Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HARI RAYA

GALUNGAN LAN KUNINGAN

OLEH
I KOMANG ADI JAYA SAPUTRA (1)
I NYOMAN DINI SETIAWAN (11)
KOMANG EGI PURWADINANNTA (14)
I KOMANG ERPAN YOGANTARA (16)
KADEK NANDA PUTRA ASTAWA (19)
DEWA GEDE PARWATA OKA NANDA (21)
I WAYAN YUDIARTANA (28)

KELOMPOK
KELAS XI TSM 3
SMK PGRI 2 BADUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata pelajaran Agama Hindu yang membahas
tentang hari raya Galungan dan Kuningan.Memberikan wawasan tentang nilai dan
makna perayaan ini dalam budaya Bali yang kaya.Semoga makalah ini
memperdalam pemahaman tentang Hari raya Galungan Dan Kuningan.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kemenangan Dharma Atas Adharma
2.2 Kehadiran Leluhur
2.3 Perayaan Siklus Alam Semesta
BAB III TRADISI HARI RAYA GALUNGAN LAN KUNINGAN
3.1 Penyelenggaraan Penjor
3.2 Upacara Pemujaan Di Pura
3.3 Makanan Dan Hidangan Khas
BAB IV SIGNIFIKANSI BUDAYA DAN SOSIAL
4.1 Pelestarian Budaya
4.2 Persatuan Keluarga Dan Komunikasi
BAB V PENTUP
5.1 Kesimpulan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Bali, sebuah pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya, memiliki
budaya yang sangat kaya dan khas. Salah satu aspek yang paling mencolok dari
budaya Bali adalah agama Hindu Bali yang unik, yang telah memberikan pondasi
untuk perayaan agama dan budaya yang mendalam, salah satunya adalah Hari
Raya Galungan dan Kuningan. Perayaan ini bukan hanya sekadar rangkaian
upacara keagamaan, tetapi juga mencerminkan makna filosofis, tradisi yang rumit,
serta signifikansi budaya yang dalam.
1.2 Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan makna dan tradisi Hari Raya
Galungan dan Kuningan di Bali, menganalisis signifikansi budaya dan sosialnya,
serta memahami dampak perubahan modern dan globalisasi pada perayaan ini.
BAB III
MAKNA HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN

2.1 Kemenangan Dharma atas Adharma


Hari Raya Galungan adalah awal dari siklus 10 hari perayaan besar yang
menandai kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kejahatan) dalam
kehidupan manusia. Ini adalah konsep dasar dalam agama Hindu Bali yang
menegaskan pentingnya mematuhi prinsip-prinsip moral dalam menjalani
kehidupan.

2.2 Kehadiran Leluhur


Hari Raya Galungan adalah saat leluhur dianggap turun kembali ke dunia untuk
berkunjung kepada keluarganya yang masih hidup. Ini adalah momen penting
dalam perhubungan antara dunia manusia dan dunia roh. Tradisi ini mengajarkan
pentingnya menghormati dan mengenang leluhur, yang diyakini memiliki
pengaruh yang kuat dalam kehidupan keluarga.

2.3 Perayaan Siklus Alam Semesta


Selain aspek-aspek agama dan leluhur, Hari Raya Galungan juga merayakan
perubahan siklus alam semesta. Ini mencerminkan pemahaman yang dalam akan
keterkaitan antara manusia, alam, dan alam semesta yang lebih besar. Pemahaman
ini tercermin dalam tata letak penjor yang melambangkan Gunung Agung sebagai
pusat dunia, serta penggunaan berbagai elemen alam seperti daun kelapa, bambu,
dan bunga sebagai hiasan.
BAB III
TRADISI HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN
3.1 Penyelenggaraan Penjor
Salah satu ciri khas Hari Raya Galungan adalah penjor, yaitu tiang bambu
tinggi yang dihiasi dengan aneka hiasan alam, seperti bunga, daun, dan buah-
buahan. Penjor ini melambangkan Gunung Agung sebagai simbol dunia roh dan
dunia manusia yang saling berkaitan. Penjor adalah hasil karya seni yang rumit dan
menjadi simbol dari kekreatifan masyarakat Bali.

3.2. Upacara Pemujaan di Pura


Selama Hari Raya Galungan dan Kuningan, umat Hindu Bali pergi ke pura
(kuil) untuk bersembahyang dan memberikan persembahan kepada dewa-dewa
mereka serta leluhur yang datang berkunjung. Upacara ini sangat sakral dan
merupakan momen spiritual yang penting dalam kehidupan umat Hindu Bali.

3.3 Makanan dan Hidangan Khas


Selama perayaan ini, hidangan khas Bali seperti ayam betutu, lawar, dan jajan
pasar disiapkan untuk makan bersama keluarga dan teman-teman. Ini adalah
simbol persatuan keluarga dan komunitas, serta menunjukkan kekayaan kuliner
Bali yang lezat.
BAB IV
SIGNIFIKASI BUDAYA DAN SOSIAL

4.1 Pelestarian Budaya


Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah salah satu contoh terbaik tentang
bagaimana budaya Bali tetap terjaga dan dilestarikan. Ini adalah momen ketika
pengetahuan tentang tradisi lama dan norma budaya dialihkan dari generasi tua ke
generasi muda. Pemeliharaan dan perayaan ini memastikan bahwa budaya Bali
terus hidup dan berkembang.

4.2 Persatuan Keluarga dan Komunitas


Perayaan ini memainkan peran penting dalam menjaga persatuan dan solidaritas
dalam keluarga dan komunitas. Ini adalah waktu di mana anggota keluarga
berkumpul, berbagi cerita, dan merayakan hubungan mereka. Selain itu, ini adalah
kesempatan untuk memperkuat ikatan sosial di antara anggota komunitas.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali adalah perayaan yang sarat makna,
menggabungkan unsur-unsur agama, budaya, dan sosial. Perayaan ini
mengingatkan kita akan pentingnya memelihara warisan budaya dan tradisi dalam
era modern yang terus berubah. Dalam perubahan yang terjadi, makna dan nilai-
nilai perayaan ini tetap kuat, memberikan identitas yang kaya dan keberlanjutan
bagi masyarakat Bali. Kesimpulannya, Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah
jendela ke dalam kekayaan budaya dan spiritual Bali yang tetap relevan hingga
hari ini.

Anda mungkin juga menyukai