Anda di halaman 1dari 35

Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam

Universitas Al-Ghifari Bandung

MODUL 1
AKIDAH ISLAM

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran, Tanya-jawab, dan diskusi. Mahasiswa dapat:
 Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian akidah Islam;
 Mahasiswa dapat menjelaskan sumber dan fungsi Akidah;
 Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik akidah Islam;
 Mahasiswa dapat menjelaskan ruang lingkup akidah Islam;
 Mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang bisa merusak akidah;
 Mahasiswa dapat menjelaskan rukun iman;
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi tanda-tanda orang yang beriman;
 Mahasiswa dapat menjelaskan korelasi iman dan takwa.

MATERI PEMBELAJARAN
A. Definisi Akidah Islam
1. Definisi Etimologi
Kata akidah Islam terdiri dari dua kata, yaitu akidah dan Islam. Keduanya memiliki
makna tersendiri. Kata akidah berasalah dari bahasa Arab, derivasi ‘aqoda-ya’qidu-
aqidatan’ yang berarti ikatan. Karenanya, akidah sering dikonotasikan sebagai ikatan yang
memperkuat hati dan keyakinan seseorang, atau ikatan yang menghubungkan antara
manusia dengan Tuhannya.
Kata Islam berasal dari kata derivasi ‘aslama-yuslimu-islaman’ yang berarti
penyerahan diri. Karenanya, Islam merupakan penyerahan diri secara totalitas seorang
hamba kepada Tuhannya.
2. Definisi Terminologi
Secara istilah akidah berarti hal-hal yang wajib diketahui dan diyakini oleh hati
(pikiran dan hati). Akidah juga didefinisikan sebagai iman yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Sedangkan Islam secara istilah
adalah agama yang ajarannya dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa akidah Islam
adalah hal-hal tentang keimanan yang wajib diketahui dan diyakini dalam hati secara teguh
dan pasti serta tanpa keraguan yang bersumber dari ajaran agama yang dibawa dan
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
3. Definisi Para Ahli
a. Hasan Al-Bana
Aqaid (bentuk jamak dari kata aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya dalam hati, mendatangkan ketentraman jiwa, sehingga menjadi
keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.

1
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

b. Abu Bakar Jabir al-Jazairy


Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipraktikan oleh manusia di dalam
hati serta diyakini kesahihan dna keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu.
c. Muhammad Saltut
Akidah adalah sisi teori yang wajid diimani terlebihd dahulu dari segala sesuatu dengan
keimanan yang tidak dicampuri dengan keragu-raguan atau terpengaruh oleh
kesangsian.
d. Sayyid Sabiq
Akidah adalah membenarkan sesuatu dan menetapkannya tanpa ragu-ragu atau
bimbang.
e. Sulaiman Asqar
Akidah adalah sesuatu yang diimani oleh seseorang dan ia memandangnya dengan
kepuasan hati yang kuat. Atas dasar inilah ia mengimani dan memegangnya dalam
hidup.

B. Istilah-Istilah
Selain menyebutkan akidah, para ulama juga memberikan istilah-istilah lain tentang
akidah, sebagai berikut:
1. Tauhid (Mengesakan Allah)
Sebagian ulama menamakan kaidah dengan istilah tauhid. Hal tersebut, karena ajaran
pokok dalam akidah adalah tentang keesaan Allah atau tauhid.
2. Ushuluddin (Pokok-pokok Agama)
Istilah akidah kadang disebut dengan menggunakan istilah ushuluddin dengan alasan
bahwa karena akidah merupakan ajaran yang paling mendasar dalam menjalankan dan
menegakkan agama.
3. Al-Fiqh al-Akbar (Pemahaman Yang Agung)
Istilah ini dikemukakan oleh Abu Hanifah. Penamaan ini didasarkan kepada pemahaman
beliau tehadap perintah tafaqquh fid din (memperdalam ilmu agama). Fiqh akbar
merupakan istilah yang membedakan akidah sebagai ajaran pokok yang fundamental yang
yang sangat agung, dengan ajaran-ajaran agama praktis yang kemudian disebut fiqh.
4. Iman (Kepercayaan)
Sebagian ulama menyamakan istilah akidah dengan iman, karena akidah merupakan
kepercayaan yang terikat di dalam hati. Hal-hal yang berkaitan dengan keimanan ini
kemudian terkumpul dalam rukun iman, sehingga pembahasan akidah identik dengan
pembahasan rukun iman.

C. Sumber-Sumber Akidah Islam


1. Sumber Pasti (Qath’i)
Tidak ada satu pun pembuktian yang dapat dibenarkan dan diakui terkait dengan
kebenaran yang dapat diakui tentang ajaran akidah Islam kecuali pembuktian yang berasal
dari Allah dan Rasulnya. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang mengetahui tentang
Allah melainkan Allah itu sendiri dan Rasul-Nya. Karenanya, sumber akidah yang diakui
dalam Islam adalah:

2
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

a. Firman Allah (Al-Quran)


Al-Quran adalah kitab suci yang wajib diyakini kebenaran isinya dan petunjuknya
wajib untuk dilaksanakan. Al-Quran memberikan ajaran-ajaran yang harus dipegang
teguh oleh umat Islam, karena hanya petunjuk al-Quran lah yang akan menyematkan
manusia dari kesesatan dan kecelakaan. Kebenaran Al-Quran sebagai sumber ajaran
akidah tidak dapat ditawar-tawar lagi, karenanya kebenaran ajaran akidah dari al-Quran
bersifat mutlak (qath’i)
ُ ََ َ ً َ ٰ َ ْ َ ْ
‫اّلل ج ِم ْيعا َّولا تفَّرق ْوا‬
ِ ‫َواعت ِص ُموا ِبح ْب ِل‬
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ ً ُ ِّ ُ ََّ ْ
bercerai berai” (Q.S. Ali Imran: 103)
ٰ َْ َ َ
‫اي فلا َي ِضل َولا يشقى‬ ‫ ف ِاَّما َيأ ِتينك ْم ِِّم ِن ْي هدى ە ف َم ِن اتبع هد‬...
“…. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa
mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Q.S. Thaha: 123)
b. Sabda Rasulullah (Al-Hadis)
Jika kebenaran ajaran akidah dari al-Quran bersifat mutlak (qath’i), maka kebenaran
ajaran akidah yang bersumber dari sabda Rasulullah SAW (al-Hadis) hanya hadis
mutawatir-lah yang dapat dikonfirmasi sebagai kebenaran yang dapat diakui.
Sedangkan hadis-hadis ahad meskipun memiliki kualitas shahih tidak dapat dijadikan
sandaran dalam dalam akidah Islam. Mahmud Saltut menyatakan bahwa hadis (sunnah)
ahad hanya menimbulkan persangkaan. Allah membolehkan mempergunakan
persangkaan di dalam masalah amal, cabang dan bukan pada hal-hal yang bersifat
ilmiah dasar-dasar akidah dalam agama.
2. Sumber Nisbi (Dzanni)
Meskipun Al-Quran dan al-Hadis Mutawatir dipastikan sebagai sumber yang pasti
terkait dengan ajaran akidah dalam Islam, namun beberapa aspek ajaran dalam akidah
dapat diketahui dan dipahami oleh sumber-sumber lain tetapi bersifat terbatas. Sumber-
sumber itu adalah:
a. Akal Sehat
Akal sehat manusia dapat mengenali beberapa aspek akidah yang benar. Bahkan Al-
Quran sendiri menyatakan beberapa petunjuk yang mendeskripsikan kemampuan akal
manusia dalam menetapkan aqidah yang benar. Sebagai contoh, bagaimana Allah
SWT. meyakinkan manusia akan penciptaannya dengan dalil akal yang tidak mungkin

َ ُ ْٰ ُ َ ُ ُ َ
terbantahkan:
َ َ
‫ا ْم خ ِلق ْوا ِم ْن غ ْي ِر ش ْيء ا ْم ه ُم الخ ِلق ْون‬
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka yang menciptakan (diri
mereka sendiri)?” (Q.S. At-Thur: 35)
Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut:
“maksudnya, apakah manusia itu ada, diciptakan tanpa ada yang menciptakan?” tentu
saja tidak mungkin. Ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri? Hal ini lebih
tidak mungkin. Sehingga tidak ada pilihan lain kecuali adanya Dzat yang menciptakan
diri mereka, yaitu Allah SWT.
Namun kemampuan akal sehat dalam memahami perkara akidah hanya terbatas pada
hal hal yang bersifat global (mujmal). Adapun rincian ilmu akidah (tafshil) hanya dapat
diketahui melalui nash wahyu ilahi. Sebagai contoh keagungan Allah dapat diketahui

3
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

secara akal dengan melihat keagungan ciptaan-Nya. Akan tetapi rincian nama dan sifat-
sifat Allah ta’ala hanya diketahui melalui wahyu. Begitu juga dengan keberadaan hari
kiamat. Akal sehat mengetahui akan adanya hari kiamat, tapi rincian kejadian di hari
kiamat hanya diketahui melalui wahyu, dan seterusnya. Karena akal manusia tidak
sampai untuk mencapai hakikat hal-hal gaib (yuhaarul uquul). Tapi bukan berarti juga
hal-hal gaib yang disebutkan mustahil secara akal (yuhaalul uquul). Ketika nash dari
Al Qur’an maupun Sunnah yang sohih terlihat bertentangan dengan akal maka akal
harus tunduk kepada Al Qur’an dan Sunnah. karena Al Qur’an dan Sunnah bersifat
qath’i (pasti) tidak ada ihtimaal (kemungkinan) salah, sementara akal manusia sangat
mungkin untuk salah.
b. Fitrah Manusia
Manusia diciptakan dalam keadaan fitrah. Dengan fitrah manusia mengetahui adanya
Allah sebagai Dzat yang menciptakan. Dengan fitrah juga manusia mengetahui bahwa
dirinya adalah makhluk lemah yang butuh kepada Allah. Bahkan dengan fitrahnya
manusia membutuhkan peribadahan, karena memang manusia diciptakan sebagai
hamba. Dan menjadi sunnatullah barang siapa yang tidak menghambakan dirinya
kepada Allah, dia akan menjadi hamba selain Allah. Dan begitu juga dengan fitrah
tumbuh dalam jiwa seseorang dorongan untuk berbuat kebaikan. Oleh karena itulah
fitrah menjadi salah satu hujjah (argumen) ahlussunnah untuk menetapkan akidah.
Tentunya fitrah yang masih bersih dan belum terkontaminasi oleh fitnah syubhat
maupun syahwat.
Namun sebagaimana akal, fitrah manusiapun tidak cukup untuk bisa mengenal rincian
akidah ahlussunnah wal jama’ah. Sahingga karenanya perlu untuk diutusnya para Rasul
dengan wahyu berupa Al-Qur’an maupun As-Sunnah untuk menegaskan akidah yang
ditetapkan oleh fitrah manusia, dan memperinci akidah akidah yang ada. Seperti akidah
Ahlu Sunnah bahwa Allah beristiwa di atas Arsy. Fitrah maupun akal manusia
menyatakan bahwa Allah SWT berada di atas, namun keberadaan Allah beristiwa di
atas Arsy hanya diketahui melalui wahyu dari Allah SWT.

D. Fungsi Akidah
Islam menempatkan akidah dalam posisi yang sangat fundamental. Karenanya sebagian
besar ajaran-ajaran dalam al-Quran maupun Sunnah Nabi berbicara tentang akidah dan
keyakinan. Secara fungsional, akidah dalam Islam memiliki setidaknya 3 fungsi dasar, yaitu
sebagai berikut:
1. Akidah menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki sejak lahir
Akidah merupakan fitrah manusia sejak manusia di lahirkan. Bahkan sejak manusia berada
ُ َ ُ ُ ََ ُ ْ َ ٰٓ َ ُ َ ْ َ َٰ َ ََ ْ
di alam barzah sudah mengangkat kesaksian tentang pengakuan Tuhan terhadap Allah.
َْ َ ٰ َ ُ ُ َ
‫ن َب ِن ْي اد َم ِم ْن ظ ُه ْو ِر ِه ْم ذ ِِّرَّيت ُه ْم َواش َهده ْم على انف ِس ِه ْم ال ْست ِب َر ِ ِّبك ْم قال ْوا َبلى ش ِهدنا‬
ْۢ ْ ‫َواِ ذ اخذ َربك ِم‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan
kami), kami bersaksi.” (Q.S. Al-A’raf: 172)
َ ْ َ ٰ َ ْ ُ ْ ِّ َ ٰ ٰ َْ َْ َْ َ َ ََْ َّ َ َ َ ْ َّ ٰ َ َ ْ ً ْ َ ْ ِّ َ َ ْ َ ْ َ َ
‫الدين الق ِِّي ُم َول ِكَّن اكث َر‬ ِ ‫ك‬ ‫ل‬‫ذ‬
ِ ِ‫اّلل‬ ‫ق‬ ‫ل‬
ِ ِ‫خ‬‫ل‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬‫ل‬ ‫ع‬ َ
‫اس‬ ‫الن‬ ‫اّلل ال ِتي فطر‬ ِ ‫لدي ِن ح ِنيفا ِفطرت‬ ِ ‫فا ِقم وجهك ِل‬
َ َ ْ َ َّ
‫اس لا َيعل ُم ْون‬ِ ‫الن‬

4
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(Q.S. Ar-Rum: 30)
2. Akidah merupakan fondasi setiap amal
Akidah merupakan fondasi yang mendasari setiap perbuatan dan amal manusia. Jika
akidahnya tidak ada atau salah, maka segala amalnya akan sia-sia, sehingga manusia akan
merugi. Dalam al-Quran banyak ayat-ayat yang menyebutkan keimanan (akidah) sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari amal shalih, dan menyatakan bahwa keimanan (akidah)

ْ َّ ْ َ َ َ َ ِّ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َّ َ َ ْ ْ َّ ْ َْ
adalah dasar utama kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
ْ َ َََ ٰ ٰ ْ ُ
ࣖ ‫ ِالا ال ِذين امنوا وع ِملوا الص ِلح ِت وتواصوا ِبالح ِق ە وتواصوا ِبالصب ِر‬- ‫ ِان ال ِان َسان ل ِف ْي خسر‬- ‫َوالعص ِر‬
“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati
untuk kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1-3)
َ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َّ ْ َ َ ً ِّ َ ً َ َّ ْ ُ َ َ ْ ُ ٰ ُْ َ َ َ ً َ َ َ
‫َم ْن ع ِمل ص ِالحا ِِّم ْن ذكر ا ْو انثى َوه َو ُمؤ ِمن فلنح ِي َينه ح ٰيوة ط ِي َبة َولنج ِز َين ُه ْم اج َره ْم ِباح َس ِن َما كان ْوا َيع َمل ْون‬
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami
beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S.
Al-Nahl: 97)
3. Akidah mewujudkan keikhlasan dalam beribadah kepada Tuhan
Akidah yang yang bisa mendatangkan keikhlasan adalah akidah yang terbebas dari segala
bentuk noda dan nista, yaitu syirik (meduakan Allah SWT). Keikhlasan adalah modal dasar
diterimanya amal ibadah seorang hamba kepada Sang Pencipta. Sebaliknya kemusyrikan

َ ْ ُ ٰ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ِّ ُ َ َ ْ ْ ُ َ ٰ
adalah penyebab dihancurkannya semua pahala amal dan kebaikan.
ُ ْ َ
‫الدين ولو ك ِره الك ِفرون‬ ِ ‫فادعوا اّلل مخ ِل ِصين له‬
“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang

ْٰ َ ُ ََ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ ُ ْ ََ
kafir tidak menyukai(nya).” (Q.S. Ghafir: 14)
‫َولقد ا ْو ِح َي ِال ْيك َواِ لى ال ِذين ِم ْن ق ْب ِلك لىِٕن اش َركت ل َيح َبطَّن ع َملك َولتك ْونَّن ِم َن الخ ِس ِر ْي َن‬
“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu,
“Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah engkau termasuk orang yang rugi.” (Q.S. Az-Zumar: 65)
4. Akidah merupakan misi dakwah para rasul
Akidah merupakan ajaran fundamental yang dibawa dan disyiarkan oleh para Rasul dari
Nabi Pertama Adam A.S. sampai Nabi terakhir Muhammad SAW. Akidah merupakan

َ َ ْ َّ َ ُ ْ َ ً ُ ِّ ُ َْ َ ْ ََ
ajaran pertama yang disampaikan kepada ummat, sebelum disampaikan ajaran lainnya.
ْ ُٰ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ْ َٰ
‫اّلل َو ِمن ُه ْمَّم ْن حقت عل ْي ِه‬ ‫اّلل َواجت ِن ُبوا الطاغ ْوت ف ِمن ُه ْمَّم ْن هدى‬ ‫َولقد َبعثنا ِف ْي ك ِل اَّمةَّر ُس ْولا ا ِن اع ُبدوا‬
َ ِّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُْ َ َْ َ ُ َ ٰ َّ
‫الضللة ف ِس ْي ُر ْوا ِفى الا ْر ِض فانظ ُر ْوا ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمك ِذ ِب ْين‬
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan),
“Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di

5
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”


(Q.S. Al-Nahl: 36)
5. Akidah membawa keselamatan dan kebahagiaan manusia dunia-akhirat
Akidah adalah dasar-dasar agama yang merupakan kunci mencapai keselamatan dan
kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat kelak. Karenanya, orang yang tidak perpegang
pada tali akidah (agama Islam), semua alamnya tidak akan diterima dan di akhirat termasuk

ْٰ ُ ُ ْ َ ْ ََ ً ْ َ ْ َ َْ
orang-orang yang merugi:
ْٰ
‫َو َم ْنَّيبت ِغ غ ْي َر ال ِا ْسل ِام ِدينا فل ْن يق َبل ِمنه َوه َو ِفى الا ِخ َر ِة ِم َن الخ ِس ِر ْي َن‬
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran: 85)
6. Akidah memperkuat keimanan dan ketakwaan
Akidah yang benar akan memberikan dampak meningkat dan menguatnya keimanan dan
ketakwaan hamba kepada Allah SWT. Dan karenanya, hamba tersebut akan senantiasa

ٰ ْ َ َّ َ ٰ َّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َّ َ َّ ْ ِّ ً ُ َ ٰ ْ َ ٰ
berada dalam bimbingan dan petunjuk Allah SWT.
َ ُ ْ
- ‫ ال ِذين ُيؤ ِمن ْون ِبالغي ِب َو ُي ِق ْي ُم ْون الصلوة َو ِِما َرزقن ُه ْم ُين ِفق ْون‬- ‫ذ ِلك ال ِكت ُب لا َر ْي َب ِف ْي ِه هدى ِلل ُمت ِق ْين‬
َ ٰۤ ُ َ ْ ِّ َّ ْ ِّ ً ُ ٰ َ َ ٰۤ ُ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ ٰ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ
‫ اول ِٕىك على هدى ِمن ر ِب ِهم واول ِٕىك‬- ‫وال ِذين يؤ ِمنون ِبما ان ِزل ِاليك وما ان ِزل ِمن قب ِلك و ِبالا ِخر ِة هم يو ِقنون‬
َ ُ ْ ْ ُ
‫ه ُم ال ُمف ِلح ْون‬
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-
Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan
sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat
petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-
Baqarah: 1-6)
7. Akidah merupakan fundamen dari persaudaraan
Akidah merupakan tali yang mengikat ukhuwah dan persaudaraan. Persaudaraan yang
didasarkan karena Allah SWT, bukan karena materi atau kepentingan. Ukhuwah seakidah

َ َ ُ ُ َّ َ َ َ ٰ ُ َّ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ َّ
adalah ukhuwah yang akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
ُ ْ ََ
ࣖ ‫اّلل لعلك ْم ت ْرح ُم ْون‬ ‫ِانما ال ُمؤ ِمن ْون ِاخ َوة فاص ِلح ْوا َب ْين اخ َو ْيك ْم َواتقوا‬
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
(Q.S. Al-Hujurat: 10).
8. Akidah mememberikan motivasi dan harapan hidup tinggi
Akidah yang benar adalah akidah yang membebaskan manusia dari ketergantungan kepada
selain Allah SWT., hanya Allahlah tempat tumpuan dan harapan hidup di dunia dan di
akhirat. Orang yang kuat memegang akidah hidupnya akan bebas dan tidak tergantung
kepada apapun selain Allah SWT, akan bersyukur jika mendapatkan nikmat dan tidak akan
ٰ ْ َ ْ َّ ٰ ۟ َ َّ ٰ َ۟ َ
berputus asa ketika mendapatkan kesusahan dan kesulitan.
َ
‫اّلل ِالا الق ْو ُم الك ِف ُر ْون‬ ْ ْ ْ
ِ ‫ َولا تا ْي َٔـ ُسوا ِمن َّر ْو ِح‬...
ِ ‫اّلل ِانه لا َيا ْي َٔـ ُس ِمن َّر ْو ِح‬
“… dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari
rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf: 87).

6
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

9. Akidah memberikan ketenangan hati


Orang yang berpegang teguh kepada akidah tidak akan merasakan hati yang was-was, ragu,
maupun gundah. Hati mereka akan tenang dan tentram, karena senantiasa berada di bawah

ُُْ ْ ََ ٰ ْ
ُ ُُُْ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ
keyakinan yang benar terhadap Allah SWT.
َْ ٰ
‫اّلل تط َمىِٕن القل ْو ُب‬ ِ ‫ال ِذين امنوا َوتط َمىِٕن قلوبه ْم ِب ِذك ِر‬
ِ ‫اّلل الا ِب ِذك ِر‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’du:
28)

E. Karakteristik Akidah Islam


Akidah merupakah pilar agama dan pondasi dalam mengamalkan ajaran agama. Akidah
Islam merupakan ajaran penutup dan penyempurna atas akidah-akidah agama samawi
sebelumnya. Karenanya, akidah Islam memiliki karakteristik yang istimewa sebagai berikut:
1. Ketauhidan yang Jelas dan Sederhana
Akidah Islam merupakan ajaran yang jelas dan sederhana. Tidak ada dogma dan doktrin
akidah yang samar-samar dan tersembunyi di dalamnya. Dengan kata lain, ketauhidan
dalam Islam adalah mempersembahkan semua ibadah hanya kepada Allah dan mengikuti
ُ َّ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َّ ُ ٰ َ
ََ ً ُ َ ََ ُٰ َ ُ ْ ُ
(ittiba’) kepada Nabi Muhammad SAW.
ْ َ ْ َ
ࣖ ‫ ولم يكن له كفوا احد‬- ‫ لم ي ِلد ولم يولد‬- ‫ اّلل الصمد‬- ‫اّلل احد‬ ‫قل هو‬
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala
sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia.” (Q.S. Al-Ikhlas: 1-4)
َ ُ َّ َ َْ ٰ َ ٰ َ َ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ٰ َ ْ َ َ ْ َ
‫اّلل َر ِ ِّب الع ْر ِش عما َي ِصف ْون‬
ِ ‫اّلل لف َسدتا ف ُس ْبحن‬ ‫لو كان ِفي ِهما ا ِلهة ِالا‬
“Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu
keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka
sifatkan.” (Q.S. Al-Anbiya: 22)
2. Sesuai Fitrah
Akidah Islam memperhatikan dan mempertimbangkan fitrah manusia, sehingga tidak ada
satupun ajaran tentang akidah yang ditetapkan dalam Islam bertentangan dengan fitrah
penciptaan manusia.
ْ َ ٰ
َ‫الديْ ُن ْال َق ِّي ُم َولكَّن اك َثر‬
ِّ َ ٰ ٰ
‫ك‬‫ل‬ ‫ذ‬ ‫اّلل‬ ‫ق‬
َْ َْ َْ َ َ ََْ
‫ل‬ ‫خ‬‫ل‬ ‫ل‬ ‫ي‬‫د‬ ‫ب‬‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫اس‬
َّ َ َ َ ْ َّ ٰ َ َ ْ ً ْ َ ْ ِّ َ َ ْ َ ْ َ َ
َ ‫الن‬ ‫اّلل ال ِتي فطر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫لدي ِن ح ِنيفا ِفطرت‬ ِ ‫فا ِقم وجهك ِل‬
َ َ ْ َ َّ
‫اس لا َيعل ُم ْون‬ِ ‫الن‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”
(Q.S. Al-Rum: 30)
3. Selaras dengan Akal Sehat
Dogma dan aturan dalam akidah Islam akan selalu dapat dipahami dan selaras dengan nalar
dan akal sehat manusia, sehingga mampu menyelematkan mereka dari berbagai subhat dan
keinginan syahwat.

7
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

4. Bersumber dari Wahyu (al-Tauqif)


Akidah Islam bersumber dari Allah dan tidak melampaui apa yang terdapat di dalam al-
Quran dan al-Hadis. Akidah Islam tidak diambil dari konklusi nalar dari pandangan dan
persepsi manusia ataupun silogisme (qiyas).
5. Lestari dan Konstan
Akidah Islam adalah akidah yang lestari serta konstan yang tidak menerima penambahan
dan pengurangan ataupun pembelotan (tahrif) dan penggantian (tabdil). Al-Quran dan Al-
Hadis adalah sumber sumber murni dalam ajaran akidah, sehingga selain dari keduanya
yang berupa cerita-cerita bohong dan khurafat ditolak dalam akidah Islam.
6. Komprehensif
Ajaran akidah mencakup semua aspek ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin yang mengatur
hidup dan kehidupan manusia dalam beragama dan beribadah.
7. Saling Melengkapi (takamul)
Ajaran-ajaran dan doktrin akidah dalam Islam bersifat saling melengkapi sebagian yang
satu dengan debagian yang lainnya, sehingga tidak ditemukan adanya kontradiksi dan
berlawanan dalam semua aspek ajarannya.
8. Berdasar kepada Dalil dan Hujjah
Akidah Islam adalah akidah yang disertai hujjah, dalil dan bukti (burhan) dalam
menetapkan keputusan-keputusannya, bukan berdasarkan pada keharusan dan
pembebabanan (taklif) yang membabi buta. Bahkan keimanan yang hanya ikut-ikutan
(taklid) itu tidak diterima dalam Islam. Oleh karenanya, adalah penting bagi umat Islam
untuk memperdalam dan memperluas wawasan keislamannya, agar tidak terjebak kepada
ikut-ikutan dan taklid yang membabi buta (take for granted) dalam mengamalkan setiap
keyakinan akidah.
9. Moderat
Akidah Islam adalah akidah yang tengah-tengah dan moderat (tawasut) yang didalamnya
tidak ditemukan ekstrimisme. Prinsip akidah Islam berada di tengah-tengah atau

َ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َّ َ
ْ ُ َ َْ ْ ْ ‫ َالا َت ْط َغ‬- ‫ان‬ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ
merupakan pusat diantara dua kutub yang bertentangan dan berlawanan.
‫ َوا ِق ْي ُموا ال َوزن ِبال ِق ْس ِط َولا تخ ِس ُروا ال ِم ْيزان‬- ‫ان‬
ِ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫م‬ِ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ف‬ِ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ز‬ ‫والسماۤء رفعها ووضع ال ِمي‬
“Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan
merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi keseimbangan itu.” (Q.S. Al-Rahman: 7-9)

F. Ruang Lingkup Akidah Islam


Akidah Islam memiliki ruang lingkup yang mencakup pembahasan tentang hal-hal sebagai
sebagai berikut:
1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
‘keilahiyahan’ Tuhan atau Allah SWT., seperti wujud Allah, nama-nama Allah, sifat-sifat
Allah, perbuatan af’al Allah dan sebagaianya.
2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kenabian
dan kerasulan, termasuk di dalamnya pembahasan tenga kitab-kitab suci dan suhuf-suhuf
yang diberikan kepada mereka, kemukjizatan, karamah dan sebagainya.
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam-alam
ruhani (metafisik) seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain-lain.

8
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

4. Sam’iyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan segala sesuatu yang
informasinya hanya didapat dari khabar sama’i, yaitu dalil-dalil naqli, baik dari kitab suci
maupun sabda para Nabi. Misalnya tentang alam akhirat, alam kubur, tanda-tanda kiamat,
syurga, neraka, dan segala hal yang berkaitan dengan alam akhirat.

G. Tingkatan Akidah Islam


Kekuatan akidah seseorang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kemampuan dalam
memahami dalil-dalil, pemahaman, penghayatan dan aktualisasinya dalam kehidupan terhadap
persoalan-persoalan keimanan. Kekuatan akidah tersebut dapat dibagi ke dalam empat
tingkatan:
1. Tingkatan Taklid
Taklid diartikan menerima suatu keyakinan dan kepercayaan dari orang lain tanpa
mengetahui alasan dan dalil-dalilnya. Sikap taklid ini biasa dipegang oleh masyarakat
awam. Meski demikian, taklid dalam keyakinan merupakan hal yang dilarang oleh Allah,

ُ ْ َ َ َ َ ٰۤ ُ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َْ َ ُ َْ ََ
َّ ‫ك ب ٖه ع ْلم اَّن‬
sebagaimana difirmankan dalam al-Quran Surat Al-Isra ayat 36:
ً
‫الس ْم َع َوال َبص َر َوالفؤاد كل اول ِٕىك كان عنه َم ْس ُٔـ ْولا‬ ِ ِ ِ ‫ولا تقف ما ليس ل‬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya” (QS Al-Isra: 36).
Adapun orang yang mengikuti pendapat orang lain, akan tetapi mereka memahami
alasan dan dalil-dalilnya, tidak termasuk ke dalam kategori taklid, melainkan masuk ke
dalam kategori ‘ittiba’. Misalnya dalam Al-Quran Allah berfirman:
ُ َ َّ
َ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َّ
‫ات ِبع ْوا َم ْن لا ي ْس َٔـلك ْم اج ًرا َّوه ْم م ْهتد ْون۔‬
“Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk” (QS. Yasin: 21).
ُ َ َّ ْ ُ
َ َ ْٰ ْ َّ ُ ْ ْ َ ََ ُ َ ْ ُ ٰ َ ُٰ َ َ َ ْ َّ َ ٰۤ ُ
ࣖ ‫اّلل ف ِب ُهدىه ُم اقت ِد ْه قل لا ا ْس َٔـلك ْم عل ْي ِه اج ًرا ِان ه َو ِالا ِذك ٰرى ِللعل ِم ْين‬ ‫اول ِٕىك ال ِذين هدى‬
“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk
mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-
Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat” (QS Al-
An’am: 90)
2. Tingkatan Ilmu Yaqin
Ilmul yaqin adalah keyakinan yang diperoleh seseorang berupa pengetahuan dan dalil-
dalil yang bersifat teoretis. Pengertian lain ilmul yaqin adalah mempercayai dengan
sempurna tanpa terkena syubhat (kesamaran) ataupun syak (keraguan). Misalnya
ْ ْ َ َ ْ َ َ ََّ َ َ ْ َ َ ََّ ُ َ َ ْ َ َ ََّ َ ْ ُ ُ ٰ َ ُ َ َّ ُ ْ َ
pengetahuan seorang mukmin tentang syurga.
‫ كلا ل ْو تعل ُم ْون ِعل َم ال َي ِق ْي ِن‬- ‫ ثَّم كلا َس ْوف تعل ُم ْون‬- ‫ كلا َس ْوف تعل ُم ْون‬- ‫ حتى ز ْرت ُم ال َمق ِاب َر‬- ‫ال ٰهىك ُم التكاث ُر‬
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-
kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Kemudian sekali-kali
tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui
dengan pasti,” (Q.S. At-Takatsur: 1-5)
3. Tingkatan Ainul Yaqin
Ainul yaqin adalah keyakinan seseorang yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan
observasi melalui penglihatan dan kesaksian. Misalnya ketika Allah SWT menunjukkan

9
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

bagaimana menghidupkan yang mati atas permohonan Nabi Ibrahim. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan ‘ainul yaqin disamping ilmul yaqin, karena dengan melihat langsung
ْ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ َ ْ َّ ُ َ َ َ
hati Nabi Ibrahim akan merasakan ketenangan dan ketentraman.
ْ َ ُ َّ َ
‫ ثم لترونها عين الي ِقي ِن‬- ‫لترون الج ِحيم‬ ْ

“niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan
melihatnya dengan mata kepala sendiri,” (Q.S. At-Takatsur: 6-7)
4. Tingkatan Haqqul Yaqin
Haqqul yaqin adalah keyakinan seseornag yang diperolehnya berdasarkan pengalaman
dan penghayatan (empiris) atau merasakan secara langsung. Misalnya, ketika orang-orang
masuk syurga maka ia merasakan haqqul yaqin, sebelumnya ketika diperlihatkan syurga
dan neraka kepada mereka itu masuk kategori ‘ainul yaqin.
َ َّ ٰ َ ْ ٰ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َْ َ َ َ ْ َ َ ْ ََ
‫ ف َسلم لك ِم ْن‬- ‫ َواَّما ِان كان ِم ْن اصح ِب ال َي ِم ْي ِن‬- ‫ ف َر ْوح َّو َريحان ە َّوجنت ن ِع ْيم‬- ‫فاَّما ِان كان ِم َن ال ُمقَّر ِب ْين‬
َ َ َ ٰ َّ َ ُ ْ َ َ ُ ُ َ َ ِّ َِّ َ ِّ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٰ ْ َ
‫ ِان هذا ل ُه َو حق‬- ‫ َّوتص ِل َية ج ِح ْيم‬- ‫ فنزل ِِّم ْن ح ِم ْيم‬- ‫ َواَّما ِان كان ِم َن ال ُمك ِذ ِب ْين الضاۤ ِل ْين‬- ‫اصح ِب ال َي ِم ْي ِن‬
َْ َ ْ
ْ ‫ َف َس ِّب ْح ب‬- ‫ال َيق ْين‬
ࣖ ‫اس ِم َر ِ ِّبك الع ِظ ْي ِم‬ ِ ِ ِ ِ
“Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah), maka dia
memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan. Dan adapun
jika dia termasuk golongan kanan, maka, “Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!”
(sambut malaikat). Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan dan
sesat, maka dia disambut siraman air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka.
Sungguh, inilah keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang Mahabesar.” (Q‫ز‬S. Al-Waqi’ah: 88-96(.

H. Hal-Hal Yang Bisa Merusak Akidah


1. Kufur atau Kafir
Kufur berasalah dari bahasa Arab kufr, yang berarti menutupi sesuatu, atau
menyembunyikan sesuatu kebaikan yang telah diterima, dana tau tidak berterimakasih atas
kebaikan yang diterima. Kafir adalah sebutan bagi orang yang kufur, bentuk jamaknya
kafirun atau kuffar. Istilah kafir lebih sering digunakan dalam percakapan daripada kufur,
walaupun kadang untuk menunjukkan makna kufur.
Secara istilah kufur diartikan sebagai sikap dan atau perbuatan yang menolak,
menentang, mendustakan dan mengingkari kebenaran dari Allah SWT yang telah
disampaikan oleh Rasul-Nya. Beberapa perbuatan yang dapat diidentifikasi sebagai
perbuatan kufur antara lain:
a. Mengingkari nikmat dan karunia Allah dan tidak berterimakasih kepada-Nya. Ciri ini

َ َ َْ َ َ ُ َّ َ َ ٰ ْ َ ٰ َ ُْ
ditegaskan dalam Al-Quran, diantaranya dalam QS Al-Nahl: 55 dan Ar-Rum: 34.
‫ِل َيكف ُر ْوا ِبما اتين ُه ْم فت َمتع ْوا ف َس ْوف تعل ُم ْون‬
“Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka;
bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).” (Q.S. Al-Nahl:
55/Ar-Rum: 34)
b. Lari dari tanggungjawab atau berlepas diri dari suatu perbuatan. Karakter ini ditemukan
dalam QS. Ibarahim: 22:

10
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung
ُ ََ َ َ ُ ُ َْ ََْ ُ ْ َ ِّ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ
َ ٰ ‫الش ْي ٰط ُن لَّما ُقض َي ْال َا ْم ُر اَّن‬ َّ َ َ َ
‫اّلل َوعدك ْم َوعد الح ِق َو َوعدتك ْم فاخلفتك ْم َو َما كان ِل َي عل ْيك ْم ِِّم ْن‬ ِ ِ ‫وقال‬
ِّ ْ ُ َْ ُ ْ ََ ُ َُْ ُ َُ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َّ ٰ ْ ُ
‫استجبت ْم ِل ْي فلا تل ْو ُم ْ ِون ْي َول ْو ُم ْوا انف َسك ْم َما انا ِب ُمص ِر ِخك ْم َو َما انت ْم ِب ُمص ِر ِخَّي ِاِن ْي‬ ‫سلطن ِالا ان دعوتكم ف‬
َ َ َ َ َ ٰ َّ ُ َ ُ ْ ْ َ َ ُ ََ
‫كف ْرت ِبما اش َركت ُم ْو ِن ِم ْن ق ْبل ِان الظ ِل ِم ْين ل ُه ْم عذاب ا ِل ْيم‬
“Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan
kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat
menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak
membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.”
Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.” (Q.S. Ibrahim: 22)
c. Pembangkang atau menolak hukum-hukum Allah SWT. Karakter ini ditemukan dalam

َّ َ َ َّ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ ً ُ َ ْ َ ٰ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َّ
QS. Al-Maidah: 44:
َ ْ َْ َ َّ ‫النبي ْو َن ال ِذيْ َن ا ْسل ُم ْوا ِلل ِذيْ َن َه ُاد ْوا َو‬
‫الر ٰب ِني ْون َوالاح َب ُار ِبما‬ ِ ‫نا انزلنا التورىة ِفيها هدى ونور يحكم ِبها‬
ً َ ٰ َُ َْ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ٰ ٰ ْ ْ ُ ْ ُ
‫اس َواخش ْو ِن َولا تشتر ْوا ِبا ٰي ِت ْي ث َمنا‬ َ ‫الن‬ ‫اّلل وكانوا علي ِه شهداۤء فلا تخشوا‬ ِ ‫ْاستح ِفظوا ِمن ِكت ِب‬
َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ َ ٰۤ ُ َ ُ ٰ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ ْ َ َ ً ْ َ
‫ق ِليلا ومن لم يحكم ِبما انزل اّلل فاول ِٕىك هم الك ِفرون‬
“Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi
putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta
mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi
saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa
tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang
kafir.” (Q.S. Al-Maidah: 44)
d. Meninggalkan amal shalih yang diperintahkan Allah SWT. Karakter ini ditemukan

ُ َ ُ ٰ َ ْ َّ ُ َْ َ ً َ َ َ ُْ َ َ َ ََ
dalam QS. Ar-Rum: 44-45:
ٰ ٰ ْ َ ُ
‫ ِل َيج ِز َي ال ِذين ا َمن ْوا َوع ِملوا الص ِلح ِت ِم ْن‬- ‫َم ْن كف َر فعل ْي ِه كف ُره َو َم ْن ع ِمل ص ِالحا ف ِلانف ِس ِه ْم َي ْم َهد ْون‬
ٰ ْ ُ َ َّ ْ َ
‫يحب الك ِف ِر ْي َن‬ ِ ‫فض ِل ٖه ِانه لا‬
Barangsiapa kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan
barangsiapa mengerjakan kebajikan maka mereka menyiapkan untuk diri mereka
sendiri (tempat yang menyenangkan), agar Allah memberi balasan (pahala) kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dari karunia-Nya. Sungguh, Dia
tidak menyukai orang-orang yang ingkar (kafir). (Q.S. Ar-Rum: 44-45)
Kufur diklasifikasikan dalam beberapa kategori berdasarkan maknanya secara
tektual ataupun kontekstual ke dalam beberapa sebutan:
a. Kafir Harbiy
Kafir hardbiy adalah orang-orang kafir yang benar-benar membenci dan terus
memusuhi Islam dan umatnya. Mereka berusaha keras untuk memecah belah umat
Islam dari dalam. Mereka juga berusaha untuk memerangi Islam dari luar dengan

11
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

bekerjasama dan mendukung orang-orang yang membenci dan memusuhi Islam. Allah
َ ِّ ْ ُ َ َّ َ ْ َّ َ
menggambarkan perilaku mereka dalam firman-Nya:
َ ٰ ‫اتخ ُذ ْوا َم ْسج ًدا ض َر ًارا َّوك ْف ًرا َّو َت ْفر ْي ًقاْۢ َب ْي َن ال ُم ْؤمن ْي َن َواِ ْر َص ًادا ل َم ْن َح َار َب‬
‫اّلل َو َر ُس ْوله ِم ْن‬ ‫وال ِذين‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٰ َ ُ َّ ُ ْ َ ٰ ْ َ
َ
‫اّلل يش َهد ِانه ْم لك ِذ ُب ْون‬ ُ ‫َق ْب ُل َو َل َي ْحل ُفَّن ا ْن ا َر ْد َنا اَّلا ال ُح ْس ٰنى َو‬
ِ ِ ِ
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), untuk kekafiran dan untuk
memecah belah di antara orang-orang yang beriman serta menunggu kedatangan orang-
orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka dengan pasti
bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa
mereka itu pendusta (dalam sumpahnya).” (Q.S. At-Taubat: 107).
b. Kafir ‘Inadi
Kafir ‘inadi adalah orang kafir yang mengenal dan mengakui ajaran-ajaran Islam secara
lisan, akan tetapi hatinya tidak mau mengakui karena adanya kedengkian, dendam,
permusuhan terhadap Islam. Allah mengancam kafir inadi dengan neraka Jahanam,

َ ََّ َُّ َّ َ َْ
sebagaiman difirmankan:
‫ال ِق َيا ِف ْي ج َهن َم كل كفار ع ِن ْيد‬
“(Allah berfirman), “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua
orang yang sangat ingkar dan keras kepala” (Q.S. Qaf: 24)
c. Kafir Inkari
Kafir inkari adalah orang kafir yang secara lahir maupun batin menolak untuk
mengakui keberadaan Tuhan, juga mengingkari adanya para Rasul dan ajaran-ajaran
yang dibawanya. Golongan ini sering disebut ‘ateisme’. Kelompok ini digambarkan
sebagai kelompok yang hanya percaya pada hal-hal yang bersifat material. Allah

ٰ َ َ َ َ َْ ْ ٰ َ ُ ٰ ُ َّ َ َ َ ُ ٰ َ َ ٰ َ َ َّ َ َ ْ َ َ
berfirman:
َ ً ٰ َ ٰ َ َ َ
‫اّلل على ِعلم َّوخت َم على َس ْم ِع ٖه َوقل ِب ٖه َوجعل على َبص ِر ٖه ِغش َوة ف َم ْن‬ ‫اف َر َءيت م ِن اتخذ ِالهه هوىه واضله‬
ْ َّ َّ َ ُ َْ ُ َ َْ َ ُ َ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ َ َ ٰ ْ َ ْ ْ ْ َّ
‫ َوقال ْوا َما ِه َي ِالا ح َياتنا الدنيا ن ُم ْوت َونح َيا َو َما ُي ْه ِلكنا ِالا الده ُر َو َما‬- ‫اّلل افلا تذك ُر ْون‬ ِ ‫ن بع ِد‬ ْۢ ‫يه ِدي ِه ِم‬
َ ُ َّ ُ ْ ْ َ ٰ َ
‫ل ُه ْم ِبذ ِلك ِم ْن ِعلم ِان ه ْم ِالا َيظن ْون‬
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah
mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka
siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?)
Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak
lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang
membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu,
mereka hanyalah menduga-duga saja.” (Q.S. Al-Jatsiyah: 23-24)
d. Kafir Juhdi
Kafir juhdi adalah karakteristik orang kafir yang membenarkan dalam hatinya atas
adanya Allah SWT dan Rasul-Rasul-Nya, serta ajaran-ajaran yang dibawahnya. Tetapi,
mereka tidak mau atau menolak mengikrarkan untuk mengakui kebenaran itu secara
lahir karena merasa sombong, angkuh, dan merasa superioritas. Karakter kafir juhdi
dijelaskan diantaranya dalam firman-Nya:

12
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

ُْ َ ُُ ً ْ ُ َُْ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ٰ ُ َ ً ٰ
ْ ‫َف َلَّما َجا َۤء ْت ُه ْم ا ٰي ُت َنا ُم‬
‫ َوجحد ْوا ِب َها َو ْاست ْيقنت َها انف ُس ُه ْم ظلما َّوعل ًّوا فانظ ْر‬- ‫ص َرة قال ْوا هذا ِسحر م ِب ْين‬ ِ ‫ب‬
ْ ْ ُ َ َ َ َ َ
ࣖ ‫ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمف ِس ِد ْي َن‬
“Maka ketika mukjizat-mukjizat Kami yang terang itu sampai kepada mereka, mereka
berkata, “Ini sihir yang nyata. Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan
kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. An-Naml: 13-14)
e. Kafir Kitabi
Kafir kitabi adalah golongan ahli kitab dari golongan Yahudi dan Nashrani, dimana
mereka beriman kepada kitab-kitab dan ajaran yang dibawakan oleh nabi-nabi mereka,
dan menolak mengakui dan mengimani ajaran-ajaran yang dibawakan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam al-Quran. Mereka dikategorikan kafir, karena mereka
menolak beriman kepada Nabi Muhammad SAW, mengimani sebagian dan kufur atas

ُْ َ ُْ َ ُ ُ ٰ ََْ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ٰ َ ُ ْ َ ْ َّ َّ
sebagain ajaran Islam. Al-Quran menggambar kafir kitabi diantaranya:
ْ ْ
‫اّلل َو ُر ُس ِل ٖه َو َيق ْول ْون نؤ ِم ُن ِب َبعض َّونكف ُر ِب َبعض‬ ِ ‫اّلل َو ُر ُس ِل ٖه َو ُي ِر ْيد ْون ان يف ِِّرقوا بين‬ ِ ‫ِان ال ِذين َيكف ُر ْون ِب‬
ًْ ً َ َ َ ْ ٰ ْ َ ْ َ ْ َ َ ًّ َ َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ َ ٰۤ ُ ً ْ َ َ ٰ َ ْ َ ْ ُ ََّّ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َّ
‫ اول ِٕىك هم الك ِفرون حقا واعتدنا ِللك ِف ِرين عذابا م ِهينا‬- ‫وي ِريدون ان يت ِخذوا بين ذ ِلك س ِبيلا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan
bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,
dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian
(yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), merekalah
orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu
azab yang menghinakan”. (Q.S. An-Nisa: 150-151)
َ ْ ٰ َّ َ َ َ ْ ْ ٰ ْ َْ َ َ َ ْ َّ َّ
‫ِان ال ِذين كف ُر ْوا ِم ْن اه ِل ال ِكت ِب َوال ُمش ِر ِك ْين ِف ْي ن ِار ج َهن َم خ ِل ِدين ِف ْي َها‬
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik
(akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya”. (Q.S. Al-Bayyinah: 6).
f. Kafir Nifaqi
Kafir nifaqi adalah karakteristik orang kafir yang menunjukkan sikap lahir yang
berbeda dengan perilaku dan sikap di hatinya. Dia menunjukkan keimanan kepada
Allah SWT secara lahir, padahal hatinya mengingkari-Nya. Orang-orang ini memiliki
watak dasar khianat, inkar janji, dusta, egois dan riya. Ancaman terhadap perilaku ini
َّ ْ َّ َ ْ ْ َ َ ُ
ُ ُ ُُ ُْ َ َ ‫ك الذيْ َن يُ َسار ُع ْو َن فى ال ُك ْفر م َن الذيْ َن َق ُال ْوا ٰا َمَّنا ب َا ْف‬
diantaranya dijelaskan dalam firman-Nya:
َ
‫اه ِه ْم َول ْم تؤ ِم ْن قل ْوبه ْم َو ِم َن‬ ‫و‬ ِ ِ ِ ِ ‫ن‬ ‫ز‬ُ ‫الر ُس ْول لا يح‬ َّ ‫يٰٓاي َها‬
ِ ِ ِ ِ
َ ُْْ َُ ْ َ ُ َ ُ َ ُْ َ ْ َّ
‫اض ِع ٖه يقولون‬ َ ‫ن َب ْعد َم‬
‫و‬ ْۢ ْ ‫الذيْ َن َه ُاد ْوا َس ٰم ُع ْو َن لل َكذب َس ٰم ُع ْون لق ْوم اخر ْي َن ل ْم َيأت ْوك يح ِّرف ْون الكل َم م‬
َ َ ٰ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َْ َّ َ ٰۤ ُ َ ٰ َ َ َ َ ْ َ َ َْ ُٰ َ َ ْ َ َ ُْ َّ ْ ُ ُ َ َ ٰ ُْ ُ ْ
‫اّلل ش ْي ًٔـا اول ِٕىك ال ِذين‬ ِ ‫اّلل ِفتنته فلن ت ْم ِلك له ِمن‬ ‫ِان ا ْوتِيت ْم هذا فخذ ْو ُه َواِ ن ل ْم تؤت ْو ُه فاحذ ُر ْوا َو َم ْن ي ِر ِد‬
َ َ َ ْٰ َ َْ َ ُ َ ُُ َ ْ َ ُٰ َ
‫اّلل ان يط ِ ِّه َر قل ْوبه ْم ل ُه ْم ِفى الدنيا ِخ ْزي َّول ُه ْم ِفى الا ِخ َر ِة عذاب ع ِظ ْيم‬ ‫ل ْم ُي ِر ِد‬
“Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-
lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan
mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan juga
orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat

13
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang


kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka
mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan
jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.” Barangsiapa dikehendaki Allah
untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari
Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak
dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat
kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar”. (QS. Al-Maidah: 41)
g. Kafir Ni’mat
Yaitu kafir akibat perilaku dan sikap menyalahgunakan nikmat-nikmat Allah SWT
kepada hal-hal yang dikehendaki-Nya, dan tidak berterimakasih/bersyukur atas nikmat
yang telah diberikan Allah SWT dalam hidup. Allah memberikan ancaman bagi orang-

ُ َْ ُْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ُ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ
orang ini dengan siksa pedih, dalam firman-Nya:
ٰ َ ََّ َ ْ
‫ َوقال ُم ْوسى ِان تكف ُر ْوا انت ْم َو َم ْن ِفى‬- ‫َواِ ذ تاذن َربك ْم لىِٕن شك ْرت ْم لا ِز ْيدنك ْم َولىِٕن كف ْرت ْم ِان عذ ِاب ْي لش ِد ْيد‬
َ َ َ َ ٰ َّ َ ً ْ َ َْ
‫اّلل لغ ِني ح ِم ْيد‬ ‫الا ْر ِض ج ِميعا ف ِان‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. Dan Musa berkata, “Jika kamu dan
orang yang ada di bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya
Allah Mahakaya, Maha Terpuji”. (QS. Ibrahim: 7-8)
h. Kafir Syirk
Kafir syirk adalah jenis kafir yang berkaitan dengan keyakinan dan perbuatan menodai
ajaran akidah Islam esensial, yakni keesaan Allah SWT. Kufur syirk merupakan
keyakinan dan sikap serta perbuatan mengakui adanya kekuatan selain Allah SWT
dalam menggantungkan hidupnya. Dosa kafir syirk adalah dosa besar yang tidak dapat

َ ْ ْ َ
diampuni. Allah berfirman:
ً َ ً ْ ٰٓ َ ْ َ َ ٰ ْ ْ ْ َ َ ُ َ َّ ْ َ َ ٰ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ ٰ َّ
‫اّلل فق ِد افترى ِاثما ع ِظ ْيما‬ ِ ‫اّلل لا َيغ ِف ُر ان يش َرك ِب ٖه ويغ ِفر ما دون ذ ِلك ِلمن يشاۤء ومن يش ِرك ِب‬ ‫ِان‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar”. (Q.S. an-Nisa:
48)
i. Kafir Riddah
Yaitu kekafiran yang disebabkan seseorang keluar dari Islam, atau murtad. Murtad
adalah seseorang secara hati, pernyataan ataupun perbuatan mengakui bahwa dia keluar
dari agama Islam dan memeluk agama atau keyakinan yang bertentangan dengan ajaran
akidah dan syariat Islam. Konsekuensi bagai seseorang yang murtad dari agama Islam,

َ ُ ْ ْ َ ُ َ ُ ٰ َ ُ َ ُ َ َ ُ
diantaranya dijelaskan dalam firman-Nya:
ُ ْ َ ُ ََ َ
‫ َولا َي َزال ْون ُيق ِاتل ْونك ْم حتى َي ُرد ْوك ْم ع ْن ِد ْي ِنك ْم ِا ِن ْاستطاع ْوا َو َم ْن َّي ْرت ِدد ِمنك ْم ع ْن ِد ْي ِن ٖه ف َي ُمت َوه َو‬...
َ ُ ٰ ُ َّ ٰ ْ َ َ ٰۤ ُ ْٰ َْ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ ٰۤ ُ َ َ
‫ك ِافر فاول ِٕىك ح ِبطت اعمال ُه ْم ِفى الدنيا َوالا ِخ َر ِة َواول ِٕىك اصح ُب الن ِار ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬
“ … Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari
agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya,

14
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat,
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Q.S. Al-Baqarah: 217)
2. Syirik
Syirik berasal dari bahasa Arab yaitu syirk yang berarti sekutu atau persekutuan.
Dalam perspektif ilmu tauhid, syirik berarti mempersekutukan Tuhan dengan Allah dengan
yang lain, baik dalam dzat-Nya, sifat-Nya, atau af’al-Nya, maupun dalam ketaatan yang
seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya. Orang yang menyekutukan Tuhan disebut
musyrik, jamaknya musyrikun. Setidaknya ada empat ciri yang menjelaskan karakter
orang-orang musyrik, yaitu:
a. Menyembah kepada selain Allah SWT dari makhluk-Nya, misalnya batu, patung,
pohon, bintang, kuburan, benda-benda langit, kekuatan alam, manusia yang dianggap
setengah dewa dan penjelmaah Tuhan. Karakter mereka digambarkan dalam Al-Quran
ُ ْ َ ٰ َّ ٰ ْ ُ ٰ َ َ ْ ُ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َّ َ ْ َّ ُ َ ْ ُ ْ ِّ ٰ ََ
sebagai berikut:
َ ‫اّلل زلفى ان‬ ُ ْ
‫اّلل يحك ُم‬ ِ ِ ‫الدين الخا ِلص َوال ِذين اتخذ ْوا ِمن د ْو ِن ٖه ا ْوِليا َۤء ما نع ُبده ْم ِالا ِل ُيق ِِّربونا ِالى‬
ِ ‫ّلل‬ ِ ِ ‫ال ا‬
ََّ ٰ ُ َ َ ٰ َّ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ َ
‫اّلل لا َي ْه ِد ْي َم ْن ه َو ك ِذب كفار‬ ‫بينهم ِف ْي ما هم ِفي ِه يخت ِلفون ە ِان‬
“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan
(berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”
Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka
perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang
yang sangat ingkar.” (Q.S. Az-Zumar: 3).
b. Menyekutukan sesuatu dengan Allah, dalam arti bahwa sesuatu itu memiliki
kemapuan, sikap, kekuatan, dan keagungan yang sama dengan sifat-sifat Allah.
Misalnya, menganggap bahwa suatu benda mampu memberikan kekuatan, keberkahan
atau keberuntungan bagi pemiliknya.
c. Menuhankan sesuatu selain Allah, dengan menganggap bahwa sesuatu itu adalah
Tuhan yang mengatur hidup mereka.
d. Menyembah Allah dengan melalui perantaan benda-benda atau makhluknya. Misalnya
berdo’a kepada Allah melalui kuburan-kuburan.
e. Menyembah Allah dengan aktivitas yang tidak ditujukan untuk Allah. Misalnya
bernazar bukan karena Allah.
f. Orang yang mengikuti hawa nafsunya secara membabi buta. Perbuatan ini disebut
syirik karena mereka lebih mengikuti hawa nafsunya daripada menaati perintah Allah
SWT.
Yusuf al-Qaradhawi membagi membedakan syirik ke dalam dua jenis, yaitu syirik
akbar (syirik besar) dan syirik ashgar (syirik kecil).
a. Syirik Akbar (Syirik Besar) adalah syirik akbar adalah keyakinan dan perbuatan syirik
yang tidak akan diampuni Allah SWT, dan pelakunya akan masuk neraka.
Syirik akbar ada dua macam:
1) Zhahirun jaliyun yaitu syirik akbar yang jelas dan terang. Contohnya menyembah
Tuhan selain Allah. Mereka yang menyembah satu atau beberapa Tuhan disamping
menyembah Allah, baik yang berupa benda-benda angkasa (matahari, bulan dan
lain-lain), benda mati (patung, batu dan lain-lain), binatang (sapi, anak sapi, dan
lain-lain), manusia (Budha, Nabi Isa, dan lain-lain), atau makhluk ghaib (jin,
syetan, malaikat, dan lain-lain).
15
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

2) Bathinun khafiyun, yaitu syirik akbar yang tersembunyi dan samar. Contohnya,
berdo’a dan memohon kepada orang mati (Q.S. Az-Zumar: 3, Q.S. Yunus: 18),
menjadikan selain Allah sebagai pembuat syari’at (Q.S. at-Taubat: 31, Q.S. Asy-
Syura: 21).
b. Syirik Asghar (Syirik Kecil), yaitu syirik kecil yang termasuk kategori dosa besar. Jika
pelakunya terus meyakini dan melakukan perbuatan syirik ini, dikhawatirkan mati
dalam kondisi kafir. Contoh syrik kecil antara lain: bersumpah dengan selain Allah,
memakai gelang dan benang penangkal, memakai jimat, mantera atau jampi/ruqyah
yang tidak ada syariatnya, sihir, tanjum (ramalan bintang), tiwalah (pellet), perdukunan
dan ramalan, bernazar untuk kepada selain Allah, thiyarah (merasa sial), menyembelih
hewan persembahan kepada selain Allah.
3. Nifaq
Kata nifaq berasal dari kata nafaqa, yunafiqu, nifaqan wa munafaqatan yang diambil
dari kata dasar al-nafiqa’ yang berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan
sejenis tikus) dari sarangnya, dimana jika ia dicari dari lobang yang satu, ia akan keluar
dari lobang yang satunya lagi.
Nifat menurut terminologi adalah menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian, karena ia masuk ke
dalam Islam dari satu pintu dan keluar dari Islam dari pintu lainnya. Orang yang memiliki
karakteristik nifaq disebut dengan munafiq. Orang-orang munafiq disebut sebagai orang-
orang fasiq. Allah memberikan ancaman yang berat bagi seorang munafiq, dalam firman-

َ َ َ ُٰ ُ ُ َ َََ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ٰ َّ َ َ َُّ ْ ٰ ٰ ْ َ ٰ ْ ُٰ َ َ َ
Nya:
‫اّلل َول ُه ْم عذاب م ِق ْيم‬ ‫اّلل ال ُمن ِف ِق ْين َوال ُمن ِفق ِت َوالكف َار ن َار ج َهن َم خ ِل ِدين ِف ْي َها ِه َي حسبهم ولعنهم‬ ‫وعد‬
“Allah menjanjikan (mengancam) orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan
orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka)
itu bagi mereka. Allah melaknat mereka; dan mereka mendapat azab yang kekal” (Q.S. At-
Taubat: 68).
Nifaq terbagi kepada dua macam:
a. Nifaq I’tiqadi (Nifaq Keyakinan)
Nifak i'tiqadi disebut juga nifaq akbar, yaitu perbuatan menampakkan keislaman dan
menyembunyikan kekafiran. Ciri-ciri orang munafiq jenis ini antara lain:
1) Menampakkan keimanan di depan orang-orang mukmin, tetapi juga menampakkan

ْ َ َ َّ ُ َ َّ ُ َ َ ٰ َ َ َ َّ ٰ ُ َ ُ ٰ َ ْ َّ ُ َ َ
kekafiran di depan orang-orang kafir
َ َ ْ
‫َواِ ذا لقوا ال ِذين ا َمن ْوا قال ْوا ا َمنا َواِ ذا خل ْوا ِالى ش ٰي ِطي ِن ِه ْم قال ْوا ِانا َمعك ْم ِانما نح ُن ُم ْست ْه ِز ُء ْون‬
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata,
“Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para
pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami
hanya berolok-olok.” (Q.S. Al-Baqarah: 14)

َّ ٰ َ ُ ْ ْ ُ ُ َّ َ َ َ ُ ْ ْ َ َ َّ ُ َ ُ ُْ َ َ َ
2) Melakukan kerusakan di muka bumi, dengan alasan untuk kebaikan
َْ َ
‫ الا ِانه ْم ه ُم ال ُمف ِسد ْون َول ِك ْن لا‬- ‫َواِ ذا ِق ْيل ل ُه ْم لا تف ِسد ْوا ِفى الا ْر ِض قال ْوا ِانما نح ُن ُمص ِلح ْون‬
َ ُ َْ
‫يشع ُر ْون‬

16
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

“ Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!”


Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan
perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi
mereka tidak menyadari.” (Q.S. Al-Baqarah: 21)
ْ
َُ َ َ ُ ْ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ ِّ ْ ُ ُ ْ َ ُ ٰ ٰ ُ ْ َ َ ْ ُ ٰ ُ ْ َ
3) Menyeru dan mendukung perbuatan munkar, dan menghalangi berbuat kebaikan
َ َ ْ
‫ن َبعض َيأ ُم ُر ْون ِبال ُمنك ِر َو َين َه ْون ع ِن ال َمع ُر ْو ِف َو َيق ِبض ْون ا ْي ِديه ْم‬ ْۢ ‫المن ِفقون والمن ِفقت بعضهم ِم‬
َ ُ ْٰ ُ َ ٰ ْ َّ َ َ َٰ َ
‫اّلل فن ِس َي ُه ْم ِان ال ُمن ِف ِق ْين ه ُم الف ِسق ْون‬ ‫ن ُسوا‬
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah
(sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang
makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan
kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang
munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. At-Taubat: 67)

َ َ ُْ ُ ٰ ٰ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َُّ َ َّ َُّ ْ ُ َ ُ َ ْ َ ْ َ
4) Memperolok-olok Allah, ayat-ayat Allah dan Rasulnya
َ
‫اّلل َوا ٰي ِت ٖه َو َر ُس ْولِ ٖه كنت ْم ت ْست ْه ِز ُء ْون‬
ِ ‫َولىِٕن َسالته ْم ل َيقولن ِانما كنا نخوض َونلع ُب قل ا ِب‬
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab,
“Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah,
“Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-
olok?” (Q.S. At-Taubat: 65)

َّ ٰ ُ ُ َّ َ َ ٰ َ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ ٰ َ َ ْ ُ ٰ ْ ُ َ َ ْ َ َ
5) Memperolok-olok keyakinan kaum mukmin dan keyakinannya
َ َ
‫اس قال ْوا انؤ ِم ُن كما ا َم َن السف َها ُۤء الا ِانه ْم ه ُم السف َها ُۤء َول ِك ْن لا‬ ‫واِ ذا ِقيل لهم ا ِمنوا كما امن الن‬
َ َ ْ
‫َيعل ُم ْون‬
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain
telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-
orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-
orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.” (Q.S. Al-Baqarah: 13)

َ ْ ُ َ ْ ََ َ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ٰ ْ َ ْ ُ ََّ َ ْ َّ ً ْ َ ً َ َ ْ ُ َ ََّ َ ْ ٰ ُ ْ ِّ َ
6) Memilih para pemimpin dari kalangan orang-orang kafir
ْ
‫ ال ِذين يت ِخذون الك ِف ِرين اوِلياۤء ِمن دو ِن المؤ ِم ِنين ايبتغون‬- ‫ب ِش ِر المن ِف ِقين ِبان لهم عذابا ا ِليما‬
ً َ ٰ َ َّ ْ َّ َ َ َّ ْ ُ ُ َ ْ
‫ّلل ج ِم ْيعا‬
ِ ِ ‫ِعندهم ال ِعزة ف ِان ال ِعزة‬
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan
yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai
pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari
kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah.”
(Q.S. An-Nisa; 138-139)
َ ُ َّ ْ ُ ََ ُ ُ ٰ ُ َ َ ُ ُ ٰ َ ْ َّ َّ
7) Mempermainkan keimanan dengan keluar masuk Islam
َُ َ ْ ُٰ ُ َ ْ ُ
‫اّلل ِل َيغ ِف َر ل ُه ْم َولا ِل َي ْه ِديه ْم‬ ‫ِان ال ِذين ا َمن ْوا ثَّم كف ُر ْوا ثَّم ا َمن ْوا ثَّم كف ُر ْوا ثَّم ازداد ْوا كف ًرا ل ْم َيك ِن‬
ً
‫َس ِب ْيلا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi),
kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan

17
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang
lurus).” (Q.S. An-Nisa: 137)
b. Nifaq Amali
Nifaq amali adalah melakukan amal perbuatan orang-orang munafiq dengan masih
menyisakan iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak sampai menyebabkan pelakunya
menjadi keluar dari Islam. Hanya saja jika amalan itu menjadi terbiasa, maka ia dapat
menghantarkan kepada status munafiq tulen. Ciri-ciri munafiq jenis ini ada 3,

َ َ َ ُْ َ َ ََ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ
sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah:
َ َ
‫ ِإذا حدث كذب و ِإذا وعد أخلف و ِإذا اؤت ِمن خان‬:‫ا َية ا ُلمن ِاف ِق ثلاث‬
“Tanda-tanda munafiq ada 3 (tiga): jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan
jika diberi amanat berkhianat” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Riddah
Kata riddah atau irtidad memiliki makna “berpindah”. Dalam kajian hukum Islam,
istilah riddah digunakan untuk menunjukkan perbuatan keluar dari agama Islam menuju
ke kondisi kekafiran, baik dengan niat, ucapan maupun tindakan, apakah itu sekedar senda
gurau atau menunjukkan permusuhan ataupun karena suatu keyakinan tertentu. Orang yang
keluar dari agama Islam, disebut murtad. Murtad dalam al-Quran merupakan perbuatan

ٰ ْ َ َ ٰۤ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ ٰۤ ُ َ َ ُ ْ ْ َ
yang mengakibatkan hancurnya amal-amal kebaikan dan menyebabkan masuk neraka.
ْٰ َْ َ ُ ْ َ
‫ َو َم ْن َّي ْرت ِدد ِمنك ْم ع ْن ِد ْي ِن ٖه ف َي ُمت َوه َو ك ِافر فاول ِٕىك ح ِبطت اعمال ُه ْم ِفى الدنيا َوالا ِخ َر ِة َواول ِٕىك اصح ُب‬...
َ ُ ٰ ُ َّ
‫الن ِار ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah: 217).
Riddah berdasarkan pandangan para ulama terbagi kepada tiga jenis riddah, sebagai
berikut:
a. Riddah karena perbuatan, seperti sujud kepada berhala, menginjak-injak mushaf,
melakukan prkatek sihir, mempelajari sihir atau mengajarkannya, memutuskan hukum
dengan bukan hukum Allah dan meyakini kebolehannya.
b. Riddah karena ucapan, seperti mencaci maki Allah dan Rasul-Nya, atau mengolok-
olok ajaran Islam, menjelek-jelekkan malaikat, mengaku mengetahui ilmu gaib,
mengaku sebagai Nabi, membenarkan orang yang mengaku Nabi, berdoa kepada selain
Allah, beristighotsah kepada selain Allah dalam urusan yang hanya dikuasai Allah atau
meminta perlindungan kepada selain Allah dalam urusan semacam itu.
c. Riddah karena keyakinan
Ridah karena keyakinan dapat berbentuk:
1) Riddah dengan perkataan hati, seperti mendustakan firman-firman Allah, atau
meyakini bahwa ada pencipta selain Allah SWT.
2) Riddah dengan perbuatan hati, seperti membenci Allah dan Rasulnya, atau
sombong terhadap perintah Allah dengan tidak mau melaksanakannya.
Seseorang muslim menjadi murtad, jika melakukan ketiga hal tersebut, ataupun
hanya melakukan alah satunya. Sama halnya jika itu terjadi dari orang yang tidak
mengetahui hukumnya, orang dalam keadaan bercanda, atau orang dalam keadaan marah.
Wahbah Zuhaili menggambarkan beberapa contoh bentuk-bentuk murtad,
diantaranya adalah mengingkari adanya Sang Pencipta, menafikan dana tau mendustakan

18
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

para Rasul, menghalalkan perkara haram, misalnya menghalalkan Zina, liwat, minuman
keras, dan kezaliman, atau mengharamkan perkara halal, seperti mengharamkan jual beli
dan nikah, atau menafikan kewajiban yang sudah disepakati secara ijma’ seperti menafikan
jumlah rakaat dalam shalat fardhu, atau puasa pada bulan Syawal, bercita-cita untuk
menjadi kafir, atau senantiasa mengulangi menjadi kafir. Termasuk dalam kategori murtad
adalah perbuatan kufur, seperti menyimpan al-Quran dan kitab Hadis Nabi di tempat najis,
dan sujud menyembah berhala dan matahari.
Selain itu ada juga ucapan dan keyakinan yang menyebabkan seseorang menjadi kufur,
yaitu sebagai berikut:
a. mencaci Allah dan Rasul dari para Rasul-Nya, atau satu malaikat dari malaikat-Nya.
b. mengingkari kerububiyahan Allah (hanya Allah yang menciptakan dan memelihara
alam ini), atau uluhiyah-Nya (hanya Dzat Allah yang berhak disembah), atau
kerisalahan seorang Rasul dari Rasul-Rasul-Nya, memiliki keyakinan bahwa aka nada
Nabi setelah Nabi akhir zaman, Muhammad SAW.
c. mengingkari salah satu hal yang difardhukan dari kewajiban-kewajiban agama yang
telah disepakati (ijma’) seperti shalat, zakat, puasa, ibadah haji, berbuat baik kepada
orang tua, atau jihad.
d. mengingkari satu surat, satu ayat atau satu huruf dalam al-Quran.
e. mengingkari satu sifat dan atau sifat-sifat Allah, seperti sifat Maha Hidup, Maha
Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Penyayang, dan sifat-sifat
lainnya.
f. secara jelas meremehkan agama, meremehkan apa yang diwajibkan atau disunnahkan,
mempermain dan atau menghina agama dan kewajibannya, melempari al-Quran
dengan kotoran, menginjak dengan kakinya, karena untuk menghinakan atau
merendahkan.
g. memiliki keyakinan akan tidak adanya bi’tsah, tidak ada siksa, tidak ada nikmat pada
hari kiamat, atau memiliki keyakinan bahwa siksa dan nikmat di hari kiamat nanti itu
hanya bersifat maknawi.
h. berpandangan bahwa para wali lebih utama daripada para Nabi, atau suatu ibadah dapat
gugur dari seseorang wali.

I. Rukun Iman
Secara etimologi, iman dimaknai dengan percaya atau membenarkan sesuatu dengan
hati. Secara terminology syariat, iman adalah suatu keyakinan yang mantap di dalam hati dan
dibuktikannya dengan amal perbuatan, bukan sebagai angan-angan.
Al-Juwaini, mendefinisikan iman dalam dua kategori: pertama, iman adalah sesuatu
yang diucapkan secara lisan, dibenarkan dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Kedua, iman adalah amal shalih. Karenanya, seseorang dikatakan betambah imannya apabila
amal shalilnya bertambah, dan dikatakan imannya berkurang, ketika amal shalihnya berkurang.
Hal-hal yang harus diimani dalam agama Islam didasarkan kepada hadis Nabi, yang
َ
ُُ َ َ َ ََ ُْ ْ َ َ َ ْ ْ ََ َ َ ُ ُ ِّ َ ُ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ
diriwayatkan oleh Umar bin Khattab:
ُ ُ َ َ َ ْ ْ ‫ صدقت فعجبنا له ي‬: ‫ال‬
‫ان قال أن تؤ ِمن ِباّللِ وملا ِئك ِت ِه وكت ِب ِه ورس ِل ِه‬
ِ ‫م‬ ‫ي‬ ‫الإ‬
ِ ‫ن‬ِ ‫ع‬ ‫ي‬‫ن‬ ‫ر‬
ِ ‫ب‬
ِ ‫خ‬‫أ‬ ‫ف‬ : ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ‫ق‬ ‫د‬
ِ ‫ص‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫أ‬ ‫س‬ ِ
َ َ َ َ ُْ
‫الآخ ِر َوتؤ ِم َن ِبالقد ِر خ ْي ِر ِه َوش ِِّر ِه‬ ْ َ َ
ِ ‫واليو ِم‬

19
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

“Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang
buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadis tersebut di atas, maka rukun Iman terdiri dari 6 rukun, yaitu:
a. Beriman Kepada Allah
Iman kepada Allah, mengakui bahwa Allah SWT ada (wujud) dan mempunyai sifat-
sifat agung serta sempurna, juga bersih dari sifat-sifat kekurangan. Allah SWT bersifat esa,
benar, dan memenuhi semua kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya,
pencipta segala makhluk, dan melakukan segala kekuasannya sesuai dengan kehendak-
Nya.
Taisiri at-Tamimi menyatakan bahwa beriman kepada Allah bermakna pembenaran
yang sempurna dan keyakinan pasti yang kokoh yang tidak tercampur dengan keraguan
sedikitpun kepada adanya Allah dan rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, nama-nama dan sifat-
sifat-Nya, dan kepada keesaan Allah, yaitu Allah lah satu-satunya tempat bergantung, tidak
ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah-Nya, atau dalam uluhiyah-Nya atau dalam hal nama-
nama dan sifat-sifat-Nya.
Berdasarkan pendapat ini, maka lingkup beriman kepada Allah mencakup tiga aspek
keyakinan, yaitu:
1) Meyakini rubibiyah Allah, yang berarti bahwa Allah adalah rabb (Sang Pencipta)
segala sesuatu apapun, raja segala sesuatu, pengurus segala sesuatu, seperti rizki,

َ َ ْٰ ُ ٰ ‫الخ ْل ُق َو ْال َا ْم ُر َت ٰب َر َك‬َْ ُ َ ََ


kehidupan, kematian dan lain-lainnya.
‫اّلل َرب العل ِم ْين‬ ‫ال ا ل ه‬
“Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan
seluruh alam.” (Q.S. al-A’raf: 54)
2) Meyakini uluhiyah Allah, yang berarti bahwa Allah adalah ilah (Tuhan yang wajib
disembah) oleh segala sesuatu, dan tidak ada ilah selain Allah. Dengan kata lain,
beribadah hanya diarahkan hanya untuk Allah dan tidak boleh diarahkan kepada selain-
Nya. Meyakini uluhiyah Allah berarti metauhidkan Allah dalam beribadah, seperti
shalat, berdo’a, menyembelih kurban, bernazar, bersumpah dan aktivitas lainnya.
َّ ٰ َ ٰ ُ ٰ
َّ ‫الر ْح ٰم ُن‬
ࣖ ‫الر ِح ْي ُم‬ َّ ‫احد لا ِال َه ِالا ُه َو‬ ‫و‬َّ ‫َواِ ل ُهك ْم اله‬
ِ
ِ
“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (Q.S. al-Baqarah: 167)
ْ ُ ْ َ َ َ َّ َ ٰ َ ُ ٰ َ َ ْ َّ
‫دن ْي‬
ِ ‫ِان ِني انا اّلل لا ِاله ِالا انا فاعب‬
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.” (Q.S. Thaha: 14)
ُ ْ َ َ َ َّ َ ٰ َ ََّ َ ُ َّ َ َ َْ َ
‫َو َما ا ْر َسلنا ِم ْن ق ْب ِلك ِم ْن َّر ُس ْول ِالا ن ْو ِح ْي ِال ْي ِه انه لا ِاله ِالا انا فاع ُبد ْو ِن‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad),
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
selain Aku, maka sembahlah Aku.” (Q.S. al-Anbiya: 25)
3) Meyakini kesempurnaan dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, yang tidak ada
kesempurnaan nama dan sifat selain kesempurnaan Allah yang sudah ditetapkan oleh
Nabi untuk-Nya, tanpa melakukan tahrif, ta’thil, takyif dan tamtsil.

20
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

Tahrif memalingkan lafazh dari makna yang ditunjukkan oleh lafazh tersebut tanpa
alasan dalil yang mendasarinya. Ta’thil adalah menghilangkan atau meniadakan sifat
atau nama Allah. Takyif adalah keyakinan bahwa sifat-sifat Allah itu berada pada suatu
kondisi tertentu seperti yang dibayangkan oleh akal manusia. Sedangkan tamtsil adalah
ْ َ َ
keyakinan akan adanya keserupaan sesuatu sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk.
َّ ‫ل ْي َس كم ْثله َش ْيء َو ُه َو‬
‫الس ِم ْي ُع ال َب ِص ْي ُر‬ ِٖ ِ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar,
Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura: 11)
b. Beriman Kepada Malaikat Allah
Iman kepada malaikat, maksudnya, mengakui bahwa para malaikat adalah hamba
Allah SWT, yang mulia, selalu menaati perintahnya, tidak maksiat kepada-Nya, tidak
mendahului sesuatu sebelum ada perintah-Nya, dan selalu melaksanakan segala perintah-
Nya.
Ibnu Katsir menegaskan beberapa ciri malaikat Allah yang didasarkan kepada al-
Quran antara lain:
ْ َ َ َ ُ ُ َ ٰۤ ْ
1) Tidak Menyombongkan Diri
َ َ َْ َّ ‫ّلل يَ ْس ُج ُد َما فى‬ ٰ َ
‫الس ٰم ٰو ِت َو َما ِفى الا ْر ِض ِم ْن داَّۤبة َّوال َملىِٕكة َوه ْم لا ي ْستك ِب ُر ْون‬ ِ ِ ‫ِو‬
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua
makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak
menyombongkan diri.” (Q.S. Surat An-Nahl: 49).

َ ُ َ ْ
2) Selalu Takut dan Mematuhi Perintah Allah
َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ َ
‫يخاف ْون َربه ْم ِِّم ْن ف ْو ِق ِه ْم َو َيفعل ْون َما ُيؤ َم ُر ْون‬
“Mereka takut kepada Rabb mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa
yang diperintahkan (kepada mereka).” (Q.S. An-Nahl: 50).
ْ ْ َ ٰ ًَ ْ َّ َ َ َّ ُ َ َ
3) Hamba Allah yang Dimuliakan
َ
‫الرح ٰم ُن َولدا ُس ْبحنه َبل ِع َباد مك َر ُم ْون‬ ‫وقالوا اتخذ‬
“Dan mereka berkata: “Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak,”
Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang
dimulyakan. (Q.S. Al-Anbiya: 26).

َ ُ ْ َْ َ ُ َ َ
4) Tidak Pernah Membantah
َ ُ
‫لا ي ْس ِبق ْونه ِبالق ْو ِل َوه ْم ِبا ْم ِر ٖه َيع َمل ْون‬
“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkatan dan mereka mengerjakan perintah-
perintah-Nya.” (QS. Al Anbiya: 27).

َ ُ َ ْ ُ َ َ ٰ ‫َع َل ْي َها َملٰۤىِٕكة غ َلاظ ش َدادَّلا َي ْع ُص ْو َن‬


َ
5) Tidak Pernah Durhaka
َ ْ
‫اّلل َما ا َم َره ْم َو َيفعل ْون َما ُيؤ َم ُر ْون‬ ِ ِ
“penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim: 6).
ْ ْ َ َ َّ
6) Selalu Bertasbih
َ ُ
‫َواِ نا لنح ُن ال ُم َس ِّ ِبح ْون‬

21
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

“Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).” (Q.S. As-Safat: 166)
َ َ ْ َ ِّ َ َ َ َ ِّ َ ُ َ َ ُ ُ َْ ِّ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ
‫الد َما َۤء َونح ُن ن َس ِّ ِبح ِبح ْم ِدك َونق ِد ُس لك قال ِاِن ْي اعل ُم َما لا‬
ِ ‫قالوا اتجعل ِفيها من يف ِسد ِفيها ويس ِفك‬
َ َ َْ
‫تعل ُم ْون‬
“Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Q.S. Al-Baqarah: 30)

َْ ًْ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ
7) Tidak Suka Bau Anjing dan Patung-Patung
َ
‫ لاتذخل ا َلملا ِئكة َبيتا ِف ْي ِه كلب َولا‬:‫اّلل عل ْي ِه َو َسل َم‬ َّ ‫النبي َص‬
‫لى‬ ‫ قال‬:‫عن ا ِبى طلحة ر ِضي اّلل عنه قال‬
ِ
َ َ
‫او ْي ُر‬
ِ ‫تص‬
“Dari Abu Thalhah radliallahu anhum dia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan
patung” (H.R. Bukhari)

َُ ُ َ ٰ َ ْ ُ َّ ْ َ َ َ ُ َ ً َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ ٰٓ َّ َ َ
8) Tidak Makan dan Minum
ْ
‫ َو ْام َراته‬- ‫فلما َرا ا ْي ِديه ْم لا ت ِصل ِال ْي ِه ن ِك َره ْم َوا ْوج َس ِمن ُه ْم ِخ ْيفة قال ْوا لا تخف ِانا ا ْر ِسلنا ِالى ق ْو ِم ل ْوط‬
ُ ْ َ ٰ َ ٰ ٰ ََّ َ ْ َ َ َ َ
‫قاۤىِٕ َمة فض ِحكت فبش ْرن َها ِب ِا ْسحق َو ِم ْن َّو َرا ِۤء ِا ْسحق َيعق ْو َب‬
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata, "Jangan
kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum
Lut.” Dan istrinya berdiri (di balik tirai), lalu dia tersenyum.” (Q.S. Hud: 70-71).

َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َْ ََ ْ َ َ َّ َ
9) Mampu Berubah Wujud
َ ُ
‫فاتخذت ِم ْن د ْو ِن ِه ْم ِحج ًابا فا ْر َسلنا ِال ْي َها ُر ْوحنا فت َمثل ل َها بش ًرا َس ِو ًّيا‬
“lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh
Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk
manusia yang sempurna.” (Q.S. Maryam: 17)
َ َ ٰۤ ْ َٰ َ ُ ُ ْ َ ٰ َ ُ ُْ ُ ََّ ْ َ ْ ٰٓ
‫َبلى ِان تص ِب ُر ْوا َوتتق ْوا َو َيأت ْوك ْم ِِّم ْن ف ْو ِر ِه ْم هذا ُي ْم ِددك ْم َربك ْم ِبخ ْم َس ِة الاف ِِّم َن ال َملىِٕك ِة ُم َس ِ ِّو ِم ْين‬
““Ya” (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang
kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang
memakai tanda.” (Q.S. Ali Imran: 125)
10) Mengajak Kebaikan dan Melarang Berbuat Maksiat
ْ َ
‫الز ِج ٰر ِت زج ًرا‬ ٰ ‫َف‬

“demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh” (Q.S. As-Safat: 2)


Ar-Rabi ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya dalam Ash-
Shaffat: 2, adalah hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
ْ ٰ ْ ْ َ
11) Memberikan Peringatan
‫فال ُمل ِقي ِت ِذك ًرا‬
“dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,” (Q.S. Al-Mursalat: 5)

22
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

ْ َ َ َّ
12) Selalu Merapatkan Barisan
َ َّ
‫َّواِ نا لنح ُن الصۤاف ْون‬
“dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah
Allah).” (Q.S. Ash-Shafat: 165)

ْ َ َ َ َ َ َ ً ُ ُ ٰ ْ َ َّ ً َ ُ ٰ ْ َ َ َ
13) Tidak Berjenis Kelamin
َ
‫َول ْو جعلنه َملكا لج َعلنه َرجلا َّوللب ْسنا عل ْي ِه ْم َّما َيل ِب ُس ْون‬
“Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan (dari) malaikat, pastilah Kami jadikan dia
(berwujud) laki-laki, dan (dengan demikian) pasti Kami akan menjadikan mereka tetap
ragu sebagaimana kini mereka ragu.” (Q.S. Al-‘Anam: 9).
Sayid Sabiq, membagi tugas malaikat kepada dua kelompok, tugas yang terkait
dengan alam rohani dan yang terkait dengan alam dunia.
Tugas malaikat yang terkait dengan alam rohani, tugas-tugas tersebut adalah antara
lain:

َ ُ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َّ
1) Bertasbih dan taat kepada Allah
َ َ َ
‫ِان ال ِذين ِعند َر ِ ِّبك لا ي ْستك ِب ُر ْون ع ْن ِع َباد ِت ٖه َوي َس ِّ ِبح ْونه َوله ي ْسجد ْون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk
menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka
bersujud.” (Q.S. Al-‘Araf: 206).

َ َ ُ َْ َ َ ٰٓ َ ُ َ ْ
2) Penyangga Arsy
َ َ َ َ
‫َّوال َملك على ا ْرجاۤى َِٕها َويح ِمل ع ْرش َر ِ ِّبك ف ْوق ُه ْم َي ْو َمىِٕذ ث ٰم ِن َية‬
“Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat
menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (Q.S. al-Haqqah:
17)

ِّ ُ َ َ َ ُ ُ ْ ُ َ ٰۤ ْ َ ٰ
َ ‫َج ٰن ُت َع ْدن َّي ْد ُخ ُل ْو َن َها َو َم ْن َص َل َح م ْن ا َباۤىِٕه ْم َوا ْز‬
3) Penyampai salam untuk ahli surge
ُ
- ‫اج ِه ْم َوذ ِِّر ٰي ِت ِه ْم َوال َملىِٕكة َيدخل ْون عل ْي ِه ْم ِِّم ْن ك ِل َباب‬ِ ‫و‬ ِ ِ
َّ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ ُ ََ ٰ
‫َسلم عل ْيك ْم ِبما صب ْرت ْم ف ِنع َم عق َبى الد ِار‬
“(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang
saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para
malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan),
“Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat
kesudahan itu.” (Q.S. ar-Ra’ad: 23-24)

َ َ ٰۤ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َّ َ ُ ْ ُ َّ ً َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ َ ٰٓ
4) Penyiksa penghuni neraka
َ ْ ُ ْ َ َّ َ ُ
‫الحجارة عليها ملىِٕكة ِغلاظ ِشداد لا يعصون‬ ِ ‫يايها ال ِذين امنوا قوا انفسكم واه ِليكم نارا وقودها الناس و‬
َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َٰ
‫اّلل َما ا َم َره ْم َو َيفعل ْون َما ُيؤ َم ُر ْون‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. at-Tahrim: 6)

23
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

Malaikat yang bertugas menyiksa dan memaksa orang-orang di neraka dalam ajaran
agama Islam digambarkan dengan sosok yang sangat garang menyeramkan dan sadis,
tidak mengenal ampun terhadap orang yang telah masuk ke dalam api neraka, malaikat
ini dikenal dengan nama malaikat Zabaniyah.
Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa menurut Muqatil, Zabaniyah adalah nama
malaikat penjaga neraka Jahanam, sedangkan menurut Atha' malaikat Zabaniyah
adalah malaikat yang kasar dan keras. Abdullah bin Abu al-Hudzail mengatakan bahwa
Zabaniyah merupakan pemimpin malaikat yang kepalanya ada di langit dan kakinya
ada di bumi. Dafiq Rohman mengatakan bahwa Zabaniyah adalah nama malaikat-
malaikat yang bertugas menyiksa penghuni neraka. Ia tidak mengenal ampun terhadap
orang yang telah masuk ke perut neraka. Sebagian ulama mengatakan, kata Zabaniyah
berasal dari kata Zaban yang artinya mendorong atau menolak. Zabaniyah berjumlah
19 malaikat. Ia dipimpin oleh malaikat Malik.

ْ ْ َ ُ َ َ َْ ٰ َ َ َ
5) Penyampai wahyu
ُ َْ ُ
‫ على قل ِبك ِلتك ْون ِم َن ال ُمن ِذ ِر ْي َن‬- ‫ن َزل ِب ِه الر ْوح الا ِم ْين‬
“Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar
engkau termasuk orang yang memberi peringatan,” (Q.S. asy-Syu’ara: 193-194)
َ ْ ُْ ً ُ ُ ٰ َ ْ َّ َ َ ُ ِّ َ ْ َ ُ ُْ ُ َ َ ْ ُ
‫قل نَّزله ُر ْوح القد ِس ِم ْن َّر ِ ِّبك ِبالح ِق ِليث ِّ ِبت ال ِذين ا َمن ْوا َوهدى َّوبش ٰرى ِلل ُم ْس ِل ِم ْين‬
“Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan
kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk
serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Q.S. an-Nahl: 102)
Sedangkan tugas malaikat yang berhubungan dengan alam dunia, diantaranya adalah
sebagai berikut:
َ َ َ َ
َ َ َْ َ َ ْ ُْ
1) Mengatur alam semesta
َْ َ ْ ُ ِّ َُ َ ْ َ َ َ ْ ْ َّ ُ َ َ ُ ْ ََ ْ
‫ يد ِبر أمر الدنيا‬: ‫ قال‬، ‫أخرج ابن أ ِبي ح ِاتم وأبو الشيخ ِ ِفى العظم ِة والبيه ِقي ِفى الشع ِب ع ِن اب ِن س ِابط‬
َ َ َ
ُُْ ُ َ َ ُ َ ْ َ َّ َ ْ ‫ك ْال َم‬ ُ َ ََ ُ ْ َ ُ َ َ ُ َْ َ ََْ
‫ َوأَّما‬، ‫الر ِيح‬
ِّ ‫ود َو‬
ِ ِ ‫ن‬‫ج‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫اح‬ ِ ‫ص‬ ‫ف‬ ‫يل‬‫ائ‬
ِ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ج‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫ف‬ ، ‫ت‬ ِ ‫و‬ ‫ل‬‫م‬‫و‬ ‫يل‬‫اف‬
ِ ‫ر‬ َ ‫س‬ ‫إ‬ِ ‫و‬ ‫يل‬‫ائ‬ ‫يك‬
ِ ِ ‫م‬ ‫و‬ ‫يل‬ ‫ائ‬
ِ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ج‬ : ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫أ‬
ُ َْ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ ْ
ْ ُْ َ َّ َ ُ َّ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ
‫ َو ِإَّما إس َر ِافيل فهو ين ِزل‬، ‫ َوأَّما َملك ال َم ْو ِت ف ُم َوكل ِبق ْب ِض الأنف ِس‬، ‫ات‬ ِ
َ ‫الن‬
‫ب‬ ‫و‬ ‫ر‬ِ ‫ط‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫اح‬
ِ ‫ِميك ِائيل ف‬
‫ص‬
ََ َ ْ
‫ِبالأ ْم ِر عل ْي ِه ْم‬
“Ibnu Abi Hatim dan Abus Syekh telah meriwayatkan dalam kitab Al-‘Uzhmah dan
Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Ibnu Sabith. Ia berkata, ada empat malaikat
yang bertugas mengatur urusan dunia; Jibril, Mikail, Israfil dan Malaikat Maut. Jibril
adalah pemilik tentara dan angin. Mikail adalah pemilik hujan dan tumbuhan. Malaikat
Maut ditugasi untuk mencabut nyawa. Sedangkan Israfil adalah komunikator di antara
mereka” (Jalaluddin As-Suyuthi, al-Haba`ik fi akhbaril mala`ik)
2) Mengatur pertumbuhan janin
Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah
akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan
kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh.

24
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung
َ ََ
َ َ َ ِّ
،‫رب علقة‬ ْ ‫ أ‬،‫رب ُن ْط َفة‬
‫ي‬ ِّ ‫أي‬ ْ :‫ َف َي ُق ْو ُل‬،‫بالرحم َم َل ًكا‬ ُ َّ ‫ َو َِّك َل‬:‫عا‬
َّ ‫اّلل‬
ً ْ ُ َ ُ ْ َ ُ َّ
‫و‬ ‫ف‬‫ر‬ْ ‫َع ْن أن ِس ْبن َما ِلك َر ِض َي اّلل عنه م‬
ِ ِ ِ ِ
َ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َّ َ
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ
‫ فما‬،‫ أش ِقي أ ْم َس ِع ْيد‬،‫ أذكر أ ْم أنثى‬،‫أي َر ِ ِّب‬ ْ :‫ قال‬،‫اّلل أن َيقض َي خلق َها‬
ِ
ُ ‫ فإذا أ َراد‬،‫رب ُمضغة‬
ِ
ِّ ‫أي‬
ِ
ْ
ُ
ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ ِّ
‫الرزق؟ فما الأجل؟ ف ُيكت ُب كذ ِلك ِف ْي َبط ِن أ ِم ِه‬
ِّ
ِ
Dalam hadits Muhammad bersabda:
“Allah mengutuskan Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, ia
masih berupa air mani'. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!,
ia sudah berupa darah beku'. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat
berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging'. Apabila Allah
membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata:
'Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan? celaka atau
bahagia? bagaimana rezekinya? serta bagaimana pula ajalnya?. Segala-galanya dicatat
sewaktu dalam perut ibunya." (H.R. Mutaffaq Alaih)
3) Mengawasi dan mencatat setiap amal manusia
Malaikat pencatat amal baik dan buruk bernama malaikat Raqib dan malaikat Atid.
Malaikat Raqib ialah malaikat pencatat amal baik yang berada di pundak kanan kita,
sedangkan malaikat Atid ialah malaikat pencatat amal buruk yang berada di pundak
kiri kita.
Allah menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat ini ialah
bahwa tidak ada satu ucapanpun yang diucapkan seseorang tanpa ada disampingnya
seorang malaikat (Raqib dan Atid), yang mengawasi dan selalu hadir untuk mencatat
amal-amalnya yang berpahala dan amal-amalnya yang menyebabkan dosa.
Meskipun Allah mengetahui setiap perbuatan seseorang dan lebih dekat dari pada nadi
seseorang tetapi Allah juga mengutus dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan

َ َ َّ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ٰ ِّ َ َ ُ ْ ََّ َ َ ْ
perbuatan hamba-hambanya.
َ ْ َ َ ِّ
‫ َما َيل ِفظ ِم ْن ق ْول ِالا لد ْي ِه َر ِقيب ع ِت ْيد‬- ‫ال ق ِع ْيد‬ ِ ِ ِ ‫ِاذ يتلقى المتل ِقي ِن ع ِن الي ِمي ِن و‬
‫م‬ ‫الش‬ ‫ن‬ ‫ع‬
“(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah
kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan
ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (Q.S. Qaaf: 17-18)
Adanya pencatatan ini juga ditegaskan dalam Alquran dalam Surat Al Infithar ayat 10-

َ ُ َ َْ َ َ ْ َ ٰ ٰ َ ُ َ َ َّ
12, yang artinya sebagai berikut:
َ
‫ َيعل ُم ْون َما تفعل ْون‬- ‫ ِك َر ًاما ك ِت ِب ْين‬- ‫َواِ ن عل ْيك ْم لح ِف ِظ ْين‬
“Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu),
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Infithar: 10-12)
4) Menjaga manusia
Malaikat penjaga disebut juga al-mu’aqqibat. Bertugas menjaga manusia di saat siang
dan malam, di saat manusia diam dan bergerak, dan di segala kondisi manusia. Mereka
menjaga manusia dari depan maupun belakang, dari binatang buas serta dari gangguan
jin dan setan. Allah mengutus para malaikat penjaga kepada manusia sebagai bentuk
sifat rahman Allah kepada manusia. Sifat rahman tersebut merupakan sifat yang
diberikan kepada setiap manusia tanpa membedakan muslim atau tidak. Tidak ada

25
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

seorangpun yang dapat menjaga manusia setiap saat, baik di waktu malam maupun

ٰ ِّ َ َ َّ َ َْ َ َ ُ ْ
siang dalam kondisi apapun, kecuali hanya Allah SWT.
َ َّ ْ َ ُ َ
ْۢ ْ ‫ له ُمع ِقبت ِِّم‬- ‫َس َواۤء ِِّمنك ْمَّم ْن اسَّر الق ْول َو َم ْن ج َه َر ِب ٖه َو َم ْن ه َو ُم ْستخفْۢ ِبال ْي ِل َو َس ِاربْۢ ِبالن َه ِار‬
‫ن َب ْي ِن َيد ْي ِه‬
ٰ َْ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ
ِ ‫َو ِمن خل ِف ٖه يحفظونه ِمن ام ِر‬
‫اّلل‬
“Sama saja (bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa
yang berterus terang dengannya; dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan
yang berjalan pada siang hari. Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah
Allah.” (Q.S. ar-Ra’ad: 10-11)
َ ُ َ َ ُ َُ ُ ْ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ِّٰٓ َ ً َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َْ َ ُ َ
‫اه ُر ف ْوق ِع َب ِاد ٖه َو ُي ْر ِسل عل ْيك ْم حفظة حتى ِاذا جا َۤء احدك ُم ال َم ْوت ت َوفته ُر ُسلنا َوه ْم لا ُيف ِِّرط ْون‬ ِ ‫وهو ال‬
‫ق‬
“Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu
malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di
antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak
melalaikan tugasnya.” (Q.S. al-An’am: 61)
5) Mencabut nyawa
Keterangan tentang jumlah malaikat pencabut nyawa juga disebutkan bahwa malaikat

َ ُ َ ُ ُ ٰ ُ ُ َ ِّ َّ ْ ُ َ ُ ٰ َ ْ ُ
pencabut nyawa tidak hanya satu, tapi banyak.
‫قل َيت َوفىك ْم َّملك ال َم ْو ِت ال ِذ ْي ُو ِكل ِبك ْم ثَّم ِالى َر ِ ِّبك ْم ت ْرجع ْون‬
“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi tanggung jawab untuk (mencabut nyawa)-
mu akan mematikanmu, kemudian kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.”

َ ُ َ َ ُ َُ ُ ْ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ِّٰٓ َ
(Q.S. as-Sajadah: 11)
‫حتى ِاذا جا َۤء احدك ُم ال َم ْوت ت َوفته ُر ُسلنا َوه ْم لا ُيف ِِّرط ْون‬
“sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-
malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.” (Q.S. al-
An’am: 61)
6) Bertanya di alam kubur
Setelah manusia dicabut nyawanya, maka ia akan memasuki alam barzakh atau alam
kubur. Ketika berada di alam kubur, setiap manusia akan diberikan pertanyaan oleh
malaikat yang ditugaskan untuknya, yang kemudian dikenal dengan malaikat Munar
ُ ُ َ َ َ َ ُ ِّ ْ ُ ُ َّ َ َ ُ َّ َّ َ ُ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ
dan malaikat Nakir.
َ َ ُ َ
‫ ِإذا ق ِب َر ا َلم ِيت أ ْو قال أحدك ْم‬:‫اّلل عل ْي ِه َو َسل َم‬ ‫ قال رسول اّلل صلى‬:‫ع ْن أ ِب ْى ه َريْ َرة َر ِض َي اّلل عنه قال‬
َّ َ َ ْ َ ْ ْ َ ََ ُ َ َ َ َْ َ َ َ ُ ََ
‫ان ُيقال ِلأح ِد ِهما ا ُلمنك ُر َوالأخ ُر الن ِك ْي ُر‬ ِ ‫ان ارز‬
‫ق‬ ِ ‫أتاه ملك‬
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila mayit telah
dikubur atau jika salah seorang kalian dikubur maka ada dua malaikat yang
mendatanginya yang keduanya hitam kebiru-biruan, diberi nama Munkar dan yang
lainnya bernama Nakir” (H.R. at-Tirmidzi)
7) Menunggu pintu surga
Dalam Islam malaikat penjaga pintu surga adalah malaikat Ridwan, walaupun tidak
ada keterangan di dalam Al Qur'an dan hadits shahih yang menerangkan secara jelas
namanya. Terkadang namanya diucapkan sebagai "Rizvan" oleh orang Persia, Urdu,

26
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

Pashto, Tajik, Punjabi, Kashmir dan bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa
Persia. Sementara di Perancis disebut sebagai "Redouane".
Ibnu Utsaimin menyatakan bahwa Ridwan adalah malaikat yang ditugaskan untuk
menjaga surga. Nama ini tidak tidak ditetapkan secara jelas seperti halnya Malik
(penjaga neraka), akan tetapi nama Ridwan sebagai malaikat penjaga surga populer di
kalangan para cendikia/ulama.
8) Menunggu pintu neraka
Malaikat Malik adalah nama malaikat yang ditugaskan Allah untuk menjaga pintu

َ ُ َّ ْ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ
neraka.
َْ ُ ٰ ْ َ ََ
‫اكث ْون‬
ِ ‫ونادوا ي ٰم ِلك ِليق ِض علينا ربك قال ِانكم م‬
“Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami
saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Q.S. az-
Zukhruf: 77)
Selain menjadi dasar bahwa tugas malaikat Malik adalah penjaga neraka, ayat tersebut
juga menerangkan bahwa orang-orang di neraka menyeru kepada malaikat Malik agar
diberikan syafaat dan diringankan siksaannya. Mereka benar-benar mendapat siksaan
yang pedih, hingga memohon kepada Allah melalui malaikat Malik.
Malaikat Malik adalah pemimpin para malaikat penjaga neraka. Dia menjalankan
tugasnya menjaga neraka bersama malaikat-malaikat lain. Seperti neraka Jahannam
atau Saqar yang dijaga oleh 19 malaikat penjaga. Sesuai dengan firman Allah yang

ٰ ْ َ َْ َ َ ََ َ َ ْ ِّ َ َ َ َْ
berbunyi:
َّ َّ َ َ َ َ ََ َ ُ َ َ
‫ َو َما جعلنا اصح َب الن ِار ِالا‬- ‫ عل ْي َها ِت ْسعة عش َر‬- ‫ لَّواحة ِللبش ِر‬- ‫ لا ت ْب ِق ْي َولا تذ ُر‬- ‫َو َما اد ٰرىك َما َسق ُر‬
ً َ ٰۤ
‫َملىِٕكة‬
“Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit
manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan yang Kami jadikan
penjaga neraka itu hanya dari malaikat” (Q.S. al-Mudatsir: 27-31)
c. Beriman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT maksudnya membenarkan kitab-kitab Allah
SWT –seperti kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan kitab Al-
Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW—benar-benar berasal dari Allah
SWT., berisi firman-firman-Nya, tidak tercampur dengan perkataan manusia, serta seluruh
petunjuk dan informasi di dalamnya merupakan kebenaran yang mutlak.
Kitab Taurat diberikan kepada Nabi Musa berisi hukum-hukum syariat dan

َّ َ َ َّ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ ً ُ َ ْ َ ٰ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َّ
kepercayaan yang benar, sebagaimana firman Allah SWT:
َ ْ َْ َ َّ ‫النبي ْو َن ال ِذيْ َن ا ْسل ُم ْوا ِلل ِذيْ َن َه ُاد ْوا َو‬
‫الر ٰب ِني ْون َوالاح َب ُار ِبما‬ ِ ‫ِانا انزلنا التورىة ِفيها هدى ونور يحكم ِبها‬
ً َ ً َ ٰ َُ َْ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ٰ ٰ ْ ْ ُ ْ ُ
‫اس َواخش ْو ِن َولا تشتر ْوا ِبا ٰي ِت ْي ث َمنا ق ِل ْيلا َو َم ْن‬ َ ‫الن‬ ‫اّلل وكانوا علي ِه شهداۤء فلا تخشوا‬ِ ‫ْاستح ِفظوا ِمن ِكت ِب‬
َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ َ ٰۤ ُ َ ُ ٰ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ
‫لم يحكم ِبما انزل اّلل فاول ِٕىك هم الك ِفرون‬
“Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya.
Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas
perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab

27
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi


terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-
Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak
memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.”
(Q.S. al-Maidah: 44)
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud berisi doa-doa, dzikir, nasihat, dan
hikmah. Dalam bidang syari’at Nabi Dawud diperintahkan untuk mengikuti syariat Nabi

َ َ َ َ ْ َٰ ْ ٰ َ َ َّ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ َ
َّ ‫ك ا ْع َل ُم ب َم ْن فى‬
Musa.
َْ
‫الس ٰم ٰو ِت َوالا ْر ِض َولقد فضلنا َبعض الن ِب ٖ ِّين على َبعض َّواتينا داود ز ُب ْو ًرا‬ ِ ِ ‫َو َرب‬
“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami
telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan
Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (Q.S. al-Isra: 55)
Kitab Injil diberikan kepada Nabi Isa berupa seruan kepada manusia agar bertauhid
kepada Allah, penghapusan sebagian dari hukum-hukum yang terdaftar dalam kitab Taurat

َ ْ ْ ُ ٰ ْ َٰ َ َ َ ِّ ً ِّ َ َ ٰ ٰٓ َ َ ْ ََّ
yang tidak sesuai dengan zamannya.
ً ِّ َ ُ ً ُ َّ
‫َوقفينا على اث ِار ِه ْم ِب ِع ْي َسى ْاب ِن َم ْر َي َم ُمص ِدقا ِلما َب ْين َيد ْي ِه ِم َن الت ْو ٰر ِىة َواتينه ال ِا ِنج ْيل ِف ْي ِه هدى َّون ْور َّو ُمص ِدقا‬
َ َّ ْ ِّ ً َ ً ُ َّ َ َ َ ِّ
‫ِلما َب ْين َيد ْي ِه ِم َن الت ْو ٰر ِىة َوهدى َّو َم ْو ِعظة ِلل ُمت ِق ْين‬
“Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan
Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya
terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan
sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al-Maidah:
46)
Kitab al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berisi syari’at-syari’at yang
menghapus sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang sudah tidak relevan lagi dengan
zamannya dan melengkapi segala sesuatu yang sesuai dengan zamannya. Oleh sebab itu,

ََّ َ ُ ٰ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ً ْ َ ُ َ ٰ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ِّ ً ِّ َ ُ ِّ َ ْ َ ٰ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ
al-Quran merupakan kitab yang menyempurnakan ajaran-ajaran syariat sebelumnya.
‫اّلل َولا تت ِب ْع‬ ‫وانزلنا ِاليك ال ِكتب ِبالح ِق مص ِدقا ِلما بين يدي ِه ِمن ال ِكت ِب ومهي ِمنا علي ِه فاحكم بينهم ِبما انزل‬
ُ ِّ ٰ ُ ُ َ َ ٰ َ ً َ ْ ً َ ُ ْ َ ْ َ َ ِّ ُ ِّ َ ْ َْ
ْ‫اّلل ل َج َعلك ْم اَّم ًة َّواح َد ًةَّولك ْن ل َي ْب ُل َوكم‬
ُ ‫اجا َول ْو َشا َۤء‬ َ َ َّ َ ُ
‫اه َوا َۤءه ْم عما جا َۤءك ِم َن الح ِق ِلكل جعلنا ِمنك ْم ِش ْرعة َّو ِمنه‬
ِ ِ ِ
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ َ ً ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ٰ َ ٰ ْ َْ ُ َ ْ َ ْ ُ ٰٰ َ
‫ف‬
‫اّلل مر ِجعكم ج ِميعا فين ِبئكم ِبما كنتم ِ ي ِه تخت ِلفون‬ ِ ‫است ِبقوا الخير ِت ِالى‬ ‫ِف ْي ما اتىكم ف‬
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan
membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan
menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (Q.S. al-
Maidah: 48)
Selain kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, ada juga wahyu yang
diturunkan kepada para Nabi dan Rasul dalam bentuk lembaran-lembaran (suhuf), yaitu

28
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

shahifah yang duturunkan kepada Nabi Adam A.S. (10 suhuf), Nabi Sit A.S. (50 suhuf),
Nabi Idris A.S. (30 suhuf), Nabi Ibrahim A.S. (10 suhuf), dan Nabi Musa A.S (10 suhuf).
Semua isi sahifah yang berupa ajaran dan masih relevan, juga tercantum dalam al-Quran.
d. Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah
Iman kepada Nabi dan Rasul Allah berarti mengakui bahwa mereka adalah manusia-
manusia pilihan yang diangkat dan ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan risalah-
Nya. Mereka adalah orang-orang yang jujur dalam menyampaikan semua keterangan yang
diterima dari Allah. Mereka diberikan mukjizat untuk memperkuat dan membuktikan

َ َ ْ َّ َ ُ ْ َ ً ُ ِّ ُ َْ َ ْ ََ
kebenaran risalah yang disampaikannya.
ْ ُٰ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ْ َٰ
‫اّلل َو ِمن ُه ْمَّم ْن حقت عل ْي ِه‬ ‫اّلل َواجت ِن ُبوا الطاغ ْوت ف ِمن ُه ْمَّم ْن هدى‬ ‫َولقد َبعثنا ِف ْي ك ِل اَّمةَّر ُس ْولا ا ِن اع ُبدوا‬
َ ِّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُْ َ َْ َ ُ َ ٰ َّ
‫الضللة ف ِس ْي ُر ْوا ِفى الا ْر ِض فانظ ُر ْوا ك ْيف كان ع ِاق َبة ال ُمك ِذ ِب ْين‬
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan),
“Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
(Q.S. an-Nahl: 36)
Beriman kepada Nabi dan Rasul dibagi ke dalam dua tuntutan, yaitu keimanan detail
dan keimanan global.
1) Keimanan detail, bermakna mengimani semua nabi dan rasul yang disebutkan nama-
namanya di dalam al-Quran, juga disebutkan oleh Nabi SAW dalam hadisnya. Menolak
kenabian salah seorang dari mereka, sama dengan menolak kenabian dan kenabian
seluruhnya. Maka rukun iman kepada Nabi dan Rasul tidak terpenuhi.
2) Keimanan global, yaitu mengimani kepada nama-nama nabi yang tidak disebutkan
dalam al-Quran maupun hadis Nabi. Kita hanya diwajibkan percaya kepada jumlahnya
yang sangat banyak, akan tetapi siapa saja dari mereka itu kita tidak diwajibkan untuk
mengetahui dan mengimaninya seorang demi seorang. Sebab itu, jika kita menemukan
pandangan seseorang tokoh yang mengajarkan tauhid yang menyerupai para Nabi dan
Rasul, tidak bisa dipastikan dan diimani sebagai nabi. Pandangan dan praduga mereka
tidak dapat memenuhi prasyarat sebagai bukti keimanan kepada Nabi dan Rasul,

َ ِّ َ ْ َّ َّ َ ُ َّ ْ ْ َ
sebagaimana difirmankan Allah:
ْ َ َّ َّ
‫َو َما ل ُه ْم ِب ٖه ِم ْن ِعلم ِانَّيت ِبع ْون ِالا الظَّن َواِ ن الظَّن لا ُيغ ِن ْي ِم َن الح ِق ش ْي ًٔـا‬
“Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
dugaan, dan sesungguhnya dugaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran.”
(Q.S. an-Najm: 28)
Keimanan terhadap nabi dan rasul juga mendorong agar seseorang meyakini sifat-
sifat dan karakteristik yang dimiliki oleh para nabi dan rasul yang wajib, mustahil maupun
mubah.
1) Sifat yang wajib dan mustahil
a) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat shidiq yang berarti jujur dalam arti benar dalam
setiap ucapan dan perbuatannya, dan mustahil bagi para nabi dan rasul berbuat
dusta (kidzib).
b) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat amanah yang berarti dapat dipercaya dalam
menyampaikan ajaran atau kebenaran yang dibawanya, dan mustahil bagi para nabi
dan rasul memiliki sifat khiyanat.

29
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

c) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat tabligh yang berarti menyampaikan perintah
Allah kepada umatnya bagaimanapun keadaan dan rintangannya, tidak ditambah
ataupun dikurangi. Mustahil bagi para rasul memiliki sifat kitman, yaitu
menyembunyikan ajaran atau perintah yang diberikan.
d) Setiap nabi dan rasul memiliki sifat fathanah yang berarti pintar/pandai, cerdas dan
bijaksana dalam menghadapi umatnya atau dalam mengambil keputusan. Mustahil
bagi para nabi dan rasul memiliki sifat jahil yang berarti bodoh dan terbelakang.
2) Sifat yang mubah
Sifat yang mubah bagi setiap nabi dan rasul adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap
manusia pada umumnya, seperti makan, minum, menikah yang tidak menimbulkan
cacat atas keterjagaan dan wibawa kenabian dan kerasulannya.
Beriman kepada nabi dan Rasul juga adalah dengan menaati segala perintahnya dan

َْ َ ُ ْ َ ُ َ ُ ُ َ ُ ُ ٰ
menjauhi segala larangannya yang mereka sampaikan berdasarkan bimbingan wahyu.
َّ ‫َو َما ا ٰتىك ُم‬
‫الر ُس ْول فخذ ْو ُه َو َما ن ٰهىك ْم عنه فانت ُه ْوا‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah.” (Q.S. al-Hasyr: 7)
Dalam Islam, kita juga wajib meyakini bahwa apa yang disampaikan oleh nabi
Muhammad SAW, yaitu al-Quran adalah merupakan kebenaran yang disampaikan kepada
ْ َ ُ ْ
kita melalui bimbingan wahyu.
ٰ ْ َّ ُ ْ
‫ ِان ه َو ِالا َوحي ي ْوحى‬- ‫َو َما َين ِطق ع ِن ال َه ٰوى‬
“dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-
Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (Q.S. an-Najm: 3-4)
e. Beriman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir berarti meyakini tanpa keraguan akan datangnya masa
kehancuran makhluk dan alam ini yang disebut hari qiyamat (sa’at). Hari akhir ditandai

ُْ ُ َ َ ٰ ََّ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ٰ َ َ َّ ََّ َّ
dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil.
‫اّلل َي ْبعث َم ْن ِفى الق ُب ْو ِر‬ ‫وان الساعة ا ِتية لا ريب ِفيها وان‬
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubu” (Q.S. al-Hajj: 7)
Kiamat dalam terbagi kepada dua macam:
1) Kiamat sugra, Yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia.
Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah
longsor, dan sebagainya.
2) Kiamat kubra, Yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam
semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti
dengan alam yang baru yakni alam akhirat.
Menjelang kehancuran besar (kiamat kubra), ditandai dengan rentetan peristiwa-
peristiwa sebagai berikut:
1) Bumi Gelap Gulita Selama 40 Hari 40 Malam, yang dalam al-Quran disebut dukhan;
2) Munculnya Dajjal. Setelah bumi kembali terang kurang lebih selama 2 tahun,
muncullah tanda berikutnya yaitu kemunculan Dajjal. Sekitar dua pertiga manusia di
dunia akan menjadi pengikut Dajjal.
3) Turunnya Nabi Isa
4) Munculnya Ya’juz dan Makjuz

30
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

5) Matahari terbit dari arah barat, hanya terjadi sekali.


6) Keluar Binatang dari perut bumi yang dapat berbicara dengan bahasa manusia.
7) Bertiup angin yang lembut, sejuk, berbau kasturi. Semua umat yang beriman akan
wafat saat menghirup angin tersebut, sehingga Hari Kiamat besar tidak akan disaksikan
oleh umat Muslim.
8) Terjadi 3 Kali Gempa Bumi Besar. Gempa pertama terjadi di bagian Timur, kemudian
di Barat, dan satu lagi di semenanjung Arab.
9) Kaluarnya api. Berdasarkan hadits riwayat Muslim, kemunculan api menjadi tanda
tanda kiamat. Bahkan, api tersebut membawa manusia menuju tempat berkumpul.
10) Kehancuran Ka’bah.
Beriman kepada hari akhir juga, mengimani akan adanya alam akhirat dan segala
peristiwa dan tempat di dalamnya yang akan dialami oleh manusia, yaitu:
1) Peniupan 2 kali sangkakala oleh Malaikat Israfil.
Tiupan pertama, semua makhluk dimatikan oleh Allah Ta'ala. Yang kedua dihidupkan
kembali oleh Allah.
2) Yaumul Ba'as
Merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat manusia didunia ini dari alam kubur.
3) Yaumul Mahsyar
Merupakan hari dimana dikumpulkannya seluruh umat manusia yang dibangkitkan dari
alam kubur, kemudian semua manusia tersebut menunggu pengadilan dari Allah SWT.
4) Yaumul Hisab
Merupakan hari dilakukannya perhitungan amal perbuatan manusia selama mereka
didup di dunia.
5) Yaumul Mizan
Merupakan hari penimbangan amal perbuatan manusia.
6) Sirat
Diamana setiap manusia ditentukan akan dimasukkan ke neraka atau dimasukkan ke
dalam surga, semuanya tergantung dari amal baik dan amal buruk yang dilakukan
selama di dunia.
7) Syafaat
Merupakan sebuah pertolongan bagi manusia yang beriman, pertolongan tersebut
berasal dari perbuatan yang baik saat didunia. Syafaat tersebut berupa kemudahan dan
keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8) Surga dan Neraka
Merupakan tempat terakhir bagi umat manusia. Surga diperuntukkan bagi manusia
yang beramal baik sedangkan neraka diperuntukkan bagi manusia yang beramal buruk.

f. Beriman Kepada Qadha dan Qadar Allah


Iman kepada kepada qadha dan qadar Allah bermakna meyakini dengan sepenuh hati
tanpa keraguan bahwa Allah telah menetapkan kepastian dan ukuran untuk setiap
makhluknya. Ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz sejak zaman azali.
Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam
semesta.
Qadar atau qadar secara istilah adalah ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki
sifat Maha Kuasa (al-Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun
takdir yang buruk. Ciptaan Allah adakalanya terwujud setelah melalui proses alam atau

31
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

mengikuti hukum sebab-akibat, yakni disebut al-Khalqu, seperti wujudnya anak karena
adanya orang tua dan wujudnya harta benda karena hasil usaha manusia. Adakalanya
ciptaan Allah terwujud seketika tanpa proses, yakni disebut al-amru (kun fa yakun/jadilah,
maka jadi), seperti wujudnya Nabi Isa tanpa ada bapaknya. Wujud mukjizat Nabi Isa
menghidupkan orang yang telah meninggal dunia karena sudah menjadi perintah Allah

َ َ ْٰ َْ ُ َ ََ
ُ ٰ ‫الخ ْل ُق َو ْال َا ْم ُر َت ٰب َر َك‬
SWT.
‫اّلل َرب العل ِم ْين‬ ‫ال ا ل ه‬
“… Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam” (Q.S. Al-A’raf: 57)
Para ulama membedakan karakteristik qadha dengan qadar, dimana qadar dan takdir
dipandang sebagai perwujudan atau realisasi dari qadha. Hubungan antara qadha dan qadar
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qadha merupakan ketetapan yang masih bersifat
rencana dan ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama
qadar atau takdir. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan kata-kata
takdir, padahal yang dimaksud adalah qadha dan qadar.
Para ulama membagi takdir (qadar) kepada dua jenis, yaitu:
1. Takdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat dirobah atau tidak
dapat dirobah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram, antara lain, digambar
dalam firman Allah SWT berikut:
a. Setiap makhluk pasti akan mengalami mati atau seseorang pasti hanya punya satu
ْ ُ ُ ُ َ َّ ُ َ َّ ْ ُ َ َ
ibu kandung. Firman Allah SWT:
َْ ُ
‫كل نفس ذاۤىِٕقة ال َم ْو ِت َواِ نما ت َوف ْون اج ْو َرك ْم َي ْو َم ال ِق ٰي َم ِة‬
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu.” (Q.S. Ali Imran: 185)
b. Manusia pasti mempunyai akal, pikiran, dan perasaan.
c. Di alam semesta ini setiap benda bergerak menurut sunatullah. Artinya, segala
sesuatu berjalan menurut hukum kekuatan, ukuran, sebab, dan akibat yang telah
digariskan oleh Allah. Kayu mempunyai kemampuan berbeda dengan besi.
Kekuatan tenaga manusia berbeda dibandingkan dengan gajah, matahari, bulan,
bintang, dan planet-planet hingga benda-benda yang terkecil bergerak sesuai
dengan garisnya, dan waktu tak pernah berhenti.
2. Takdir Mua’allaq
Takdir muallaq ialah takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap hamba
diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan dirinya
menjadi lebih baik. Firman Allah SWT:
َُْ َ ٰ َ َ َ َ َ ٰ َّ
‫اّلل لا ُيغ ِ ِّي ُر َما ِبق ْوم حتى ُيغ ِ ِّي ُر ْوا َما ِبانف ِس ِه ْم‬ ‫ِان‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d: 11)
Contoh takdir mua’allaq adalah seseorang anak yang terlahir dari golongan miskin, tetapi
memiliki cita-cita untuk bisa hidup layak di masa depan. Si anak sejak kecil sudah belajar
dengan giat dan terus mempertahankan prestasinya hingga lulus perguruan tinggi. Setelah
itu, dengan kepandaiannya, ia mampu menjadi orang yang beprestasi dalam kerjanya,

32
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

sehingga akhirnya ia mendapatkan dirinya lebih mampu/layak secara duniawi


dibandingkan orangtuanya dulu.

J. Tanda-Tanda Orang Yang Beriman


Jika dikumpulkan ciri-ciri dan tanda khusus orang-orang yang beriman (mukmin) yang
terdapat dalam al-Quran, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Ciri-ciri yang berkaitan dengan akidah
Beriman kepada Allah, Rasul, Kitab-kitab, malaikat, hari akhir, kebangkitan, perhitungan,
surga-neraka, alam ghaib, dan takdir Allah.
2. Ciri-ciri yang berkaitan dengan ibadah
Beribadah kepada Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa,
berhaji, berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya, selalu berzikir, beristighfar,
bertawakkal kepada Allah, dan selalu terbiasa membaca/menderas al-Quran.
3. Ciri-ciri yang terkait dengan hubungan sosial
Berhubungan dengan sesama manusia secara baik, dermawan, kooperatif, bersatu, amar
makruf nahyi ‘anil munkar, memaafkan, mendahulukan kepentingan pihak lain, menjauhi
hal-hal yang tidak berguna, cinta kebaikan dan lain-lain.
4. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan keluarga
Menaati dan berbuat baik terhadap kedua orangtua dan sanak kerabat, mempergauli istri
dengan baik, menolong keluarga dan bersedekah, dan mendidik anak dengan benar.
5. Ciri-ciri Moralitas
Sabar, lapang dada, jujur, adil, amanah, menepati janji, berilmu luas, tawadhu’, berpegang
teguh pada kebenaran, berjiwa kokoh, berkemauan keras, dan mengendalikan diri.
6. Ciri-ciri emosi dan perangai
Mencintai Allah, takut terhadap siksa Allah, mengharapkan rahmat-Nya, mencintai sesama
manusia, menahan amarah, tidak konfrontatif terhadap pihak lain, tidak dengki, berkasih
sayang, dan selalu menyesali dosa.
7. Ciri-ciri intelektual dan keilmuan
Berfikir tentang alam semesta dan ciptaan Allah, mencari ilmu, tidak bersikap apriori,
bebas berpikir, dan berkeyakinan.
8. Ciri-ciri yang terkait dengan kehidupan praktis
Ikhlas bekerja sebaik mungkin dan berusaha keras dalam mencari rizki.
9. Ciri-ciri fisik
Kuat, sehat, menjaga kebersihan, dan suci.

K. Korelasi Iman Dan Takwa


Iman dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam perspektif
teologis, iman terlebih dahulu datang dalam diri seseorang. Iman yang kuat dan berkualitas
tinggi akan melahirkan dorongan untuk memperbanyak amal kebajikan dan ketakwaan.
Sementara itu takwa merupakan puncak kesadaran tertinggi dalam diri orang beriman atas
adanya Allah SWT dan kesadaran yang intens dalam pengamalan ajaran-ajaran-Nya.
Iman adalah unsur dasar yang dibutuhkan oleh manusia untuk dapat meraih derajat takwa.
Karena setiap perbuatan atau amalan yang baik tidak akan diterima oleh Allah tanpa didasari
oleh iman. Semua bentuk ketakwaan seperti shalat, zakat, puasa, dan haji merupakan bagian
dari kesempurnaan iman.

33
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

Keterkaitan antara iman dan takwa ini juga disampaikan oleh Wahab bin Munabbih yang

ُ َّ ْ ُ ُ ْ
mengatakan:
َ َ
ُ ‫ين ُت ُه ال َح َي‬ ْ َّ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ ُ َ ْ
‫ َو َماله ال ِعفة‬، ‫اء‬ ‫ و ِز‬، ‫اسه التق َوى‬ ‫ ولِ ب‬، ‫ال ِإيمان عريان‬
“Iman itu telanjang, dan pakaian iman itu adalah takwa, perhiasannya adalah rasa malu dan
hartanya adalah iffah” (Ibnu Abi Dunya dalam kitab makarim al-akhlaq).
Abdul al-Aziz al-Dairayni menganalogikan iman dan takwa, bagaikan pohon kurma yang
pangkal batangnya tertanam dengan kuat dalam tanah dan daun-daunnya menjulang tinggi ke
langit. Sama halnya dengan iman yang tertanam dengan kuat dalam hati, sedangkan cabangnya
terlihat dalam perilaku manusia yang bersifat amal shaleh yang tidak pernah terhitung
banyaknya.

34
Modul Pekuliahan Pendidikan Agama Islam
Universitas Al-Ghifari Bandung

DAFTAR RUJUKAN

Abas Mansur Tamam (2017), Islamic World View: Paradigma Intelektual Muslim. Jakarta: Spirit
Media Press.
Abdul Hamid Musri, (1997) SDM yang Produktif: Pendekatan al-Quran dan Sains. Jakarta: Gema
Insani Press.
Abu Aunillah al-Baijury, (2015) Buku Pintar Agama Islam. Yogyakarta: DIVA Press
Enzus Tinianus, Zahratul Idami, Ilham Maulana, Fathurahmi, Roly Triwahyudi, dan Rahmad Fadil
(2021) Pendidikan Agama Islam Berbasis General Education. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Faisal Ismail, (2020) Islam yang Produktif: Titik Temu Visi, Keutamaan dan Kebangsaan.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Hamdan Rasyid dan Saeful Hadi El-Shuta (2016), Panduan Muslim Sehari-hari. Jakarta:
WahyuQolbu.
Hamzah Hasan dan Tim Darul Ilmi, (2010) Buku Panduan Lengkap Agama Islam. Jakarta:
QultumMedia.
Ipnu R. Noegroho, (2019) Dasar-dasar memahami Iman, Islam, dan Ihsan. Yogyakarta: Mueeza.
Jamaludin, (2020) Membangun Karakter Bangsa dalam Pandangan Islam. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Rachmat Marado Sugiarto, (2015) Model Pembelajaran Sains Melalui Ayat-ayat Penciptaan
Manusia dalam Perspektif Syeikh Nawawi Banten. Yogyakarta: Maghza Book.
Syafrida dan Dewi Andayani, (2017) Aqidah dan Etika dalam Biologi. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Zahri, (2019) Pokok-Pokok Akidah yang Benar. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

35

Anda mungkin juga menyukai