis baiknya dapat menciptakan belajar bermakna
dengan cara memilih situasi-situasi yang membangun pemikiran siswa
supaya dalam implementasinya dapat mengurangi learning obstacles
epistemologi.
4) Learning trajectory revisi dalam penelitian ini dapat dijadikan learning
trajectory hipotetik dalam penelitian desain didaktis persamaan kuadrat
selanjutnya.
5) Prediksi respon siswa sebaiknya dipikirkan dengan baik sehingga mendekati
dengan respon siswa saat desain diimplementasikan dan antisipasi yang
disiapkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
6) Desain didaktis persamaan kuadrat yang telah dibuat pada penelitian ini
dapat dipakai dalam belajar persamaan kuadrat dengan metode pelajaran
apapun yang memiliki karakteristik learning obstacles dan learning
trajectory yang ekuivalen dengan penelitian ini.