Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VI SDIT SAID

YUSUF PADA MATERI BANGUN RUANG

Skripsi/Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Kesarjanaan

Disusun oleh :
FRADINDA AMELIA HAPIPAH 202013500050
ADERIKA HANDAYANI 202013500145
DEVIKA AMELIA NURJANAH 202013500209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN METEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i

BAB I

PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 4

C. Fokus Masalah.............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah......................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5

F. Kegunaan Penelitian..................................................................... 5

G. Sistematika Penulisan................................................................... 6

BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA

BERPIKIR ..................................................................................................... 9

A. Landasan Teori.............................................................................. 9

B. Penelitian yang Relevan................................................................ 20

C. Kerangka Berpikir......................................................................... 21

BAB III

METODE PENELITIAN................................................................................ 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 23

B. Jenis Penelitian.............................................................................. 23

C. Subjek Penelitian........................................................................... 24

2
D. Metode Pengumpulan Data........................................................... 24

E. Teknik Analisis Data..................................................................... 26

F. Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu cara bagi manusia untuk

mengembangkan potensi dirinya baik secara formal maupun

informal melalui pembelajaran. Tingkatan pendidikan sekolah

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah serta perguruan

tinggi. Dimulai dari sekolah dasar sebagai lembaga yang dikelola

oleh pemerintah dan dilakukan secara formal yang diselenggarakan

selama enam tahun dari kelas satu sampai kelas enam untuk siswa

diseluruh Indonesia (Amallia & Unaenah, 2018). Tujuan dari

pendidikan sekolah dasar adalah untuk membekali peserta didik

dengan keterampilan dasar seperti ilmu pengetahuan, keahlian, dan

sikap yang baik sehingga dapat digunakan sesuai dengan tingkat

perkembangan fisik dan psikisnya serta mempersiapkan mereka

untuk melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu,

pembelajaran pada pendidikan dasar inilah yang harus

dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri peserta didik.

Dengan bantuan pendidikan dapat membangun landasan

pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi

rintangan hidup. Salah satu tantangan bagi peserta didik jenjang

sekolah dasar adalah mata pelajaran matematika. Matematika

1
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dipelajari di

sekolah (Puspaningtyas, 2019). Matematika memegang peranan

utama dalam sebuah pendidikan baik sebagai alat bantu, sebagai

panduan dalam cara berpikir maupun sebagai pembentuk sikap

peserta didik. Perkembangan matematika sebagai ratunya ilmu terus

mengalami peningkatan yang mendorong siswa untuk lebih tanggap

dalam memahami mata pelajaran tersebut. Akan tetapi, sudah

menjadi hal yang lumrah dan umumnya terjadi jika siswa mendapati

kesulitan memahami pelajaran matematika. Karena pada

kenyataannya matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan

sulit bagi kebanyakan siswa (Destiniar, dkk., 2019). Hal itu

disebabkan karena sifat matematika yang abstrak, lantaran pada

hakikatnya mata pelajaran tersebut mempelajari konsep, bentuk

konsep, serta mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Maka dari itu, siswa diharapkan dapat menguasai matematika di

sekolah. Akan tetapi, seringkali siswa menganggap pelajaran

matematika sulit, sehingga dampaknya terhadap rendahnya hasil

belajar. Geometri adalah bagian dari pelajaran matematika yang

membahas tentang bangun ruang. Materi bangun ruang pada tingkat

sekolah dasar memperkenalkan konsep dasar mengenai bentuk dan

ruang. Disamping itu, siswa juga memahami, mengenali, dan

membandingkan berbagai jenis ruang. Belajar geometri merupakan

unsur yang sangat berguna dalam pembelajaran matematika karena

2
tidak mustahil siswa harus menganalisis dan mengartikan benda-

benda disekitar (Riajanto, 2020).

Seringkali terjadi siswa mengalami kesulitan dalam memahami

konsep-konsep yang berkaitan dengan materi geometri atau bangun

ruang . Kesulitan pada siswa tersebut diantaranya terdapat dalam

pengenalan dan membedakan berbagai jenis bangun ruang,

menghitung volume atau luas permukaan, serta memahami

hubungan antara bangun ruang tiga dimensi dan dua dimensi.

Serupa dengan penelitian yg dilakukan oleh Hasibuan (2018)

menyatakan bahwa siswa kurang pemahaman untuk menentukan

luas permukaan dan volume dari kubus, balok, prisma, limas. Hal

tersebut juga selaras dengan penelitian Nursyamsiah (2020) yang

mengatakan bahwa hasil penelitian dilapangan menemukan masih

banyak nilai siswa pada materi geometri bangun ruang masih

rendah dan harus ditingkatkan. Kesulitan tersebut pastinya akan

berdampak pada kemampuan dan hasil belajar siswa. Siswa yang

mengalami kesulitan biasanya bisa dilihat pada hasil belajarnya,

apabila hasil belajarnya rendah maka siswa tersebut dapat dikatakan

mengalami kesulitan dalam pembelajaran (Dhian, 2016).

Observasi melalui wawancara pada guru kelas memberikan

informasi bahwa para siswa mengalami kesulitan untuk memahami

mata pelajaran matematika, khusunya pada materi geometri

(bangun ruang). Mengingat pentingnya persoalan tersebut,

3
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor penyebab

kesulitan belajar materi bangun ruang kelas VI di SDIT Said Yusuf.

B. Identifikasi Masalah

Pada penulisan skripsi ini, identifikasi masalah yang menjadi topik

penelitian yaitu mengenai ” Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas

VI SDIT Said Yusuf Pada Materi Bangun Ruang ”, adapun

identifikasi masalah yang bisa dirumuskan, yaitu :

1. Kesulitan belajar siswa kelas VI SDIT Said Yusuf pada materi

bangun ruang

2. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas VI

SDIT Said Yusuf pada materi bangun ruang

C. Fokus Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis secara

internal maupun ekternal faktor apa saja yang menjadi penyebab

kesulitan belajar siswa kelas VI SDIT Said Yusuf dalam materi

bangun ruang serta upaya apa saja yang ditempuh untuk mengatasi

penyebab kesulitan belajar tersebut.

4
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang sudah dijelaskan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah kesulitan belajar siswa kelas VI SDIT Said Yusuf

pada materi bangun ruang?

2. Apa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas VI

SDIT Said Yusuf pada materi bangun ruang ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijabarkan

diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa kelas VI SDIT Said

Yusuf pada materi bangun ruang.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

siswa kelas VI SDIT Said Yusuf pada materi bangun ruang.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi positif baik

secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman

wawasan terkait kesulitan belajar siswa pada materi bangun

ruang kelas VI

5
2. Kegunaan secara praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini bisa dipergunakan sebagai tambahan wawasan

dan bahan pertimbangan baru tentang pentingnya memahami

kesulitan belajar siswa pada materi bangun ruang kelas VI

b. Bagi Guru

Adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memahami

kesulitan belajar siswa pada materi bangun ruang kelas VI

c. Bagi Siswa

Adanya penelitian ini diharapkan siswa mampu memahami

dan mengatasi kesulitan belajar pada materi bangun ruang

kelas VI

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan studi perbandingan lain

yang relevan dengan pembahasan tentang analisis kesulitan

belajar pada materi bangun ruang kelas VI.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam

penulisan tugas akhir ini, maka digunakan sistematika

penulisan yang bertujuan untuk mempermudah pembaca

menelusuri dan memahami tugas akhir ini.

6
BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang pembuatan skripsi, serta

untuk mengetahui tentang latar belakang, identifikasi

masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, sistematika penulisan

secara keseluruhan.

BAB II LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

DAN KERANGKA BERPIKIR.

Dalam bab ini berisikan tentang dasar teori yang

mendukung dalam memecahkan dan menyelesaikan

masalah terkait kesulitan belajar siswa dalam materi bangun

ruang kelas VI agar terselesaikan dengan mudah dan

cepat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai waktu dan tempat

penelitian, jenis penelitian, subjek penelitian, metode

pengumpulan data, dan teknik analisis data dan

pemeriksaan keabsahan data.

7
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN SUBYEK PENELITIAN,

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN.

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi lokasi dan

subyek penelitian secara umum serta deskripsi kasus, hasil

penelitian yaitu faktor internal dan eksternal terkait kesulitan

belajar siswa kelas VI SDIT Said Yusuf serta upaya

mengatasi kesulitan belajar tersebut, dan pembahasan

penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan mengenai simpulan serta saran

yang berhasil ditarik dari seluruh pembuatan skripsi ini,

yang mungkin bermanfaat bagi SDIT Said Yusuf dalam

pembelajaran materi bangun ruang kelas VI.

8
BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN

KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Kegiatan belajar sering kali dikaitkan dengan tugas - tugas

sekolah. Sebagian besar siswa menganggap belajar di sekolah

merupakan usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya dianggap salah. Sebab

seperti yang dikatakan Rebber dan Agus Suprijono, belajar

merupakan the process of acquiring knowledge. Belajar ialah

proses dimana mendapatkan pengetahuan. Karena demikian

pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar dari belajar pun

ditujukan pada capaian pemahaman yang lebih dalam mengenai

proses perubahan manusia. Sagala (2011:14) mengemukakan

bahwa belajar ialah aktivitas siswa dalam berinteraksi secara

aktif dengan sumber belajar, sehingga terjadinya berbagai

perubahan yang kontinu dan bersifat positif terhadap mental,

sikap maupun perilaku siswa tersebut. Sumber belajar dalam hal

ini dapat berupa buku seperti sumber informasi, lingkungan

alam, sosial dan budaya, guru ataupun sesama teman. Susanto

Ahmad (2013:3) beranggapan bahwa belajar dapat diartikan

sebagai “perubahan tingkah laku y

9
ang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara

individu dengan individu lainnya dan individu dengan

lingkungannya”.

Menurut Ihsana (2017:4) “Belajar adalah suatu aktivitas di mana

terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

mengerti menjadi mengerti, dan tidak bisa menjadi bisa untuk

mencapai hasil yang optimal” Sedangkan Kurniawan Deni

(2014:50) mengemukakan bahwa belajar adalah proses aktif

individu dimana melalui pengalamannya berinteraksi dengan

lingkungan sehingga menyebabkan terjadinya perubahan

perilaku yang relatif permanen. Belajar sebagai proses individu

yang melibatkan unsur kognitif, afektif dan pisikomotor, dalam

hal ini panca indra tempat dimana pesan dan kesan termasuk

dalam sistem kognitif.

Berdasarkan beberapa pemaparan definisi belajar di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu kegiatan atau

perbuatan berupa pengalaman - pengalaman atau latihan-latihan

yang berinteraksi dengan lingkungan yang disadari dan

mempunyai tujuan sehingga menciptakan perubahan tingkah

laku.

2. Pengertian Matematika

Susanto Ahmad (2013:185) mengemukakan bahwa matematika

merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan

10
kemampuan berpikir, berargumentasi, memberikan konstribusi

dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, serta memberikan

dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun

teknologi. Maka dari itu, matematika sebagai ilmu dasar yang

perlu dikuasai dengan baik oleh peserta didik terutama pada saat

usia sekolah dasar. Sedangkan menurut Kamarullah (2017)

menyatakan bahwa matematika merupakan suatu cara untuk

menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi oleh

manusia menggunakan informasi dan menggunakan

pengetahuan tentang menghitung. Banyak para ahli yang

mengartikan bahwa pengertian matematatika baik secara umum

maupun secara khusus. Matematika dikenal sebagai ilmu

deduktif, sebab setiap metode yang digunakan untuk mencari

kebenaran adalah dengan menggunakan metode deduktif,

sedangkan dalam ilmu alam bisa menggunakan metode induktif

dan eksperimen. Matematika mempelajari tentang keteraturan,

tentang struktur yang terorganisasikan, dan konsep-konsep

matematika tersusun secara berstruktur dan sistematika, mulai

dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang paling

kompleks.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

matematika ialah suatu bidang ilmu pengetahuan yang objek

kajiannya bersifat abstrak yang terdiri dari aritmetika, geometri,

11
aljabar dan analisis. Sedangkan belajar matematika merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan

dengan matematika upaya mencapai suatu perubahahan

perilaku dalam hal berpikir, bernalar, dan bertindak secara

sistematis.

3. Hasil Belajar

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah setiap

siswa sudah pasti ingin mendapatkan hasil belajar yang baik,

karena hasil belajar yang baik dapat membantu siswa untuk

mencapai tujuannya dan tentunya hanya dicapai melalui proses

belajar yang baik pula.

Hasil ialah hasil dari suatu kegiatan yang sudah dikerjakan dan

diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Banyak

kegiatan yang biasa dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh

suatu hasil. Matematika merupakan mata pelajaran di sekolah

yang disajikan oleh guru supaya siswa dapat menguasainya

dengan baik. Hasil belajar matematika yang dimaksudkan dalam

penelitian ini ialah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai

bahan pelajaran setelah memperoleh pengalaman belajar

matematika. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan murid dalam usaha belajarnya tersebut digunakan

suatu alat ukur yang disebut dengan tes hasil belajar.

12
Sagala (2011:13) beranggapan bahwa “Hasil belajar merupakan

tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti

program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

sudah diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kawasan

kognitif, efektif dan kecakapan belajar seorang pelajar”. Salah

satu hasil belajar yaitu penguasaan materi atau biasa disebut

hasil. Sedangkan menurut Abdurrahman & Asep(2012) hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan pembelajaran. Setelah melalui proses pembelajaran

maka siswa diharapkan agar mencapai tujuan belajar yang

disebut sebagai hasil belajar.

Berdasarkan kutipan – kutipan diatas yang telah dipaparkan

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah tolak ukur untuk

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan

memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman

belajarnya.

4. Kesulitan Belajar Matematika

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada

peserta didik yang ditujukan dengan adanya prestasi belajar

yang rendah. Siswa yang prestasi belajarnya lebih rendah

dibandingkan teman- temannya, atau prestasi belajarnya

lebih rendah dibandingkan prestasi belajar sebelumnya maka

13
siswa tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar.

Menurut Jong, Willem De (2017:26) kesulitan belajar tertuju

pada siswa yang mengalami kesulitan di berbagai mata

pelajaran. Hal ini disebabkan karena rendahnya intelegensi

siswa dengan gangguan motorik atau gangguan emosi, seerta

minimnya stimulasi dirumah. Tetapi di sekolah juga bisa

menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar apabila

siswa mendapatkan pendidikan yang buruk, atau siswa

mempunyai hubungan yang buruk dengan guru. Sedangkan

Kesulitan belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2013:78)

kesulitan belajartidak selalu disebabkan karena faktor

intelegensi yang rendah, melainkan juga disebabkan oleh

faktor-faktor non intelegensi.

b. Kesulitan Belajar Matematika

Matematika yaitu bahasa simbol yang dijelaskan secara

sistematik antar suatu konsep dengan yang lain berkaitan

dengan pembuktian matematika dibangun dengan penalaran

deduktif. Dengan demikian, mempelajari materi-materi

matematika tidak cukup hanya dengan membacanya saja.

Sebagaimana Septiati (2012) mengemukakan bahwa dalam

matematika berkaitan antar satu konsep dengan yang

lainnya, misal antar dalil dan dalil, antara teori dan teori,

antara topik dengan topik, serta antar cabang matematika

14
dengan cabang matematika lainnya. Reid sebagai seorang

orthopedagogist di bidang kesulitan belajar dalam Jamaris

Martini (2014:188) juga mengemukakan bahwa kesulitan

yang dialami oleh anak yaitu diantaranya, kelemahan dalam

menghitung, kesulitan dalam menyerap pengetahuan, dan

kurangnya memahami bahasa matematika . Sedangkan

menurut Hidajat, Pratiwi, & Afghohani (2018),

mengemukakan bahwa penyebab kesulitan belajar dalam

menyelesaikan soal materi bangun ruang adalah dimana

siswa kurang memahami materi tersebut, siswa kurang

memperhatikan guru saat kegiatan pembelajaran, siswa

masih belum paham dengan konsep-konsep dasar yang

sudah diajarkan pada materi bangun datar, dan siswa masih

belum paham satu konsep yang digabungkan dengan konsep

lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa

bermacam – macam yaitu diantaranya, kesulitan dalam

memahami konsep, kesulitan berkaitan dengan prinsip,

kesulitan karena lemahnya dalam perhitungan serta siswa

kesulitan dalam memahami bahasa matematika.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Matematika

15
Faktor – faktor penyebab kesulitan belajar matematika terdiri

dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut

penjelasannya:

1) Faktir Eksternal

a) Kurangnya siswa memiliki kemampuan dasar

Memiliki kemampuan dasar sangatlah penting untuk

memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil analisis

menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan dasar

yang dimiliki siswa. Siswa belum mampu memahami

materi yang disampaikan oleh guru. Ketika siswa

diberikan soal latihan oleh guru, siswa masih belum

mampu menyelesaikannya dengan tepat. Sehingga

hasil belajar yang dicapai oleh siswa rendah dan

dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar. Oleh

karena itu pentingnya siswa memiliki kemampuan

dasar untuk memahami materi yang disampaikan oleh

guru agar siswa menghasilkan hasil belajar yang

maksimal.

b) Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa sangatlah penting bagi

pencapaian prestasi belajar siswa. Hasil analisis

menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih

16
sangatlah rendah. Kurangnya rasa antusias siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran matematika

sehingga mengakibatkan kesulitan belajar pada siswa

tersebut.

c) Pentingnya pemberian motivasi kepada siswa agar

memperoleh hasil belajar yang baik. Pemberian

motivasi tersebut tidak hanya dari guru saja,

melainkan dari orang tuapun sangatlah diperlukan

bagi siswa. Oleh karena itu, guru dan orang tua perlu

memberikan dukungan dan perhatian yang lebih

terhadap siswa untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan

belajar.

d) Kesehatan Tubuh

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada siswa

adalah kondisi fisik siswa yang kurang sehat pada

saat kegiatan pembelajaran sehingga mengakibatan

siswa jadi tidak konsentrasi pada saat kegiatan

pembelajaran dan merasa ngantuk karena kondisi

tubuh yang lemah. Hal ini selaras dengan pendapat

Mulyadi (2016) bahwa siswa tidak bisa belajar

dengan kondisi wajar karena adanya hambatan,

17
hambatan tersebut dapat bersifat hambatan fisiologis

atau kesehatan tubuh.

Faktor kesehatan tubuh ini perlu menjadi perhatian,

guru dapat mengarahkan siswa untuk menjaga

kesehatannya masing – masing. Dan ketika siswa

berada dirumah, peran orang tuapun amatlah penting

untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap

kesehatan siswa, istirahat dan pola makannya.

2) Faktor Eksternal

a) Penggunaan Media Pembelajaran

Di SDIT Said Yusuf masih tergolong rendah dalam

penggunaan media pembelajarannya, di sekolah

tersebut masih menggunakan media pembelajaran

tradisional. Padahal guru menyadari bahwa dengan

menggunakan media pembelajaran dapat membantu

siswa dalam memahami materi dan tidak mudah

bosan ketika dalam kegiatan pembelajaran

b) Situasi Keluarga

Kurangnya perhatian dari orang tua dapat berdampak

terhadap kesulitan belajar siswa, karena kesibukan

orang tua terjadilah kelalaian dalam memperhatikan

pelajaran anak di sekolah. Perlunya hubungan yang

baik antar orang tua dan anak agar orang tua

18
mengetahui perkembangan anak dan kesulitan anak di

sekolahnya.

5. Analisis Kesulitan Belajar Matematika

Analisis idalah suatu cara untuk membedakan antara suatu hal

atau aspek dengan aspek lainnya, dengan menggunakan bantuan

ilmu pengetahuan. Tujuan analisis kesulitan siswa adalah untuk

memperoleh informasi tentang siswa, baik mengenai penyebab

kesulitan belajar maupun intelektual siswa itu sendiri. Kesulitan

merupakan kondisi yang ditujukan dengan adanya hambatan-

hambatan dalam mencapai suatu tujuan sehingga diperlukan

usaha untuk mengatasinya. Menurut Lawrence Mundia (2012)

mengemukakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan

matematika yaitu diantaranya; tidak mampu menggunakan

operasi matematika dengan tepat, tidak memahami hubungan

antara satuan, puluhan, dan ribuan. Faktor yang menyebabkan

kesulitan tersebut diantaranya, kepercayaan diri yang rendah, dan

rasa cemas terhadap matematika. Oleh karena itu, guru

sebaiknya mengerti kecemasan matematika dan strategi

pembelajaranyang tepat serta kebiasaan belajar untuk membantu

siswa menanggulangi kecemasan tersebut.

Bedasarkan pemaparan diatas menguatkan bahwa faktor internal

dalam faktor psikologi dapat mempengaruhi pencapaian siswa

dalam pembelajaran matematika.

19
B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian relevan yang dijadikan sebagai acuan dan

sebagai pembanding dalam penelitian ini, yaitu:

1. (Hasibuan: 2018). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa

Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar di Smp Negeri 12

Bandung. Hasil penelitiannya adalah kesulitan belajar

matematika yang dialami oleh siswa pada materi bangun ruang

sisi datar dimana siswa sering kali tidak memahami konsep-

konsep yang berkaitan dengan materi bangun ruang. Kesulitan

pada siswa tersebut diantaranya terdapat dalam pengenalan dan

membedakan berbagai jenis bangun ruang, menghitung volume

atau luas permukaan, serta memahami hubungan antara bangun

ruang tiga dimensi dan dua dimensi.

2. Unais Mabruroh, (2020). Analisis Kesulitan Belajar Muatan

Matematika Kelas IV SD Tahfidzul Qur’an Darul Abror. Hasil

penelitiannya adalah jenis kesulitan belajar muatan matematika

materi bangun persegi dan persegi panjang yang dialami oleh

peserta didik kelas IV yaitu diantarnya rendahnya siswa dalam

memahami sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang,

kesulitan dalam menentukan rumus yang tepat, rendahnya dalam

menghitung, dan kesulitan dalam bahasa dan membaca

matematika.

20
3. Haryono Simbolon, (2019). Analisis Kesulitan Belajar

Matematika Materi Bangun Datar SD Negeri 7 Langsa. Hasil

penelitian kesulitan belajar matematika yang dialami siswa kelas

IV SD Negeri 7 Langsa yaitu kesulitan mengunakan simbol,

kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan siswa yang

mengalami gangguan hubungan keruangan.

4. Eka Khairani Hasibuan, (2018). Analisis Kesulitan Belajar

Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Bangun Ruang

Sisi Datar Di SMP Negeri 12 Bandung. Hasil penelitiannya

adalah Kesulitan belajar matematika siswa pada materi bangun

ruang sisi datar yaitu dimana siswa keliru dan bingung dalam

menentukan luas permukaan kubus, balok, prisma, limas. Selain

itu siswa juga kesulitan dalam menyelesaikan soal menetukan

volume limas dan beberapa siswa juga mengalami kesulitan

dalam membedakan diagonal ruang dan bidang diagonal pada

Kubus dan balok.

C. Kerangka Berpikir

Mempelajari dari landasan teori terlihat jelas bahwa kesulitan belajar

ialah faktor yang dapat menghambat tujuan belajar peserta didik.

Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, namun secara

umum penyebab utamanya adalah faktor internal yang berhubungan

langsung dengan kondisi psikis, mental dan fisik individu seperti

21
bahan-bahan belajar, lingkungan belajar dan guru. Masalah yang

dihadapi yaitu siswa masih kesulitan terhadap pemahaman konsep.

Siswa kesulitan belajar matematika bukan tidak mampu belajar,

melainkan mengalami kesulitan tertentu yang menyebabkan tidak

siap belajar. Matematika seringkali dianggap pelajaran yang paling

sulit dan ditakuti oleh siswa disekolah.

Selain itu, anak kesulitan belajar matematika disebabkan kegiatan

belajar yang tidak meningkatkan motivasi belajar siswa, penerapan

metode pembelajaran yang membonsankan seperti ceramah dan

tugas. Guru kurang mampu memotivasi anak didiknya. Ketidak

tepatan dalam memberikan pendekatan atau strategi pembelajaran.

Sebagian besar siswa beranggapan bahwa belajar matematika tidak

sama dengan belajar bidang studi yang lain, dan juga pelajaran

matematika yang sulit dipahami dibandingkan dengan pelajaran

yang lain. Seperti misalnya pada pokok bahasan bangun ruang,

meski persoalan sehari-hari tetapi masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan terutama pada saat menggambar bentuk-bentuk

bangun ruang. Hal ini disebabkan karena banyak bentuk bangun

ruang yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa. Masih banyak

siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bangun

ruang yang seharusnya kesulitan itu harusnya tidak terjadi lagi

mengingat pokok bahasan tersebut sangat dipengaruhi oleh

kemampuan siswa terhadap penguasaan materi sebelumnya,

22
misalnya materi bangun ruang khusunya menggambar bangun ruang.

Misalnya, siswa mengetahui dan mengenal bahwa kubus dibangun

oleh beberapa persegi empat, tetapi saat menggambar siswa masih

keliru.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penlitian

Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berlokasi di

SDIT Said Yusuf, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Waktu penelitian yang dilakukan selama pembelajaran matematika

di SDIT Said Yusuf dari tanggal 5 Februari – 1 Maret.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis

penelitiannya adalah penelitian deskriptif.

Temuan penelitaian dalam jenis penelitian pendekatan kualitatif

tidak didapat melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya

(Anselm Sraruss & Juliet Corbin, 2003). Tujuan dari penelitian

kualitatif adalah menganlisis suatu fenomena yang biasanya terjadi

23
di lapangan dengan pertimbangan segala masalah yang akan diteliti

(Sugiyono, 2014).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terdapat

pada saat sekarang, dengan perkataan lain penelitian deskriptif

mengambil masalah dan memusatkan perhatian kepada masalah-

masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian

dilaksanakan (Suharsimi Arikunto, 2002). Penelitian deskriptif

ditujukan untuk menggambarkan secara murni tentang suatu

variabel, keadaan atau gejala.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah hal, benda, orang atau tempat untuk

variable penelitian melekat dan dipermasalahkan (Suharsimi

Arikunto, 2006). Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas

VI di SDIT Said Yusuf berjumlah 31 siswa dengan rincian 22 siswa

laki-laki dan 9 siswa perempuan. Adapun alasan kriteria mengapa

subjek dipilih adalah sebagai berikut :

1. Pada kelas VI SDIT Said Yusuf sedang melaksanakan

pembelajaran matematika dengan materi bangun ruang.

2. Banyaknya siswa kelas VI SDIT Said Yusuf yang masih

kesulitan dalam melakukan pemcahan masalah terhadap materi

bangun ruang.

24
D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini sebagai bahan

informasi yang akan diteliti. Metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada penelitian ini dengan metode observasi,

metode wawancara dan metode dokumentasi. Adapun penjelasan

mengenai metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai perilaku anak dengan cara pengamatan secara teliti

dan pencatatan secara sistematis (Supartini, 2001;28). Tujuan

dilaksanakannya sebuah observasi adalah untuk mendapatkkan

informasi awal terkait dengan permasalahan dan tujuan

penelitian. Dalam sebuah penelitian, metode observasi

digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi ruang kelas,

sekolah, sarana – prasarana, kegiatan pembelajaran, metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta hal-hal lain yang

perlu diamati terkait dengan penelitian. Pada penelitian ini,

observasi dilaksanakan ketika siswa mengikuti pembelajaran

matematika di kelas dengan fokus pengamatan peneliti adalah

ketika siswa sedang mengerjakan soal matematika.

2. Metode Wawancara

25
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses

tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya

pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban

diberikan oleh yang diwawancara (Abdurrahman Fatoni, 2002).

Metode wawancara atau interview merupakan cara yang

digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang

diinginkan dengan menggunakan cara tanya jawab dengan

narasumber. Pada penelitian ini, proses pengumpulan data

menggunakan metode wawancara terstruktur, yangmana peneliti

sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyan terkait kesulitan

belajar siswa pada materi bangun ruang pada siswa kelas VI di

SDIT Said Yusuf.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi seorang

responden. Metode dokumentasi juga dapat ditafsirkan sebagai

cara pengumpulan data-data berupa buku, catatan (dokumen)

sebagaimana dijelaskan oleh Sanapiah Faesal dalam buku

“Dasar dan Teknik Penelitian Keilmuan Sosial” hal. 42-43

yaitu : metode dokumenter, sumber informasinya berupa bahan-

bahan tertulis atau tercatat. Pada metode dokumentasi ini,

petugas pengumpulan data tinggal mentransfer bahan-bahan

26
tertulis yang relevan pada lembaran-lembaran yang telah

disiapkan untuk mereka sebagaimana mestinya.

Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang:

a. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

b. Materi bangun ruang apa saja yang sudah diberikan oleh

guru

c. Nilai-nilai siswa terhadap materi bangun ruang

E. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2011, 248) analisis data adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-memilihnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik

analisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis

kualitiatif yang bersifat induktif, dimana analisis dilakukan

berdasarkan data yang didapatkan dan selanjutnya dikembangkan

dengan pola hubungan tertentu. Langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam penganalisisan data yaitu reduksi data, penampilan

data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi.

Adapun penjelasan mengenailangkah-langkah dalam analisis data

sebagai berikut:

27
1. Reduksi Data (Data Reduction)

Subino Hadi Subroto dalam buku :Pokok-Pokok Pengumpulan

Data, Analisis Data, Penafsiran data dan Rekomendasi Dalam

Penelitian Kualitatif (1999, 17) menyatakan bahawa kegiata

mereduksi data yaitu data mentah yang telah dikumpulkan dari

hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diklasifikasikan,

kemudian diringkas agar mudah dipahami. Reduksi data ini

merupakan suatu bentuk analisis yang bertujuan mempertajam,

memilih, memfokuskan, menyusun data sedemikian rupa

sehingga kesimpula akhir penelitian dapat dibuat dan

diverifikasikan.

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa reduksi data (data reduction) adalah kegiatan

merangkum data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan

menjadi hal-hal pokok saja sesuai dengan fokus penelitian.

Kegiatan mereduksi data dimulai dari awal melakukan

penelitian dan dilanjutkan selama pengumpulan data masih

berlangsung.

2. Penyajian Data (Display Data)

Menurut Sugiyono (2009, 339) penyajian data adalah proses

penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka

memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian dan

pengambilan tindakan. Di dalam penelitian ini data yang

28
didapatkan berupa hasil observasi di kelas, hasil wawancara

dengan siswa dan hasil dokumentasi di lapangan yang

berhubungan dengan fokus penelitian dan kemudian disusun

dalam bentuk tabel, kata-kata yang urut sehingga sajian data

yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara

sistematis dapat memberikan kemungkinan untuk ditarik

kesimpulan.

3. Pengambilan Kesimpulan / Verifikasi (Conclusion Drawing /

Verification)

Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah

pengambilan kesimpulan. Pengambilan kesimpulan suatu

penelitian berdasarkan dari hasil analisis data yang berasal dari

observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

pada saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemuakan merupakan kesimpulan

yang kredibel (Sugiyono, 2011).

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

29
Menurut Moleong (2007:320) pemeriksaan keabsahan data pada

dasarnya selain digunakan untuk menyanggah balik yang

dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak

ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari

tubuh pengetahuan penelitian kualitatif. Keabsahan data dilakukan

untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar

merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang

diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi

uji credibility, transferbility, dependability, dan confirmability

(Sugiyono, 2007:270)

Untuk memeriksa keabsahan data pada penelitian “Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI SDIT Said Yusuf Pada Materi

Bangun Ruang” berdasarkan data yang sudah dikumpulkan oleh

peneliti, maka teknik keabsahan data yang peneliti gunakan meliputi

uji kredibilitas (credibility), uji transferbilitas (transferbility), uji

dependabilitas (dependability) dan uji konfimabilitas

(confirmability). Adapun penjelasan mengenai pemeriksaan

keabsahan data, sebagai berikut :

1. Uji Kredibilitas (Credibility)

Pada penelitian kualitatif, uji kredibilitas terhadap data hasil

penelitian diperlukan agar penelitian yang telah dilakukan tidak

diragukan lagi sebagai sebuah karya ilmiah. Uji kredibilitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti perpanjangan

30
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triagulasi,

diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member

check.

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan

beberapa cara dalam melakukan pengujian terhadap kepercayaan

hasil penelitian, yaitu :

a. Peningkatan ketekunan dalam penelitian

Peningkatan ketekunan dalam penelitian merupakan salah

satu cara untuk memeriksa apakah data penelitian yang telah

dikumpulkan, dibuat dan disajikan sudah benar dan sesuai.

Sugiyono (2007) menatakan bahwa untuk meningkatkan

ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca

berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan

dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil

penelitian yang telah diperoleh. Dengan demikian, maka

peneliti semakin cermat dalam membuat laporan pada

akhirnya lapiran yang dibuat akan berkualitas.

b. Triangulasi

Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulais dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273)

31
1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kerdibilitas

data dengan cara mengecek data yang sudah diperoleh

melalui beberapa sumber. Pada penelitian “Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI SDIT Said Yusuf Pada

Materi Bangun Ruang”, peneliti telah melakukan

pengecekan data ke berbagai sumber guna menguji

kredibilitas data penelitian.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan

pengecekan data kepada subjek yang sama namun

dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian “Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI SDIT Said Yusuf Pada

Materi Bangun Ruang”, peneliti telah melakukan

pengecekan data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan melakukan

pengecekan kembali sebuah data yang telah diperoleh

kepada subjek yang sama dan teknik yang sama namun

pada waktu ataupun situasi yang berbeda. Pada

penelitian “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI

SDIT Said Yusuf Pada Materi Bangun Ruang”, peneliti

32
observasi, wawancara dan dokumentasi pada waktu dan

situasi yang berbeda.

c. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi merupakan sebuah pendukung untuk

membuktikan data yang dimiliki oleh peneliti merupakan

data yang orisinil dan autentik. Dalam sebuah laporan

penelitian, sebaiknya data yang dilaporkan perlu dilengkapi

dengan foto atau dokumen autentik lainnya sehingga hasil

penelitian dapat dipertanggung-jawabkan kredibilitasnya.

Pada penelitian “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI

SDIT Said Yusuf Pada Materi Bangun Ruang”, penelitian

dilengkapi foto pada saat observasi dan menggunakan

rekaman audio-visual pada saat wawancara.

2. Uji Transferbilitas (Transferbility)

Uji transferbilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukan drajat ketepatan atau

dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel

tersebut diambil ( Sugiyono, 2007:276).

Maka dari itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian

“Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI SDIT Said Yusuf

Pada Materi Bangun Ruang” dalam penyusunan laporannya

peneliti memberikan pembahasan yang jelas, rinci, sistematis dan

33
dapat dipercaya. Dengan hal itu, peneliti mengharapkan pembaca

memiliki gambaran terhadap hasil penelitian dan dapat

memutuskan bisa atau tidaknya hasil penelitian ini diaplikasikan

pada tempat lain.

3. Uji Dependabilitas (Dependability)

Uji dependabilitas pada penelitian kualitatif dapat dikatakan juga

sebagai realibilitas. Sebuah penelitian dapat dikatakan

dependabilitas jika peneliti berikutnya dapat mereplikasi atau

mengulangi proses penelitian tersebut. Pada penelitian “Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI SDIT Said Yusuf Pada Materi

Bangun Ruang” pengujian dilakukan dengan cara dosen

pembimbing mengaudit keseluruhan proses penelitian. Dosen

pembimbing melakukan audit sejak peneliti mulai menentukan

masalah, turun ke lapangan, memilih subjek, melakukan analisis

data, melakukan uji keabsahan hingga pada pembuatan laporan

akhir hasil penamatan.

4. Uji Konfirmabilitas (Confirmability)

Uji konfimabilitas dalam penelitian kualitatif dapat dikatakan

juga sebagai objektivitas. Suatu penelitian dapat dikatakan

terkonfirmasi atau objektif apabila hasil penelitian tersebut

disepakati oleh banyak orang. Waktu pengujian dalam uji

konfirmabilitas dapat dilakukan dengan bersamaan. Maka dari

itu, pada penelitian “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VI

34
SDIT Said Yusuf Pada Materi Bangun Ruang” uji

konfirmabilitas dilakukan bersamaan dengan uji dependabilitas

yang dilakukan oleh dosen pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA

Amallia & Unaenah. 2018. Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada

Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Attadib Journal Of Elementary

Education, Vol. 3 (2).

Destiniar; Jumroh ; Devi, M.S. (2019). Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Ditinjau dari Self-EfficacySiswa dan Model

Pembelajaran Think Pair Share(TPS) di SMP Negeri 20

Palembang.JPPM12(1), 115-128.

35
Hasibuan, E. K. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Pada

Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Di Smp Negeri 12

Bandung. Axiom, VII(1), 18–30.

K, Dhian A. (2016). Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V SD

Negeri Sosrowijayan Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, 3 (5), 169-182.

Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data

Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage

Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press.

Nursyamsiah, G., Savitri, S., Yuspriyati, D. N., & Zanthy, L. S. (2020).

Analisis kesulitan siswa SMP kelas VIII dalam menyelesaikan saol

materi bangun ruang sisi datar. Maju, 7(1), 98–102.

Puspaningtyas, N. D. (2019). Berpikir Lateral Siswa SD dalam

Pembelajaran Matematika. Mathema: Jurnal Pendidikan

Matematika, 1(1), 24–30.

Riajanto, M. L. E. J. (2020). Pengaruh Sikap Terhadap Kemampuan

Pemahaman Geometris Siswa Kelas Vii Melalui Realistik

Mathematic Education Berbantuan Software Geometer’S Skethpad.

JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(3), 153–166.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

36
Sulistyani, Nawang, & Deviana, T. (2019). Analisis Bahan Ajar Matematika

Kelas V SD Di Kota Malang. JP2SD (Jurnal Pemikiran dan

Pengembangan Sekolah Dasar) 7(2): 133- 141.

Widodo, S.A. (2013). Implementasi Team Teaching Terhadap Prestasi

Belajar Siswa SMA Kelas X Se-Kota Yogyakarta Pada Materi

Trigonometri. UNION : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 1.

37

Anda mungkin juga menyukai