Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

Pemeriksaan Besi (Fe)

Disusun oleh :

Nama : Nauval Harun Al Hakim


NIM : 2000029069
GOLONGAN : A2

Fakultas Kesehatan Masyarakat Program


Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad
Dahlan
2020
Pemeriksaan Besi (Fe)

A. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat menganalisis parameter besi berbagai sampel air.


2. Mahasiswa dapat mengetahui sumber Fe pada air.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dampak dari air yang mengandung Fe.
4. Mahasiswa dapat mengetehui cara analisis air dengan parameter Besi (Fe)
menggunakan Spektrofotometri

B. DASAR TEORI

Besi (Fe) adalah salah satu dari banyak logam berat yang tahan korosif, padat, dan rendah
titik lebur. Besi banyak ditemukan dalam makanan yang jumlahnya bervariasi dari jumlah
yang rendah (dalam sayuran) dan yang tinggi (dalam daging) (Purnomo, 2016).

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan
dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb)
yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin
terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe)
(Susiloningtyas, I.,2020).

Besi (Fe) pada perairan dapat terakumulasi kedalam tubuh organisme melalui permukaan
tubuh, terserap insang dan rantai makanan. Logam berat yang masuk kedalam tubuh ikan
tidak dapat dikeluarkan lagi dari tubuh, karena logam berat cenderung menumpuk dalam
tubuh ikan. Akibatnya besi (Fe) akan terus ada disepanjang rantai makanan (Handayani<
2015).

Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus memenuhi syarat dari segi
kualitas maupun kuantitas. Biasanya besi (Fe) terdapat pada air tanah yang dapat
mengandung besi (Afandi, 2017).

Logam besi (Fe) bukan hanya bersifat toksik terhadap tumbuhan, tetapi juga terhadap hewan
dan manusia. Tingginya kandungan logam besi (Fe) akan berdampak terhadap kesehatan
manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan usus, gangguan
penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis (Ainiyah, S. D., dkk.2018).

Salah satu cara untuk menurunkan kadar zat besi dalam air yaitu memanfaatkan limbah kulit
pisang terutama kulit pisang kepok. Kulit pisang kepok (Musa acuminate) memiliki
kandungan vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, selulosa, hemiselulosa, pigmen klorofil,
lemak, arabinosa, galaktosa, rhamnosa, dan asam galacturonic (Nursia, Arnita.,2012).

C. ALAT DAN BAHAN

1) Alat
1. Kuvet
2. Beaker Gelas
3. Pipet tetes
4. Spektrofotometer
5. Tissue
6. Labu ukur
7. Mikroburet
2) Bahan
1. Aquedest
2. Standar F
3. HCL pekat
4. Hidrosilamin
5. Ammonium Asetat
6. Fenantrolin
7. Larutan NH4

D. CARA KERJA

1) Dipipet masing-masing pada setiap bahan


2) Ditambahkan batu didih, panaskan sampai volume 10-15 ml, dinginkan, pH dibuat 3-
3,2 dengan NH4OH 1:1, dipindahkan ke labu ukur 50,0 ml
3) Ditambahkan pada masing-masing tabung
4) Ditambahkan aquades bebas besi sampai tanda batas, campur baik-baik, diamkan
1015 menit baca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
510 nm.
5) Dihitung Fe sampel pada kurva kalibrasi yang sudah dibuat (dalam mg/L atau ppm).
E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Absorban Standar Fe


Konsentrasi Standar Fe (ppm) Absorban

0,0 0,000

0,2 0,034

0,4 0,061

0,6 0,098

0,8 0,134

Kurva Standar Fe
0.16
0.14 y = 0.166x - 0.001
0.12 R² = 0.9974
0.1
Absorban

0.08
Absorban
0.06
Linear (Absorban)
0.04
0.02
0
-0.02 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Konsentrasi Fe (ppm)

Tabel 2. Hasil pemeriksaan kadar Fe pada sampel


No. Keterangan Sampel Air Absorban Konsentrasi Fe
Sampel (ppm)

1 Aquadest 0,000 0
2 Air diambil dari sumur tanah kapur, air jernih, 0,008 0,0
banyak kerak kapur di sekitar sumur.

3 Diambil dari sampel air pdam, air berbau 0,026 0,1


kaporit
4 Air jernih dan bersih, setelah dibiarkan muncul 0,141 0,8
endapan kuning coklat.
5 Air berasal dari sumur bor, air terasa licin, berbau 0,183 1,1
amis,
6 Air berbau dan berasa tidak enak, muncul 0,233 1,4
endapan saat air diendapkan, menyebabkan
pakaian menjadi kuning,

2. 0,008 + 0,001 / 0,166 = 0,054216 Dibulatkan 0,0 ppm


3. 0,026 + 0,001 / 0,166 = 0,162650 Dibulatkan 0,1 ppm
4. 0,141 + 0,001 / 0,166 = 0,855421 Dibulatkan 0,8 ppm
5. 0,183 + 0,001 / 0,166 = 1,108433 Dibulatkan 1,1 ppm
6. 0,233 + 0,001 / 0,166 = 1,409638 Dibulatkan 1,4 ppm

F. PEMBAHAASAN

Hasil praktikum yang telah dilakukan pada menganalisis parameter besi (Fe) dari berbagai
sampel untuk dapat menganalsis air dengan parameter besi (Fe). Pada praktikum pemeriksaan
besi (Fe) menggunakan alat spektofotometri, Sampel air yang digunakan pada praktikum kali
ini yaitu air aquadest, air sumuh tanah kapur, air PDAM yang berbau kaporit, air jernih dan
bersih, air sumur bor dan air berbau. Pada seluruh sampel yang didapatkan bahwa sampel air
yang mempunyai konsentrasi Fe tertinggi yaitu Air berbau dan berasa tidak enak, muncul
endapan saat air diendapkan, menyebabkan pakaian menjadi kuning dengan nilai konsentrasi
Fe yang didapatkan 1,4 dan sampel air yang terendah yaitu Aquadest dengan nilai konsentrasi
Fe 0.

Secara biologis tinggimya kadar besi dipengaruhi oleh bakteri besi yaitu bakteri yang dalam
hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut Air tanah dalam
biasanya memiliki karbondioksida yang relatif banyak, dicirikan dengan rendahnya pH, dan
biasanya disertai dengan kadar oksigen terlarut yang rendah atau bahkan terbentuk suasana
anaerob. Pada kondisi ini, sejumlah ferri karbonat akan larut sehingga terjadi peningkatan
kadar besi ferro (Fe2+) di perairan. Pelaruran ferri karbonat ditunjukkan dalam persamaan
reaksi. Reaksi tersebut juga terjadi pada perairan anaerob. Dengan kata lain besi (Fe2+) hanya
ditemukan pada perairan yang bersifat anaerob, akibat proses dekomposisi bahan organik
yang berlebihan. Hal tersebut menunjukkan kadar besi (Fe2+) yang tinggi di perairan
berkolerasi dengan kadar bahan organik yang tinggi atau kadar besi yang tinggi terdapat pada
air yang berasal dari air tanah dalam yang bersuasana anaerob atau dari lapisan dasar perairan
yang sudah tidak mengandung oksigen.

Kadar Fe yang tinggi pada suatu perairan dapat berdampak bagi kesehatan maupun
lingkungan. Kadar Fe yang tinggi dapat menyebabkan ikan di air dapat mati dan tanaman
yang ada disekitar juga akan mati. Sedangkan bagi kesehatan dapat menyebabkan mual,
muntah, sakit kepala, sakit perut, diare, dan gatal. Kandungan Fe dapat menyebabkan disentri,
penyakit kulit berupa infeksi maupun alergi. Cara menanggulangi kadar Fe yang tinggi yaitu
dengan aerasi, sedimentasi, dan filtrasi. Selain itu, penanggulangan dengan cara menjauhkan
sumber pencemaran dengan daerah atau wilayah sumber air (Arifani, 2013).

Salah satu metode yang cukup handal pada spektrofotometer adalah dengan penambah
bakuan atau adisi standar. Metode ini merupakan suatu pengembangan metode
spektrofotometer sinar tampak dengan biaya relatif lebih murah (Watulingas, 2018).

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan zat besi dalam air, antara
lain, Oksidasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan oksigen (aerasi), klorin,
klordioksida, pottasium permanganat, atau ozon. Dan Aerasi adalah pengolahan air dengan
cara mengontakkannya dengan udara. Aerasi secara luas telah digunakan untuk mengolah air
yang mempunyai kandungan kadar besi (Fe) terlalu tinggi (mengurangi kandungan
konsentrasi zat padat terlarut). Klordioksida adalah oksidan kuat yang secara efektif
mengoksidasi Fe dan Mn yang berikatan dengan zat organik.

G. KESIMPULAN

1. Pratikkan mampu menganalisis parameter besi dengan menggunkan sampel air


aquadest, air sumuh tanah kapur, air PDAM yang berbau kaporit, air jernih dan bersih,
air sumur bor dan air berbau.dan menggunakan metode spektrfotometri.
2. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang
banyak di temukan diperairan umum, senyawa besi di dalam air umumnya bersumber
dalam bentuk garam ferri atau garam ferro yang bervalensi 2
3. Jika zat besi yang terlarut dalam air melebihi ambang batas, maka masalah-masalah
yang akan terjadi adalah Gangguan teknis. Endapan Fe bersifat korosif terhadap pipa
besi dan akan mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan penyumbatan
dan efek-efek negatif lainnya yang merugikan.
4. Mahasiswa dapat menggunakan cara analisis dengan spektrofotometri dengan
menggunakan berbagai panjang gelombang yaitu 480 nm, 510 nm, dan 535 nm.
H. DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Agus. 2017. Analisis Kandungan Logam Besi Pada Air Sumur Galian dan Mata Air
Terhadap Kelayakan Sebagai Air Minum. Mataram: Institut Agama Islam Mataram.

Arifani, Tika, dkk. 2013. Kandungan Besi pada Air Sumur dan Gangguan Kesehatan
Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 7 No. 1.

Nursia, Arnita. 2012. Studi Kualitas Air Sumur Gali di Lingkungan Caile Kelurahan
Sangiasseri Kecamatan Sinjai. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Ainiyah, S. D., Lestri, I., & Andini, A. 2018. Hubungan Antara Kadar Besi (Fe) Air Tambak
Terhadap Kadar Besi (Fe) Pada Daging Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dan Ikan
Bandeng (Chanos Chanos) Di Kecamatan Jabon Sidoarjo. Jurnal SainHealth, 2(2), 21-
28.

Handayani, I.R., 2015. Akumulasi Logam Berat Cromium (Cr) Pada Daging Ikan Nila Merah
(Oreochromis sp) Dalam Karamba Jaring Apung (KJA) Disungai Winongo Yogyakarta,
Skripsi.

Purnomo, A., dan Mandasari, I., 2016. Penurunan Ion Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam
Air Dengan Serbuk Gergaji Kayu Kamper. JURNAL TEKNIS ITS Vol. 5 (1).

Susiloningtyas, I. 2020. Pemberian zat besi (Fe) dalam Kehamilan. Majalah Ilmiah Sultan
Agung, 50(128), 73-99.

Watulingas, M.C.2018. Aplikasi Teknik Adisi Standar pada Penetapan Kadar Besi (III)
dalam Air Sungai Karang Mumus dengan Spektronic 21-D. Jurnal Kimia Mulawarman.
Vol.6
No.1.

Anda mungkin juga menyukai